puisi dengan cara dilagukan. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa musikalisasi puisi adalah salah satu cara membacakan puisi
dengan cara dilagukan atau diiringi musik. Menurut beberapa catatan, istilah musikalisasi puisi dimunculkan pertama kali oleh beberapa penyair dan musikus di
Yogyakarta pada awal 1970. Nama-nama yang dikenal melalui pertunjukan musikalisasi puisi diantara lain, Deded El Murad, Emha Ainun Nadjib, Ebiet G. Ade,
dan Ary Sudibyo Salad, 2012: 102.
E. Makna Denotatif dan Konotatif
Denotatif dan konotatif termasuk dalam diksi atau gaya bahasa. Makna denotatif dan konotatif dibedakan berdasarkan pada ada atau tidaknya nilai rasa.
Denotatif dan konotatif dapat berbentuk kata maupun kalimat Widjono, 2007: 104. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang makna denotatif dan konotatif.
1. Makna Denotatif
Makna denotatif dikenal sebagai bagian dari diksi atau gaya bahasa. Widjono 2007: 105 menyatakan bahwa makna denotatif adalah
… Kata yang lebih menekankan tidak adanya nilai rasa. Makna denotatif biasanya disebut makna konseptual, makna sebenarnya, dan makna lugas.
Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi pengamatan menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau
pengalaman yang berhubungan dengan informasi data. Makna sebenarnya adalah makna sebenarnya kata, misal, kata kursi yaitu tempat duduk yang
berkaki empat. Makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias.
Pengertian tersebut menandakan bahwa makna denotatif merupakan makna yang sebenarnya dari sebuah kata. Di lain pihak, Putrayasa 2007: 10 berpendapat
bahwa denotatif adalah sebuah kata yang hanya mengacu pada makna dasar. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa makna denotatif adalah
sebuah kata yang mengacu pada makna sebenarnya. Contoh kalimat denotatif: setiap hari ibu selalu merawat bunga di pekarangan depan rumah. Kata bunga dalam kalimat
tersebut merujuk pada tumbuhan bunga.
2. Makna Konotatif
Makna konotatif berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Putrayasa 2007: 10 berpendapat bahwa, “makna konotasi dibedakan atas dua bagian, yaitu
konotasi positif dan konotasi negatif. Konotasi positif berarti makna tambahan yang bernilai rasa tinggi, sedangkan konotasi negatif adalah makna tambahan yang bernilai
rasa rendah.” Menurut Widjono 2007: 106, makna konotasi cenderung bersifat subyektif dan lebih banyak digunakan dalam situasi tidak formal. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa makna konotasi adalah makna kias yang dapat bernilai positif maupun negatif tergantung dengan nilai cita rasanya.
Contoh kalimat konotatif: Bunga desa tersebut telah dipinang oleh pemuda dari pulau seberang. Kata bunga pada kalimat tersebut merujuk pada gadis cantik.
F. Hermeneutika