sesuai dengan teori. Manajer tehnik dan bidang pelayanan jasa dijadikan pusat biaya tehnik karena biaya unit-unit ini dapat diperhitungkan secara tehnik dan unit-unit kerja ini
secara langsung melibatkan diri dalam pelaksanaan operasi kepelabuhan. Sedangkan manajer lainnya seperti manajer keuangan, manajer personalia dan admnistrasi umum
serta manajer usaha dijadikan pusat biaya kebijakan karena manajer-manajer ini tidak terlibat secara langsung dalam operasi pelabuhan.
Dalam sistem pertanggungjawaban biaya, perusahaan memiliki laporan-laporan pertanggungjawaban biaya sesuai dengan jejang organisasi yang terdiri dari :
1. Laporan pertanggungjawaban biaya
─ tingkat Manajer Sub Divisi.
2. Laporan pertanggungjawaban biaya
─ tingkat Manajer Divisi.
3. Laporan pertanggungjawaban biaya
─ tingkat Direksi.
Laporan pertanggungjawaban biaya perusahaan juga telah disesuaikan dengan tingkat manajemen dimana semakin tinggi tingkatan manajemen semakin ringkas pula isi
dari laporan tersebut. Dari pembahasan diatas, maka secara umum sistem pertanggungjawaban biaya
pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Cabang Belawan telah memenuhi syarat penerapan konsep akuntansi pertanggungjawaban biaya.
C. Penyusunan Anggaran Biaya Perusahaan
Dalam bab ketiga telah dijelaskan mengenai proses penyusunan anggaran pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Cabang Belawan. Sistem anggaran
ditetapkan secara top down dengan konfirmasi, dimana manajemen puncak terlebih dahulu menentukan kebijakan-kebijakan pokok operasional periode yang akan datang
sebagai dasar manajemen bawah untuk menyusun anggaran. Meskipun demikian, untuk intern perusahaan sendiri, perencanaan anggaran dilaksanakan secara bottom up, namun
tetap sisesuaikan dengan kebijakan penganggaran PT. Persero Plabuhan Indonesia I Medan secara keseluruhan. Penyusunan anggran juga dilakukan berdasarkan divisi,
dimana setiap divisi pasti memiliki jenis dan sifat kebutuhan yang berbeda dan hanya divisi tersebutlah yang dapat mengetahui dengan pasti apa jenis kebutuhan ataupun
kegiatannya untuk ekmudian disusun ke dalam suatu anggaran. Tindakan ini diambil untuk meningkatkan partisipasi bawahan dalam usaha melaksanakan anggaran efektif dan
efisien. Menurut penulis, perlakuan tersebut telah sesuai dengan teori, dimana masing-
masing unit kerja diiutsertakan dalam proses penyusunan anggaran. Walaupun manajemen puncak terlebih dahulu menentukan kebijakan-kebijakan pokok operasional
periode yang kan datang sebagai dasar manajemen bawah untuk menyusun anggarannamun secara intern manajemen perusahaan tetap meminta kesanggupan
manajer dan usulan manajer departemen terhadap pendapatan dan atau biaya yang terjadi di departemennya. Kebijaksanaan penyusunan anggaran yang melibatkan semua unit
organisasi perusahaan akan menghasilkan anggaran yang lebih rasional. Dengan kata lain, setiap unit organisasi lebih memahami pekerjaan kegiatannya masing-masing,
sehingga usulan-usulan yang diberikan diharapkan akan lebih mendekati kepada kenyataan realisasi yang mungkin terjadi. Dari sudut teori penyusunan anggaran,
kebijakan yang melibatkan seluruh unit organisasi lebih baik dari pada menyusun anggaran dengan hanya melibatkan sebagian dari unit organisasi saja.
Untuk tujuan peningkatan efisiensi biaya operasional, kesulitan dalam mengukur keluaran dan ketidaksesuaian tujuan pusat administrasi dengan tujuan
perusahaan mengakibatkan dalam peningkatan biaya operasional ini perlu memperhatikan beberapa karakteristik seperti yang diuraikan dalam bab dua. Oleh karena
pusat biaya kebijakan bukanlah merupakan pengukur efisiensi namun merupakan batas atas pengeluaran biaya yang dapat dilakukan oleh manajer pusat biaya yang
bersangkutan, dan biaya sesungguhnya tidak boleh melampaui anggaran. Kemudian bila dilihat dari tahapan-tahapan yang ditempuh oleh perusahaan
dalam menyusun anggaran, maka tahapan-tahapan yang ditempuh oleh perusahaan, yaitu yang dimulai dengan menerima formulir anggaran yang dikirim oleh PT. Persero
Plabuhan Indonesia I Medan, yang memuat kerangka-kerangka pendapatan dan biaya yang diperlukan oleh masing-masing unit kerja selama satu tahun, kemudian analisis data
atas rencana anggaran, dengar pendapat dalam rapat anggaran perusahaan, penyusunan anggaran secara keseluruhan dan pengajuan anggaran kepada komisi anggaran dalam
RUPS yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, Pimpinan Cabang. Selanjutnya rencana-rencana anggaran tersebut diteliti dan dibahas bersama dalam rapat tersebut.
Hasil akhir dari kerjasama ini disebut Rencana Kerja Anggaran Perusahaan RKAP yang dilaksanakan setiap akahir periode.
Menutut penulis tahapan-tahapan yang ditempuh oleh perusahaan dalam menyusun anggaran secara menyeluruh merupakan suatu cara yang cukup baik dan telah
mencerminkan peran serta dari seluruh bagian dalam perusahaan untuk ikut serta dalam penyusunan anggaran seperti yang diuraikan diatas.
D. Laporan Manajer Pusat Pertanggungjawaban Biaya