Persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang.

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP

IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA

KESEJAHTERAAN SOSIAL OLEH PEMERINTAH

KECAMATAN MEDAN SELAYANG

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sosial

OLEH :

SEFTIANI HARAHAP

040902001

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

SEFTIANI HARAHAP

040902001

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI

PROGRAM KERJA KESEJAHTERAAN SOSIAL OLEH

PEMERINTAH KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Adapun judul dari penelitian ini adalah: Persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang. Di masa sekarang kemiskinan dikenal sebagai tiadanya kemampuan untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan pokok. Tidak terpenuhinya kebutuhan pokok merupakan bentuk tidak adanya kesejahteraan manusia dan akan mengarah pada timbulnya berbagai masalah baru pada kehidupan manusia. Dalam hal tersebut maka diperlukan adanya suatu implementasi program kerja dimana lemahnya implementasi program banyak inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah kiranya perlu melakukan evaluasi. Pemerintah sebagai lembaga yang mempunyai fungsi membuat dan mengawasi peraturan tentunya harus mengetahui secara cermat peraturan dan kebijakan apa yang pantas dibuat untuk kesejahteraan masyarakat. Masyarakat Kecamatan Medan Selayang sama seperti manusia lainnya yang juga berhak atas untuk mendapatkan kehidupan yang layak, untuk itu diperlukan terimplementasinya program kerja oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang dengan baik terhadap masyarakatnya, sehingga peneliti mencoba mengetahui persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menerima program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dan program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) di kecamatan Medan Selayang sebanyak 92 responden dengan teknik cluster random sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan data primer berupa angket dan data skunder dengan mengutip dari laporan–laporan penelitian, jurnal–jurnal yang dapat mendukung terlaksananya penelitian.

Setelah dilakukan penelitian, maka dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah Kecamatan Medan Selayang adalah baik, ini terliahat dari ukuran diantaranya: persyaratan untuk memperoleh program tersebut, prosedur serta hasil yang dicapai dari program yang dijalankan.


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan berkah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta salawat dan salam kepada Rasulullah SAW. Adapun judul dari skripsi ini adalah Persepsi Masyarakat terhadap Implementasi Program Kerja Kesejahteraan Sosial oleh Pemerintah Kecamatan Medan Selayang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih dan rasa hormat penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Purn. Pelda Abdul Hakim Harahap dan Ibunda Nursaimah Siregar atas segala dukungannya berupa moril, materil dan doa dan juga buat saudara–saudaraku tersayang kakanda Sorry Kase Rellyana Harahap, Amk, adinda Sri Indah Wahyuni Harahap dan adinda Siska Rafi Harahap si imoet yang cengenk yang suka buat masalah.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, nasehat dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si selaku Ketua Departemen, Dosen Wali sekaligus Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan maupun saran.


(4)

3. Bapak M. Reza Hanafi, S.STP, MAP selaku Camatan Medan Selayang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

4. Bapak Drs. Lilik, Selaku Ketua seksi Pelayanan Umum Pemerintahan Kecamatan Medan Selayang yang telah banyak memberikan bantuan dan saran dan menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Lukman Hussein selaku kepala seksi Kesejahteraan Sosial dan ibu Hj. Nur’Aimah selaku staf seksi Kesejahteraan sosial pemerintah kecamatan Medan Selayang yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh lurah kecamatan Medan Selayang, terutama kepada bapak Achyaruddin, S.Sos Selaku lurah Tanjung Sari, bapak Salamuddin selaku lurah PB. Selayang II dan bapak Erwinsyah Putra Nasution, STP. selaku lurah Sempakata yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

7. Seluruh Kepala Lingkungan yang ada di kecamatan Medan Selayang, teutama kepada bapak Misman kepling III Tanjung Sari, ibu Sri R Purwati Kepling XI PB. Selayang II, bapak Nuah Sitepu Kepling XVI PB. Selayang II dan bapak Lias Kepling III Sempakata yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Seluruh Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial (Kessos) dan Dosen USU lainnya yang pernah mendidik, membagi ilmu dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.


(5)

9. Tuk “Saskia and The Gank Kessos’04” teman seperjuanganku dikala suka dan duka ada Irma si penolong yang biasa kami sebut Irma ZORRO, Tanti teman bertukar pikiran, Dian yang paling lama Loadingnya, Uci yang baik dan paling gampang untuk dimintai bantuannya, Hikmah yang super panik dan Dina yang paling Cuekkk. I Love U all, S’moga Persahabatan Q-ta abadi selamanya………. 10. Tuk rekan–rekan Mahasiswa Kessos, khususnya Stambuk’04 : Riko,

Mimin, Ilham, Yono, Teguh, Fajar, Anggiat, Yono si Klaten, Dedek, Januardi, Mirza dll yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

11. Tuk Fera Hariani Nst, temanku dari SMU sampai sekarang, makasih ya Fer atas bantuannya…..

12. Tuk Liza teman sejak SD Sampai sekarang juga Makasih banyak atas dukungannya.

13. Tuk rekan–rekan Mahasiswa Politik’04, Terutama buat Irna _Delahoy, Amel, Lia si Kecil dan Heni, makasih ya semangatnya………..

14. Tuk teman–teman kostku : Devi yang juga akan nyusul, adikku Rita, Limah, Mi2, K’Lela, K’Evi, Tari, Rina, Wi2’, Yuan, Wulan dan si Puspa meonk..makasih ya semuanya……

15. Tuk K’Titien, S.Sos dan Bang Faizal, S.sos yang juga turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

16. Tuk kakanda Dra. Sofhia Siregar yang juga memberikan dukungan selama menjalani perkuliahan.

17. Serta Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(6)

Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan berkah–Nya kepada kita semua, Amin…

Medan, Februari 2008

Penulis

SEFTIANI HARAHAP 040902001


(7)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan dan Manfaat ... 6

1.5 Sistematika penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi ... 8

2.2 Pengertian Masyarakat ... 9

2.3 Pengertian Implementasi ... 9

2.4 Pengertian Kebijakan ... 10

2.5 Pengertian Program ... 11

2.6 Konsep Kesejahteraan Sosial 2.6.1 Defenisi Kesejahteraan Sosial ... 16


(8)

2.6.3 Tujuan Kesejahteraan Sosial ... 19

2.6.4 Fungsi Kesejahteraan Sosial ... 20

2.7 Usaha Kesejahteraan Sosial ... 21

2.8 Pengertian Pelayanan Kesejahteraan Sosial ... 23

2.9 Pengertian Kecamatan ... 23

2.10 Uraian tentang Progam Kerja Kesejahteraan Sosial oleh Pemerintah Kecamatan Medan Selayang 2.10.1 Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 24

2.10.2 Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) ... 25

2.10.3 Pelayanan Bagi Penderita HIV/AIDS ... 26

2.10.4 Penanggulangan terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba (Narkotika, Psikotoropika, Zat Adiktif ... 26

2.10.5 Karang Taruna ... 27

2.10.6 Musabaqoh Tilawatul Qur’an ... 27

2.10.7 Pelaksanaan Program Lanjut usia (Lansia) ... 27

2.10.8 Pasar Murah ... 28

2.10.9 Pemberian Bantuan Terhadap Mesjid dan Mushollah ... 28

2.11 Kerangka Pemikiran ... 29

2.12 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.12.1 Defenisi Konsep ... 31


(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian ... 34

3.2 Lokasi Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi ... 34

3.3.2 Sampel ... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5 Teknik Analisa Data ... 37

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang ... 38

4.2 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang ... 39

4.3 Visi dan Misi Kecamatan Medan Selayang 4.3.1 Visi ... 40

4.3.2 Misi ... 40

4.3.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan Medan Selayang ... 40

4.5 Konsep Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Camat 4.5.1 Tugas Pokok ... 42

4.5.2 Fungsi ... 42

4.5.3 Sekretaris Kecamatan ... 43

4.5.4 Seksi Pemerintahan ... 45

4.5.5 Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum ... 46

4.5.6 Seksi Pemberdayaan Masyarakat ... 47

4.5.7 Seksi Pelayanan Umum... 48

4.5.8 Seksi Kesejahteraan Sosial ... 49


(10)

4.6 Uraian Program Kerja Kesejahteraan Sosial oleh Pemerintah Kecamatan Medan Selayang yang diteliti

4.6.1 Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 51

4.6.2 Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)... 51

4.7 Kependudukan Kecamatan Medan Selayang 4.7.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 52

4.7.2 Sex Ratio ... 52

4.7.3 Tenaga Kerja ... 53

4.7.4 Agama ... 53

4.7.5 Etnis ... 53

BAB V ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Responden ... 54

5.2 Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 61

5.3 Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)... 77

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 88

6.2 Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(11)

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

2.Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 56

3.Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 57

4.Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 58

5.Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan... 59

6.Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 60

7.Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden tentang Pengetahuan Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 61

8.Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden tentang Pertama kalinya Informasi diperoleh ... 62

9.Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden tentang Pengetahuan Persyaratan untuk Memperoleh ProgramBeras untuk Keluarga Miskin (Raskin)... 63

10.Tabel 10. Distribusi Jawaban Responden tentang Asal Informasi Persyaratan untuk Memperoleh Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 64

11.Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden tentang Prosedur untuk Mendapatkan Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 65

12. Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden tentang Proses Penyaluran Bantuan pada Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 66


(13)

13. Tabel 13. Distribusi Jawaban Responden mengenai Adanya Sosialisasi

tentang Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 67 14.Tabel 14. Distribusi Jawaban Responden tentang Kemanfaatan Program

Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 68 15.Tabel 15. Distribusi Jawaban Responden mengenai Pelaksanaan Program

Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) Secara Umum ... 69 16.Tabel 16. Distribusi Jawaban Responden tentang Kelanjutan Program Beras

untuk Keluaga Miskin (Raskin) ... 70 17.Tabel 17. Distribusi Jawaban Responden mengenai Perbaikan Program

Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 71 18.Tabel 18. Distribusi Jawaban Responden tentang Sisi dari Program yang

Perlu diperbaiki ... 72 19.Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden tentang Penyimpangan dalam

Pelaksanaan Program Beras untuk Keluarga Miskin ... 74 20.Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden tentang Dukungan Adanya

Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) ... 76 21.Tabel 21. Distribusi Jawaban Responden tentang Pengetahuan Program

Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) ... 77 22.Tabel 22. Distribusi Jawaban Responden Pertama kalinya Informasi

Program diperoleh ... 78 23.Tabel 23. Distribusi Jawaban Responden tentang Pengetahuan

Persyaratan Memperoleh Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) ... 79


(14)

24.Tabel 24. Distribusi Jawaban Responden tentang Asal Informasi Persyaratan untuk Memperoleh Program Asuransi Kesehatan

Keluarga Miskin (Askeskin) ... 80 25.Tabel 25. Distribusi Jawaban Responden tentang Prosedur untuk

Mendapatkan Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin

(Askeskin) ... 81 26.Tabel 26. Distribusi Jawaban Responden mengenai Adanya Sosialisasi

tentang program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin ... 83 27.Tabel 27. Distribusi Jawaban Responden tentang Kemanfaatan Program

Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) ... 85 28.Tabel 28. Distribusi Jawaban Responden tentang Penyimpangan

Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) ... 86 29.Tabel 29. Distribusi Jawaban Responden tentang Dukungan Adanya


(15)

ABSTRAKSI

SEFTIANI HARAHAP

040902001

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI

PROGRAM KERJA KESEJAHTERAAN SOSIAL OLEH

PEMERINTAH KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Adapun judul dari penelitian ini adalah: Persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang. Di masa sekarang kemiskinan dikenal sebagai tiadanya kemampuan untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan pokok. Tidak terpenuhinya kebutuhan pokok merupakan bentuk tidak adanya kesejahteraan manusia dan akan mengarah pada timbulnya berbagai masalah baru pada kehidupan manusia. Dalam hal tersebut maka diperlukan adanya suatu implementasi program kerja dimana lemahnya implementasi program banyak inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah kiranya perlu melakukan evaluasi. Pemerintah sebagai lembaga yang mempunyai fungsi membuat dan mengawasi peraturan tentunya harus mengetahui secara cermat peraturan dan kebijakan apa yang pantas dibuat untuk kesejahteraan masyarakat. Masyarakat Kecamatan Medan Selayang sama seperti manusia lainnya yang juga berhak atas untuk mendapatkan kehidupan yang layak, untuk itu diperlukan terimplementasinya program kerja oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang dengan baik terhadap masyarakatnya, sehingga peneliti mencoba mengetahui persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menerima program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dan program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) di kecamatan Medan Selayang sebanyak 92 responden dengan teknik cluster random sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan data primer berupa angket dan data skunder dengan mengutip dari laporan–laporan penelitian, jurnal–jurnal yang dapat mendukung terlaksananya penelitian.

Setelah dilakukan penelitian, maka dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah Kecamatan Medan Selayang adalah baik, ini terliahat dari ukuran diantaranya: persyaratan untuk memperoleh program tersebut, prosedur serta hasil yang dicapai dari program yang dijalankan.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Masyarakat sebagai terjemahan istilah society merupakan sekelompok

orang yang membentuk sebuah sistem di mana besar interaksi adalah antara individu-individu yang berbeda dalam kelompok tersebut. Masyarakat merupakan

sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas teratur.

Sejak awal kemerdekaan, pemerintah Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat. Upaya tersebut

ditegaskan dalam tujuan Negara pada alinea keempat Pembukaan Undang–undang 1945, yang menyatakan bahwa pemerintah Negara Republik

Indonesia melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. lebih jauh bahwa Undang–undang maupun Pasal–pasal dalam batang tubuh konstitusi republik Indonesia menegaskan jaminan serupa. Terutama Undang–undang No. 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan–ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial dimana pada Pasal 1 dinyatakan bahwa “Setiap warga Negara berhak atas taraf kesejahteraan sosial yang sebaik–baiknya dan berkewajiban untuk sebanyak mungkin ikut serta dalam usaha–usaha kesejahteraan sosial”.


(17)

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah secara terus menerus telah melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan rangkaian pembangunan yang meliputi seluruh kehidupan bangsa, dan Negara untuk melaksanakan tujuan nasional.

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam pembangunan yaitu masalah kemiskinan. Dimasa sekarang kemiskinan dikenal

sebagai tiadanya kemampuan untuk memperoleh kebutuhan–kebutuhan pokok. Kebutuhan–kebutuhan ini dianggap pokok, karena ia menyediakan batas

kecukupan minimum untuk hidup manusia.

Meningkatnya jumlah penduduk miskin terjadi karena tidak adanya kemampuan mereka memenuhi kebutuhan pokoknya menurut standar yang dikenal dengan garis kemiskinan yang menujukkan batas terendah seseorang untuk memnuhi kebutuhan pokok manusia secara layak. Tidak terpenuhinya kebutuhan pokok merupakan bentuk tidak adanya kesejahteraan manusia dan akan mengarah pada timbulnya berbagai masalah baru pada kehidupan manusia.

Menurut DEPUTI Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, instansinya sudah menyelesaikan 90 persen pendataan keluarga miskin di seluruh tanah air. Menurut Rusman 90 persen data sensus yang sudah masuk ke BPS pusat tersebut totalnya mencapai 13.662.594 juta keluarga atau sekitar 54,65 juta jiwa dari 814.525 satuan lingkungan setempat yang terkecil yaitu RT (Rukun Tetangga). Menurut Rusman, angka penduduk miskin Indonesia cukup signifikan. Data kemiskinan BPS tahun 2004 menyebutkan jumlah penduduk miskin Indonesia sekitar 36 juta jiwa, tapi setelah dilakukan pendataan keluarga miskin diperkirakan jumlahnya melonjak hingga 62 juta jiwa.


(18)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraan di Sidang Paripurna DPR tanggal 16 Agustus menyebutkan tingkat kemiskinan berhasil dikurangi. Menurut pengamatan dan sejumlah anggota DPR, data yang dikemukakan Presiden merupakan data tahun 2005 sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk miskin.

BPS mengumumkan jumlah penduduk miskin turun menjadi 37,17 juta orang atau 16,58 persen dari total penduduk Indonesia. Ini didasarkan atas data SUSENAS bulan maret 2007. Artinya penduduk miskin sebanyak 2, 13 juta orang dari data Maret 2006 yang sebesar 39,3 juta orang (17,75 persen dari total penduduk). (http://ariperdana.blogspot.com/2007/07/kemiskinan-turun.html)

Selain itu Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara yang dikepalai Nasir Syarbaini mengungkap data tentang angka kemiskinan di Sumatera Utara. Sepanjang satu tahun ini jumlah penduduk miskin turun 211.300 orang. Periode itu hanya dalam masa tenggang satu tahun. Menurut BPS, jumlah penduduk miskin Sumatera Utara pada bulan maret 2007 sudah 1,768 juta orang turun dari 1,980 juta orang yang tercatat pada bulan mei 2006. Berarti penurunan 200 ribu itu memang tak sampai setahun. Angka ini didorong pertumbuhan ekonomi sebesar 8,44% di triwulan pertama tahun ini dan jauh lebih bagus dibanding angka nasional 5,97%. Lebih baik dari triwulan pertama 2006 sebesar 2,89%. Kemudian pengangguran Sumut juga dikabarkan pada periode februari menjadi 10,63% dibanding agustus 2006 sebesar 11,15%.


(19)

Penurunan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan, dapat dilakukan dengan menciptakan lapangan kerja dan kebijakan pasar ekonomi yang lebih luas

agar dapat mempermudah masyarakat melakukan kegiatan ekonomi. (http://www.waspada.co.id//indeks2.php)

Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan Aguslan Simanjuntak, SE mengungkapkan jumlah penduduk di Medan pada tahun 2007 berkisar 2.086.450 jiwa (angka harapan pemerintah) sedangkan berdasarkan estimasi (Perhitungan) berkisar 2.095.771 jiwa. Sedangkan persentase angka pengangguran pada tahun ini berkisar 11,37% (angka harapan Pemerintah) dan berdasarkan estimasi berkisar 12,87%. Jumlah ini sedikit menurun dibanding persentase angka pengangguran di Kota Medan tahun 2006 berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) berkisar 13,05% dan 12,46% pada tahun 2005. Besaran pengangguran di Medan saling berkaitan dengan jumlah penduduk miskin di Kota Medan pada tahun 2007 berdasarkan angka harapan

pemerintah menurun menjadi 6,3% dan diestimasikan sekitar 7,28%. (Harian Analisa)

Dalam hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu implementasi program kerja. Dimana lemahnya implementasi program banyak inisiatif dilakukan oleh pemerintah, namun mengesankan implementasinya sangat lemah.

Program pengentasan kemiskinan baik itu Askeskin maupun Raskin Justru menghasilkan angka kemiskinan yang semakin meningkat. Pemerintah kiranya perlu melakukan evaluasi. Pemerintah sebagai lembaga yang mempunyai fungsi membuat dan mengawasi peraturan tentunya harus mengetahui secara cermat peraturan dan kebijakan apa yang pantas dibuat untuk kesejahteraan masyarakat.


