saling mengajukan bukti-bukti untuk mempertahankan pendapatnya penuntut umum mengajukan bukti yang membuat hakim mempunyai alasan kuat untuk
memidana tersangka, sedangkan kuasa hukum mengajukan bukti-bukti untuk menegaskan terdakwa tidak bersalah atau meringankan terdakwa dan untuk
meyakinkan hakim akan pendapatnya. Selanjutnya kuasa hukum terdakwa mempunyai kesempatan untuk membuktikan bahwa suatu tindakan penangkapan,
penggeledahan dan penahanan tidak sah. Bila hakim menetapkan tidak ada suatu alasan suatu tersangka melakukan tindak pidana atau suatu tindakan pejabat ialah
tidak sah, maka tersangka dapat lepas dari penuntutan.
44
Peniadaan penuntutan berdasarkan uraian di atas yaitu abolisi, afkoop, transactie, sub missie, compositie, Lontara ‘ Suku ‘na Wajo dan peniadaan
tuntutan pada pre tial di Amerika Serikat bukan merupakan azas oportunitas yang menjadi yuridiksi kejaksaan. Melainkan hanya azas oportunitas yang memberikan
wewenang kepada penuntut umum untuk menyampingkan perkara pidana.
C. Susunan, Tugas dan Wewenang Kejaksaan
Berkaitan dengan pertanggungjawaban jaksa dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari maka akan lebih baik lagi apabila penulis menguraikan
tentang susunan, tugas dan wewenang kejaksaan sebagai berikut : a.
Susunan Kejaksaan Susunan Kejaksaan diatur dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2004 yaitu
pasal 5 sampai dengan pasal 7, yang berisi ;
45
Susunan Kejaksaan terdiri dari :
44
Michael A. Gottlieb, http:browardcriminallawyer.comcriminal-lawindex-what next
pre tial practice.htm . Diakses tanggal 21 Juli 2010.
45
UU No.16 Tahun 2004, Op.Cit, pasal 5 sampai 7.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
• Kejaksaan Agung
• Kejaksaan Tinggi
• Kejaksaan Negeri
Kejaksaan Agung dipimpin oleh Jaksa Agung berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia yang daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan
Republik Indonesia. Untuk melaksanakan tugasnya, Jaksa Agung dibantu oleh beberapa Jaksa Agung muda yang masing-masing memimpin bidang tertentu, dan
tenaga ahli. Kejaksaan Tinggi dipimpin oleh Kepala Kejaksaan Tinggi atau juga
disebut Jaksa Tinggi yang berkedudukan di ibukota Provinsi Daerah Tingkat I dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi Daerah Tingkat I. Dalam
melaksanakan tugasnya Jaksa Tinggi dibantu oleh wakil Jaksa Tinggi dan beberapa orang asisten.
Kejaksaan Negeri dipimpin oleh Kepala Kejaksaan Negeri yang biasa disingkat KAJARI, yang berkedudukan di ibukota Daerah Tingkat IIKotaMadya
Tingkat IIKota Administratif yang daerah hukumnya meliputi wilayah hukum daerah Tingkat II tersebut. Di daerah Kejaksan Negeri dapat dibentuk Cabang
Kejaksaan Negeri yang biasa disingkat dengan CABJARI yang dipimpin oleh seorang Kepala Cabang Kejaksaan Negeri yang biasa disingkat KACABJARI.
b. Tugas dan Wewenang Jaksa
Dalam pasal 30 Undang-undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, dinyatakan bahwa tugas dan wewenang jaksa adalah :
1 Di bidang Pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang;
a Melakukan penuntutan;
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
b Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hokum tetap; c
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas
bersyarat; d
Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;
e Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
2 Di bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, kejaksaan dengan kuasa
khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama Negara atau pemerintah.
3 Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan : a
Peningkatan kesadaran hukum masyarakat; b
Pengamanan kebijakan penegakan hukum; c
Pengawasan peredaran barang cetakan; d
Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan Negara;
e Pencegahan penyalahgunaan danatau penodaan agama;
f Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.
