Suatu Negara dikatakan maju seara merata bila pendapatan per kapitanya besar. Meskipun pendapatan nasional suatu Negara tinggi, namun jika tingginya
pendapatan nasional itu diikuti oleh tingginya jumlah penduduk, maka bukan tidak mungkin Negara itu hanya maju secara pendapatan namun miskin secara
rumah tangga. Pendapatan nasional juga bisa berarti jumlah pendapatan yang diterima
oleh seluruh rumah tangga keluarga RTK di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi selama satu tahun. Jika pendapatan nasionalnya tinggi
namun pendapatan per Kapitanya rendah, bisa dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Negara itu tidak meratamaka kesenjangan sosial di Negara itu jelas
terasa karena yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin terpuruk. Hal ini pulalah yang menyebabkan Negara tersebut dikatakan miskin.
Masalah yang sering dihadapi Negara berkembang adalah masalah tidak meratanya penghasilan penduduknya. hal ini sebenarnya bisa diatasi jika
pemerintah menerapkan beberapa kebijakan yang naninya dapat menyeimbangkan pendapatan nasional dengan jumlah penduduk.
2.3.1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Produk Domestik Regional Bruto dapat diartikan sebagai estimasi total produk barang dan jasa yang diterima oleh masyarakat suatu daerah sebagai balas
jasa dari penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya. Dalam hal ini maka pendapatan yang dihasilkan atas penggunaan faktor-faktor tetapi berada di luar
wilayah tersebut tidaklah diperhitungkan.
Konsep regional Produk Domestik Bruto dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto PDRB. PDRB merupakan indikator ekonomi makro suatu daerah, yang
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan ada atau tidaknya perkembangan perekonomian daerah. Dengan menghitung PDRB secara teliti dan akurat baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai keberhasilan pembangunan di suatu daerah, yang memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang
mewakili peningkatan produksi di berbagai sektor lapangan usaha yang ada Berdasarkan rumusan pengertian di atas, maka dalam konsep regional, pertumbuhan ekonomi
daerah adalah angka yang ditunjukkan oleh besarnya tingkat pertumbuhan produk domestik regional bruto suatu daerah yang diukur atas dasar harga konstan. Bagi suatu
daerah provinsi, kabupatenkota gambaran PDRB yang mencerminkan adanya laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dalam data sektor-sektor ekonomi yang meliputi
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan, perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan
persewaan dan jasa perusahaan dan jasa-jasa lainnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari data konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal
bruto, perubahan persediaan, ekspor dan impor. Sedangkan pertumbuhan ekonomi daearah dirumuskan sebagai berikut:
PDRB
t
- PDRB
t-1
PED = x 100
PDRB
t-1
Di mana : PED = Pertumbuhan Ekonomi Daerah
PDRB
t
= Produk Domestik Regional Bruto Periode Tertentu PDRB
t-1
= Produk Domestik Regional Bruto Periode Sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kusmadi dalam Prihatin 1999 produk domestik regional bruto PDRB merupakan satu indikator ekonomi untuk mengukur kemajuan
pembangunan di suatu wilayah. Sebagai nilai dari semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi, PDRB bermanfaat untuk mengetahui
tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dan polastruktur perekonomian pada satu
tahun atau periode di suatu negara atau wilayah tertentu. Berdasarkan lapangan usaha, PDRB dibagi dalam sembilan sektor,
sedangkan secara makro ekonomi dibagi menjadi tiga kelompok besar yang disebut sebagai sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer apabila
outputnya masih merupakan proses tingkat dasar dan sangat bergantung kepada alam, yang termasuk dalam sektor ini adalah sektor pertanian dan sektor
pertambangan dan penggalian. Untuk sektor ekonomi yang outputnya berasal dari sektor primer dikelompokkan ke dalam sektor sekunder, yang meliputi sektor
industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum serta sektor bangunan. Sedangkan sektor-sektor lainnya, yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran,
sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bank dan lembaga keuangan lainnya serta sektor jasa-jasa dikelompokkan ke dalam sektor tersier Sitorus dalam
Prihatin, 1999. Dalam perhitungan pendapatan nasional, terdapat 2 dua metode antara
lain : 1. Metode langsung, yaitu perhitungan nilai tambah dari suatu lapangan
usahasektor atau sub sektor suatu region dengan cara mengalokasikan angka pendapatan nasional.
