52
BAB V TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA
5.1 Karakteristik Informan
Informan menjadi variabel penting dalam sebuah penelitian kualitatif. Informan mampu memberikan informasi yang akurat dan valid bagi permasalahan penelitian.
Penentuan informan di masyarakat juga tidak sembarangan dan harus dilakukan secara tepat. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil jumlah informan sebanyak 14 orang
yang terdiri dari 11 orang informan kunci dan 3 orang informan biasa. Informan kunci yang terdiri dari 11 orang diantaranya adalah 1 orang ketua Kemagahan dan 10 orang
anggota kelompok yang sudah ditentukan kriterianya. Informan biasa yang terdiri dari 3 diantaranya adalah satu orang dari perwakilan lembaga swadaya masyarakat, satu orang
dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Langkat, dan satu orang lagi dari perwakilan Taman Nasional Gunung Leuser TNGL.
5.1.1 Profil Informan Kunci 5.1.1.1 Nama
: Bapak Mahmuddin Sanny Usia
: 64 tahun Status Kependudukan
: Warga asli Pekan Bahorok Etnis
: Melayu Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Petani
Status Dalam Kelompok : Anggota Kelompok
Sebelum proses wawancara yang mendalam dengan Bapak Mahmuddin Sanny, peneliti pernah bertemu sebelumnya ketika sedang melakukan wawancara observasi pra
penelitian. Wawancara tersebut dilakukan bukan di rumah Bapak Sanny, melainkan di
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
53
warung kopi. Ketika wawancara sedang berlangsung, peneliti tidak lagi merasa canggung ketika berhadapan dengan beliau, begitu juga dengan beliau yang juga tidak
segan-segan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang saya ajukan. Sikap ramah-tamah yang di tunjukkan oleh Bapak Sanny juga menunnjukkan kalau beliau
sangat terbuka dengan kehadiran beberapa peneliti ataupun mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Bapak Sanny sendiri juga sudah banyak dikunjungi oleh para
akademisi untuk kepentingan belajar. Beliau juga sering menjadi pembicara dan pemberi materi di kalangan mahasiswa seperti di Fakultas Pertanian USU, pada
kegiatan yang diadakan di Kabupaten Sergei yang mengundang beberapa universitas yang ada di Indonesia, dan lain-lain.
Bapak Sanny sendiri sering dipanggil oleh masyarakat dengan sebutan “Pak Iyek” dan panggilan itu sangat melekat hingga sampai ke desa lain. Beliau yang juga
mantan anggota DPRD Kabupaten Langkat dikenal oleh orang-orang yang ada di lingkungan pemerintahan Kabupaten Langkat, khususnya di Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Langkat. Bapak Sanny yang memiliki dua orang anak ini, juga sebagai salah satu tokoh masyarakat di Kelurahahan Pekan Bahorok sehingga namanya bisa
dikenal oleh masyarakat setempat. Setelah tidak lagi menjadi anggota DPRD Kabupaten Langkat, Bapak Sanny menjadi petani gaharu untuk mengisi waktu luangnya.
Bapak Sanny adalah salah satu anggota masyarakat di Kelurahan Pekan Bahorok yang mendirikan Kelompok Masyarakat Gaharu Kemagahan dan juga menjabat
sebagai ketua kelompok. Beliau bersama masyarakat setempat berswadaya untuk membentuk kelompok tersebut dengan tujuan yang sama yaitu sejahtera bersama
gaharu. Bukan hanya anggota masyarakat yang ikut berpartisipasi untuk ikut bergabung dengan Kemagahan, melainkan ada beberapa anggota masyarakat yang masih terikat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
54
saudara dengan beliau bahkan anak beliau juga ikut berpartisipasi kedalam kelompok. Pendirian kelompok tersebut tidak lain adalah untuk mengajak masyarakat bersama-
sama menuju ke perubahan yang lebih baik sehingga mampu menambah sumber pendapatan baru bagi masyarakat setempat.
Bapak Iyek yang merupakan Koordinator Daerah Korda Sumatera Utara dari Asosiasi Gaharu Indonesia ASGARIN menjadi suatu nilai tambah bagi Kemagahan.
