Riwayat Alergi Analisis Bivariat

Tabel 13. Distribusi Membersihkan Diri dan Mandi Setelah Bekerja pada Responden No Membersihkan Diri dan Mandi Setelah Bekerja Jumlah 1 Ya 37 60,7 2 Tidak 24 39,3 Total 61 100,0 Responden yang memakai krim pelindung saat bekerja sebesar 31,1 dan yang tidak memakai sebesar 68,9. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini. Tabel 14. Distribusi Memakai Krim Pelindung Saat Bekerja pada Responden No Memakai Krim Pelindung Saat Bekerja Jumlah 1 Ya 19 31,1 2 Tidak 42 68,9 Total 61 100,0

4.3.3. Riwayat Alergi

Data Riwayat Alergi yang diperoleh menunjukkan responden dan keluarganya sering mengalami pilek, sesak dan eksemabiduran sebesar 29,5 dan yang tidak sebesar 70,5. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 15 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Distribusi Responden dan Keluarga Sering PilekSesakEksema No Sering PilekSesakEksema Jumlah 1 Ya 18 29,5 2 Tidak 43 70,5 Total 61 100,0 Responden yang pernah mengobati penyakit alergi sebesar 82 dan yang tidak pernah mengobati sebesar 18. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini. Tabel 16. Distribusi Responden Pernah Mengobati Penyakit Alergi No Pernah Mengobati Penyakit Alergi Jumlah 1 Ya 50 82,0 2 Tidak 11 18,0 Total 61 100,0

4.3.4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya tidak hubungan antara variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi dengan menggunakan analisis statistik bivariat serta menghitung nilai p yang mendukung terjadinya penyakit kulit akibat kerja pada pemulung di TPA Terjun. Jika nilai p 0,05 maka variabel memiliki hubungan yang bermakna dan hipotesis diterima. Hasil analisis bivariat antara identitas diri dengan penyakit kulit akibat kerja menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan Universitas Sumatera Utara terjadinya penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0.170. Untuk lama bekerja tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,759. Untuk kelompok umur tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,680. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini. Tabel 17. Hasil Analisis Identitas Diri dengan Penyakit Kulit Akibat Kerja pada Responden No Variabel Signifikansi P 1 Jenis Kelamin 0,170 2 Lama bekerja dalam sehari 0,759 3 Kelompok umur 0,680 Hasil analisis bivariat antara personal hygiene dan alat pelindung diri menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan sabun setelah bekerja memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,000. Memakai pelindung tangan saat bekerja memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,003. Memakai pelindung pakaian tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,648. Memakai sepatu pelindung memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,002. Menggunakan krim pelindung memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,001. Membersihkan diri dan mandi setelah bekerja tidak memiliki hubungan Universitas Sumatera Utara yang bermakna dengan terjadinya penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,998. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini. Tabel 18. Hasil Analisis Bivariat Personal Hygiene dan Alat Pelindung Diri dengan Penyakit Kulit Akibat Kerja pada Responden No Variabel Signifikansi P 1 Mencuci Tangan setelah bekerja 0,000 2 Memakai pelindung tangan saat bekerja 0,003 3 Memakai pelindung pakaian saat bekerja 0,648 4 Memakai sepatu pelindung 0,002 5 Memakai krim pelindung saat bekerja 0,001 6 Membersihkan diri dan mandi setelah bekerja 0,998

4.3.5. Hasil Tes Tempel