(20)

Selain itu peran dan masyarakat sangat menetukan untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang ada untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial melalui semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial. (Harian umum Pelita)

Masyarakat pada Kecamatan Medan Selayang sama seperti manusia lainnya yang juga berhak atas untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Untuk itu diperlukan terimplemntasinya program kerja kesejahteraan sosial oleh Pemerintah Kecamatan Medan Selayang dengan baik terhadap masyarakatnya.

Dari uraian di atas, maka melalui penelitian ini mencoba mengetahui persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial pemerintah kecamatan Medan Selayang.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

“Bagaimana Persepsi Masyarakat terhadap Implementasi Program Kerja Kesejahteraan Sosial oleh Pemerintah Kecamatan Medan Selayang”

1.3Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang diteliti sebagai berikut :


(21)

1. Peneliti hanya mengambil 2 (dua) jenis Program kerja Kesejahteraan Sosial oleh Pemerintah Kecamatan Medan Selayang yaitu Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dan Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin).

2. Penelitian dilakukan hanya di 3 (Tiga) kelurahan dari 6 kelurahan yang ada di kecamatan Medan Selayang sebagai pembanding dari pelaksanaan program tersebut dan dari ke 3 kelurahan tersebut peneliti mengambil 2 lingkungan yang menjadi sampel.

1.4Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang.

2. Untuk mengetahui tergolong efektif atau tidak implementasi program kerja kesejahteraan sosial pemerintah kecamatan Medan Selayang.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, sebagai bahan untuk mempertajam kemampuan penulis

dalam penulisan karya ilmiah, dan menambah pengetahuan penulis.

2. Secara akademis, sebagai bahan sumbangan pemikiran bagi Ilmu

Kesejahteraan Sosial mengenai persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang.

3. Secara praktis, untuk meningkatkan pemahaman pembaca dalam


(22)

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika Penulisan dari Penelitian ini adalah : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, Pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang teori–teori yang berkaitan dengan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sample, juga berisikan tentang teknik pengumpulan data.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian, yaitu kecamatan Medan Selayang. BAB V ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian hasil penelitian yang diperoleh. BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan serta saran yang bermanfaat.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persepsi

Pada dasarnya persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi terhadap suatu objek yang ada di sekitar manusia dasarnya berbeda dengan yang lainnya karena sebagai makhluk inividu setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuannya dan pemahamannya. Bertambah tinggi pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap objek yang dipersepsikan maka semakin baik bentuk persepsi orang tersebut terhadap objek begitu pula sebaliknya.

Persepsi secara etimologi diartikan sebagai pandangan terhadap suatu objek tertentu (Purwodarminta, 1984:24). Persepsi juga bisa diartikan sebagai proses, pemahaman terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan, atau kerja sama. Jadi, setiap orang tidak terlepas dari proses persepsi.

Menurut Kimbal Young (Walgito, 1999), persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktifitas, merasakan mengidentifikasikan dan memahami objek baik fisik maupun sosial. Defenisi ini menekankan bahwa persepsi akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterprestasikan objek yang dirasakan tersebut.


(24)

2.2 Pengertian Masyarakat

Pada dasarnya masyarakat terdiri atas berbagai lapisan. Walaupun secara

konseptual penegertian komunitas sendiri sangat luas, dan rumit tetapi lapisan–lapisan inilah yang sering disebut sebagai komunitas. Dalam skala

nasional yang disebut masyarakat Indonesia bukan sebuah masyarakat yang seragam. Ratusan dan bahkan ribuan kelompok atau komunitas yang ada membentuk masyarakat Indonesia dan memberikan gambaran lapisan sosial tersebut. Dengan keadaan tersebut sangat wajar jika di dalam masyarakat dapat terjadi ketegangan sosial antara kepentingan individu dan kelompok, atau antara kepentingan kelompok kecil dengan yang lebih besar.

2.3 Pengertian Implementasi

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Implementasi adalah sama dengan Pelaksanaan. Implementasi Kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses kebijakan.

Lebih jauh Van Meter dan Van Horn dalam wahab (Wahab 1990 : 49) merumuskan proses Implementasi adalah tindakan–tindakan yang dilakukan oleh individu–individu, pejabat–pejabat atau kelompok–kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan–tujuan yang telah digariskan dalam kebijaksanaan.

“Daniel A. Mazmanian dan Paul A. sabatier (1979) mengatakan bahwa defenisi Implementasi adalah memahami apa yang sebenarnya terjadi sesudah program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian Implementasi kebijaksanaan, yaitu kejadian–kejadian atau kegiatan–kegiatan yang timbul setelah disyahkan pedoman–pedoman kebijaksanaan Negara, yang mencakup baik usaha–usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat atau dampak nyata pada masyarakat” (Wahab 1990 : 51)


(25)

2.4 Pengertian Kebijakan

Banyak Defenisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti kebijakan. Thomas Dye menyebutkan kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever government chooses to do or not to do).

H. Hugh Heglo menyebutkan kebijakan sebagai “a course of action intended to accomplish some end,” atau sebagai suatu tindakan yang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu.

Defenisi Heglo ini selanjutnya diuraikan oleh Jones dalam kaitan dengan beberapa isi dari kebijakan. Pertama, tujuan. Disini yang dimaksudkan adalah tujuan tertentu yang dikehendaki untuk dicapai.

Bukan suatu tujuan yang sekedar yang diinginkan saja. Dalam kehidupan sehari–hari tujuan yang hanya diinginkan saja bukan tujuan, tetapi sekedar keinginan. Setiap orang boleh berkeinginan apa saja, tetapi dalam kehidupan bernegara tidak perlu diperhitungkan. Baru diperhitungkan kalau ada usaha untuk mencapainya, dan ada faktor pendukung yang diperlukan. Kedua, rencana atau proposals yang merupakan alat atau cara tertentu untuk mencapainya. Ketiga, program atau cara tertentu yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan untuk mencapai tujuan dimaksud. keempat, keputusan yakni tindakan tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan, membuat dan menyesuaikan rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program. kelima, dampak (efek), yakni dampak yang timbul dari suatu program dalam masyarakat.


(26)

2.5 Pengertian Program

Program merupakan tahap–tahap dalam penyelesaian rangkaian kegiatan yang berisi langkah–langkah yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan dan merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Penanggulangan Kemiskinan merupakan upaya terus–menerus karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat miskin dan keterbatasan sumber daya untuk mewujudkan pemenuhan hak–hak dasar. Langkah–langkah penanggulangan kemiskinan tidak dapat ditanggulangi sendiri oleh sektor tertentu, tetapi harus multisektor terkait untuk meningkatkan efektifitas pencapaian program yang dijalankan. Oleh sebab itu, langkah–langkah yang ditempuh dalam penanggulangan kemiskinan dijabarkan ke dalam program–program sebagai berikut :

1. Pemenuhan Hak atas Pangan

Untuk memenuhi hak atas pangan dan meningkatkan sistem ketahanan pangan akan dilakukan melalui program diantaranya :

1.1Program Peningkatan Ketahanan Pangan

a. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan infrastruktur yang mendukung sistem distribusi untuk menjamin keterjangkauan masyarakat atas pangan.

b. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola konsumsi dengan mutu yang semakin meningkat,


(27)

serta peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alterntif/pangan lokal.

c. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan melalui bantuan pangan kepada keluarga miskin/rawan pangan sesuai dengan kebutuhan pangan, dan pengembangan sistem antisipasi diri terhadap pangan.

d. Pendidikan dan sosialisasi mengenai pentingnya gizi yang berimbang dan tidak diskriminatif gender di dalam keluarga, kandungan kalori dan gizi dari pangan lokal selain beras, serta cara pengolahan bahan pangan dengan gizi berimbang.

e. Peningkatan kerjasama antar daerah dalam penyediaan dalam distribusi pangan.

f. Pelaksanaan pemantauan ketersediaan, dan harga bahan pangan di pasar induk dan pasar tradisional eceran.

2. Pemenuhana Hak atas Layanan Kesehatan

Untuk memenuhi hak dasar masyarakat miskin atas layanan kesehatan yang bermutu dilakukan melalui program–program diantaranya :

a. Program upaya kesehatan masyarakat b. Program upaya kesehatan perorangan

c. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit d. Program perbaikan gizi masyarakat

e. Program sumber daya kesehatan

f. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat g. Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan.


(28)

Selanjutnya Jones (1991 : 35), menyebutkan apakah program efektif atau tidak, maka standar penilaian yang dapat dipakai adalah organisasi, interpretasi, penerapan. Ketiga standar penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Organisasi

Maksudnya disini bahwa organisasi Pelaksanaan program. Selanjutnya organisasi tersebut harus memiliki struktur organisasi, adanya sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat–alat kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas. Struktur organisasi yang kompleks, struktur ditetapkan sejak semula dengan desain dari berbagai komponen atau subsistem yang ada tersebut.

Sumber daya manusia yang berkualitas berkaitan dengan kemampuan aparatur dalam melaksanakan tugas–tugasnya. Aparatur dalam hal ini petugas yang terlibat dalam pelaksanaan program. Tugas aparat pelaksana program yang utama adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat yang dipercayakan kepadanya untuk mencapai tujuan Negara.

2. Interpretasi

Maksudnya agar program dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku, harus dilihat apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

a. Sesuai Dengan Peraturan

Sesuai dengan peraturan berarti setiap pelaksanaan kebijaksanaan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku baik Peraturan Tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten.


