Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi anak terhadap sakit dan rawat inap di Rumah sakit Reaksi anak

berpisah dengan orang tua dan anak sering mimpi buruk. Sehingga anak kehilangan fungsi dan control sehubungan terganggunya fungsi motorik yang mengakibatkan berkurangnya percaya diri pada anak sehingga tugas perkembangan yang sudah dicapai dapat terhambat. Hal ini membuat anak menjadi regresi; ngompol lagi, suka menghisap jari dan menolak untuk makan. Anak cenderung mengalami pengekangan yang dapat menimbulkan kecemasan pada anak sehingga anak merasa tidak nyaman akan perubahan yang terjadi pada dirinya

4.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi anak terhadap sakit dan rawat inap di Rumah sakit

4.2.1.1 Perkembangan usia Reaksi anak terhadap sakit berbeda-beda sesuai tingkat perkembangan anak Supartini, 2000. Pada anak usia prasekolah reaksi perpisahan adalah kecemasan karena berpisah dengan orangtua dan kelompok sosialnya. Pasien anak usia prasekolah umumnya takut pada dokter dan perawat Ngastiyah, 2005 4.2.1.2 Pola asuh keluarga Pola asuh keluarga yang terlalu protektif dan selalu memanjakan anak juga dapat mempengaruhi reaksi takut dan cemas anak dirawat di rumah sakit. Beda dengan keluarga yang suka memandirikan anak untuk aktivitas sehari-hari anak akan lebih kooperatif bila dirumah sakit. Universitas Sumatera Utara 4.2.1.3 Keluarga Keluarga yang terlalu khawatir atau stress anaknya yang dirawat di rumah sakit akan menyebabkan anak menjadi semakin stress dan takut. 4.2.1.4 Pengalaman dirawat di rumah sakit sebelumnya Apabila anak pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan dirawat di rumah sakit sebelumnya akan menyebabkan anak takut dan trauma. Sebaliknya apabila anak dirawat di rumah sakit mendapatkan perawatan yang baik dan menyenangkan anak akan lebih kooperatif pada perawat dan dokter Supartini, 2004 4.2.1.5 Support sytem yang tersedia Anak mencari dukungan yang ada dari orang lain untuk melepaskan tekanan akibat penyakit yang dideritanya. Anak biasanya akan minta dukungan kepada oerang terdekat dengannya misalnya orang tua atau saudaranya. Perilaku ini biasanya ditandai dengan permintaan anak untuk ditunggui selama dirawat di rumah sakit, didampingi saat dilakukan treatment padanya, minta dipeluk saat merasa takut dan cemas bahkan saat merasa kesakitan. 4.2.1.6 Keterampilan koping dalam menangani stressor Apabila mekanisme koping anak baik dalam menerima dia harus dirawat di rumah sakit akan lebih kooperatif anak tersebut dalam menjalani perawatan di rumah sakit. Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Reaksi anak

Proses perawatan yang seringkali membutuhkan waktu lama akhirnya menjadikan anak berusaha mengembangkan perilaku atau strategi dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Perilaku ini menjadi salah satu cara yang dikembangkan anak untuk beradaptasi terhadap penyakitnya. Beberapa perilaku itu antara lain: 4.2.2.1 Penolakan avoidence Perilaku dimana anak berusaha menghindari dari situasi yang membuatnya rasa tetekan. Anak berusaha menilak treatment yang diberikan, seperti tidak mau suntik, tidak mau dipasang infus, menolak minum obat, bersikap tidak kooperatif kepada petugas medis 4.2.2.2 Mengalihkan perhatian distraction Anak berusaha mengalihkan perhatian dari pikiran atau sumber yang membuatnya tertekan. Perilaku yang dilakukan anak misalnya: membacakan buku cerita saat dirumah sakit, menonton televisi saat dipasang infuse, atau bermain mainan yang disukai. 4.2.2.3 Berupaya aktif active Anak berusaha mencari jalan keluar dengan melakukan sesuatu secara aktif. Perilaku yang sering dilakukan misalnya: menanyakan tentang kondisi sakitnya kepada tenaga medis atau orangtuanya, bersikap kooperatif terhadap petugas medis, minum obat secara teratur, beristirahat sesuai dengan peraturan yang diberikan. Universitas Sumatera Utara 4.2.2.4 Mencari dukungan support seeking Anak mencari dukungan dari orang lain untuk melepaskan tekanan akibat penyakitnya yang dideritanya. Anak biasanya akan meminta dukungan orang dekat dengannya, missal orang tua atau saudaranya. Perilaku ini biasanya ditandai dengan permintaan anak untuk ditemani selama dirawat di rumah sakit, didampingi saat dilakukan treatment padanya, minta dipeluk saat merasa kesakitan. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian

Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen, dimana terapi bermain dengan tehnik bercerita mempengaruhi kecemasan akibat hospitalisasi diruang perawatan anak. Sasaran penelitian adalah anak usia prasekolah yang sedang dirawat di rumah sakit. Syarat-syaratnya yakni, usia anak prasekolah 3-5 tahun, lama rawat 1-3 hari, dan sedang dirawat di rumah sakit Kemudian diberi terapi bermain dengan tehnik bercerita selama anak bisa tidur. Secara psikologis membaca atau bercerita merupakan salah satu bentuk bermain yang paling sehat. Disamping itu, bercerita dapat mengungkapkan perasaan anak dan melatih anak dalam berkomunikasi. Mengukur kecemasan anak dengan skala kecemasan dan melihat respon adaptifnya pada rumah sakit. Skema 1. Kerangka konsep Tingkat kecemasan • Ringan • Sedang • Berat • Panik Anak usia prasekolah 3-6 tahun Tingkat kecemasan • menurun Terapi Bermain dengan tehnik bercerita Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Terapi Sinema Terhadap Kecemasan Praoperatif pada Anak Usia Sekolah di RSUP. H. Adam Malik Medan

15 115 99

Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan

4 20 75

PENGARUH TERAPI BERMAIN WALKIE TALKIE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA Pengaruh Terapi Bermain Walkie Talkie Terhadap Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di Rsud Dr. Moewardi.

0 6 14

PENGARUH TERAPI BERMAIN WALKIE TALKIE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN AKIBAT Pengaruh Terapi Bermain Walkie Talkie Terhadap Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di Rsud Dr. Moewardi.

0 6 16

PENDAHULUAN Pengaruh Terapi Bermain Walkie Talkie Terhadap Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di Rsud Dr. Moewardi.

2 13 7

PENGARUH TERAPI BERMAIN GELEMBUNG SUPER TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA Pengaruh Terapi Bermain Gelembung Super Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi Di Ruang Anak Rsud Pandan Arang Boyolali.

0 1 16

PENGARUH TERAPI BERMAIN GELEMBUNG SUPER TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH YANG Pengaruh Terapi Bermain Gelembung Super Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi Di Ruang Anak Rsud Pandan Arang Bo

0 1 9

Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan

1 3 6

Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan

1 2 11

Penerimaan Tenaga Non PNS RSUP H. Adam Malik Semester I TA 2017

0 1 6