86
pada saat-saat tertentu tergantung program dari Universitas dan waktu yang diperbolehkan untuk penelitian.
Memang bukan hal mudah untuk melakukan semua program-program yang ada karena faktor tenaga kerja juga yang kurang didalam sekolah. Namun, rasa
saling tolong menolong antara guru, kepala sekolah dan juga humas sangat tinggi untuk terus menyelamatkan SD N Sosrowijayan Yogyakarta.
Menurut H. Fayol yang dikutip oleh Rosandy Ruslan 2012: 23 beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah sebagai berikut :
a. Membangun Identitas dan Citra Perusahaan Building corporate identity and image
1 Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif 2 Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai
pihak b. Menghadapi Krisis Facing of Crisis
1 Menangani keluhan complaint dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image yang
bertugas memperbaiki lost of image and damage
c. Mempromosikan Aspek Kemasyarakatan Promotion public cause
1 Mempromosikan yang menyangkut kepentingan Publik 2 Mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta menghindari
obat-obatan terlarang, dan sebagainya.
2. Hambatan-Hambatan Humas Dalam Membangun Citra Positif Sekolah Secara Internal dan Eksternal
Hambatan-hambatan yang dialami oleh pihak humas, tidaklah mudah untuk dilalui begitu saja. Tentunya, pihak humas melakukan beberapa hal untuk
meminimalisir keadaan yang tidak diinginkan oleh pihak sekolah. Perencanaan sebuah program dari humas juga merupakan hasil dari koordinasi antara guru dan
juga kepala sekolah di SD N Sosrowijayan Yogyakarta. Semua hal yang dilalui oleh pihak sekolah dihadapi dengan keadaan yang tenang terlebih dahulu.
87
Hambatan-hambatan humas berupa internal meliputi : waktu, keuangan, buku paket, website, letak sekolah, guru. Sedangkan hambatan secara eksternal
meliputi : peran serta orangtua dan lingkungan. Hambatan-hambatan ini diminimalisir dengan adanya komunikasi antara guru, kepala sekolah, humas, wali
murid. Dari sekian banyak hambatan point tertinggi terletak dibagian letak sekolah, lingkungan dan juga peran serta orang tua. Dapat dikatakan demikian,
karena dari data hasil wawancara ditemui bahwa memang letak sekolah bermasalah, selain itu mengganggu siswa. Lingkungan perumahan dan juga peran
serta orang tua menjadi satu kesatuan, apabila orang tua memperhatikan anak dan melakukan komunikasi yang baik maka kegiatan pendidikan akan berjalan baik,
namun kenyataannya tidak seperti itu. Penyebabnya salah satunya juga yaitu karena latar belakang pendidikan wali murid yang kurang. Sehingga timbul hal-
hal yang tidak diinginkan oleh berbagai pihak. Pihak orang tua dan sekolah tentunya mempunyai pandangan masing-
masing tentang pendidikan disekolah. Contohnya ada peran orang tua yang kenyataannya hanya menyerahkan anak kesekolah, yang terpenting anak sekolah
dan merasa anak baik-baik saja disekolah, padahal belum tentu seperti itu. Inilah mengapa komunikasi harus dilakukan dua arah, bukan pemikiran sendiri yang
merasa sudah benar. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab XV Peran serta masyarakat dalam pendidikan bagian kesatu yaitu:
88
a. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. b. Masyarakat dapat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan
pengguna hasil pendidikan. c. Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah
.
3. Upaya-Upaya Humas Dalam Membangun Citra Positif Sekolah Secara Internal dan Eksternal