(29)

b. Sesuai Dengan Petunjuk Pelaksana

Sesuai dengan petunjuk pelaksana berarti kebijaksanaan dari peraturan sudah dijabarkan cara pelaksanaannya pada kebijaksanaan yang bersifat administratif, sehingga memudahkan pelaksana dalam melakukan aktivitas pelaksanaan program.

c. Sesuai Petunjuk Teknis

Sesuai dengan petunjuk teknis berarti kebijaksanaan yang sudah dirumuskan dalam bentuk petunjuk pelaksana dirancang lagi secara teknis agar memudahkan dalam operasionalisasi program.

3. Penerapan

Maksudnya peraturan atau kebijakan berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah berjalan sesuai dengan ketentuan, untuk dapat melihat ini harus pula dilengkapi dengan adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta jadwal kegiatan disiplin.

a. Prosedur Kerja yang Jelas

Prosedur kerja yang sudah ada harus memiliki prosedur kerja agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi tumpang tindih, sehingga tidak bertentangan antara unit kegiatan yang terdapat didalamnya.

b. Program Kerja

Program kerja harus sudah terprogram dan terencana dengan baik, sehingga tujuan program dapat direalisasikan dengan efektif.

c. Jadwal Kegiatan Disiplin

Program yang sudah ada harus dijadwalkan kapan dimulai dan diakhiri suatu program agar mudah dalam mengadakan evaluasi.


(30)

Di dalam setiap program dijelaskan mengenai : 1. Tujuan akan dicapai

2. Kegiatan kegiatan yang harus diambil

3. Aturan–aturan yang harus ada dipegang dan prosedur yang harus dilalui 4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan

5. Strategi Pelaksanaan. (Manila, 1996 : 43)

Dengan program ini maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah dioperasionalkan.

Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Sedangkan unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program sehingga masyarakat tersebut akan menerima manfaat dari program yang dijalankan serta terjadinya perubahan dan peningkatan pada kehidupannya. tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat maka boleh dikatakan program tersebut telah gagal dilaksanakan.

Berhasil atau tidaknya suatu program diimplementasikan tergantung pada unsur pelaksanaannya. Dan unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga

Kegagalan atau keberhasilan implementasi dapat dilihat dari kemampuannya secara nyata dalam mengoperasionalkan program–program agar terciptanya sesuai tujuan serta terpenuhinya misi program, diperlukan kemampuan yang tinggi pada organisasi–organisasi pelaksanaannya.


(31)

2.6 Konsep Tentang Kesejahteraan Sosial 2.6.1 Defenisi Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan Sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Kesejahteraan kalau diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran–ukuran tertentu tentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut.

Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera, berawalan kata ke dan berakhirnya kata an. Sejahtera berarti aman, sentosa, makmur atau selamat, artinya terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Istilah sosial berasal dari bahasa Latin; socius yang berarti kawan atau teman.

Kesejahteraan sosial didalam berbagai bentuk kegiatannya meliputi Kesejahteraan Sosial di dalam berbagai bentuk kegiatannya meliputi semua bentuk intervensi sosial, terutama ditujukan untuk meningkatkan kebahagian dan kesejahteraan individu, kelompok maupun masyarakat sebagai keseluruhan. Dapat pula mencakup upaya dan kegiatan–kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk penyembuhan, pencegahan, masalah–masalah sosial misalnya masalah kemiskinan, penyakit serta pengembangan sumber–sumber manusia.

Kesejahteraan sosial dewasa ini lebih ditujukan guna mencapai produktivitas yang maksimum, setiap masyarakat perlu mengembangkan cara–cara meningkatkan kemampuan, melindungi masyarakat dari gangguan– gangguan dan masalah–masalah yang dapat mengurangi dan merusak kemampuannya yang telah dimiliki.


(32)

beberapa defenisi atau pengertian tentang kesejahteraan sosial dapat dikemukakan sebagai berikut :

Arthur Dunham, mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang usaha manusia, dimana didalmnya terdapat berbagai macam badan dan usaha sosial yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial pada bidang–bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar–standar kehidupan dan hubungan–hubungan sosial. Menurut Walter A. Friedlaner (1961)

“Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan–pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk

membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi–relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakatnya”. (Nurdin, 1989 : 29)

Elizabeth Wickended, kesejahteraan sosial termasuk di dalamnya adalah peraturan perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat.

Menurut UU No. 6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 1 yang berbunyi:

“Kesejahteraan Sosial adalah Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun sprituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga

Negara untuk mengadakan usaha untuk pemenuhan kebutuhan–kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik–baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung

tinggi hak–hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila”. (Nurdin, 1989 : 30)


(33)

Defenisi diatas menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah sesuai dengan yang sebaik–baiknya yaitu pemenuhan kebutuhan manusia yang terdiri dari aspek jasmaniah dan rohaniah.

2.6.2 Ciri–ciri Kesejahteraan Sosial

Semua kegiatan dibidang kesejahteraan sosial mempunyai ciri–ciri tertentu yang membedakannya dengan kegiatan-kegiatan lain :

1. Organisasi Formal

Yaitu kegiatan dibidang kesejahteraan sosial terorganisir secara formal. Usaha tolong menolong baik yang didorong oleh tradisi dan keagamaan tidak termasuk dalam kegiatan yang terorganisasi.

2. Sumber Dana Sosial

Tanggung jawab sosial merupakan unsur pokok dari pelayanan kesejahteraan sosial. Bagi lembaga–lembaga pelayanan sosial pemerintah,

mekanisme harus mencerminkan keinginan pemerintah karena lembaga–lembaga tersebut merupakan perwakilan pemerintah.Yang paling

penting dalam tujuan program usaha kesejahteraan sosial adalah tidak mengejar keuntungan.

3. Untuk Kebutuhan Manusia Secara Fungsional

Tujuan kebutuhan Kesejahteraan Sosial itu harus memandang kebutuhan manusia secara menyeluruh.


(34)

2.6.3 Tujuan Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan Sosial sebagai sistem mempunyai tujuan, yaitu :

1. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar

kehidupan pokok, sandang, perumahan, pangan, kesehatan dan relasi–relasi yang baik dengan lingkungannya.

2. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik.

Leonard Schneiderman, berdasarkan rumusan atau pendapat PBB dan beberapa ahli bidang kesejahteraan sosial menguraikan tujuan–tujuan sistem kesejahteraan sosial :

a. System maintenance (Sistem Pemeliharaan)

Tujuan Kesejahteraan mencakup pemeliharaan dan menjaga kesinambungan atau kelangsungan keberadaan serta nilai–nilai sosial.

b. System control

Tujuannya adalah mengadakan kontrol secara efektif terhadap perilaku yang tidak sesuai atau menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada.

c. System change (Sistem Perubahan)

Tujuan sistem ini adalah mengadakan perubahan kearah berkembangnya suatu sistem yang lebih efektif bagi anggota masyarakat.


(35)

2.6.4 Fungsi Kesejahteraan Sosial 1. Fungsi Penyembuhan (curative)

Kesejahteraan sosial melaksanakan fungsi penyembuhan bila didalamnya tercakup sekumpulan kegiatan yang ditujukan untuk menghilangkan kondisi–kondisi, ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi secara normal kembali di dalam masyarakat.

2. Fungsi Pencegahan (preventif)

Kesejahteraan sosial yang bersifat pencegahan ditujukan untuk memperkuat keluarga, kelompok–kelompok, dan kesatuan–kesatuan masyarakat agar jangan sampai timbul masalah–masalah sosial yang baru. 3. Fungsi Pengembangan (development)

Kegiatan kesejahteraan sosial yang bersifat pengembangan tujuan–tujuan dan orientasinya untuk memberikan sumbangan langsung bagi proses pembangunan.

4. Fungsi Penunjang (supportive)

Kesejahteraan sosial pada fungsi penunjang ini mencakup kegiatan–kegiatan untuk membantu mencapai tujuan–tujuan sektor lain.


(36)

2.7 Usaha Kesejahteraan Sosial

Perhatian masyarakat atas taraf kehidupan yang lebih baik dari warganya diwujudkan dengan penyediaan berbagai bentuk usaha kesejahteraan sosial yang konkret. Usaha kesejahteraan sosial mengacu pada program, pelayanan dan berbagai kegiatan yang secara konkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah yang dihadapi anggota masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat diarahkan pada individu, keluarga, kelompok, ataupun komunitas. Berdasarkan hal diatas dapat dirasakan bahwa kesejahteraan sosial tidaklah bermakna bila tidak diterapkan dalam bentuk usaha kesejahteraan yang nyata yang menyangkut kesejahteraan masyarakat.

Usaha kesejahteraan sosial dibutuhkan karena pada berbagai Negara terdapat warga masyarakat yang mempunyai kebutuhan dan masalah diluar kemampuan mereka untuk mengatasinya.

Hal ini tentunya ditunjang dengan perkembangan di dunia, bahwa kesejahteraan sosial (dan juga usaha kesejahteraan sosial) telah diterima masyarakat industrial modern sebagai salah satu fungsi guna membantu masyarakat dalam mengatasi masalah mereka. Banyak masalah yang dihadapi warga masyarakat dewasa ini, bila ditelusuri, terkait dengan perubahan sosial yang secara cepat.

Ada berbagai alasan maupun motivasi yang melandasi penyediaan berbagai kesejahteraan sosial, tetapi secara umum, menurut Thelma Lee Mandoza, ada tiga tujuan utama yang terkait dengan kesejahteraan sosial (yang pada umumnya berhubungan pada upaya memperoleh sumber daya yang sangat terbatas):


(37)

1. Tujuan yang bersifat kemanusiaan dan keadilan sosial .

Tujuan kesejahteraan sosial ini berakar dari gagasan ideal demokratik mengenai keadilan sosial, dan hal ini berasal dari keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Meskipun potensi tersebut kadang–kadang tertutup karena adanya hambatan fisik, sosial, ekonomi psikis, dan berbagai faktor lainnya yang menghambat dirinya untuk mengenali potensi yang mereka miliki.

