a. Ho : Paritas bukan merupakan faktor risiko kejadian asfiksia neonatorum di ruang perawatan bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
Ha : Paritas merupakan faktor risiko kejadian asfiksia neonatorum di ruang perawatan bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
b. Ho : Prematur bukan merupakan faktor risiko kejadian asfiksia neonatorum di ruang perawatan bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
Ha : Prematur merupakan faktor risiko kejadian asfiksia neonatorum di ruang perawatan bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
c. Ho : BBLR bukan merupakan faktor risiko kejadian asfiksia neonatorum di ruang perawatan bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
Ha : BBLR merupakan faktor risiko kejadian asfiksia neonatorum di ruang perawatan bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
d. Ho : Persalinan dengan Seksio sesarea bukan merupakan faktor risiko kejadian asfiksia neonatorum di ruang perawatan bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
Ha : Persalinan dengan Seksio sesarea merupakan faktor risiko kejadian asfiksia neonatorum di ruang perawatan bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
48
Retrospektif
Retrospektif Faktor risiko +
Faktor risiko -
Faktor risiko - Faktor risiko
+ =++
Populasi Sampel
Penderita Asfiksia Neonatorum
Bukan Asfiksia Neonatorum
Kasus
Kontrol
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain case control study, sebagai kasus adalah bayi lahir dengan asfiksia neonatorum dan kontrol adalah
bayi bukan asfiksia neonatorum. Penelitian ini ialah suatu penelitian survey analitik yang menyangkut bagaimana faktor tersebut dipelajari dengan
pendekatan retrospektif Notoatmodjo, 2005
Gambar 4.1 Desain case control study
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Tanggal 20 Juni sd 11 Juli 2011 di RSU Provinsi Sulawesi Tenggara. Pemilihan lokasi dengan pertimbangan terjadi
peningkatan prevalensi kasus Asfiksia Neonatorum di Rumah sakit dimana RSU Provinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan rumah sakit rujukan untuk kasus
49
{Z 1-α2 √[2P2 Q2] + Z1-β √[P1 Q1 + P2 Q2]}2 n =
P1 – P22
yang tidak dapat ditangani oleh pusat-pusat kesehatan lainnya yang ada di kota Kendari dan Sulawesi Tenggara secara umum
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang dirawat diruang perawatan bayi di RSU Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010 dan tercatat
pada register ruang perawatan bayi di RSU Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 1486 kelahiran dengan populasi kasus 118.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam 2 golongan
yaitu : a Kasus adalah bayi yang menderita asfiksia neonatorum tahun 2010 yang
tercatat di buku register pasien ruang perawatan bayi yaitu berjumlah 30 sampel
b Kontrol adalah bayi yang tidak menderita asfiksia neonatorum tahun 2010 yang tercatat di buku register pasien ruang perawatan bayi yaitu berjumlah
30 sampel Sampel kasus pada penelitian ini berjumlah 60 sampel. Besar sampel
ini sudah representatif dan sejalan dengan perhitungan dengan menggunakan tabel Lamenshow 1997 berdasarkan tabel 10e, dengan
odd Ratio OR = 5,0 P
2
= 0,45 tingkat kemaknaan = 95 , kekuatan = 80, dan hipotesis alternatif = 2 sisi, didapatkan jumlah sampel dengan
rumus sebagai berikut :
50
OR P2 P1 =
OR P2 + 1 – P2
Sumber : Lamenshow, 1997 Keterangan :
n = Perkiraan besar sampel OR = Odds Ratio 5,0
Zα = Tingkat kepercayaan 95 = 1,96 Zβ = Kekuatan penelitian 80 =0,842
P
1
= Pemaparan pada kelompok kasus P
2
= Pemaparan pada kelompok kontrol 0,45 Q
1
= 1- P
1
Q
2
= 1- P
2
P = ½ P
1
+P
2
Q = ½ Q
1
+Q
2
Sebelum besar sampel ditentukan dengan rumus di atas, dilakukan penentuan pemaparan pada kelompok kasus P
1
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
5,0 x 0,45 5,0 x 0,45 + 1 – 0,45
2,25 2,25 + 0,55
Q
1
= 1- 0,80= 0,2 Q
2
= 1- 0,45 = 0,55
51
= 0,80 P
1
=
=
{Z 1-α2 √[2P2 Q2] + Z1-β √[P1 Q1 + P2 Q2]}2 n =
P1 – P22
Penentuan besar sampel adalah sebagai berikut:
= {1,96 √[20,450,55] + 0,84 √[0,80x0,2+0,45x0,55]}
2
0,80 – 0,45
2
= {1,96 x 0,70 + 0,84 x 0,64}
2
0,35
2
= 1,37+0,54
2
0,35
2
= 3,648 0,123
= 29,6= 30
3. Teknik penarikan sampel
Pengambilan sampel pada kelompok kasus dalam penelitian ini menggunakan tehnik simple random sampling yaitu metode yang hanya
boleh digunakan peneliti jika populasi yang diteliti adalah homogen. Tehnik ini dapat dilakukan dengan dua cara yakni secara undian atau random table.