Sedangkan mengenai tugas dan wewenang Jaksa Agung diuraikan dalam pasal 35 yaitu :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
a Menetapkan serta mengendalikan kebijakan penegakan hukum dan
keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang kejaksaan; b
Mengefektifkan proses penegakan hukum yang diberikan oleh undang-undang;
c Mengesampingkan perkara demi kepentingan umum;
d Mengajukan kasasi demi kepentingan hukum kepada Mahkamah
Agung dalam perkara pidana, perdata, dan tata usaha negara. e
Dapat mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada Mahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana;
f Mencegah atau menangkal orang tertentu untuk masuk atau keluar
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia karena keterlibatannya dalam perkara pidana sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Dan Pasal 36 yaitu :
1 Jaksa Agung memberikan izin kepada tersangka atau terdakwa untuk
berobat atau menjalani perawatan di rumah sakit dalam negeri, kecuali dalam keadaan tertentu dapat dilakukan perawatan di luar negeri;
2 Izin secara tertulis untuk berobat atau menjalani perawatan di dalam
negeri diberikan oleh kepala kejaksaan negeri setempat atas nama Jaksa Agung, sedangkan untuk berobat atau menjalani perawatan di
rumah sakit di luar negeri hanya diberikan oleh Jaksa Agung; 3
Izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, hanya diberikan atas dasar rekomendasi dokter, dan dalam hal diperlukannya perawatan
di luar negeri rekomendasi tersebut dengan jelas menyatakan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
kebutuhan untuk itu yang dikaitkan dengan belum mencukupinya fasilitas perawatan tersebut di dalam negeri.
Dalam pasal 32 dinyatakan, disamping tugas dan wewenang berdasarkan UU No. 16 Tahun 2004, kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain
berdasarkan undang-undang, antara lain dapat dicatat tugas dan wewenang kejaksaan pada Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
yang dalam pasal 14 menyatakan penuntut umum mempunyai wewenang : a
Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau penyidik pembantu;
b Mengadakan pra penuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan
dengan memperhatikan ketentuan pasal 110 ayat 3 dan ayat 4, dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan
dari penyidik; c
Memberi perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan lanjutan dan atau mengubah status tahanan setelah
perkaranya dilimpahkan oleh penyidik; d
Membuat surat dakwaan; e
Melimpahkan perkara ke pengadilan; f
Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik
kepada terdakwa maupun kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah ditentukan;
g Melakukan penuntutan;
h Menutup perkara demi kepentingan hukum;
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
i Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab
sebagai penuntut umum menurut ketentuan undang-undang ini; j
Melaksanakan penetapan hakim. Pasal 259 yaitu :
1 Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, dapat diajukan satu kali permohonan kasasi oleh
Jaksa Agung. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang dibidang penuntutan, kejaksaan
berpegang pada azas ‘KEJAKSAAN ADALAH SATU DAN TIDAK TERPISAH-PISAHKAN’ bertujuan agar terpelihara kesatuan kebijakan di bidang
penuntutan, sehingga dapat ditampilkan ciri khas dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak aparatur kejaksaan dalam penanganan perkara.
46
Oleh karena itu kegiatan penuntutan tidak terhenti hanya karena Jaksa Penuntut Umum yang
bertugas berhalangan. Dalam hal demikian tugas penuntutan tetap berlangsung yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum lainya sebagai pengganti.
Demikian pentingnya posisi Jaksa dalam mewakili masyarakat demi menegakkan hukum dan keadilan maka tidak salah dan berlebihan dikemukakan,
betapa niat dan keinginan menempatkan jaksa dalam kedudukan yang mulia dan luhur dapat dibaca dari lambang kejaksaan yang terdiri dari :
1. Pedang bermata dua, merupakan perlambang penegak hukum yang harus
tegas dan tidak pandang bulu. 2.
Timbangan di tengah, merupakan pencerminan tegaknya keadilan.
46
http:www.kejaksaan.go.idindex.php . Diakses 28 Juli 2010.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Padi sejumlah 22 buah sebagai tanggal peringatan berdirinya kejaksaan.
4. Kapas sejumlah 7 buah, kecuali bertujuan menegakkan keadilan,
menciptakan kemakmuran, juga peringatan bulan 7 berdirinya kejaksaan.
47
5. 3 tiga bintang, berupa doktrin kejaksaan Tri Krama Adhyaksa, sebagai
pedoman yang menjiwai setiap Warga Kejaksaan Republik Indonesia dan terwujud dalam sikap mental yang terpuji, yaitu;
a Satya = Setia dan taat serta melaksanakan sepenuhnya perwujudan nilai-
nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, serta peraturan perundang-undangan Negara sebagai warga Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat. b
Adhi = Jujur, berdisiplin dan bertanggung jawab. c
Wicaksana = Bijaksana dan berprilaku terpuji.
48
Dan landasan Doktrin Kejaksaan TRI KRAMA ADHYAKSA adalah Pancasila sebagai landasan idiil Kejaksaan Republik Indonesia, sebagai sumber
hukum demi tercapainya cita-cita dan tujuan Negara dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu baik pelaksanaan dan tujuan penegakan hukum yang berintikan
keadilan adalah dengan menerapkan sepenuhnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
D. Alasan Kepentingan Umum.