2. Tujuan yang terkait dengan pengendalian sosial .

Tujuan ini berdasarkan pemahaman bahwa kelompok yang tidak diuntungkan, kekurangan ataupun tidak dipenuhi kebutuhannya dapat melakukan serangan (baik secara individu maupun kelompok) terhadap masyarakat (terutama yang sudah mapan). Oleh karena itu masyarakat tersebut harus berupaya mengamankan diri dari sesuatu yang dapat mengancam kehidupan.

3. Tujuan yang terkait dengan pembangunan ekonomi.

Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada program–program yang dirancang untuk meningkatkan produksi barang dan pelayanan yang dapat diberikan, ataupun berbagai sumber daya lain yang dapat memberikan sumbangan terhadap pembangunan ekonomi.


(38)

2.8 Pengertian Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Pelayanan kesejahteraan sosial merupakan pelayanan yang memungkinkan untuk memberikan kesempatan pada orang–orang dari golongan yang tidak dapat memanfaatkan adanya pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan sebagainya. Pelayanan kesejahteraan sosial dapat bersifat pengobatan, penyembuhan, perbaikan, perlindungan, pencegahan, peningkatan dan pengembangan (Suparlan, 1983 : 92).

Pelayanan kesejahteraan sosial adalah usaha kesejahteraan sosial yang mengarah pada terciptanya kondisis sosial sasaran agar memiliki kembali rasa diri sehingga mampu menjalankan fungsi sosialnya dalam kehidupan masyarakat melalui usaha–usaha kesejahteraan sosial.

2.9 Pengertian Kecamatan

Pada UU Nomor 5 Tahun 1947, kecamatan merupakan wilayah administratif pemerintah dalam rangka dekonsentrasi yakni lingkungan kerja perangkat pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pemerintahan umum di Daerah.

Sedangkan pada UU Nomor 32 Tahun 2004, kecamatan merupakan wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah kota. Artinya, apabila dulu kecamatan merupakan salah satu wilayah administrasi pemerintahan, selain

Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kotamadya, dan kota Administratif. Pada undang-undang yang baru, kecamatan bukan lagi wilayah administratif

pemerintahan melainkan wilayah kerja dari perangkat daerah. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan apabila dahulu kecamatan merupakan


(39)

wilayah kekuasaan, maka pada masa sekarang kecamatan adalah wilayah pelayanan.

2.10 Uraian tentang program kerja Kesejahteraan Sosial oleh Pemerintah Kecamatan Medan Selayang

2.10.1 Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Direktur Utama perum Bulog Pasal I ayat 1 bahwa, Program Beras Miskin merupakan program pemerintah dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan kepada keluarga miskin melalui pendistribusian beras dalam jumlah dan harga tertentu.

Sedangkan Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 117/PMK.02/2007 tentang Anggaran Biaya dan Pendapatan Perusahaan Umum Bulog dalam rangka Penugasan Pemerintah untuk Melaksanakan Pengelolaan Persediaan, Distribusi dan Pengendalian Harga Beras Tahun 2007 pada pasal 11 ayat 1 menyatakan bahwa, Pemerintah melalui perusahaan Umum Bulog menyelenggarakan program Raskin untuk memberikan perlindungan kepada rumah tangga miskin melalui bantuan beras bersubsidi guna memenuhi kebutuhan gizi dan mengurangi beban pengeluaran keluarga. Dimana pada ayat 2 Progarm Raskin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan melalui pendistribusian beras paling banyak 10 Kg Per Kepala Rumah Tangga Miskin per bulan dengan harga jual Rp. 1.000,00 per Kg netto dititik distribusi.


(40)

2.10.2 Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)

Pada awal tahun 2005 pemerintah melalui SK Menteri Kesehatan No.1241/MENKES/SK/XI/2004 telah menjalankan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin atau yang sekarang dikenal dengan Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Akeskin). Askeskin merupakan Program pelayanan Kesehatan gratis untuk masyarakat miskin, mulai dari pelayanan tingkat pertama di Puskesmas dan jaringannya, sampai pada pelayanan tingkat lanjutan dan pelayanan canggih di seluruh Rumah Sakit Pemerintah dan rumah Sakit Swasta yang ditunjuk.

Berdasarkan Undang–undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan didukung Keputusan Menkes No 1241 Tahun 2004, Pemerintah menunjuk PT. Askes untuk mengelola program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin dan pada Undang–undang tersebut pada pasal 14 ayat 1 menyatakan bahwa, Pemerintah secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial, sesuai dengan jaminan sosial yang diikuti dan pada ayat 2 bahwa, penerima bantuan iuran sebagimana dimaksud pada ayat 1 adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Dimana tujuan dari pada Sistem Jaminan Sosil Nasional ini dicantumkan pada pasal 3 yaitu untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. Sedangkan iuran program Jaminan Sosial bagi fakir miskin dan orang tidak mampu dibayar oleh pemerintah dan ini sesuai dengan pasal 17 ayat 4 Undang-undang Nomor 40 tahun 2004.


(41)

2.10.3 Pelayanan bagi Penderita HIV/AIDS

HIV adalah Virus Penyebab AIDS Virus tersebut menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan orang yang terinfeksi HIV menjadi sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit yang mengancamnya hidupnya.

Dalam hal Pelayanan bagi Penderita HIV/AIDS ini, pemerintah kecamatan Medan Selayang bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Kota Medan.

2.10.4 Penanggulangan terhadap korban penyalahgunaan NARKOBA (Narkotika, psikotropika, Zat Adiktif)

Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis, maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Zat Adiktif merupakan zat lain, (bukan narkotika dan psikotropika) yang dapat menimbulkan perubahan pada prilaku dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Dalam hal penanggulangan terhadap korban penyalahgunaan narkoba pemerintah kecamatan Medan Selayang bekerja sama dengan instansi yang terkait yaitu Badan Penanggulangan Peyalahgunaan Narkoba Kota medan.


(42)

2.10.5 Karang Taruna

Anggota Karang Taruna Indonesia dari Anggota pasif, anggota aktif, dan

anggota khusus. Anggota pasif adalah keanggotaan yang bersifat stesel pasif (keanggotaan otomatis), yakni seluruh remaja dan pemuda yang berusia 11 sampai 45 tahun.

Anggota aktif adalah keanggotaan yang bersifat kader dan berusia 15 sampai dengan 40 tahun, karena potensi, bakat dan produktivitasnya untuk mendukung pengembangan organisasi dan program- programnya.

Anggota khusus adalah keanggotaan yang bersifat terbatas bagi kalangan tertentu diluar kriteria keanggotan pasif dan aktif karena kemampuan tertentu yang dimiliki oleh seseorang yang dapat disumbangkan bagi kepentingan program pengembangan organisasi dan program-programnya.

2.10.6. Musabaqah Tilawatil Qur’an

Musabaqah Tilawatil Qur’an adalah suatu jenis lomba Alqur’an dengan bacaan mujawwat dan murattal yaitu bacaan Alqur’an yang mengandung nilai ilmu membaca, seni baca, dan adab membaca menurut pedoman yang ditentukan.

2.10.7 Pelaksanaan Program Lansia

Berdasarkan Keputusan Hasil Kongres Nasional I Lansia pada tanggal 31 januari 2001 di Jakarta menetapkan bahwa :


(43)

1. L.L.I adalah Lembaga Lanjut usia Indonesia

2. Visi : terwujudnya Lansia yang berkualitas, mandiri dan berguna dengan upaya masyarakat bersama Pemerintah melalui lembaga yang efektif dan efisien.

3. Misi : a. Meningkatkan kualitas lansia secara berkesinambungan yang meliputi kesehatan fisik, mental.

b. Menjadikan L.L.I Sebagai mitra Pemerintah untuk Menciptakan kondisi yang kondusif sehingga lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan program, baik yang datang dari pemerintah maupun yang diprakarsai oleh masyarakat.

2.10.8 Pasar Murah

Pasar Murah merupakan Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan ramadhan untuk membantu masyarakat yang ada di sekitarnya untuk membeli bahan pokok, kecuali beras yang lebih murah dibandingkan dengan harga seharusnya. Dalam hal kegiatan pasar murah tersebut merupakan program kerja Pemko Medan yang dijalankan oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang.

2.10.9 Pemberian Bantuan terhadap Mesjid dan Mushollah

Merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada bulan ramadhan untuk memberikan bantuan terhadap Mesjid dan Mushollah saat bulan ramadhan dan ini juga merupakan program kerja Pemko Medan yang dijalankan oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang.


(44)

2.11 Kerangka Pemikiran

Undang–undang No. 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan–ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial mengamanatkan bahwa Setiap warga Negara berhak atas taraf kesejahteraan sosial yang sebaik–baiknya dan berkewajiban untuk sebanyak mungkin ikut serta dalam usaha–usaha kesejahteraan sosial.

Dengan adanya SKB Menteri Dalam Negeri dan Perum Bulog Nomor : 25 Tahun 2003 dan Nomor : PKK-12/07/2003 dan SK Menkes RI 1241/Menkes/SK/XI/2004, maka program tersebut dijalankan oleh pemerintah Kecamatan Medan Selayang. Dimana SK tesebut tentang program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dan program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) dan program ini diberikan kepada masyarakat miskin di kecamatan Medan Selayang dengan tujuan dari pada program ini untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dalam masyarakat kecamatan Medan Selayang. Karena masyarakat pada kecamatan Medan Selayang ini sama seperti manusia lainnya yang berhak untuk mendapatkan kehidupan yang layak.