Bapak Iyek bisa mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan gaharu yang ada di Indonesia bahkan di luar negeri, juga mampu memasarkan hasilnya jika tanaman
gaharu milik anggota kelompok sudah dipanen.
5.1.1.2 Nama : Bapak Mahmuddin Hasby
Usia : 28 tahun
Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok
Etnis : Melayu
Pendidikan : SMU Pekerjaan
: Petani Status Dalam Kelompok
: Anggota Kelompok
Awal berjumpa dengan Bapak Hasbi tidak semudah yang dibayangkan. Ketika saya mengunjungi rumah Bapak Hasbi, ternyata beliau sedang tidak ada dirumah dan
sedang berada di Balai Benih Ikan BBI di Desa Timban Lawan. Tanpa berpikir panjang, saya langsung menuju tempat yang diinformasikan oleh ibu beliau dan
sesampainya disana, beliau sedang tidak berada di tempat. Akhirnya saya memutuskan untuk menunggu beliau hingga selesai ibadah shalat Jum’at. Setelah menunggu
beberapa menit, saya bertemu dengan beliau dan kami pun memulai dengan beberapa pertanyaan wawancara.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
55
Proses wawancara berlangsung begitu saja di atas titi yang kecil dengan udara yang tidak begitu panas karena hari itu tampak cerah. Lokasi dimana tempat Bapak
Hasbi bekerja tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya yaitu berjarak ± 7 Km yang bertempat tinggal di Kelurahan Pekan Bahorok. Tidak hanya di Kelurahan Pekan
Bahorok, di komplek BBI pun beliau disediakan tempat tinggal agar memudahkan pekerjaannya karena efisien waktu. Bapak Hasbi ini masih tinggal bersama orang
tuanya yang tidak lain adalah Ketua Kemagahan. Bapak Hasbi adalah anak terakhir dari dua bersaudara dan belum menikah sampai saat ini.
Suasana angin yang santai membuat proses waancara dengan Beliau yang berusia 28 tahun ini berjalan dengan canda tawa. Sebagai masyarakat asli Pekan
Bahorok, beliau sangat memahami dengan baik bagaimana kondisi Kelurahan Pekan Bahorok. Dengan semangat kepemudaannya, beliau dengan semangat untuk ikut
bergabung dengan Kemagahan dan bukan karena alasan orang tua sebagai ketua kelompok. Dengan pengetahuan yang ada, beliau sangat tertarik dengan kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh Kemagahan sendiri. Kemampuan beliau yang dimiliki di sektor perikanan tidak menjadikan hal tersebut sebagai patokan utama dalam
menjalankan kegiatannya sehari-hari. Dengan alasan ingin menambah terus wawasan, beliau ikut bergabung dengan Kemagahan.
Beliau juga memiliki sejumlah lahan yang ditanami dengan pohon Gaharu dengan jumlah lahan ± 5 rantai dengan status lahan milik pribadi. Di lain tempat, beliau
juga memiliki lahan seluas 2 Ha dan belum ditanami oleh pepohonan tertentu, tetapi beliau memiliki keinginan untuk menanami lahan tersebut dan terus
mengembangkannya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
56
5.1.1.3 Nama : Bapak Ilham B
Usia : 60 tahun
Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok
Etnis : Melayu
Pendidikan : SMU Pekerjaan
: Petani Status Dalam Kelompok
: Bendahara Kelompok
Untuk mewawancarai Bapak Ilham, saya harus menunggu lama untuk menyamakan waktu agar proses wawancara bisa berjalan. Setelah beberapa minggu
akhirnya waktu bisa disamakan dan itupun harus di rumah sakit karena cucu dari Bapak Ilham sedang sakit. Sebelum wawancara, saya tidak lagi memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud kedatangan saya karena di awal bertemu dengan Bapak Ilham maksud dan tujuan saya sudah dijelaskan.