Sandjaya B, 2006. Tehnik simple random sampling diambil 60 sampel dari 1486 bayi pada populasi dengan pertimbangan besarnya sampel pada
kelompok kasus dan kontrol diambil perbandingan 1 : 1 dengan matching usia ibu 20-34 tahun, jenis kelamin bayi, status janin tunggal.
Dengan demikian, jumlah sampel kasus 30 responden dan sampel kontrol 30 responden
sehingga total sampel sebanyak 60 responden. 52
a Kriteria inklusi Kriteria untuk dipilih sebagai sampel kasus dalam penelitian ini adalah
1 Bayi dinyatakan menderita asfiksia neonatorum berdasarkan diagnosis dokter.
2 Memiliki catatan medik yang lengkap terdiri dari nama ibu, usia ibu, alamat, usia kehamilan ibu, berat badan lahir bayi, paritas, dan bentuk
persalinan. 3 Bertempat tinggal di wilayah Kota Kendari.
4 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Esklusi 1 Tidak memiliki catatan medik yang lengkap terdiri dari nama ibu, alamat,
usia kehamilan ibu, berat badan lahir bayi, paritas,dan bentuk persalinan.
2 Bertempat tinggal di luar wilayah Kota Kendari. 3 Tidak bersedia menjadi responden
D. Metode Pengumpulan Data a. Data primer
Data primer adalah data yang langsung diambil atau diperoleh dari responden baik melalui wawancara menggunakan kuesioner.
53
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data yang diperoleh berupa data rekam medik dan
registrasi pasien di ruang perawatan bayi RSU Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2010 yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
E. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data 1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo 2005 pengolahan data menggunakan tehnik editing, coding, dan tabulating. Adapun pelaksanaannya meliputi :
a. Editing
Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi. Editing meliputi memeriksa kelengkapan data, memeriksa
kesinambungan data dan keseragaman data.
b. Coding
Langkah ini dapat dilakukan hanya memberi kode pada responden untuk memudahkan analisis data dan mengklasifikasikan data menurut
jenisnya.
c. Tabulating
Memberi kategori dan skor terhadap responden dengan menggunakan sistem kategori dan nilai kemudian menjumlahkan hasil dan skor yang
54
didapat dan mengklasifikasikan untuk selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensi.
2. Analisis Data
Adapun analisis yang digunakan yaitu :
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan secara deskriptif pada masing-masing variabel penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi. Persentase disertai
dengan penjelasan-penjelasan tabel : P=
f N
X 100 Keterangan :
f = Jumlah variabel yang diteliti N = Number of cases
P = Angka persentase variabel yang diteliti Hidayat, 2007
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan pengujian hipotesis null Ho. Untuk mengetahui kemaknaan hubungan p dilakukan uji Chi Square dan
besarnya risiko dengan Odds Ratio OR.