(45)

Bagan Alur Pemikiran

Program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang

- Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

- Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)

Masyarakat Miskin Kecamatan Medan Selayang

Tujuan Program

Meningkatkan Kesejahteraan Sosial UU No.6 tahun

1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial

- SKB Menteri Dalam Negeri dengan Direktur Utama Perum Bulog Nomor 25 tahun 2003 dan Nomor : PKK-12/07/2003

- SK Menkes RI


(46)

2.12 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.12.1 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggunakan secara

abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989 : 33).

Adapun yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah yang dimaksud dengan persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintahan kecamatan Medan selayang yaitu suatu pandangan masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan atau pun program kerja kesejahteraan sosial guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dijalankan oleh pemerintah Kecamatan Medan Selayang.

2.12.2 Defenisi Operasional

Menyatakan bagaimana operasi atau kejadian yang harus dilakukan untuk

memproleh data atau indikator yang menunjukkan konsep yang dimaksud (Irawan, 1995 : 29).

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Program Kerja Kesejahteraan Sosial (Kessos) Pemerintahan Kecamatan Medan

Selayang yang diteliti:

a. Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

b. Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) 2. Tanggapan responden tentang:

a. Pengetahuan tentang program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) b. Sumber informasi program Beras Miskin (Raskin) diperoleh


(47)

c. Pengetahuan persyaratan memperoleh program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

d. Asal informasi persyaratan memperoleh program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

e. Prosedur untuk mendapatkan program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

f. Proses penyaluran bantuan pada program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

g. Adanya Sosialisasi tentang program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

h. Kemanfaatan program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin).

i. Pelaksanaan program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) secara umum.

j. Kelanjutan program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) k. Perbaikan program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

l. Sisi dari program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) yang perlu diperbaiki

m. Penyimpangan dalam pelaksanaan program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

n. Dukungan adanya program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

o. Pengetahuan tentang program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)

p. Sumber informasi program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) diperoleh


(48)

q. Pengetahuan persyaratan untuk memperoleh program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)

r. Asal informasi persyaratan untuk memperoleh program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)

s. Prosedur untuk mendapatkan program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)

t. Adanya sosialisasi tentang program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)

u. Kemanfaatan program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) v. Penyimpangan program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) w. Dukungan adanya program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok–kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau

hubungan antara dua gejala (Soehartono, 2004 : 35)

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Medan Selayang, adapun alasan penulis memilih tempat tersebut karena di kecamatan tersebut sedang dijalankannya program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dan program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang, sehingga peneliti ingin mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan program tersebut.

3.3 Populasi dan sampel 3.3.1 Populasi

Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisia yang ciri–cirinya akan diduga (Singarimbun, 1989 : 152). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah :

Masyarakat Kecamatan Medan Selayang yang memperoleh Program Beras untuk

Keluarga Miskin (Raskin) dan Program Asuransi Keluarga Miskin (Askeskin), yang terdiri dari 6 Kelurahan:


(50)

1. Asam Kumbang : 576 KK 2. Tanjung Sari : 954 KK 3. PB. Selayang I : 318 KK 4. PB. Selayang II : 563 KK 5. Beringin : 116 KK 6. Sempakata : 236 KK

3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil semua unit strata dan sebagainya yang ada didalam populasi (Bungin, 2001 : 104).

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik Cluster Random Sampling yaitu jawaban dari pertanyaan yang menjadi sampel dalam penelitian. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah :

Masyarakat yang menerima Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dan Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) yang ada di 3 Kelurahan di Kecamatan Medan Selayang.

1. Tanjung Sari terdiri dari 14 lingkungan memiliki 954 KK dalam hal ini peneliti mengambil 2 lingkungan, yaitu

lingkungan III : 21 KK lingkungan IV : 3 2 KK

2. P.B Selayang II terdiri dari 17 lingkungan memiliki 563 KK, dalam hal ini peneliti mengambil 2 lingkungan, yaitu :

lingkungan XI : 3 KK lingkungan XVI : 15 KK


(51)

3. Sempakata, terdiri dari 6 lingkungan memiliki 236 KK, dalam hal ini peneliti mengambil 2 lingkungan, yaitu :

Lingkungan IV : 3 KK Lingkungan V : 18 KK

Maka jumlah Keseluruhan Sampel adalah: 92 Responden

Adapun alasan peneliti, lingkungan tersebut menjadi sampel adalah karena dalam pemilihan lingkungan tersebut dilakukan secara acak ataupun undi, dan lingkungan inilah yang terpilih saat dilakukan pengundian tersebut. Sehingga lingkungan tersebut yang menjadi sampel dalam penelitian.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data Primer berupa Angket

Alat ini juga disebut dengan kuesioner. Angket berbentuk uraian atau kumpulan pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan studi kepustakaan, yaitu dengan membaca, mencatat dan mengutip data dari buku–buku, laporan–laporan penelitian, jurnal–jurnal, pendapat–pendapat para ahli atau pakar atau sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian dan dapat mendukung terlaksananya penelitian.


(52)

3.5Teknik Analisa Data

Tahapan penganalisaan data merupakan tahap penyederhanaan data. Setelah data informasi terkumpul, maka selanjutnya disusun melalui tahap pengeditan terhadap informasi dan data.

Teknis analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dimana data yang telah didapatkan dari hasil penelitian ke lapangan kemudian dikumpulkan serta diolah dan dianalisis. Pengelolaan dengan penganalisisan data mempunyai tujuan untuk menjabarkan data diperoleh dari penelitian. Kemudian dilakukan analisa data dengan menggambarkan, menjelaskan dan memberikan komentar–komentar.


(53)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang

Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Kecamatan Medan Selayang merupakan pecahan dari Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan.

Sebelum menjadi kecamatan defenitif, terlebih dahulu melalui proses Kecamatan Perwakilan. Sesuai dengan Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/1991 tentang Penetapan dan Perubahan 10 (Sepuluh) Perwakilan Kecamatan yang merupakan pemekaran wilayah Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan dengan nama “Perwakilan Kecamatan Medan Selayang” dengan 5 kelurahan dan kantor masih menyewa bangunan rumah berukuran 6 x 12 m di Jalan Bunga Cempaka Kelurahan PB. Selayang II.

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 1991 tentang Pembentukan beberapa Kecamatan di Sumatera Utara termasuk 8 (delapan) Kecamatan Pemekaran di Kota Medan, maka secara resmi Perwakilan Kecamatan Medan Selayang menjadi Kecamatan Defenitif yaitu Kecamatan Medan Selayang. Adapun kantornya telah menempati bangunan permanen dengan luas tanah ± 2000 m2 dan luas bangunan 396 m2 dan dibangun atas bantuan partisipasi pihak ketiga/masyarakat.


(54)

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 146.1/1101/k/1994 tentang Pembentukan 7 (tujuh) Kelurahan Persiapan di Kota Medan. Berdasarkan keputusan itulah Kecamatan Medan Selayang berkembang dari 5 kelurahan menjadi 6 kelurahan, yaitu : Kelurahan Sempakata.

4.2 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang

Kondisi fisik Kecamatan Medan Selayang secara geografis berada di wilayah Barat Daya Kota Medan yang secara spasial merupakan dataran yang memiliki kemiringan antara 0-5%. Wilayah-wilayah yang berdekatan dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Selayang adalah :

- Sebelah Utara : Kecamatan Medan Baru dan Medan Sunggal - Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor - Sebelah Timur : Kecamatan Polonia

- Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Medan Selayang terbagi menjadi 6 (enam) kelurahan dan 63 lingkungan dengan status Kelurahan Swasembada. Adapun luas wilayah Kecamatan Medan Selayang adalah ± 2.379 Ha. Kelurahan yang terluas wilayahnya adalah Kelurahan Padang Bulan Selayang II dengan luas 700 Ha, diikuti Kelurahan Tanjung Sari 510 Ha, Sempakata dengan luas 510 Ha, dan sedangkan yang terkecil wilayahnya adalah Kelurahan Beringin dengan hanya luas 78 Ha.


(55)

4.3. Visi dan Misi Pemerintah Kecamatan Medan Selayang 4.3.1.Visi

Terwujudnya pelayanan prima kepada masyarakat di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

4.3.2. Misi

1. Meningkatkan kualitas jasa pelayanan kepada masyarakat di kelurahan.

2. Meningkatkan prasarana dan sarana pelayanan kepada masyarakat 3. Meningkatkan sumber daya aparat pemberi jasa pelayanan kepada

masyarakat

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan manajemen pembangunan Kelurahan

4.4 Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Medan Selayang Susunan Organisasi Kecamatan Terdiri dari :

a. Camat, membawahi :

1. Sekretaris Kecamatan 2. Seksi Pemerintahan 3. Seksi Ketentraman

4. Seksi Pemberdayaan Masyarakat 5. Seksi Pelayanan Umum

6. Seksi Kesejahteraan Sosial b. Jabatan Fungsional.


(56)

CAMAT

Kelompok Jabatan

Fungsional Sekretaris Camat

Kasi Pemb. Masyarkat

Kasi Kesej. Sosial

Kasi Pelayanan

Umum Kasi

Ketentraman dan ketertiban Kasi

Pemerintah an


(57)

4.5 Konsep Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Camat 4.5.1 Tugas Pokok

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor : 63 Tahun 2001 tanggal 13 November 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan di Lingkungan Pemerintahan Kota Medan, pada Pasal 3 disebutkan Tugas Pokok Camat sebagai berikut:

Membantu Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan kehidupan kemasyarakatan dalam wilayah Kecamatan.

