Tahap Penilaian Kinerja Pusat Biaya Penyimpangan Biaya

operasinya, tapi masih belum efisien. Sebaliknya, perusahaan yang efisien mungkin belum efektif jika gagal mencapai tujuan operasi. Secara ringkas, sebuah pusat pertanggungjawaban biaya dapat dikatakan akan bersifat efisien jika melakukan atau mengerjakan hal-hal dengan benar, dan akan bersifat efektif jika melakukan atau mengerjakan hal-hal yang benar.

3. Tahap Penilaian Kinerja Pusat Biaya

Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama yaitu tahap persiapan dan tahap penilaian. Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap, yaitu : a. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab. b. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja c. Pengukuran kinerja sesungguhnya Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap, yaitu : a. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya b. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang diterapkan di standar c. Penegakkan prilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah prilaku yang tidak diinginkan. Penilaian kinerja atau pengukuran prestasi manajer pusat biaya teknik berbeda dengan pusat biaya kebijakan. Dalam pusat biaya teknik, laporan pertanggungjawaban digunakan untuk mengukur efisiensi pusat biaya teknik dan efisiensi tersebut menggambarkan prestasi manajernya. Sedangkan, dalam pusat biaya kebijakan, laporan pertanggungjawaban tidak digunakan untuk menilai. Penilaian kinerja juga dilakukan untuk menyediakan umpan balik bagi karyawan dan dasar distribusi penghargaan agar bermanfaat untuk memotivasi karyawan bekerja dengan baik dan meningkatkan kinerja mereka karena adanya penghargaan khusus reward terhadap hasil kerja mereka, dan atau memberikan hukuman punishment bagi yang lalai. Penghargaan tersebut dapat berupa pemberian bonus, insentif, atau fasibilitas berupa mobil misalnya, dan sebagainya.

4. Penyimpangan Biaya

Suatu peyimpangan diketahuibaik penyimpangan menguntungkan maupun merugikan, penyebab peyimpangan haruslah diketahui pula agar penilaian kinerja tersebut dapat berguna dimasa yang akan dating. Bila penyimpangan merugikan, tindakan koreksi akan dapat dilakukan dengan segera. Bila penyimpangan menguntungkan, usaha untuk mempertahankan bahkan meningkatkan dapat diketahui. Ini berarti usaha peningkatan efisiensi biaya dapat dilakukan.. Penyebab penyimpangan dapat diketahui dengan cara melakukan analisis terhadap penyimpangan tersebut. Analisis selisih menciutkan penelitian bidang yang mungkin menjadi penyebab terjadinya penyimpangan sehingga manajemen dapat memfokuskan perhatiannya pada bidang-bidang yang ditunjukkan oleh analisis selisih. Contoh analisis penyimpangan selisih adalah analisis selisih biaya operasional yang terdiri dari analisis selisih peralatan, analisis selisih pegawai, dan analisis selisih overhead. Apabila segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, maka hanya akan terdapat sedikit perbedaan antara hasil sesungguhnya dan hasil yang diharapkan sesuai dengan anggaran dan standar. Perbedaan antara hasil sesungguhnya dengan yang diharapkan akan hampir selau terjadi. Jika setiap penyimpangan diselidiki maka akan membutuhkan banyak waktu.

BAB III HASIL PENELITIAN PADA PT PERSERO PELABUHAN INDONESIA I

MEDAN CABANG BELAWAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pelabuhan Belawan merupakan salah satu pelabuhan utama di Indonesia Bagian Barat dan sekaligus merupakan pintu gerbang perekonomian Sumatera Utara pada khususnya. Sesuai sejarah perkembangan sebelum Belawan dijadikan pelabuhan pada zaman Hindia Belanda, ketika kerajaan Sultan Deli, pelabuhan ini sering digunakan sebagai arus lalu lintas perdagangan tetapi pelabuhan ini tidak dapat bertahan lebih lama karena alur pelabuhan Deli ini semakin lama semakin dangkal. Sebaliknya dengan berkembangnya usaha dari Pengusaha Belanda pada saat itu, terutama di Bidang perkebunan seperti tembakau, maka oleh Pemerintahan Hindia Belanda dibukalah pelabuhan baru di Belawan yang ketika itu terletak di kali Belawan Deli. Pelabuhan itu terus dikembangkan oleh Pemerintahan Hindia Belanda mengingat hasil perkebunan dari daerah ini juga terus meningkat. Tahun 1899, Pelabuhan Belawan terus diperluas dengan dimulainya pembangunan sarana dermaga, gedung dan fasilitas lainnya. Pada zaman Hindia Belanda, dahulu Pelabuhan Belawan ini bernama “Haven Bedrij” dan nama ini masih dipakai terus sampai tahun 1950. Nama Haven Bedrij ini