18 diri di dalam putusan-putusan satuan amatan Skripsi dan Penelitian ini yang
digambarkan setelah
uraian kepustakaan
mengenai konsep-konsep
perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham minoritas tersebut. Tentang bagaimana
keberadaan hak-hak
pemegang saham
minoritas itu
memanifestasikan diri di dalam putusan-putusan yang telah digambarkan terlebih dahulu tersebut, terutama bagaimana prinsip-prinsip hukum yang
berkaitan dengan hak-hak pemegang saham minoritas memanifestasikan diri
di dalam Putusan 137, dalam Bab ini, hal itu Penulis tempatkan di bawah
judul analisis hak-hak pemegang saham minoritas. Hanya saja, berikut di bawah ini, bagaimana kepustakaan hukum di Indonesia jika ada membahas
aspek perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan ketentuan hukum perdagangan atau bisnis internasional mengatur mengenai hal tersebut.
2.1. Konsep Hak terhadap Pemegang Saham Minoritas
Secara leksikal, yaitu pengertian terhadap apa yang disebut sebagai pemegang saham minoritas dalam kamus hukum, dirumuskan sebagai:
“Those stockholders of a corporation who hold so few shares in relation to the total outstanding that they are unable to control the
management of the corporation or to elect d irectors”
19
Dapat diterjemahkan, mereka pemegang saham dari suatu perusahaan yang
memiliki atau memegang begitu sedikit saham jika dibandingkan dengan total saham seluruhnya ditambah lagi mereka tidak dapat
mengontrol manajemen perusahaan atau pengangkatan direktur
19
Black, Henry Campbell, “Black’s Law Dictionary”, St Paul Minn: West Publishing Co., 1990. hlm., 997.
19 Dalam kaitan dengan apa yang baru saja dikemukakan Penulis di atas,
kepentingan pemegang saham mayoritas dengan kepentingan pemegang saham minoritas dalam suatu perseroan terbatas seringkali bertentangan satu
dengan yang lain. Ada pendapat bahwa pertentangan kepentingan antara kedua kelas pemegang saham perseroan terbatas tersebut adalah faktor utama
yang menyebabkan hak pemegang saham minoritas dalam suatu perusahaan seringkali diabaikan bahkan dirugikan. Untuk menjaga kedua belah pihak,
dalam hal ini pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas agar tidak saling merugikan, kepustakaan dalam ilmu hukum mengenal prinsip
“Mayority Rule Minority Protection.”
Menurut prinsip ini, yang memerintah the ruler di dalam perseroan tetap pihak pemegang saham mayoritas, tetapi kekuasaan pihak pemegang
saham mayoritas tersebut haruslah dijalankan dengan selalu melindungi to protect pihak pemegang saham minoritas
20
. Berlandaskan prinsip majority rule minority protection sebagaimana
telah Penulis kemukakan di atas, maka literatur hukum kemudian memerinci beberapa hak pemegang saham minoritas. Hak pemegang saham minoritas
yang pertama, hak positif. Hak seperti itu dimengerti sebagai pemegang saham minoritas diberikan kesempatan untuk mengambil inisiatif-inisiatif
tertentu sehingga
pelaksanaan bisnis
perusahaan tidak
merugikan kepentingannya. Selanjutnya hak yang kedua yaitu hak negatif.
20
Dr. Munir Fuady, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, CV. Utomo, Bandung, 2005. hlm., 89.
20 Dalam kategori hak seperti itu pemegang saham minoritas diberikan
hak untuk memblokirmenghambatmemveto terhadap tindakan-tindakan tertentu yang diambil oleh perusahaan yang merugikan kepentungan
pemegang saham minoritas. Kategori ketiga yaitu hak normalisasi, pihak pemegang saham minoritas diberikan hak untuk memaksa perusahaan untuk
menuruti ketentuan yang ada dalam peraturan perundang-unndangan atau dalam anggaran dasar perusahaan.
Kategori keempat hak kompensasi, jika terjadi tindakan yang merugikan pemegang saham minoritas, maka kepada pemegang saham
minoritas tersebut tidak diberikan hak untuk menghambat atau memblokir tindakan perusahaan meskipun dengan tindakan perseroan tersebut,
kepentingan pemegang saham minoritas akan dirugikan
21
.
21
Dr. Munir Fuady, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, CV. Utomo, Bandung, 2005. hlm., 93-94.
21
2.2. Perspektif Hukum Perdagangan Internasional Melindungi Saham Minoritas