Remedy, Bentuk Perlindungan Bagi Pemegang Saham Minoritas

53 mengikat dan yang harus dilindungi 57 . Oleh karenanya adalah beralasan apabila berdasarkan hukum, akta perjanjian, akta notaris No. 1 tanggal 01 Februaru 2001 58 yang dibuat di hadapan Notaris Dra. Jesicca Linjani SH tersebut untuk dinyatakan sah. Majelis Hakim mengabulkan tuntutan pihak Livio sebagai pihak yang merupakan pemegang saham minoritas.

2.3.3. Remedy, Bentuk Perlindungan Bagi Pemegang Saham Minoritas

Suatu hal menarik yang perlu dikemukakan di sini sehubungan dengan aspek perlindungan terhadap pemegang saham minoritas adalah aspek ganti kerugian atau remedy. Majelis hakim mempertimbangkan bahwa walaupun suatu kerugian yang timbul karena keberadaan suatu perkara aquo dan tidak dapat dimintakan terhadap pihak lawan, namun secara kasuistis tuntutan ganti kerugian dimaksud dapat dinilai dari sisi kepatutan dan kewajaran. Menurut Majelis Hakim dalam Putusan 137 tersebut, karena dalam perkkara itu ada perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Ny. Naning dan Mr. Tarantino, maka sebagai kompensasi hukum atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan, dan karena ada tuntutan ganti kerugian yang dituntut oleh pihak Livio, yang dalam hal ini harus dibaca sebagai kepentingan pemegang saham minoritas, maka Majelis Hakim dalam Putusan 137 itu melihat atau menilai bahwa adalah sesuatu yang patut dan wajar dan karenanya menurut Majelis Hakim Pengadilan Negeri di Provinsi Jawa 57 Konteks penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah dalam bidang hukum ini, maka hal itu harus dilihat sebagai perlindungan terhadap pemegang saham minoritas, yang analisisnya akan dikemukakan Penulis dalam bagian analisis. 58 Ibid. 54 Tengah itu memandangnya sebagai beralasan untuk mengabulkan tuntutan ganti rugi tersebut dan memberikan remedy berupa ganti rugi. Dalam bahasa Inggris hukum, hal ini dikenal dengan damage. Mengenai tuntutan pihak Livio, dalam hal ini harus dilihat sebagai tuntutan pemegang saham minoritas, yaitu tuntutan tentang putusan serta- merta, ditolak oleh majelis hakim. Majelis hakim beralasan bahwa tuntutan serta-merta itu tidak memenuhi persyaratan yang dikehendaki oleh Pasal 180 HIR. Selanjutnya, mengingat gugatan pihak Livio dikabulkan sebagian, maka biaya perkara dibebankan kepada Ny. Naning dan Mr. Tarantino. Para Majelis hakim, berdasarkan perhatian mereka terhadap pasal- pasal dan peraturan-peraturan hukum yang bersangkutan kemudian pada waktu itu mengadili bahwa mereka mengabulkan gugatan pihak Livio untuk sebagian dan menyatakan menurut hukum bahwa perbuatan Ny. Naning dan Mr. Tarantino di atas adalah perbuatan melawan hukum PMH. Atas dasar itu Majelis Hakim juga mengatakan tidak sah dan batal demi hukum akata Nomor 12 dan 13 tanggal 14 Desember 2001 yang dibuat di hadapan Subiyanto Putro, SH., Notaris di Semarang dengan segala akibat hukumnya. Majelis hakim juga menyatakan sah menurut hukum akta No.: 1 tertanggal 01 Februari 2001 tentangg Perjanjian yang dibuat di hadapan Dra. Jessica Linjani, SH., Notaris di Ungaran. Dalam Putusan 137 tersebut, Majelis Hakim kemudian menghukum Ny. Naning dan Mr. Tarantino untuk membayar ganti rugi terhadap penggugat lima puluh juta rupiah. 55 Ganti kerugian atau dalam koneks penulisan karya tulis ini harus dibaca sebagai ganti kerugian dalam rangka memulihkan hak-hak dan kepentingan pemegang saham minoritas itu terdiri dari kerugian immateriil sebesar dua puluh lima juta rupiah dan materiil sebesar dua puluh lima juta rupiah. Majelis Hakim juga menghukum Ny. Naning dan Mr. Tarantino untuk membayar ongkos biaya perkara sebesar dua ratus enam puluh sembilan ribu rupiah. Selebihnya majelis hakim menolak gugatan pihak Livio untuk selain dan selebihnya.

2.4. Analisis Kaedah Hak Hukum terhadap Pemegang Saham Minoritas