2. Orang-orang yang bepergian untuk mengadakan pertemuanatau mewakili
kedudukan sebagai diplomat, misi keagmaan, orang-orang yang bepergian dengan alasan dagang.
3. Orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila mereka
tinggal kunga dari 24 jam. Bedasarkan konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perjalanan
internasional dan pariwisata di Roma tahun 1963 menyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempa tinggalnya
yang biasa, untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan yang menguntungkan di negara yang dikunjungi. Dari defenisi tersebut telah
mencakup wisatawan tourist yaitu pengunjung yang yang datang tinggal paling edikit 24 jam di negara yang dikunjungi dan pelancong excursionist yaitu seorang
pengunjung yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi. Dari defenisi-defenisi yang telah diuraikan diatas dapat simpulkan batasan
yang disebut sebagai wisatawan adalah 1.
Perjalanan yang dilakukan lebih kurang 24 jam. 2.
Perjalanan yang dilakukan hanya untuk sementara. 3.
Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mncari nafkah di tempat tujuannya.
2.3 Motivasi Perjalanan Wisata.
Defenisi wisatawan dari uraian di atas, kita dapat menelusuri apa yang menjadi maksud seseorang melakukan perjalan wisata. Pada hakikatnya mobilitas
manusia merupakan salah satu sifat kehidupan mansia yang tidak bisa puas atau
Universitas Sumatera Utara
terpaku pada suatu tempat dalam memenuhi kebutuhan atau tuntutan kelangsungan hidupnya. Moblitas manusia timbuldari berbagai dorongan kebutuhan atau
kepentingan. Motivasi atau tujuan perjalanan dari para wisatawan pada dasarnya dapat di
golongkan dalam dua kategori yaitu : pesiar leasure, untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, keagamaan, olahraga, dan lain sebagainya. Kemudian business,
untuk keperluan konferensi, lokakarya, simposium, dan missi tertentu. H.Peter Gray mengemuakan dua motivasi utama dalam perjalanwisata yaitu :
1. Keingina bertualang wanderlust yaitu keinginan seseoarang untuk
mengetahui yang baru atau mencari sesuatu yang belum diktahui, meninggalkan semua yang sudah dikenal dan melihat tempat, orang,
kebudayaan yang berbeda. 2.
Keingnan mendapatkan sinar matahari sun lust sejenis perjalana yang tergantung pada adanya tempat yang menarik atau
menyenangkan yang lebih baik di tempat lain untuk tujuan tertentu. Misalnya untuk olahraga, atau benar-benar hanya untuk mencari
matahari.
2.4 Pengertian Industri Pariwisata
Ketika kita mendengar kata industri, maka tumbuh gambaran dibenak kita adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya dan menghasilkan
prodak dalam bentuk barang. Namun industri pariwisata jauh berbeda dengan yang kita lihat biasanya.
Universitas Sumatera Utara
Para ahli umumnya memberi batasan pengertian kata “industri” sebagai berikut :
1. Industri adalah segala usaha yang bertujuan untuk menghasilkan barang-
barang atau jasa. 2.
Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang sejenis atau serupa.
3. Industri adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan firms yang
menggunakan bahan mentah yang sama Yoeti, 1983:138. Dari pengertian – pengertian kata “industri” seperti yang telah diuraikan
dalam di atas, maka kita cenderung untuk memberikan batasan tentang industri pariwisata, yaitu : “Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam – macam
perusahaan yang secara bersama – sama mengahasilkan barang dan jasa good and service yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya,
selama dalam perjalanannya” Yoeti, 1983:140. R.S. Damarjadi dalam Yoeti, 1983:141 menjelaskan arti industri pariwisata,
yaitu: “Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama sama mengahasilkan produk–produk maupun jasapelayanan
atau service yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan wisatawan nantinya, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan
oleh wisatawan selama perlawatannya”. Sedangkan, menurut Undang-Undang RI No 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan menjelaskan bahwa: “Industri pariwisata adalah kumpulan usaha
Universitas Sumatera Utara
yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang danatau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata”.
Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan ketika
melakukan perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahap-tahap wisatawan sebagai konsumen yang memerlukan pelayanan tertentu.
Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No.9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus 1969, di mana dalam Bab II
pasal 3 Yoeti, 1983:138 disebutkan: “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu
pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”.
Sesuai dengan instruksi presiden tersebut Yoeti, 1983:138 dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah:
a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara
pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan kegiatan industri sampingan lainnya.
b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan
Indonesia. c.
Meningkatkan persaudaraanpersahabatan nasional dan internasional. Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan
dengan kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat “Comercial”. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika
Universitas Sumatera Utara
melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang
berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata yaitu:
1. Travel Agent 2. Perusahaan Angkutan Transportasi
3. Akomodasi perhotelan 4. Bar dan Restoran
5. Souvenir dan Handicraft. 6. Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti;
tempat orang menjual dan mencetak film, camera, postcards, kantor pos, money changer, bank, dan lain-lain Yoeti, 1983:147.
2.5 Produk Pariwisata