Hambatan-Hambatan Humas Dalam Membangun Citra Positif

23 Sehingga memang ada khusus wali kelas di setiap kelas. Lingkungan sekolah SD N Sosrowijayan Yogyakarta yang mempunyai banyak budaya karena tempat pariwisata serta keadaan keluarga yang bermacam-macam dalam kategori pekerjaan orang tua ataupun pola asuh orang tua membuat banyak guru terkadang kebingungan, namun semua dapat diatasi satu persatu dengan cara yang baik didalam sekolah tersebut. Bermacam-macam teknik dalam membangun hubungan masyarakat, banyak ragam dalam memberikan informasi kepada khalayak umum. Ide-ide yang dikeluarkan dari pihak sekolah untuk menangkap signal positif dari pihak eksternal memang memerlukan ide-ide cerdas. Perbedaan kebudayaan atau perbedaan individu dari dalam diri siswa adalah sebuah tantangan untuk setiap guru maupun orang tua dalam bekerja sama. Layaknya kerja sama sekolah dengan pemerintah ataupun lingkungan sekitar sekolah. Sebenarnya tujuan dari hubungan masyarakat itu sendiri salah satunya adalah menjalin hubungan baik dan keterbukaan yang jujur antara satu sama lain agar timbul kepercayaan antara satu sama lain.

C. Hambatan-Hambatan Humas Dalam Membangun Citra Positif

Organisasi atau lembaga sekolah selalu mengalami naik atau turun kepercayaan diri untuk mengeluarkan program tertentu, karena takut akan tidak diterimanya kegiatan yang akan diberikan kepada anak didik didalam sekolah atau untuk kerja sama antar sekolah. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam membangun citra positif selalu ada dan menjadi ketakutan dalam sebuah lembaga. Jika terjadi hambatan-hambatan tertentu, pihak dari sekolah yang mengadakan 24 kegiatan akan merasakan dampak besar dari ketidaksuksesan yang terjadi. Hambatan yang tak kalah merintang berasal dari masyarakat, khususnya dari kalangan minoritas yang dicirikan dari aspek ekonomi yang biasanya berkaitan positif dengan latar belakang pendidikan dan status sosial. Menurut Grant yang dikutip oleh Rahmania Utari dalam Makalah PPM Peningkatan Kegiatan Humas melalui Pengembangan Kemitraan. http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilestmpMakalah_PPM_Peningkatan20Kegi atan20Humas20melalui20Pengembangan20Kemitraan.pdf di download pada tanggal 12 Juli 2015 Hambatan-hambatan praktis yang sifatnya mendasar bagi kaum minoritas untuk berpartisipasi adalah : 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat Pengetahuan tentang kebijakan dan prosedur program kemasyarakatan sangatlah penting untuk terciptanya partisipasi masyarakat yang sehat. Sayangnya, masyarakat dengan penghasilan rendah latar belakang sebagai kelompok minoritas seringkali tidak menyadari informasi esensial tentang program. Partisipasi masyarakat harus turut mendukung pemberian informasi dan pemberian kesempatan penuh kepada masyarakat untuk mengambil bagian dalam membangun dan melaksanakan program. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa banyak kelompok masyarakat yang tidak diberikan informasi relevan untuk terciptanya partisipasinya yang berarti. 25 2. Kurang aspiratifnya pimpinan sekolah dalam mewakili pandangan masyarakat. Dalam konteks pimpinan sekolah yang seyogyanya juga mewakili pendapat masyarakat, hambatan dapat berasal dari sikap para pimpinan sekolah itu sendiri yang memiliki pandangan pribadi terhadap hal-hal seperti diskriminatif paternalistik, bias gender, dan lain sebagainya. Selain itu ada persoalan teknis seperti jadwal pertemuan yang diumumkan secara terbatas sehingga kurang dapat diakses oleh orang tua khususnya yang berlatar belakang ekonomi rendah. Hambatan lain juga bersumber dari sikap acuh tak acuh sekolah terhadap pendapat kelompok lainnya diluar pengurus sekolah. Untuk itu anggota masyarakat perlu didorong untuk membangun kemandirian dan kepercayaan diri dalam rangka meningkatkan daya tawar dengan para pegawai sekolah. 3. Kurangnya sumber daya keuangan Pertemuan antara pihak sekolah dan orang tua atau masyarakat sering diwarnai dengan kurangnya pendanaan. Bagi kalangan berpenghasilan rendah, menghadiri pertemuan disekolah tidak menjadi prioritas karena adanya biaya transportasi. Dalam hal ini sebaiknya kelompok kemitraan memfasilitasi hal ini dengan mengandalkan pada kas mandiri. Kalaupun belum mampu, maka perlu ditempuh alternatif media lainnya, seperti bulletin atau surat pemberitahuan. Bagaimanapun, para orang tua dan masyarakat yang berkepentingan terhadap sekolah pada umumnya adalah warga negara pembayar pajak, sehingga menjadi hal yang wajib untuk memperlakukan mereka sedemikian rupa. 26

D. Upaya-Upaya Membangun Citra Positif