disimpulkan bahwa lagu adalah melodi pokok yang tersusun dalam ruang-ruang birama.
Untuk memahami sebuah lagu lebih dalam, maka diperlukan kemampuan untuk menganalisis lagu tersebut secara detil. Hal-hal yang perlu dianalisis dalam
sebuah lagu adalah bentuk dan struktur lagu. Struktur lagu bisa dipahami sebagai unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah lagu. Secara garis besar, unsur-unsur yang
terdapat dalam sebuah lagu yaitu:
1. Irama
Muttaqin 2008: 101 menyatakan bahwa irama adalah susunan di antara durasi nada-nada yang pendek dan panjang, nada-nada yang bertekanan dan yang
tidak bertekanan, menurut pola tertentu yang berulang-ulang. Menurut Sumaryo dalam Joseph, 2005: 52, irama secara populer adalah unsur-unsur dalam musik
sebagai pembagian berlangsungnya waktu yang memberi pernyataan hisup kepada musik, irama musik terasa mempunyai gerak. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa irama adalah susunan panjang pendeknya not-not yang berurutan dalam tempo yang tetap dan pola tertentu yang berulang-ulang.
2. Melodi
Melodi merupakan salah satu unsur yang membentuk sebuah lagu. Rochani 2012: 2 menyatakan bahwa melodi merupakan gerak keseluruhan dari nada-nada
dalam sebuah lagu. Di lain bagian, Tagg 2015: 9 menyatakan bahwa “Melodic is
part of music that have aspect like register; pitch range; rhythmic motifs; tonaity,
contour; timbre ”. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
melodi memiiki unsur ritme dan nada yang tersusun dan bergerak secara keseluruhan dalam sebuah lagu. Menurut Rochani 2012: 3 unsur-unsur yang terdapat dalam
sebuah melodi antara lain adalah motif dan frase. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait unsur-usur dalam sebuah melodi:
a. Motif
Istilah motif dalam musik merupakan bagian terkecil dan kalimat musik yang sudah memiliki arti Joseph, 2005: 59. Menurut Prier 2013: 3, motif lagu adalah
unsur lagu yang terdiri atas sejumlah nada yang dipersatukan dengan suatu gagasan ide. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motif adalah bagian
terkecil dalam musik yang dipersatukan dalam satu gagasan ide. Biasanya motif lagu diulang-ulang dan divariasi. Secara normal, sebuah motif lagu memenuhi dua
ruang birama. Menurut Prier 2013: 27-33 terdapat tujuh cara untuk pengolahan motif, antara lain:
1. Ulangan harafiah
Ulangan harafiah merupakan ulangan motif yang tidak disertai perubahan apa pun, dimana motif satu dengan motif yang diulang sama persis. Tujuan dari ulangan
harafiah adalah untuk menegaskan suatu kesan yang ingin disampaikan dalam lagu. 2. Ulangan pada tingkat lain sekuens
Sekuens memiliki dua kemungkinan: Sekuens naik: Sebuah motif yang diulang pada tingkat nada yang lebih tinggi. Dalam pengembangan motif ini nada
harus disesuaikan dengan tangga nada dan harmoni lagu, sehingga beberapa interval
mengalami perubahan. Meskipun demikian, motif asli dengan mudah dapat dikenali. Sekuens turun: Sebuah motif yang diulang pada tingkat nada yang rendah.
3. Pembesaran Interval augmentation of the ambitus
Pembesaran interval merupakan pengolahan motif dimana salah satu interval dalam lagu dapat diperbesar saat diulang. Tujuan dari pembesaran interval ini adalah
untuk menciptakan suatu peningkatan ketegangan. Kalimat pengolahan motif seperti ini bias
anya dijumpai di bagian pertanyaan kalimat atau juga pada ulangan kalimat A’ dalam lagu A B A’.
4. Pemerkecilan Interval diminuation of the ambitus
Pemerkecilan interval merupakan pengolahan motif dimana salah satu interval dalam lagu dapat diperkecil saat diulang. Namun pengolahan ini mengurangi
ketegangan, maka biasanya terdapat di kalimat jawaban. Sebuah interval dapat diperkecil sampai menjadi ‘nol’ prim hingga melodinya menghilang dan tinggal
unsur irama saja. Berbeda dengan pembesaran interval, biasanya pemerkecilan interval tidak terjadi berulang-ulang. Hal ini pun biasanya tidak terjadi dalam satu
kalimat, tetapi dengan jarak yang tertentu. 5.
Pembalikan inversion Dalam pembalikan, setiap interval naik dapat dijadikan interval turun dan
setiap interval dalam motif asli yang menuju ke bawah, dalam pembalikannya diarahkan ke atas. Bila pembalikannya bebas, maka besarnya interval tidak
dipertahankan, tetapi disesuaikan dengan harmoni lagu, asalkan arah melodi tetap terbalik dengan arah melodi dalam motif asli.
6. Pembesaran nilai nada augmentation of the value
Pembesaran nilai nada merupakan pengolahan motif dimana masing-masing nilai nada digandakan. Pembesaran nilai nada dapat mempengaruhi tempo lagu,
sehingga tempo dapat menjadi lambat atau lebih cepat. Pengolahan seperti ini sering terjadi dalam musik instrumental.
7. Pemerkecilan nilai nada diminuation of the value
Dalam pemerkecilan nilai nada, nilai nada dibagi menjadi dua dengan nada- nada melodi tetap sama. Pemerkecilan nilai nada ini mempengaruhi irama sebuah
lagu.. Pengolahan motif ini juga sering dijumpai dalam musik instrumental.
Berdasarkan uraian tentang tujuh cara dalam pengolahan motif tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan mengolah nilai nada, tingkatan nada, interval,
dan pembalikan, dapat menghasilkan beragam musik yang berbeda. Berbagai macam cara pengolahan motif ini juga berperan penting dalam mempertegas pesan atau kesan
suatu musik. Dengan adanya pengolahan motif maka musik akan menjadi lebih menarik.
b. Frase
Frase dapat diartikan sebagai suatu seksi dalam suatu alur musikal yang merupakan satu kesatuan unit terpendek yang diakhiri oleh kadens Muttaqin, 2008:
125. Di lain pihak, Joseph 2005: 59 menyatakan bahwa istilah frase dalam musik merupakan gabungan beberapa motif menjadi satu. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa frase adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa motif dan
diakhiri oleh sebuah kadens. Frase memiliki dua fungsi yaitu sebagai kalimat pertanyaan dan kalimat jawaban.
3. Harmoni