4.5.2 Fungsi

Sesuai dengan Pasal 4 Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 63 tahun 2001 tanggal 13 November 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan di Lingkungan Pemerintah Kota Medan, Camat mempunyai fungsi sebgai berikut :

1. Melaksanakan pelimpahan sebagian kewenangan pemerintah daerah. 2. Menyelenggarakan pelayanan pemerintah daerah.

3. Menyelenggarakan tugas–tugas Pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan.

4. Memantau dan mengendalikan program kerja Kelurahan. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan.


(58)

4.5.3 Sekretaris Kecamatan

1. Sekretaris kecamatan mempunyai tugas melakukan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administratif kepada seluruh satuan organisasi pemerintahan kecamatan.

2. Rincian tugas Sekretaris Kecamatan

a. Melakukan penyusunan program kerja kecamatan.

b. Melakukan pembinaan dan penyusunan program kerja kelurahan. c. Melakukan pemantauan dan pengendalian program kerja

kecamatan.

d. Melakukan pemantauan dan pengendalian program kerja kelurahan.

e. Melakukan seksi administrasi keuangan kecamatan.

f. Melakukan pembinaan seksi administrasi keuangan kelurahan. g. Melaksanakan seksi tata usaha dan kearsipan kecamatan.

h. Melaksanakan pembinaan seksi tata usaha dan kearsipan kelurahan.

i. Melaksanakan pembinaan seksi administrasi kepegawaian kelurahan.

j. Melaksanakan seksi perlengkapan rumah tangga dan barang inventarisasi kecamatan/kelurahan.

k. Membantu camat dalam mengkoordinasi kegiatan–kegiatan Kepala seksi, cabang dinas, UPTD dan kelurahan.


(59)

l. Mencari, mengumpulkan menghimpun dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang perangkat dan administrasi kelurahan.

m. Menyiapkan bahan penyusunan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis dibidang perangkat dan administrasi kelurahan. n. Menginventarisir permasalahan–permasalahan yang berhubungan

dengan bidang perangkat dan administrasi kelurahan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

o. Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk pembinaan peraturan kelurahan.

p. Menyusun dan menyajikan data statistik dan grafik atau visualisasi data dibidang perangkat kelurahan.

q. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan yang berhubungan dengan pencalonan, pengusulan, pengangkatan dan pemberhentian kepala kelurahan sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

r. Menghimpun serta memecahkan masalah yang timbul dalam pencalonan, pengusulan, pengangkatan dan pemberhentian perangkat kelurahan.

s. Menyiapkan bahan dan memberikan saran tentang upaya peningkatan kesejahteraan perangkat kelurahan.

t. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelaksanaan tata usaha kelurahan, administrasi


(60)

keuangan kelurahan, administrasi peralatan dan kekayaan kelurahan serta administrasi kelurahan lainnya

u. Melakukan evaluasi dan mengkoordinasi penyususnan laporan bulanan, berkala dan tahunan pelaksanaan tugas pemerintah kecamatan.

4.5.4 Seksi Pemerintahan

1. Seksi pemerintahan mempunyai tugas melakukan seksi pemerintahan umum dan pemerintahan kelurahan serta otonomi daerah

2. Rincian tugas seksi pemerintahan :

a. Menyiapkan bahan penyelenggaraan pemerintahan umum dan pemerintahan kelurahan.

b. Melaksanakan pembinaan keagrariaan.

c. Melaksanakan pembinaan ideologi Negara kesatuan bangsa, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan lainnya.

d. Menyelenggarakan Seksi Pemilihan Umum.

e. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengelolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang pemerintahan Kelurahan.

f. Menyiapkan bahan penyusunan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang pemerintahan kelurahan.


(61)

g. Menginventarisasi permasalahan–permasalahan yang berhubungan dengan bidang pemerintahan kelurahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

h. Menyiapkan bahan pemberian pedoman dan petunjuk serta bimbingan dalam menyelenggarakan pemerintahan kelurahan. i. Menyiapkan bahan pemberian pedoman dan petunjuk teknis

peningkatan pemeliharan ketertiban pemerintah kelurahan.

j. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis penyusunan program dan pembinaan perubahan batas wilayah kelurahan serta perubahan nama ibukota kelurahan

k. Mengusahakan sarana dan prasarana dalam rangka penyelenggaraan ketertiban Pemerintahan Kelurahan.

4.5.5 Seksi Ketentaraman dan Ketertiban Umum

1. Seksi ketentraman dan ketertiban umum mempunyai tugas melakukan seksi pembinaan ketentraman dan ketertiban umum serta pembinaan Satuan Polisi Pamong Praja

2. Rincian tugas seksi ketentraman dan ketertiban umum:

a. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengelolah data informasi yang berhubungan dengan bidang ketentraman dan ketertiban umum dan pembinaan Satuan Polisi Pamong Praja.

b. Melaksanakan pembinaan kepada masyarakat tentang ketentraman dan ketertiban umum.


(62)

c. Melaksanakan pengamanan dan penelitian terhadap pelanggaran peraturan Daerah serta peraturan Perundang–undangan lainnya yang menyangkut ketentraman dan ketertiban umum.

d. Melakukan kerjasama dengan instansi lainnya dalam rangka pembinaan kekuatan Satuan Polisi Pamong Praja.

e. Melakukan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait sesuai dengan bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Menyiapkan bahan rangka penyusunan pola pembinaan dan pemeliharaan ketertiban Kelurahan.

g. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas di bidang ketentraman dan ketertiban umum.

4.5.6. Seksi Pemberdayaan Masyarakat

1. Seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas melakukan perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan fisik, non fisik, perekonomian, koperasi, produksi dan distribusi.

2. Rincian tugas seksi pemberdayaan masyarakat :

a. Menyusun program pembangunan fisik dan non fisik.

b. Melakukan pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan fisik dan non fisik.

c. Menyusun program peningkatan perekonomian, koperasi, produksi dan distribusi.


(63)

d. Melakukan pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatan perekonomian, koperasi, produksi dan distribusi. e. Melakukan pembinaan terhadap pemberdayaan lembaga sosial

masyarakat.

f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan lembaga sosial masyarakat.

g. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan lembaga kelurahan.

h. Melakukan usaha–usaha dalm rangka pembinaan dan pengembangan LKMD, lembaga keagamaan, lembaga perekonomian, koperasi serta lembaga sosial lainnya di kelurahan. i. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pembinaan tentang tata

cara pelaksanaan musyawarah kelurahan, rembug kelurahan dan ikatan perangkat kelurahan lainnya.

4.5.7 Seksi Pelayanan Umum

1. Seksi pelayanan umum mempunyai tugas menyiapkan dan menyusun program serta meningkatkan pelayanan umum

2. Rincian tugas seksi pelayanan umum :

a. Menyusun program peningkatan pelayanan umum.

b. Membuat protap (prosedur tetap) pelayanan umum satu pintu. c. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan umum.


(64)

d. Melaksanakan pelayanan/penyelenggarakan administrasi kependudukan dan surat–surat masyarakat yang memerlukan legalisir Camat.

e. Melakukan pembinaan kepada pemerintahan kelurahan tentang peningkatan pelayanan umum

f. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dan Pemerintah Kelurahan dalam rangka memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang protap pelayanan umum

g. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan umum.

4.5.8 Seksi Kesejahteraan Sosial

Tugas pokok dan fungsi seksi kesejahteraan sosial

1. Seksi kesejahteraan sosial mempunyai tugas menyusun program dan pembinaan kesejahteraan sosial serta pembinaan kelestarian lingkungan hidup.

2. Rincian tugas seksi kesejahteraan sosial :

a. Menyusun program pembinaan kesejahteraan sosial.

b. Melaksanakan pembinaan di bidang kegiatan kesejahteraan sosial yang meliputi kesehatan, pendidikan kebudayaan, keagamaan, bantuan dan pelayanan sosial.

c. Melakukan pembinaan terhadap generasi muda dan Karang Taruna.

d. Melakukan pembinaan terhadap pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana.


(65)

e. Melakukan kerja sama dengan instansi terkait dalam rangka membina anak nakal dan korban narkoba.

f. Melakukan pembinaan kelestarian lingkungan hidup.

g. Membantu tugas–tugas penanggulangan bencana alam dan kebakaran serta membuat laporan pelaksanaannya.

h. Melakukan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas di bidang kesejahteraan sosial.

4.5.9 Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kecamatan di lingkungan pemerintahan kota Medan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. kelompok jabatan fungsional ini terdiri dari beberapa hal yaitu sebagai berikut:

a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungional yng terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya.

b. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior.

c. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah.

d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut diatur sesuai dengan peraturan pemerintah.


(66)

4.6 Uraian Program Kerja Kesejahteraan Sosial oleh Pemerintah Kecamatan Medan Selayang yang diteliti

4.6.1. Program Beras untuk Keluarga Miskin

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Direktur Utama perum Bulog Pasal 1 ayat 1 bahwa, Program Beras Miskin merupakan program pemerintah dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan kepada keluarga miskin melalui pendistribusian beras dalam jumlah dan harga tertentu. Dimana Pendistribusian beras bersubsidi ini sebanyak 10 Kg per Kepala Keluarga Rumah Tangga Miskin Selama 10 bulan.

