Karakteristik Demografi Responden Pembahasan

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian, peneliti membahas mengenai karakteristik demodrafi, mekanisme koping, intensitas nyeri dan hubungan mekanisme koping dengan nyeri persalinan kala 1 fase aktif di RSIA Salam Medan.

1. Karakteristik Demografi Responden

Pada penelitian ini lebih dari setangah responden 52,9 berada pada golongan usia remaja akhir dengan rentang umur 17-25 tahun. Keadaan ini sesuai dengan usia muda cendrung dikaitkan dengan kondisi psikologi yang masih labil, yang memicu terjadi terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih berat. Usia juga dipakai sebagai salah satu faktor yang menentukan toleransi terhadap nyeri. Toleransi akan meningkat seiring bertambahnya usia dan pemahaman terhadap nyeri Andarmoyo, 2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut Potter Perry 2006 yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara nyeri dengan seiring bertambahnya usia, yaitu pada tingkat perkembangan. Perbedaan tingkat perkembangan, yang ditemukan diantara kelompok anak-anak dan lanjut usia dapat mempengaruhi bagaimana cara bereaksi terhadap nyeri. Orang dewasa akan mengalami perubahan neurofisiologis dan mungkin mengalami penurunan persepsi sensorik stimulus serta peningkatan ambang nyeri. Dilihat dari segi tingkat pendidikan terakhir, setengah responden tingkat pendidikannya adalah pendidikan tinggi 44,1, sepertiga responden 38,2 dengan tingkat pendidikan menengah, kurang dari seperempat 17,6 dengan tingkat pendidikan dasar.. Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2003, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak bahan, materi, atau pengetahuan yang diperoleh untuk mencapai perubahan tingkah laku yang baik. Hal ini dapat disebabkan responden dengan pendidikan perguruan tinggi mempunyai pengetahuan tentang kesehatan, cara berfikir lebih baik dibandingkan dengan responden berpendidikan SD. Sehingga responden dengan pendidikan tinggi lebih memiliki mekanisme koping berfokus pada masalah. Hasil penelitian ini sesjalan dengan pendapat Flokman dan Lazarus 1985 dalam jurnal Wyllistik noerma sijingga 2010, dalam penelitianya menyimpulkan bahwa subjek dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cendrung menggunakan PFC dalam mengatasi masalah mereka. Seseorang yang semakin tinggi pendidikan yang semakin tinggi akan semakin tinggi pula kompleksitas kognitifnya, demikian pula sebaliknya, hal ini memiliki efek besar terhadap sikap,konsepsi cara berfikir dan tingkah laku individu yang selanjutnya berpengaruh terhadap strategi copingnya.

2. Nyeri Pada Kala 1 Fase Aktif