1 Uji chi-square Mantel and Haenzel :
Dengan Rumus : X
2
mh= t−1
[
ad −bc
]
❑
2
ac bd ab cd
Chandra B, 2008
Keterangan :
x
X
2
= nilai chi-kuadrat 55
ad OR =bc
Dasar pengambilan keputusan penelitian hipotesis Budiarto, 2002 adalah:
a H diterima jika X
2 hitung
≤ X
2 tabel
atau p value ≥ α = 0,05 b H
ditolak jika X
2 hitung
X
2 tabel
atau p value α = 0,05
2 Odds Ratio OR
Setelah dilakukan uji Chi Square maka analisa data dilanjutkan dengan perhitungan Odds Ratio dengan Rumus:
Chandra B, 2008
Untuk lebih jelasnya prinsip penelitian kasus kontrol dapat dilihat pada tabel 2x2 berikut ini :
Tabel 4.1 Kontingensi 2 x 2 pada penyakit Asfiksia Neonatorum
Faktor risiko Penyakit
T o t a l Positif
Negatif
Positif a
b ab
Negatif c
d cd
Total ac
bd Total
Sumber : Chandra B, 2008 Keterangan :
a = Jumlah kasus dengan risiko positif + b = Jumlah kontrol dengan risiko positif +
c = Jumlah kasus dengan risiko negatif - d = Jumlah kasus dengan risiko negatif -
Adapun ketentuan yang digunakan OR adalah sebagai berikut :
a Interval kepercayaan sebesar 95 dengan nilai Z = 1,96
56
b Nilai kemaknaan untuk melihat antar variabel dengan kasus
ditentukan batas-batas limit sebagai berikut : 1. Bila OR = 1, artinya faktor risiko bersifat netral, risiko kelompok
terpajan sama dengan kelompok tidak terpajan. 2. Bila OR1, artinya faktor risiko menyebabkan sakit merupakan
faktor risiko 3. Bila OR1, artinya faktor risiko mencegah sakit Chandra, 2008
Nilai OR dianggap bermakna jika nilai lower limit dan Upper limit
tidak mencakup 1 Ho ditolak
Upper = OR
1+zx
Lower = OR
1-zx
3. Penyajian Data
Data yang telah diolah dan dianalisis, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang disertai dengan penjelasan agar lebih mudah
dipahami.
F. Etika Penelitian
Peneliti menggunakan subyek penelitian pada kasus asfiksia neonatorum di ruang rawat inap RSU Provinsi Sulawesi Tenggara, maka sebelum melakukan
penelitian, peneliti mengajukan permohonan pada Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan tembusan disampaikan kepada Ketua Stikes Mandala Waluya Kendari, untuk mendapatkan ijin persetujuan melakukan penelitian. Setelah mendapat
persetujuan, penelitian dilakukan dengan menekankan pada masalah etika meliputi :
57
a. Lembar persetujuan penelitian diberikan pada responden. Hal ini bertujuan agar subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta dampak yang
diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan jika subyek menolak untuk diteliti maka
peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. b.Anonimity
Untuk menjaga kerahasian identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data kuesioner yang diisi oleh
subyek tersebut hanya diberi kode tertentu. c.Confindentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti
58
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
RSU Provinsi Sulawesi Tenggara, terletak di ibukota provinsi yaitu Kota Kendari tepatnya di Jalan Dr. Ratulangi No.151 Kelurahan Kemaraya
Kecamatan Mandonga. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Jalan Dr. Ratulangi
b. Sebelah Timur : Perumahan Penduduk
c. Sebelah Selatan : Jalan Bunga Kamboja
d. Sebelah Barat : Jalan Saranani
2. Lingkungan Fisik RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
RSU Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri di atas tanah seluas 69.000 m
2
. Luas seluruh bangunan adalah 22.577,38 m
2
. Halaman parkir seluas ± 1500 m
2
. Semua bangunan mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi, disamping kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien, kegiatan yang tidak
kalah pentingnya adalah kegiatan administrasi, pengelolahan makanan, pemeliharaanperbaikan instalasi listrik dan air, serta kebersihan.
RSU Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki sarana prasarana yag terdiri dari bangunan fisik 11.313,66 m
2
. Sebagian sarana fisik terutama sarana pelayanan pasien telah direhabilitasi namun masih ada beberapa sarana fisik
lain yang memerlukan rehabilitasi dan renovasi.
59