Universitas Sumatera Utara
2. Metode tidak langsung, yaitu metode alokasi pendapatan nasional dengan memperhitungkan nilai tambah sektorsub sektor suatu region dengan cara
mengalokasikan angka pendapatan nasional dan sebagai dasar alokasi adalah jumlah produksi fisik, nilai produksi fisik, nilai produksi brutonetto dan
tenaga kerja, serta alokator tidak langsung. Metode umum yang digunakan dalam kedua metode di atas adalah dengan
metode langsung, seperti di Indonesia bahkan juga di Pemerintah Kota Medan BPS Kota Medan, 2010
Metode dimaksud dilaksanakan dengan beberapa pendekatan antara lain : 1. Pendekatan Produksi Production Approach, yaitu menghitung nilai tambah
dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya tiap-tiap sektorsub sektor.
2. Pendekatan Pendapatan Income Approach, yaitu menghitung nilai tambah setiap sektor kegiatan ekonomi dengan menjumlahkan semua balas jasa
faktor-faktor produksi yaitu upahgaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung netto.
3. Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach, yaitu menghitung nilai tambah suatu kegiatan ekonomi yang bertitik tolak pada penggunaan akhir
dari barang dan jasa yang diproduksi. Pendekatan yang umum digunakan Negara Republik Indonesia adalah dari
segi Pendekatan Produksi. Perlu diperhatikan bahwa dalam menjumlahkan hasil produksi barang dan jasa, haruslah dicegah perhitungan ganda Double
CountingMultiple Counting. Hal tersebut penting sebab sering terjadi bahan
Universitas Sumatera Utara
mentah suatu sektor dihasilkan oleh sektor lain, sehingga nilai bahan mentah tersebut telah dihitung pada sektor yang menghasilkannya.
Produk Domestik Regional Bruto secara keseluruhan maupun sektoral umumnya disajikan dalam dua bentuk yaitu penyajian atas dasar harga berlaku
dan atas dasar harga konstan dengan suatu tahun dasar .Penyajian atas dasar harga berlaku menunjukkan besaran nilai tambah bruto masing-masing sektor, sesuai
dengan keadaan pada tahun sedang berjalan. Dalam hal ini penilaian terhadap produksi, biaya antara ataupun nilai tambahnya dilakukan dengan menggunakan
harga berlaku pada masing-masing tahun. Penyajian atas dasar harga konstan merupakan penyajian harga yang
berlaku secara berkala, perkembangan pendapatan regional dapat diartikan sebagai perkembangan karena mengingkatnya produksi juga diikuti oleh
meningkatnya harga-harga. Oleh kartena itu penyajian seperti ini masih dipengaruhi oleh adanya faktor perubahan harga inflasideflasi. Penyajian atas
dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan harga tetap suatu tahun dasar. Dalam hal ini semua barang dan jasa yang dihasilkan, biaya antara yang
digunakan ataupun nilai tambah masing-masing sektor dinilai berdasarkan harga- harga pada tahun dasar. Penyajian seperti ini akan memperlihatkan perkembangan
produktivitas secara riil karena pengaruh perubahan harga inflasideflasi sudah dikeluarkan.
Angka PDRB secara absolut memberikan gambaran besarnya tingkat produksi suatu wilayah. Angka PDRB yang dinilai dengan harga konstan
memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut yang diwakili oleh peningkatan produksi berbagai sektor.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian-uraian tersebut akan diperlihatkan adanya kenaikan PDRB maupun pendapatan regional perkapita, perubahan dan pergeseran strukur
ekonomi menurut sektor-sektor primer, sekunder maupun tertier. Pergeseran struktur pada masing-masing sektor yang bersangkutan seperti sektor pertanian,
industri, perdagangan, pemerintahan dan sektor-sektor lainnya.
2.3.2. Jumlah Penduduk