91
hasil dari penjualan karet sedangkan pohon gaharunya diibaratkan sebagai tabungan yang sedang tumbuh yang pada waktunya bisa dinikmati hasilnya.
5.6.1 Aspek Internal dan Eksternal Yang Mempengaruhi Keberhasilan KEMAGAHAN
Aspek Internal
Berdasarkan hasil observasi langsung, dari keseluruhan informan yang memiliki lahan, rata-rata mereka tidak menanam pohon gaharu pada satu areal khusus melainkan
di tumpangsarikan dengan jenis tanaman lain. Seperti bapak Tengku Pid menggabungkan dengan durian, duku, mangga, dan lain-lain. Bapak Tepu
menggabungkan pohon gaharu dengan pohon mahoni yang rencananya akan di panen waktu dekat ini. Bapak Wahidin menggabungka pohon asam jawa dengan pohon
gaharunya dan masih banyak lagi informan lainnya dengan model tumpangsari yang dikembangkan sendiri.
Keberhasilan lainnya yang di raih oleh kelompok adalah sudah mampu melakukan pembibitan sendiri yang berlokasi di rumah Bapak Iyek. Awalnya kelompok
ini masih mengandalkan bibit dari hutan, kemudian dengan kerja keras yang tinggi maka sampai saat ini pembibitan sudah bisa dilakukan secara mandiri oleh kelompok.
Jika dianalisis dengan beberapa prinsip hutan rakyat oleh Wahana Lingkungan Hidup, maka aktor utama dalam pembentukan kelompok berasal dari masyarakat lokal
bahkan dianggap sebagai tokoh masyarakat. Bapak Sanny menjadi promotor untuk mengajak masyarakat Kelurahan Pekan Bahorok untuk membentuk kelompok.
Kelompok ingin dijadikan wadah bagi masyarakat untuk menjalankan tujuan bersama. Kelompok yang dibentuk dijalankan dan diawasi oleh anggota kelompok sendiri.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
92
Pengawasan secara swadaya oleh masyarakat akan menjadikan kelompok semakin berkembang dan transparansi terjaga.
Di dalam menjalankan proses kehidupannya, interakasi yang terjadi antar anggota kelompok tetap terjaga karena seperti yang sudah dijelaskan diatas, nilai-nilai
kekeluargaan dan gotong royong masih melekat di masyarakat. Begitu juga dengan hubungan antara masyarakat dengan lingkungan alamnya. Atas dasar kelekatan nilai-
nilai terhadap lingkungan alamnya, sebahagian masyarakat mau berpartisipasi untuk ikut kedalam KEMAGAHAN. Ketika kelompok pertama sekali dibentuk, Bapak Sanny
dan beberapa anggota kelompok lainnya masih mengandalkan pengetahuan lokal dalam mengembangkan gaharu, karena pada saat itu masih tahap pembibitan. Setelah berjalan
8 tahun, Bapak Sanny mencoba panen perdana dan teknologi yang digunakan tidak lagi menggunakan pengetahuan lokal tetapi dari luar. Bukan berarti kelompok menggunakan
teknologi luar dan tidak sesuai dengan prinsip pengelolaan lembaga hutan rakyat. Justru hal ini menjadi keberhasilan kelompok karena proses panjang telah dilalui hingga pada
pemanenan dan pengetahuan lokal tidak ada. Walaupun anggota kelompok belum mampu mengadopsi teknologi tersebut dan seiring berjalannya waktu, Bapak Sanny
percaya anggota kelompok akan memiliki pengetahuan tersebut. Tujuan akhir dari pembentukan kelompok adalah peningkatan pendapatan
ekonomi baru bagi masyarakat. Sistem ekonomi yang dipakai oleh kelompok bukan berbasis individualistis tetapi kesejahteraan bersama dan sesuai dengan tujuan bersama
anggota kelompok. Alasan inilah yang membuat Bapak Sanny untuk tidak melanjuti hubungan kerjasama dengan investor luar yang berorientasi pada profit pribadi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
93
Aspek Eksternal
Beberapa penghargaan yang diterima oleh Kemagahan sendiri sudah banyak dicapai seperti sertifikat KUP Kelompok Usaha Produktif yang di dapat dari Bogor.
Beberapa-beberapa pelatihan juga sudah banyak diikuti seperti pelatihan penyuntikan dari Balitbanghut Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara tentang penerapan
teknologi Inokulasi, kemudian mempresentasikan tentang pengenalan hingga manfaat dari pohon gaharu yang diadakan oleh Universitas Simalungun di Siantar. Bapak Iyek
juga sering memberikan kuliah-kuliah umum tentang pohon gaharu dan proses penyuntikan yang diadakan oleh Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara. Baru-baru ini juga ada kunjungan ke Thailand untuk mengikuti pelatihan tata cara penyuntikan inokulasi. Begitu juga sebaliknya, utusan dari Thailand
pun dikirim ke Indonesia untuk memberikan pelatihan kepada Kemagahan dan melihat jenis pohon gaharu yang ada di Sumatera Utara khususnya di Kelurahan Pekan
Bahorok. Keterlibatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Langkat menjadi
faktor eksternal bagi keberhasilan pengembangan KEMAGAHAN. Model-model penyuluhan dan pelatihan bagi kelompok akan sangat berguna terhadap pengetahuan
keompok, mulai dari pelatihan teknis hingga pelatihan tentang kelembagaan.
5.7 Analisis Sosial Forestri Dalam Perspektif Sosioekologi