beralih pada hal lain seperti makanan,minuman, merokok, ataupun menggunakan obat- obatan.
Individu cendrung untuk menggunakan problem-focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurut mereka dapat
dikontrolnya. Sebaliknya, individu cenderung menggunakan emotion- focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurutnya
sulit untuk dikontrol Lazarus dan Flokman,1984 dalam Nasir, 2011. Terkadang individu dapat menguunakan kedua strategi tersebut secara
bersamaan, namaun tidak semua streategi koping pasti di gunakan setiap individu Taylor, 1991 dalam Nasir, 2011.
7. Faktor- faktor yang mempengaruhi strategi coping
Menurut pendapat pendapat McCrae 1984 dalam jurnal yang di buat oleh Wyllistik noerma sijingga 2010 menyatakan bahwa perilaku
menghadapi tekanan adalah suatu proses yang dinamis ketika individu bebas menentukan bentuk perilaku yang sesuai dengan keadaan diri dan pemahaman
terhadap masalah yang dihadapi. Hal ini member pengertian bahwa ada faktor- faktor yang mempengaruhi sehingga individu menentukan bentuk perilaku
tertentu. Faktor- faktor tersebut adalah :
a. Kepribadian Carver, dkk 1989 dalam jurnal Wyllistik noerma sijingga 2010
menyatakan bahwa mengkarateristik kepribadian berdasarkan tipenya. Tipe A dengan cirri-ciri ambisius, kritis terhadap diri sendiri, tidak sabran,
melakukan pekerjaan yang berbeda dalam waktu yang sama, mudah marah dan agresif, akan cendrung menggunakan stategi coping yang berorientasi
Universitas Sumatera Utara
emosi EFC. Sebaliknya seseorang yang berkepribadian tipe B, dengan cirri- cirri suka rileks, tidak terburu-buru, tidak mudah terpancing untuk
marah, berbicarabdan bersikap dengan tenang, serta lebih suka untuk memperluas pengalaman hidup, cendrung menggunakan stategi coping
yang berorientasi pada masalah PFC b. Jenis Kelamin
Menurut penelitian yang dilakukan foklman dan Lazarus 1985 dalam jurnal ditemukan bahwa laki- laki dan perempuan sama-sama
menggunakan kedua bentuk Wyllistik noerma sijingga 2010 mnyatakan bahwa coping yaitu EFCdan PEC. Namun menurut pendapat Billings dan
Moos 1984 wanita lebih cendrung berorientasi pada emosi sedangkan pria lebih beririentasi pada tugas dalam mengatasi masalah, sehingga
wanita diprediksi akan lebih sering menggunakan EFC. c. Tingkat Pendidikan
Menurut Flokman dan Lazarus 1985 dalam jurnal Wyllistik noerma sijingga 2010. dalam penelitianya menyimpulkan bahwa subjek
dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cendrung menggunakan PFC dalam mengatasi masalah mereka. Seseorang yang semakin tinggi
pendidikan yang semakin tinggi akan semakin tinggi pula kompleksitas kognitifnya, demikian pula sebaliknya, hal ini memiliki efek besar
terhadap sikap,konsepsi caraberfikir dan tingkah laku individu yang selanjutnya berpengaruh kepada terhadap strategi copingnya.
d. Konteks lingkungan dan sumber individual
Universitas Sumatera Utara
Foklman dan Lazarus 1985 dalam jurnal Wyllistik noerma sijingga 2010 yaitu sumber-sumber individu seseorang:
pengalaman,persepsi,kemampuan intelektual, kesehatan, kepribadian, pendidikan, dan situasi yang dihadapi sangat menentukan proses
penerimaan suatu stimulus yang kemudian dapat dirasakan sebagai tekanan atauancaman.
e. Status sosial Menurut Westbook dalam Billing dan Moss,1984 dalam jurnal
Wyllistik noerma sijingga 2010 . seseorang dengan situasi ekonomi rendah akan menanpilkan coping yang kurang aktif, kurang realistis, dan
lebih fatal atau menempilkan respon menolak, dibandingkan dengan seseorang yang status ekonominya lebih tinggi.
D. Hubungan Mekanisme Koping Dengan Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif