4.4. Analisis Perbandingan dengan Yurisprudensi Inggris Persona

65 Penggunaan tanah milik Ny. Naning itu, tentu untuk mendirikan bangunan- bangunan yang adalah milik PT. Antik Dimensi, dimana di dalamnya juga ada kepentingan Livio sebagai pemegang saham minoritas, dalam Perjanjian tersebut dinyatakan bahwa biaya sepenuhnya ditanggung oleh PT. Antik Dimensi, yang tidak saja dikuasai oleh sembilan puluh prosen saham dari pihak Mr. Tarantino dan Ny. Naning, tetapi juga ada kepentingan saham minoritas yaitu Livio.

2. 4.4. Analisis Perbandingan dengan Yurisprudensi Inggris Persona

Standi in Judicio Sementara itu, apabila lebih jauh dianalisis secara membandingkan dengan sistem hukum Inggris, baik yang ada di dalam Yurisprudensi negara itu maupun legislasi, mengenai kapankan kepentingan pemegang saham minoritas itu membutuhkan perlindungan oleh hukum dapat dikemukakan sebagai berikut. Studi pustakan di atas memperlihatkan bahwa di Inggris, posisi dari pemegang saham minoritas menurut kaedah hukum yang mengatur mengenai perdagangan internasional dimulai dari munculnya suatu kaedah yang bernama the rule in Foss v Harbottle. Kaedah yang bernama Foss v Harbottle mengandung hukum yang mengatur bahwa manakala ada perbuatan melawan hukum atau kesalahan yang dilakukan terhadap suatu perusahaan maka hanya perusahaan itu sajalah yang mempunyai hak untuk mengajukan gugatan dalam kaitannya dengan perbuatan tersebut. Dalam analsis ketika studi kepustakaan di atas dilakukan, Penuls mengemukakan bahwa di sinilah muncul persoalan 66 bagi pemegang saham minoritas yang dirasakan tidak begitu terlindungi dalam suatu perusahaan oleh ketentuan peraturan yang pernah berlaku. Kasus Foss v Harbottle 67 bermula dari dua orang anggota dari suatu perusahaan yang menggugat lima orang direktur dari perusahaan tersebut sebab para direktur itu telah menjual tanah dengan harga yang sudah di-mark-up atau ditinggikan dari harga normal kepada perusahaan yang mereka nahkodai itu sehingga dengan demikian perusahaan itu mengalami kerugian. Apabila hal itu dibandingkan dengan yang terjadi dalam Putusan 137, memang harus diakui kedua-duanya menyatakan bahwa hal itu merupakan suatu bentuk “perbuatan melawan hukum”. Hanya saja, yang berbeda antara Foss v Harbottle dengan Putusan 137 adalah bahwa dalam Foss v Harbottle anggota perusahaan dalam hal ini pemegang saham pengendali controling shareholders lah yang mempunyai kekuasaan untuk mewakili perusahaan dalam menggugat perusahaan. Sementara dalam Putusan 137, pihak yang ada adalah pihak yang dirugikan secara langsung, dalam hal ini Livio. Tidak dijelaskan di dalam Putusan 137, kedudukan Livio ketika dia mengajukan gugatan terhadap kedua pemegang saham, dalam hal ini gabungan antara pemegang saham minoritas lainnya dan pemegang saham pengendali Ny. Naning dan Mr. Tarantino, apakah dia berkedudukan sebagai anggota, shareholders ataukah Livio sendiri, terlepas dari kedudukannya sebagai pemegang saham. Di tengah kekaburan dubious 67 1843 2 Hare 461. Dikutip dari Jeferson Kameo, Hasil Penelitian Ilmiah yang tidak mau Dipublikasikan. 67 seperti itu, maka apabila kaedah yang ada di dalam Putusan 137 ditransposisikan kepada Foss v Harbottle, maka Yurisprudensi Inggris itu sangat menolong, dalam hal ini memastikan bahwa dalam Putusan 137 itu Livio berkedudukan sebagai pemegang saham, dan dalam hal ini relevan, yaitu bahwa Livio adalah pemegang saham minoritas. Dalam terang perspektif Foss v Harbottle seperti itu, apa yang ada di dalam Putusan 137, menurut pendapat Penulis, jauh lebih maju jika dibandingkan dengan kaedah yang dibangun dalam sistem hukum Inggris. Kemajuan itu adalah bahwa dalam sistem Putusan 137, si pemegang saham minoritas mempunyai persona standi in judicio, tanpa harus menggunakan Re, seperti yang ada di dalam putusan-putusan setelah Foss v Harbottle diterobos. Dalam sistem Re, seperti putusan-putusan setelah Foss v Harbottle yang hendak membenahi Yurisprudensi itu, si pemegang saham minoritas yang merasa dirugikan harus meminta kepada pemegang saham pengendali untuk mewakili dirinya Foss v Harbottle, sedangkan dalam putusan-putusan setelah Foss v Harbottle pemegang saham minoritas harus meminta kepada hakim terlebih dahulu untuk memperoleh persona standi in judicio.

2.4.5. Isu Sekitar Justifikasi Hak terhadap Pemegang Saham Minoritas