menjadi indikator bagi kesejahteraan penduduknya. Sedangkan jumlah penduduk menjadi penting karena merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan
ekonomi sehingga akan besar pengaruhnya terhadap laju dan kecenderungan pertumbuhan ekonomi daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dana perimbangan
dan pendapatan asli daerah secara signifikan mempunyai hubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi, meskipun pengaruhnya sangat kecil. Nilai koefisien yang
diperoleh adalah : pertama, jika perubahan dana perimbangan naik 1 maka pertumbuhan ekonomi akan naik 0,0078; kedua, jika perubahan pendapatan asli
daerah naik 1 maka pertumbuhan ekonomi akan naik 0,0072. Hasil estimasi terhadap variabel kontrol pendapatan perkapita dan jumlah penduduk menunjukkan bahwa
kedua variabel tersebut secara konsisten mempunyai hubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa jika pendapatan perkapita dan
jumlah penduduk meningkat maka pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa antar daerah yang dilihat berdasarkan perbedaan
status administratif antara daerah kabupaten dengan kota menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Dilihat dari perbedaan antar daerah yang dilihat berdasarkan perbedaan
pulau yaitu daerah-daerah di Jawa-Bali dengan di luar Jawa-Bali menunjukkan arah hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi daerah-daerah yang
berada di Jawa-Bali lebih tinggi daripada daerah-daerah yang berada di luar Jawa-Bali.
2.5. Kerangka Pemikiran
Desentralisasi fiskal dan pendapatan perkapita mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah menurut Mardiasmo 2002b
pemerintah daerah mampu menyediakan barang-barang publik dan jasa yang dibutuhkan. Bagaimanapun pemerintah lokal akan tetap lebih sensitif terhadap kondisi
Universitas Sumatera Utara
ekonomi lokal. Pemberian wewenang otonomi yang lebih besar, membuat pemerintah daerah lebih leluasa melakukan alokasi yang efisien pada berbagai potensi lokal sesuai
dengan kebutuhan. Hal ini pada giliranya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan pendapatan per kapita, dan menurut Brodjonegoro 2003 pemerintah daerah
mempunyai kewenangan lebih besar untuk berinvestasi dan membelanjakan lebih banyak untuk berbagai sektor produktif. Kerangka konseptual penelitian disajikan pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian
2.6. Hipotesis
Desentralisasi fiskal dan pendapatan perkapita secara simultan dan parsial berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Pemerintah Kota Provinsi
Sumatera Utara. Pertumbuhan
Ekonomi Y
Pendapatan Perkapita
X2 Desentralisasi
Fiskal X1
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah Pemerintah Kota Provinsi Sumatera Utara yang memiliki data pertumbuhan ekonomi, desentralisasi fiskal, dan pendapatan perkapita
berturut-turut mulai dari tahun 2004 sampai dengan 2010. Dari 8 Pemerintah Kota di Provinsi Sumatera Utara, sebanyak 7 Pemerintah Kota di Provinsi Sumatera Utara yang
memenuhi kriteria untuk ditetapkan sebagai subjek penelitian, yaitu Pemerintah Kota Binjai, Kota Medan, Kota Padangsidempuan, Kota Pematangsiantar, Kota Sibolga, Kota
Tanjungbalai dan Kota Tebing Tinggi.
3.2. Lokasi Penelitian
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyelesaian penelitian ini diperoleh dari laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pemerintah Kota Provinsi Sumatera Utara dari perpustakaan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Asrama No. 179 Medan.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa pengumpulan bahan-bahan dan data yang berhubungan dengan pokok bahasan
yang peneliti kutip dari catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
Universitas Sumatera Utara