Bapak Ilham yang sudah berusia 60 tahun ini menjabat sebagai bendahara kelompok dan bekerja sebagai petani. Selain bergabung dengan Kemagahan, Bapak
Ilham juga ikut bergabung dengan kelompok tani yang ada di Desa Timbang Jaya. Kelompok tersebut bernama kelompok tani Harapan yang diketuai oleh Bapak Ahmad
Bodin. Kelompok ini berkonsentrasi terhadap pertanian padi dan beberapa jenis tanaman palawija. Luas lahan yang dimiliki oleh Bapak Ilham sebanyak 3 Ha yang
terdiri dari 2 Ha ditanami tanaman karet dan 1 Ha lagi ditanami padi dan tanaman palawija, sedangkan tanaman gaharu ditanami secara tumpang sari di kebun karet.
Dari hasil tanaman yang ditanami oleh Bapak Ilham inilah yang digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup dan menyekolahkan anak-anaknya hingga ke bangku
kuliah. Walaupun Bapak Ilham hanya berpendidikan SMA tetapi beliau bertekad untuk menyekolahkan ketiga anaknya hingga tamat sarjana. Beliau yang tinggal di Kelurahan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
57
Pekan Bahorok di Lingkungan Berdikari ini tergolong aktif di dalam kelompok. Beberapa pelatihan yang pernah diadakan, Bapak Ilham selalu hadir. Sama seperti
Bapak Iyek, Pak Ilham juga tergabung ke dalam ASGARIN sebagai orang yang memfasilitasi ketika para peneliti hadir dan cakupan tugasnya berada di Sumatera Utara.
5.1.1.4 Nama : Bapak Alfid Hasyim
Usia : 62 tahun
Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok
Etnis : Melayu
Pendidikan : SMU Pekerjaan
: Petani Status Dalam Kelompok
: Anggota Kelompok
Beliau sering disapa masyarakat sekitar dengan sebutan Tengku Pid. Dengan nama itulah saya mencari alamat Bapak Alfid Hasyim. Awalnya saya sudah diberi
petunjuk oleh Bapak Hasbi untuk menemui Bapak Tengku Pid dan sedikit informasi bahwa beliau sering tidak dirumah mulai pagi hingga sore hari karena adanya kegiatan
lain. Setelah mengikuti pentunjuk tadi, sampai juga saya ke rumah bercat putih yang tidak lain adalah rumah Bapak Tengku Pid sendiri.
Kediaman bapak yang sudah berusia 62 tahun ini memiliki banyak jenis pepohonan, mulai dari sawit, durian, coklat, mangis, duku, salak, sayur-sayuran, hingga
gaharu. Beliau sangat suka dengan keanekaragaman tumbuhan yang tumbuh disekitar pekarangan rumahnya. Selain rumah yang ditempatinya sekarang, beliau juga memiliki
rumah lainnya yang tidak jauh dari rumah yang sering beliau tempati, yaitu berjarak sekitar 50 m. Disekitaran rumah itu juga beliau menanam berbagai jenis sayuran dan
tanaman pepohonan lainnya, sehingga kesejukan sangat mudah untuk dirasakan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
58
Walaupun begitu, kesederhanaan menjadi penampakan yang wajar bagi kondisi beliau saat ini.
Beliau yang berprofesi sebagai petani ini, memiliki beberapa orang anak yang masih ikut dengan beliau. Dengan secangkir kopi dan sepiring tempe goreng, menjadi
teman perbincangan kami hingga selesai. Bapak Tengku Pid adalah masyarakat asli di Kelurahan Pekan Bahorok, sehingga segala bentuk kondisi mengenai Pekan Bahorok
dipahami oleh Beliau. Hingga saat ini, beliau masih aktif untuk menangani masalah lingkungan di daearahnya. Beliau aktif keikutsertaannya dalam menjaga kelestarian
Daerah Aliran Sungai DAS Wampu yang dianggap sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat sekitar. Dengan modal kecintaannya terhadap lingkungan, sehingga
beliau ikut bergabung dengan Kemagahan yang salah satu tujuannya adalah pelestarian sumber daya hutan.
