Sejalan dengan semua uraian diatas, PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Cabang Belawan juga telah menyusun uraian pekerjaan yang berisikan tanggungjawab,
wewenang tugas dan kewajiban setiap jabatan dalam struktur organisasi secara baik. Fungsi-fungsi pokok, tugas dan tanggungjawab telah dirumuskan dengan jelas sehingga
setiap unit kerja ataupun pemegang jabatan dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya, kepada siapa dia harus melapor, dan membawahi
siapa saja. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa struktur organisasi dan uraian
pekerjaan perusahaan telah memperlihatkan pemisahan tugas dan wewenang secara tegas dan jelas, yang mana hal ini merupakan salah satu bagian yang sangat penting di dalam
penerapan sistem akuntansi pusat biaya. Dan secara umum pula dapatlah dikatakan bahwa struktur organisasi perusahaan telah memenuhi syarat bagi penerapan akuntansi
biaya.
B. Pertanggungjawaban Biaya Perusahaan
Menurut pengamatan penulis, ditinjau dari segi proses akuntansi yang ada dalam perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan telah melaksanakan sistem
akuntansi yang cukup memadai, dimana sudah didukung oleh bukti-bukti asli sebagai dokumen dasar untuk fungsi pencatatan transaksi ke jurnal, buku besar, dan seterusnya
untuk diproses lebih lanjut. Selain itu, untuk memudahkan pengumpulan dan pencatatan transaksi, perusahaan juga telah melakukan penggolongan biaya-biaya dengan
menggunakan kode perkiraan account code. Penggolongan biaya atas biaya yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat
dikendalikan adalah merupakan hal yang sangat penting dalam akuntansi
pertanggungjawaban biaya, karena hanya biaya yang dapat dikendalikan sajalah yang dapat dimintai pertanggungjawaban biaya dari pimpinan suatu pusat pertanggungjawaban
biaya. Seperti disebutkan di atas bahwa PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Cabang Belawan telah menerapkan penggolongan biaya. Hal ini dapat diketahui dari
adanya sistem kode perkiraan, yang dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan di dalam pengumpulan dan pencatatan biaya, yang telah disesuaikan dengan unit-unit kerja
atau pusat pertanggungjawaban biaya yang ada sehingga dapat diketahui kepada siapa bagian mana suatu biaya yang terjadi harus dibebankan.
Di dalam penerapan sistem pengkodean perkiraan tersebut, boleh dikatakan sudah cukup teratur menurut unit-unit organisasi dimana perkiraan itu terjadi. Menurut
penulis penggunaan sistem pengkodean perkiraan tersebut selain sebagai upaya untuk mengidentifikasi perkiraan menurut jenis perkiraan dan tempat dimana perkiraan terjadi,
juga telah menunjukkan biaya yang dapat diawasi dengan yang tidak dapat diawasi. Sesuai dengan teori yang penulis ketahui, pemggunaan sistem kode perkiraan biaya untuk
akuntansi pertanggungjawaban biaya tidak hanya ditunjukkan untuk mengidentifikasi jenis dan tempat terjadinya suatu perkiraan, namun selain itu terutama sekali adalah
untuk menunjukkan apakah suatu perkiraan biaya tertentu dapat dikendalikan atau tidak controllable atau un controllable. Penggolongan dan identifikasi biaya atas biaya yang
dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendalikan akan memberikan kemudahan bagi para manajer untuk mengetahui biaya mana yang menjadi tanggung
jawabnya dan biaya mana yang bukan. PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Cabang Belawan juga telah
membagi pusat biaya atas pusat biaya tehnik dan pusat biaya kebijakan. Hal ini telah
sesuai dengan teori. Manajer tehnik dan bidang pelayanan jasa dijadikan pusat biaya tehnik karena biaya unit-unit ini dapat diperhitungkan secara tehnik dan unit-unit kerja ini
secara langsung melibatkan diri dalam pelaksanaan operasi kepelabuhan. Sedangkan manajer lainnya seperti manajer keuangan, manajer personalia dan admnistrasi umum
serta manajer usaha dijadikan pusat biaya kebijakan karena manajer-manajer ini tidak terlibat secara langsung dalam operasi pelabuhan.
Dalam sistem pertanggungjawaban biaya, perusahaan memiliki laporan-laporan pertanggungjawaban biaya sesuai dengan jejang organisasi yang terdiri dari :
1. Laporan pertanggungjawaban biaya
─ tingkat Manajer Sub Divisi.
2. Laporan pertanggungjawaban biaya
─ tingkat Manajer Divisi.
3. Laporan pertanggungjawaban biaya
─ tingkat Direksi.
Laporan pertanggungjawaban biaya perusahaan juga telah disesuaikan dengan tingkat manajemen dimana semakin tinggi tingkatan manajemen semakin ringkas pula isi
dari laporan tersebut. Dari pembahasan diatas, maka secara umum sistem pertanggungjawaban biaya
pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Cabang Belawan telah memenuhi syarat penerapan konsep akuntansi pertanggungjawaban biaya.
C. Penyusunan Anggaran Biaya Perusahaan