13
b. Pemerahan sebaiknya dilakukan 2 kali sehari dengan interval pemerahan
paling baik 12 jam. c.
Jika kambing takut dan gelisah, kambing akan mengeluarkan hormon adrenalin kedalam sirkulasi darah. Hormon ini akan menghalangi hormon
oksitosin yang merangsang pelepasan susu akibatnya, pemerahan tidak dapat tuntas atau susunya ditahan. Untuk mencegah keluarnya hormon adrenalin,
maka kambing harus diperlakukan dengn lembut, dan dijauhkan dari gangguan-gangguan yang ada seperti anjing dan lain-lain
Budi, 2006 Penanganan susu
1. Susu harus ditampung didalam wadah yang benar-benar bersih dan telah
didesinfektan; 2.
Jangan mencampur susu hangat dengan susu dingin dalam wadah yang sama, karena akan berakibat susu menjadi asam;
3. Susu harus cepat didinginkan, karena bekteri akan berlipat ganda dengan cepat.
Sebaiknya susu didinginkan dalam waktu kurang dari 2 jam Budi, 2006.
2.3.2 Teknik Pemerahan Dengan Mesin
Telah diketahui bahwa pemerahan hendaknya merupakan kebiasaan yang rutin dan efektif, karena pemerahan yang baik hanya pada waktu hormon oksitosin
berperan yaitu selama 5-7 menit. Untuk mengatasi hambatan tersebut, lalu timbul ide mekanisme pemerahan dengan menggunakan alatn dan akhirnya terciptalah alat perah
sederhana, yang pertama kalinya dibuat pada tahun 1920.
14
Selanjutnya, mesin perah pertama diciptakan dan dikeluarkann pada tahun 1950 oleh seorang ibu tani dari Amerika bernama Anna Baldwin, berbentuk pompa
dihubungkan dengan pipa yang berujung pada sebuah mangkok yang berlubang empat untuk menyedot susu dari keempatputing. Diujung lain digantungkan sebuah
ember guna menampung susu hasil pemerahan. Seiring dengan perkembangan teknologi, mesin perah pertama ini terus dikembangkan sehingga akhirnya tercipta
mesin perah modern seperti yang dijumpai sekarang Budi, 2006
2.3.3 Mesin Perah Modern
Metode pemerahan dengan mesin perah modern dewasa ini menggunakan cara mekanisme, artinya pemerahan memakai mesin sebagai pengganti tangan. Dalam
peternakan kambing perah, mesin perah dibedakan : 1.
Sistem ember Bucket System; 2.
Sistem pipa Pipe Line System dan; 3.
Sistem bangsal pemerahan Milking Parlor System. Budi, 2006 2.3.4 Peralatan Pemerah Mesin Pemerah
Untuk menjaga kelangsungan perusahaan, kualitas susu harus betul-betul dijaga. Perusahaan yang memasarkan kualitas produksi susu rendah tidak dapat diharapkan
untuk maju atau berhasil. Agar perusahaan dapat menghasilkan susu yang berkualitas, perlu diperhatikan kebersihan peralatan pemerahan mesin perah. Peralatan yang
harus diperhatikan kebersihannya meliputi beberapa hal : 1.
Bagian-bagian alat pemerah logam a.
Segera setelah pemerahan, cucilah peralatan dengan air hangat. Jangan biarkan gumpalan-gumpalan susu mengering didalam alat tersebut. Apabila
15
pencucian denngan air hangat dilakukan dengan segera setelah pemerahan, maka 90-95 dari kotoran pada alat perah dapat dihilangkan;
b. Membongkar peralatan; cucilah bagian-bagian logam dengnan menggunakan
larutan yang telah disediakan sesuai dengan anjuran pabrik. Gunakan setiap 1 sampai 1,5 larutan kaustik soda soda api atau biocid yang dicampur
dengan air bersuhu 70-80
o
C. Cuci setiap bagian dengan menggunakan sikat bulu yang kaku dengan ukuran sesuai, atau dengan menggunakan spon
plastik. Jangan menggunakan logam, sebab dapat menggores permukaan peralatan tersebut;
c. Segera setelah dibersihkan dengan sikat, taruhlah seluruh peralatan tersebut
di tempat yang berisi kira-kira 20 liter air dingin dan larutan asam. Gunakan khlorinsesuai dengan anjuran pabrik. Noda-noda dan gumpalan-gumpalan
susu dapat dihilangkan dengan menggunakan larutan asam; d.
Gunakan air dari selang untuk menghilangkan larutan klorin; e.
Tempatkan peralatan tersebut ditempat yang kering dengan posisi terbalik. Bakteri tidak dapat berkembangbiak di tempat yang kering;
f. Sebelum pemerahan berikutnya sanitasikan bagian dalam peralatan dengan
menggunakan larutan sanitasi khusus gunakan biosid atau larutan lain yang sesuai dengan yang telah dianjurkan.
2. Karet inflasi dan bagian-bagian karet lainnya.
Gunakan selalu dua set karet inflasi secara bergantian, dimana seminggu dipakai dan seminggu berikutnya tidak dipakai. Dengan menggunakan cara ini, kedua set
16
karet inflasi tersebut dapat dipakai lebih lama jika dibandingkan dengan menggunakan tiga set karet inflasi yang digunakan secara terus menerus.
Setelah pemerahan, pencucian bagian karet dapat dilakukan dengan mencuci dengan air, dilanjutkan pencucian dengan detergen, setelah itu dibilas dengan asam,
kemudian ditempatkan ditempat yang kering. Selama waktu istirahat, cuci dan rendamlah karet-karet inflasi tersebut ditempat
yang telah disediakan atau dibersihkan dengan air dan asam, kemudian ditempatkan ditempat yang kering penempatan bagian-bagian karet dalam larutan alkali atau
dalam pembersih karetyang telah disediakan dapat memperpanjang kegunaan bagian- bagian karet tersebut
3. Tangki Susu dan Tangki Penyimpanan Susu
Tangki susu dan penampungan susu sehabis dipakai harus segera dibersihkan. Anjuran untuk membersihkan tangki susu dan tangki serta peralatan penampungan
susu lainnya sebagai berikut: a.
Bersihkan tempat-tempat penampungan tersebut dengan air dingin segera setelah penampungan kosong.
b. Sediakan larutan detergen dalam ember plastik, dan masukkan ketempat
penampungan susu yang kosong c.
Gunakan sikat bulu yang kaku untuk menyikat bagian dalam. d.
Agar karyawan atau peternak dapat melaksanakan semua prosedur diatas, maka air panas, detergen, alat-alat pembersih serta sikat, harus disediakan
Suardana dan Swacita, 2009.
17
2.4 Higiene Sanitasi Pemerahan Susu