kehidupan para tokoh dilukiskan dalam suatu gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu.
Dari beberapa pendapat ahli, maka dapat disimpulkan narasi dibedakan atas dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris
berusaha menyampaikan informasi pada pembaca agar pengetahuan pembaca bertambah luas dan pembaca mengetahui kejadian tersebut secara tepat. Narasi
sugestif berisikan perbuatan dan tindakan yang dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa yang kemudian disusun sedemikian rupa sehingga memberikan
makna atas kejadian yang disampaikan.
2.2.2.3 Struktur Karangan Narasi
Menurut Suparno dan Yunus 2002: 4.39-4.44, struktur narasi sebagai tumpuan berpikir bagi terbentuknya karangan narasi. Unsur-unsur tersebut antara
lain: alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan pemilihan detail peristiwa. 1 Alur Plot
Alur dalam narasi merupakan kerangka dasar yang sangat penting. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana
suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden yang lain, bagaimana tokoh- tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu yang terkait
dalam suatu kesatuan waktu. 2 Penokohan
Salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita yang terlibat dalam
suatu peristiwa. Tindakan, peristiwa, kejadian, itu disusun bersama-sama sehingga
mendapatkan kesan atau efek tunggal. Untuk mendapatkan pemusatan kesan itu, perlu diadakan pemilihan dan pembatasan tokoh yang akan bertindak atau yang
akan mengalami peristiwa tau kejadian dalam seluruh narasi. Agar cerita tidak bertele-tele, hendaknya menjalin sekitar satu atau dua orang pelaku saja.
3 Latar Setting Latar adalah tempat dan waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa
yang dialami tokoh. Dalam karangan narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas tempat tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tertentu. Sering kita jumpai
cerita hanya mengisahkan latar secara umum. 4 Sudut Pandang Point of View
Sudut pandang dalam narasi manjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini. Apa pun sudut pandang yang dipilih pengarang akan
menentukan sekali gaya dan corak cerita. Watak dan pribadi si pencerita akan banyak menentukan cerita yang yang dituturkan pembaca.
Jika pencerita narrator berbeda maka detail-detail cerita yang dipilih juga berbeda. Kedudukan narator dalam cerita secara pokok ada empat macam
seperti berikut.
a. Narator serba tahu Omniscient point of view
Dalam kedudukan ini narator bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya. Ia bisa menciptakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi
ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkannya. b.
Narator bertindak objektif Objective point of view Dalam teknik ini pengarang bekerja seperti dalam teknik omniscient, hanya
pengarang sama sekali tak memberi komentar apa pun. Pengarang menceritakan apa yang terjadi, seperti penonton melihat pementasan drama.
Pengarang sama sekali tak mau masuk ke dalam pikiran pelaku. Motif tindakan pelakunya hanya bisa kita nilai dari perbuatan mereka. Dalam hal ini pembaca
sangat diharapkan partisipasinya. Pembaca bebas menafsirkan apa yang diceritakan pengarang.
c. Narator ikut aktif Narrator acting Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita. Kadang-kadang fungsinya
sebagai tokoh sentral. Cara ini tampak dalam penggunaan kata ganti orang pertama aku, saya, kami. Dengan kedudukan demikian narator hanya dapat
melihat dan mendengar apa yang orang biasa dapat melihat dan mendengarnya. Narator kemudian mencatat tentang apa yang dikatakan atau dilakukan tokoh
lain dalam suatu jarak penglihatan dan pendengaran. d. Narator sebagai peninjau
Dalam teknik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian cerita kita ikuti bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita
tentang pendapatnya atau perasaanya sendiri. Jadi, teknik ini berupa penuturan
pengalaman seseorang, si dia. Pelaku utama sudut pandang peninjau ini sering disebut teknik orang ketiga, yang pelakunya disebut pengarang dia.
Dhippa 2009:1 mengemukakan bahwa pokok-pokok narasi adalah sebagai berikut: 1 tema adalah pokok pembicaraan yang mencadi dasar
penceritaan penulis, 2 alur atau plot adalah jalinan cerita, bagaimana cerita itu disusun, sehingga peristiwa demi peristiwa dapat terjalin dengan baik, 3 watak
atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu narasi, 4 suasana berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga
pembaca dapat ikut membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku, dan 5 sudut pandang berhubungan dengan dari mana penulis memandang suatu
peristiwa. Berdasarkan uraian tentang strukutur narasi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa struktur narasi terdiri dari komponen-komponen yang membentuknya, yaitu alur plot, penokohan, latar dan sudut pandang.
2.2.2.4 Langkah-langkah Menulis Karangan Narasi