5.1.1.5 Nama : Bapak Asnul Arifin
Usia : 61 tahun
Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok
Etnis : Melayu
Pendidikan : PGSLP Pekerjaan
: Guru SDSMP Status Dalam Kelompok
: Sekretaris Kelompok
Pertama sekali mengunjungi rumah Bapak Asnul Arifin, beliau sedang menikmati makan siangnya. Anak perempuannya yang menyambut salam ketika ucapan
salam saya lontarkan. Mendengar hal itu, beliau mempersilahkan saya untuk duduk di ruang tamu dan beliau meminta waktu sebentar untuk menghabiskan makanannya.
Berselang 10 menit, beliau mendatangi saya dan menanyakan maksud kedatangan saya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
59
Perlahan saya memperkenalkan diri hingga menjelaskan maksud dan tujuan mengapa saya menemui beliau.
Beliau yang sering disapa dengan nama Bapak Ipin ini memiliki sifat ramah, terlihat dari cara dia menyapa dan bertanya kepada saya. Hal itu juga didukung karena
Bapak Ipin berprofesi sebagai guru SD sekaligus guru SMP di salah satu sekolah yang ada di Kelurahan Pekan Bahorok. Bebeda dengan Bapak Tengku Pid, Bapak Ipin lebih
tampak awet muda walaupun sudah berusia 61 tahun. Beliau mengatakan kalau beberapa kegiatannya yang mungkin membuatnya lebih sehat, seperti sebagai pemandu
wisata tour guide di Bukit Lawang. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh Bapak Ipin adalah PGLSP.
Bapak Ipin yang memiliki 3 orang anak ini, masih memiliki hubungan persaudaraan dengan ketua Kemagahan yaitu Pak Sanny. Beliau sebagai adik juga aktif
ikut membantu dalam pengembangan Kemagahan. Bapak Ipin yang merupakan penduduk asli Kelurahan Pekan Bahorok juga sangat mengetahui bagaimana kondisi
Kelurahan Pekan Bahorok sendiri. Beliau yang bergabung dengan Kemagahan awal tahun 2005 ini sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Kemagahan
sendiri, karena ada unsur pelestarian lingkungan.
5.1.1.6 Nama : Bapak Salman Nasution
Usia : 50 tahun
Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok
Etnis : Melayu
Pendidikan : SD Pekerjaan
: Petani Status Dalam Kelompok
: Anggota Kelompok
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
60
Untuk menjumpai Bapak Salman, saya menemui beliau di rumahnya pada malam hari dan beliau saat itu sedang menjala ikan di sungai. Sambil menunggu
kedatangan beliau, saya berbincang-bincang dengan istri beliau. Sekitar 20 menit kemudian, barulah Bapak Salman pulang dari menjala ikan dan mulai bersih-bersih.
Selesai dengan berbagai kegiatannya, Bapak Salman menemui saya di teras depan. Pertama sekali saya memperkenalkan diri dan maksud tujuan kedatangan saya.
Bapak Salman yang berusia 50 tahun ini, bekerja sebagai petani sawit dan karet yang mereka kelola sendiri. Adapun lahan yang beliau kelola sebanyak 5 Ha dan
hasilnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari juga biaya anak sekolah. Berbeda dengan beberapa informan lainnya, Bapak Salman bertempat tinggal di lain desa yaitu
di Desa Timban Lawan yang berjarak 6 Km dari kelurahan Pekan Bahorok dan terletak di pinggir jalan Lintas Medan-Bukit Lawang. Selain mengurusi sawit dan karet, beliau
juga memiliki kegiatan lain seperti menjala ikan di sungai yang tidak jauh dari rumah dan juga memiliki warung di rumah sendiri.
