Kaedah Foos v Harbottle

28

2.2.3. Kaedah Foos v Harbottle

30 Hukum Transaksi Bisnis Internasional Posisi dari pemegang saham minoritas menurut kaedah hukum yang mengatur mengenai perdagangan internasional dimulai dari munculnya suatu kaedah yang bernama the rule in Foss v Harbottle. Kaedah yang bernama Foss v Harbottle mengandung hukum yang mengatur bahwa manakala ada perbuatan melawan hukum atau kesalahan yang dilakukan terhadap suatu perusahaan maka hanya perusahaan itu sajalah yang mempunyai hak untuk mengajukan gugatan dalam kaitannya dengan perbuatan tersebut. Di sinilah muncul persoalan bagi pemegang saham minoritas yang dirasakan tidak begitu terlindungi dalam suatu perusahaan oleh ketentuan peraturan yang pernah berlaku. Kasus Foss v Harbottle 31 bermula dari dua orang anggota dari suatu perusahaan yang menggugat lima orang direktur dari perusahaan tersebut sebab para direktur itu telah menjual tanah dengan harga yang sudah dimark-up atau ditinggikan dari harga normal kepada perusahaan yang mereka nahkodai itu sehingga dengan demikian perusahaan itu mengalami kerugian. Aturan yang mengunci hak pemegang saham minoritas di balik Foss v Harbottle adalah bahwa pemegang saham yang dua itu tidak mempunyai hak untuk mengajukan gugatan. Kaedah itu lebih jauh menandasakan bahwa apabila para direktur dari perusahaan itu sudah melakukan kesalahan yang 30 Jeferson Kameo, Ibid. 31 1843 2 Hare 461. Dikutip dari Jeferson Kameo, Hasil Penelitian Ilmiah yang tidak mau Dipublikasikan. 29 merugikan perusahaan itu maka hak untuk mengajukan gugatan atas pihak yang merugikan perusahaan itu terletak pada perusahaan yang bersangkutan. Apa yang merugikan pemegang saham minoritas adalah bahwa perusahaan yang bersangkutan sangat tidak mungkin melakukan gugatan seperti itu sebab perusahaan itu dikendalikan oleh para direktur yang didugat oleh kedua orang pemegang saham yang berbuat curang the very directors who had cheated it, sebagaimana telah dikemukakan di atas. Memang, ada pendapat bahwa Foss v Harbottle mengandung manfaat, dalam hal ini akan mencegah diajukannya banyak gugatanyang akan dilancarkan kepada perusahaan seperti dalam kasus Foss v Harbottle. Ada pendapat bahwa apabila setiap orang di dalam suatu perusahaan memperoleh hak dari hukum untuk mengajukan gugatan atas suatu dugaan adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan terhadap perusahaan yang bersangkutan maka apa yang terjadi adalah akan banyak sekali jumlah gugatan yang berpotensi muncul sebagaimana terjadi di dalam kasus Foss v Harbottle. Peristiwa itu kemudian memunculkan tuntutan akan adanya perlindungan terhadap pemegang saham minoritas yang juga dibicarakan oleh Penulis sebagai karya tulis kesarjanaan Penulis dalam Skripsi ini. Di Inggris dan di dunia internasional, sebagaimana penelitian individual yang tidak dipublikasikan yang dilakukan oleh Jeferson Kameo menemukan Foss v Harbottle telah mentriger munculnya berbagai keputusan 30 pengadilan dan produk peraturan legislatif yang didikte oleh hukum perdagangan internasional dan dikenal secara populer dengan hukum transaksi bisnis internasional disusun atas keprihatinan yang dilihat di dalam Foss v Harbottle. Aturan-aturan yang memberikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas, yang juga telah menjadi keprihatinan Tri Budiono dan Rudhi Prasetya perlu dimunculkan di dalam sistem hukum Indonesia sebagaimana telah Penulis kemukakan di atas akan digambarkan di bawah ini.

2.2.4. Isu Hak Saham Minoritas dalam Yurisprudensi Tetap dan Legislasi