Dalam pelaksanaan program Beras untuk keluarga Miskin (Raskin) di kecamatan Medan selayang juga diberikan 10 Kg per kepala keluarga miskin, namun hanya selama 7 (tujuh) bulan. Mengenai titik distribusi program Beras untuk Keluarga Miskin tersebut dikelola di setiap kecamatan dan dari kecamatan program Beras Miskin untuk Keluarga Miskin (Raskin) disalurkan kepada

masyarakat yang berhak untuk mendapatkannya melalui kelurahan masing–masing.

4.6.2 Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)

Askeskin merupakan Program pelayanan Kesehatan gratis untuk masyarakat miskin, mulai dari pelayanan tingkat pertama di Puskesmas dan jaringannya, sampai pada pelayanan tingkat lanjutan dan pelayanan canggih di seluruh Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta yang ditunjuk.

Dalam pendataan masyarakat yang memperoleh program tersebut ditentukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang bekerjasama dengan pihak


(67)

kelurahan dimana dalam observasi, maka kepala lingkungan yang menentukan masyarakat mana yang sesuai untuk memperoleh program tersebut. Setelah pendataan selesai, maka pihak kelurahan mengirimkan data ini ke kecamatan dan pihak kecamatan mengirim data tersebut ke kementrian kesehatan.

4.7 Kependudukan Kecamatan Medan Selayang

Data penduduk merupakan salah satu data pokok dalam perencanaan pembangunan karena penduduk merupakan objek dan subjek dalam pembangunan.

4.7.1 Jumlah dan kepadatan Penduduk

Sesuai dengan hasil registrasi penduduk Kelurahan Tahun 2001 ada kenaikan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2001 berjumlah 73.500 jiwa dan Tahun 2001 naik menjadi 77.783 jiwa, Tahun 2004 menjadi 84.304 jiwa dan pada 2005 berjumlah 94.825 jiwa dan merupakan 4,04%. Kecamatan Medan Selayang ini meningkat dari Tahun 2000 sejumlah 3.076 jiwa/km2 dan pada tahun 2006 menjadi 3.969 jiwa/km2.

4.7.2 Sex Ratio

Sex ratio atau perbandingan jumlah penduduk laki-laki per 1000 penduduk perempuan pada tahun 2007 menunjukkan angka perbandingan 50-50. Ini artinya bahwa penduduk perempuan sama dari penduduk laki-laki, dimana di antara 1000 perempuan terdapat 1000 laki-laki.


(68)

4.7.3 Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil pendataan penduduk kelurahan tahun 2001 bahwa jumlah tenaga kerja (>10 tahun) mencapai 63.681 orang sedangkan angkatan kerja untuk kecamatan Medan Selayang mencapai 60.144 orang dan bukan angkatan kerja 3.537 orang pada tahun 2001.

4.7.4 Agama

Mayoritas penduduk di kecamatan Medan Selayang ini pada tahun 2005 beragama Islam berjumlah 57.398 jiwa (60,53%), sedangkan Protestan 29.771 jiwa (31,40%), Katolik 5.488 jiwa (5,79%), Hindu 1.049 jiwa (1,11%) dan Budha 1.119 orang (1,18%).

4.7.5 Etnis

Penduduk kecamatan Medan Selayang cukup heterogen, terbukti dengan banyaknya suku/etnis yang hidup dan bermukim di wilayah kecamatan Medan Selayang ini. Adapun suku bangsa yang terbesar adalah Suku Karo dengan jumlah 35.543 jiwa (30%) disusul Suku Jawa 31.989 jiwa (27%), Melayu 23.695 jiwa (20,01%), Batak Mandailing 11.848 jiwa (10.00%), Simalungun 3.815 jiwa (3.22%), Minang 3.554jiwa, Pakpak 3.293jiwa (2.78%), dan yang terkecil adalah suku bangsa Nias dan lainnya 2%.


(69)

BAB V

ANALISA DATA

5.1 Karakteristik Responden

Dalam bab ini penulis menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner tersebut diisi oleh responden. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya pada metode penelitian, bahwa sampel penelitian ini adalah sebanyak 92 KK, dimana metode yang digunakan adalah metode cluster random sampling dan yang menjadi sampelnya adalah masyarakat yang menerima Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dan Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) di kecamatan Medan Selayang. Pengambilan sampel bertujuan menggambarkan respon para responden atas pelaksanaan program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang. Agar tujuan ini tercapai maka diperlukan data yang valid dan benar–benar terjamin kebenarannya.

Sebelum melakukan analisis dan mengevaluasi data, terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa data mengenai karakteristik umum responden. Baik menurut jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan dan jumlah tanggungan dari responden.


(70)

Tabel 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin F %

1 2

Laki – laki Perempuan

74 18

80,43% 19,57%

Total 92 100%

Sumber : Kuesioner, Januari 2008.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki–laki. Ini terlihat pada tabel 1, bahwa berjenis kelamin laki–laki sebanyak 74 orang (80,43%) sedangkan perempuan sebanyak 18 orang (19,57). Ini dikarenakan masyarakat yang menerima program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dan program Asuransi Kesehatan Kelurga Miskin hanya kepala keluarga (KK) saja. Sementara responden perempuan, ini dikarenakan responden tidak memiliki suami lagi atau janda sehingga merekalah yang menjadi kepala di keluarganya. Selanjutnya untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 2.


(1)

Kuesioner

Isi dan lingkari jawaban yang menurut bapak/ibu benar, atas kesediaannya mengisi daftar pertanyaann ini terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih.

A. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Umur :

5. Pendidikan terakhir : a. SD b. SMP c. SMA

6. Pekerjaan :

7. Pendapatan per Bulan :


(2)

B. Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

1. Apakah bapak/ibu sudah mengetahui tentang program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) yang dijalankan oleh Pemerintah kecamatan Medan Selayang?

a. mengetahui b. tidak mengetahui

2. Jika anda mengetahui, dari mana pertama kalinya informasi tersebut diperoleh?

a. kepala lingkungan b. kelurahan c. kecamatan

d. media e. tetangga f. dll (sebutkan)………..

3. Apakah bapak/ibu mengetahui persyaratan untuk memperoleh program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) tersebut?

a. tahu b. tidak tahu

4. Jika tahu, dari mana anda mengetahuinya?

a. kepala lingkungan b. kantor kelurahan c.kantor kecamatan

d. media e. dll (sebutkan)………….

5. Menurut bapak/ibu, bagaimana prosedur untuk mendapatkan bantuan Raskin tersebut?

a. sangat mudah b. mudah


(3)

6. Setelah mengetahui persyaratan dan prosedur, bagaimana proses penyaluran bantuan pada program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) tersebut?

a. mudah (cepat) b. tidak mudah (lama)

7. Sebelum diberikannya program Raskin tersebut, pernahkah setiap petugas

melakukan sosialisasi tentang program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)?

a. pernah b. tidak pernah

8. Menurut bapak/ibu, apakah program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) tersebut bermanfaat untuk bapak/ibu?

a. bermanfaat b. kurang bermanfaat c. tidak bermanfaat

9. Menurut bapak/ibu, bagaimana pelaksanaan program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) secara umum?

a. baik b. kurang baik c. tidak baik

10.Menurut bapak/ibu, apakah pelaksanaan program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) tersebut perlu ditingkatkan?

a. perlu b. tidak perlu

11. Jika masih, apakah pelaksanaan program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) tersebut perlu perbaikan?


(4)

12. Jika perlu, bagian/sisi mana dari program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) tersebut yang perlu diperbaiki?

a. prosedur dipermudah b. pendistribusian dipercepat

c. jumlah jatah beras ditingkatkan d. harganya diturunkan

(jawaban boleh lebih dari satu)

13. Menurut bapak/ibu, apakah di lingkungan bapak/ibu ada petugas yang melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) tersebut?

a. ada b. tidak ada

14. Jika ada sebutkan Penyimpangan yang terjadi

………...

………

………

15. Apakah bapak/ibu mendukung dengan adanya program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) yang dijalankan oleh emerintah kecamatan medan Selayang?


(5)

C. Program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)

16. Apakah bapak/ibu juga sudah mengetahui tentang program Asuransi Kesehatan untuk Keluarga Miskin (Askeskin)?

a. mengetahui b. tidak mengetahui

17. Jika anda mengetahui, dari mana pertama kalinya informasi tersebut diperoleh?

a. kepala lingkungan b. kelurahan c. kecamatan

d. media e. tetangga d. dll (sebutkan)……….

18. Apakah bapak/ibu juga mengetahui persyaratan untuk program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) tersebut?

a. tahu b. tidak tahu

19. Jika tahu, dari mana anda mengetahuinya?

a. kepala lingkungan b. kantor kelurahan c. kantor kecamatan

d. media d. tetangga e.dll (sebutkan)………

20. Menurut bapak/ibu, bagaimana pula prosedur untuk mendapatkan bantuan Askeskin tersebut?

a. sangat mudah b. mudah


(6)

21. Sebelum diberikannya program Askeskin tersebut, pernakah setiap petugas melakukan sosialisasi tentang program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin)?

a. pernah b. tidak pernah

22. Menurut bapak/ibu, apakah program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) tersebut bermanfaat untuk bapak/ibu?

a. bermanfaat b. kurang bermanfaat c. tidak bermanfaat

23. Menurut bapak/ibu, apakah di lingkungan bapak/ibu ada petugas yang melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan program Asuransi Kesehatan untuk keluarga Miskin (Askeskin) tersebut?

a. ada b. tidak ada

24. Jika ada sebutkan penyimpangan yang terjadi

………...

………

………

25. Apakah bapak/ibu mendukung dengan adanya program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) yang dijalankan oleh pemerintah kecamatan Medan Selayang?