Untuk keikutsertaan Bapak Salman dalam kelompok Kemagahan, beliau baru bergabung awal bulan maret tahun 2012 lalu. Beliau baru bergabung dengan
Kemagahan karena baru mendengar kabar dari ketua kelompok setelah adanya sosialisasi yang dilakukan di Desa Timbang Lawan. Mendengar sosialisasi tersebut,
Bapak Salman mencoba untuk ikut bergabung dengan Kemagahan. Salah satu yang menjadi ketertarikan dari Kemagahan adalah nilai ekonomis yang dihasilkan nantinya
setelah gaharu-gaharu tersebut di panen. Hal inilah yang membuat beliau tertarik ikut bergabung dengan kelompok.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
61
5.1.1.7 Nama : Bapak Baik Sitepu
Usia : 63 tahun
Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok
Etnis : Melayu
Pendidikan : SMU Pekerjaan
: Petani Status Dalam Kelompok
: Anggota Kelompok
Awal mula bertemu dengan Bapak Baik Sitepu tidak bisa langsung berjumpa karena ketika pertama kali sampai di rumah, beliau sedang tidak ada di rumah.
Keesokannya setelah membuat janji dengan salah satu anggota keluarga, akhirnya saya bisa berjumpa dengan beliau. Di Kelurahan Pekan Bahorok, beliau sering dipanggil
dengan Bapak Tepu yang merupakan pensiunan dari kepolisian. Sebelum berbincang lebih lanjut, saya memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan maksud dan
tujuan kedatangan saya. Sebelum memperkenalkan diri, Bapak Tepu sudah tahu tentang saya ketika
melakukan observasi pertama sekali di Kelurahan Pekan Bahorok. Beliau yang sudah berusia 63 tahun masih tampak sehat dan selalu diikuti dengan tawa cerianya. Bapak
Tepu orangnya memang suka memberikan tawa kepada setiap orang yang dijumpainya. Bapak Tepu bukanlah penduduk asli Kelurahan Pekan Bahorok, melainkan penduduk
pendatang karena dahulunya diberi tugas kepolisian di Keurahan Pekan Bahorok. Beliau masuk ke Kelurahan Pekan Bahorok pada tahun 1976 sebagai polisi yang ditugaskan di
kantor kepolisian setempat. Hingga sampai sekarang Bapak Tepu masih memilih untuk bertempat tinggal di Kelurahan Pekan Bahorok walaupun sudah pensiun.
Kegiatan sehari-hari beliau yang bersuku Karo ini adalah petani tetapi bukan petani padi melainkan petani sawit dan karet. Selain komoditas diatas, Bapak Tepu juga
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
62
membudidayakan tanaman Mahoni yang ditanami di lahan seluas 1 Ha dan ditumpangsarikan dengan pohon Gaharu. Luas lahan keseluruhan yang dimiliki oleh
Pak Tepu sebanyak 2 Ha. Bapak Tepu bergabung dengan Kemagahan sekitar 4 tahun yang lalu. Keikutsertaannya dengan kelompok memiliki alasan tertentu yaitu ingin
meningkatkan perekonomian rakyat dan ikut melestarikan sumber daya hutan yang tergolong Appendix II dibatasi jumlah produksi. Selain kegiatan diatas, Bapak tepu
juga sering berkumpul dengan teman-temannya di salah satu warung yang ada di Kelurahan Pekan Bahorok. Hal itu dilakukannya ketika sedang tidak bertani.
5.1.1.8 Nama : Bapak Wahidin
Usia : 62 tahun
Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok
Etnis : Melayu
Pendidikan : SD Pekerjaan
: Petani Status Dalam Kelompok
: Anggota Kelompok
Sebelum bertemu dengan Bapak Wahidin, saya diantar oleh Bapak Tepu untuk menunjukkan alamat rumah Bapak Wahidin tetapi saat itu beliau sedang tidak ada
dirumah sehingga kami putuskan untuk bertemu esok harinya. Sesampainya di rumah Bapak Wahidin, beliau sedang berada di kebun miliknya yang tepatnya berada di
belakang rumah. Sama dengan Bapak Tepu, Bapak Wahidin juga sebelumnya sudah mengenal saya ketika berbincang-bincang di salah satu warung kopi yang ada di Pekan
Bahorok. Karena sudah mengetahui identitas, saya langsung menjelaskan lebih rinci mengenai maksud dan tujuan saya disini.
Bapak Wahidin sendiri adalah seorang petani yang mengelola lahan miliknya sendiri. Jumlah lahan yang dimiliki Bapak Wahidin sebanyak 3 Ha di belakang rumah
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
63
dan 16 rantai di lain wilayah. Dari lahan 3 Ha tadi, terbagi menjadi 1 Ha ditanami karet, dan sisanya ditanami sawit, asam, dan gaharu. Baliau yang sudah berusia 62 tahun
masih tetap memiliki semangat yang tinggi untuk bertani. Hal itu tampak ketika saya sedang mewawancarai Bapak Wahidin, beliau meminta waktu sebentar untuk
kekebunnya karena ada pohon sawit yang mau ditebang dan diganti dengan tanaman baru. Kesemuanya itu dia lakukan dengan bantuan anak dan menantunya. Bapak
Wahidin yang merupakan penduduk asli tersebut sudah pasti beretnis Melayu. Beliau sangat mengetahui kondisi wilayah tempat tinggalnya.
Untuk keikutsertaan beliau dengan Kemagahan, beliau mulai bergabung dengan Kemagahan ketika pertama sekali kelompok terbentuk yaitu 8 tahun yang lalu. Jumlah
lahan yang di tanami oleh Bapak Wahidin untuk jenis pohon gaharu seluas 3 Ha. Untuk lebih meyakinkan saya, beliau mengajak saya untuk melihat pohon gaharu yang sudah
ditanami oleh Bapak Wahidin sejak 8 tahun yang lalu. Dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya, ukuran pohon gaharu milik bapak Wahidin lebih besar dan sudah
siap untuk di inokulasi. Di dalam lahan 3 Ha tadi, Bapak Wahidin melakukan tumpang sari dengan pohon asam yang nantinya bisa diolah menjadi asam glugur yang nilai
jualnya juga cukup tinggi. Beliau juga menjelaskan bahwa sebagai petani dia sangat suka melakukan tumpang sari di lahan yang dia miliki karena memiliki beberapa
keuntungan seperti variasi tanaman dan pastinya menambah nilai ekonomi dalam satu lahan.
5.1.1.9 Nama : Bapak Husnul Fahmi
Usia : 38 tahun
Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok
Etnis : Melayu
Pendidikan : SMU
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
64
Pekerjaan : Petani
Status Dalam Kelompok : Anggota Kelompok
Hampir sama dengan beberapa informan lainnya, untuk berjumpa dengan Bapak Fahmi tidak bisa langsung berjumpa. Saya sudah dua kali kerumah Bapak Fahmi tetapi
berdasarkan salah satu anggota keluarganya beliau sedang berada di kebun karet. Sehabis shalat Jum’at, barulah saya bisa bertemu dengan Bapak Fahmi. Semua itu
terjadi karena beliau berprofesi sebagai petani. Pukul 07.00 WIB pagi Bapak Fahmi sudah berangkat ke kebun karet dan pukul 17.00 WIB sore baru pulang ke rumah dan
malamnya beliau harus istirahat karena sudah lelah bekerja satu harian. Untuk menuju rumah Pak Fahmi, jalan yang ditempuh juga tidak terlalu ekstrem karena terletak pada
pusat kelurahan. Rumah Bapak Fahmi juga berdekatan dengan rumah Bapak Tengku Pid dan Bapak Sanny sebagai ketua Kemagahan.
Ketika saya sampai di rumah Bapak Fahmi, saya harus menunggu beliau dari masjid yang tidak jauh dari rumah beliau. Selang 15 menit kemudian, Bapak Fahmi
datang dan langsung mempersilahkan saya untuk masuk ke rumah. Kami duduk bersama di ruang tamu sederhana yang ditemani dengan segelas teh manis. Sebelum
memulai perbincangan, saya terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan saya. Mendengar maksud dan tujuan saya, Bapak Fahmi
sangat terbuka terhadap apa yang ingin saya tanyakan. Beliau yang merupakan penduduk asli Pekan Bahorok, juga sangat mengetahui
bagaimana kondisi daerah tersebut. Beliau mengatakan kalau Kecamatan Bahorok khususnya Kelurahan Pekan Bahorok sangat cocok daerahnya dijadikan wilayah
pertanian dan perkebunan karena iklim dan tanah yang mendukung. Kesediaan Bapak Fahmi untuk menanam gaharu juga karena alasan diatas sehingga apa yang ditanam
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
65
tidak begitu susah perawatannya. Bapak Fahmi menanam gaharu tepat di pekarangan belakang rumahnya dan jumlahnya juga tidak terlalu banyak yaitu sebanyak 12 pohon.
Alasan lain mengapa beliau ingin menanam gaharu selain keikutsertaannya dalam kelompok yang telah bergabung 5 tahun lalu adalah ingin mencoba menambah
pendapatan baru selain sebagai petani karet.
5.1.1.10 Nama
: Bapak Mahmuddin Hasby Usia
: 58 tahun Status Kependudukan
: Warga asli Pekan Bahorok Etnis
: Melayu Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Petani
Status Dalam Kelompok : Anggota Kelompok
Ketika bertemu dengan bapak Abdul Munir, beliau sedang mengerjakan pekerjaan ringan di sekitaran rumahnya. Bapak Munir sengaja tidak beraktivitas seperti
biasanya dikarenakan kondisi fisik beliau sedang tidak sehat. Agar badan tidak terlalu diam, Bapak Munir sedikit melakukan aktivitas ringan seperti membersihkan halaman
samping rumah, mencabut rumput-rumput kecil, dan lain-lain. Sebelum wawancara dilakukan, saya memperkenalkan diri dahulu dan menjelaskan maksud dan tujuan
kedatangan saya. Bapak Munir yang sudah berusia 58 tahun ini memiliki semangat yang tinggi
untuk bertani karena memang pekerjaan beliau adalah seorang petani. Banyak yang ditanami oleh pak munir di lahan miliki beliau, seperti padi, cabe, sayur-sayuran, dan
gaharu. Bapak Munir sendiri sendiri juga menjadi ketua kelompok tani Pulau Pisang yang ada di dusun VIII dan konsen dengan tanaman padi. Bukan itu saja, Pak Munir
juga menjabat ketua GAPOKTAN Gabungan Kelompok Tani dengan cakupan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
66
wilayah kecamatan. Posisi tersebut diemban oleh Bapak Munir karena beliau dianggap oleh masyarakat memiliki semangat yang tinggi untuk mempertahankan lahan sawah
karena masyarakat sekitar sudah mulai mengalihfungsikan lahan sawah mereka ke tanaman keras yaitu sawit. Bapak Munir sangat menentang akan hal itu karena dapat
mengganggu lahan sawah yang dimiliki oleh anggota kelompok lainnya. Untuk keikutsertaan Bapak Munir di dalam Kemagahan, beliau sudah bergabung
sejak 4 tahun yang lalu. Beliau ikut tergabung dengan Kemagahan karena alasan seorang petani yang selalu ingin membudidayakan segala jenis tanaman yang salah
satunya adalah tanaman Gaharu. Partisipasi Bapak Munir terhadap Kemagahan tergolong aktif, hal itu tampak dari selalu menghadiri kegiatan-kegiatan yang diadakan
Kemagahan. Tanaman gaharu yang ditanami oleh Bapak Munir ditanami secara tumpang sari dan itu memang kebiasaan dari Bapak Munir.
5.1.1.11 Bapak
Azrinal Lubis Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan,
Pengendalian, dan Perlindungan Hutan
Untuk bertemu dengan pejabat seperti Bapak Azrinal tidaklah mengalami hambatan. Ketika dijumpai di kantornya yang merupakan Pegawai Negeri Sipil di
Kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Langkat, Bapak Azrinal sedang tidak sibuk dengan beberapa tugasnya. Beliau sedikit lebih santai kelihatannya ketika
salah seorang pegawai menunjuk kearah Bapak Azrinal karena saya bertanya kepada pegawai tersebut siapa yang paling berkompoten untuk menjelaskan masalah
Perhutanan Sosial. Jabatan yang diemban oleh Bapak Azrinal di kantornya adalah sebagai Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan, Pengendalian, dan Perlindungan Hutan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
67
Bapak Azrinal sendiri merupakan alumni Strata 1 S1 dari Fakultas Pertanian USU yang bertempat tinggal di Stabat. Walaupun bukan penduduk asli Stabat, baliau
sangat suka tinggal di Stabat karena suasana yang masih asri. Proses wawancara yang dilakukan dengan Bapak Azrinal dilakukan di kantornya yang masih satu komplek
dengan Kantor Bupati Langkat. Sebelum wawancara saya lanjutkan, terlebih dahulu saya memperkenalkan diri, maksud, dan tujuan kedatangan saya. Beliau yang sudah
berusia 44 tahun ini, meminta surat pengantar dari instansi terkait agar lebih leluasa dalam menyampaikan informasi terhadap apa yang ingin saya tanyakan. Setelah
membaca surat dari BAPPEDA, Bapak Azrinal mengizinkan saya untuk mewawancara beliau.
Ketika wawancara berlangsung, Bapak Azrinal mulai menjelaskan program- program Dinas Kehutanan bagi Kabupaten Langkat. Beliau mengatakan kalau Dinas
Kehutanan sedang konsentrasi terhadap pengembangan dan pelestarian hutan mangrove yang ada di sekitaran pantai timur Kabupaten Langkat seperti : Secanggang, Jaring
Halus, Tapak Kuda, dan lain-lain. Beliau juga menjelaskan mengapa hutan mangrove menjadi prioritas karena kondisi hutan mangrove yang ada semakin lama semakin
berkurang keadaannya, padahal keberadaannya juga sangat dibutuhkan. Beliau juga menjelaskan kalau Dinas Kehutanan dan Perkebunan juga menjalin kerja sama dengan
Dinas Perikanan Langkat untuk mengelola kawasan hutan mangrove agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat yang secara tidak lansung memberikan
peluang usaha di bidang perikanan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
68
5.1.1.12 Bapak Sudiro Kaseksi . SPTN V
Ketika berjumpa dengan Bapak Sudiro, beliau sedang makan siang di sekitaran kantor Taman Nasional Gunung Leuser TNGL. Sambil menunggu beliau selesai
makan, saya berbincang-bincang dengan salah seorang petugas yang ada di kantor TNGL tepatnya di bagian visitor centre atau tempat para pengunjung mengurus ijin
untuk memasuki kawasan Taman Nasional. Untuk memasuki Taman Nasional tidak bisa sembarangan dan ada beberapa prosedur yang harus dipatuhi oleh pengunjung. Di
dalam Taman Nasional, khususnya di Bukit Lawang banyak wisata alam yang dapat dilihat terutama fauna Orang Utan dan beberapa jenis hewan lainnya.
Bapak Sudiro yang telah berusia 48 tahun adalah seorang Kepala Seksi SPTN.V dari 6 seksi yang ada. Jabatan ini adalah jabatan tertinggi di kantor yang saya kunjungi
dan beliau adalah sebagai pemimpinnya. Selama proses wawancara berlangsung beliau memberikan jawaban-jawaban yang mengarah kepada judul saya. Beliau tidak terlalu
panjang bercerita tentang hutannya tetapi bagaimana hubungan yang tercipta antara sektor kehutanan dengan masyarakat.
Bapak Sudiro yang bersuku Jawa ini, menjelaskan bahwa untuk sektor lima ini ada beberapa program-program di bidang pemberdayaan masyarakat. Program-program
tersebut dilaksanakan oleh rakyat dan selama proses pemberdayaan itu berlangsung ada monitoring dan evaluasi yang dilakukan untuk melihat apakah program tersebut berjalan
atau tidak. Salah satu bentuk dari proses pemberdayaan tersebut adalah pembentukan kelembagaan yang dibentuk sendiri oleh masyarakat dan jumlahnya saat ini sudah 15
lembaga. Semua itu dilakukan agar masyarakat bisa lebih dekat dengan hutan dan sadar
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
69
akan pentingnya pelestarian hutan. Hal itu sesuai dengan motto dari Taman Nasional yaitu Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera.
5.2 Sejarah Terbentuknya Kelompok Masyarakat Gaharu KEMAGAHAN