Higiene Karyawan di Tempat Pemerahan Susu Salmonella sp. pada Susu

24 Yang harus menjadi perhatian penting agar sanitasi susu tetap terjaga adalah: 1. Sapikambing yang sehat dan bebas dari penyakit; 2. Pekerja yang sehat dan bebas; 3. Lingkungan yang bersih yang berarti juga bersih udara, tidak ada debu pada kandang maupun sekitarnya; 4. Ruang susu yang terpisah, yaitu terpisah dari kandang, berkasa yang baik, dengan persediaan air bersih yang cukup; 5. Peralatan yang dirancang baik, mudah dibersihkan; 6. Menjaga kebersihan dengan cermat dan sanitasi yang efektif untuk beberaapa peralatan penting dimana susu dapat kontak, seperti botol, kaleng, ember dan sebagainya. 7. Tersedia pendingin dan penanganan yang baik; 8. Pasteurisasi, adalah pemanasan terhadap bahan makanan atau minuman dengan tujuan membunuh organisme pathogen didalamnya, tanpa merusak komposisi bahan tersebut Sarudji, 2010

2.5 Higiene Karyawan di Tempat Pemerahan Susu

Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan, baik dalam mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut, maupun dalam menyajikanmakanan. Semua penjamah makanan harus selalu memelihara kebersihan pribadi dan terbiasa untuk berprilaku sehat selama bekerja. Pada higiene karyawan di tempat produksi makanan dan minuman, banyak hal hal yang perlu diperhatikan. 25 Karyawan yang berhubungan dengan produksi makanan harus: 1. Dalam keadaan sehat. Karyawan harus berbadan sehat dengan mempunyai surat keterangan kesehatan Health Certificate 2. Bebas dari luka, penyakit kulit atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan pencemaran terhadap hasil produksi 3. Diteliti dan diawasi kesehatannya secara berkala. Tanggung jawab pemeriksaan perusahaan makanan, termasuk pemeriksaan kesehatan karyawan, dilimpahkan kepada Puskesmas yang harus melakukan pemeriksaan sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan. 4. Mengenakan pakaian kerja,termasuk sarung tangan, tutup kepala dan sepatu yang sesuai. 5. Menahan diri untuk tidak makan, minum, merkok, meludah atau melakukan pekerjaan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap produk makanan. a. Setiap kali harus mencuci tangan pada saat pekerja baru keluar dari kamar kecil atau buang air besar. b. Setiap kali batuk atau bersin agar menutup mulut dan hidung dengan kertas tissue atau sapu tangan Marina, 2000. 2.6 Fasilitas Sanitasi Tempat Pemerahan 2.6.1 Penyediaan Air Penyediaan air merupakan kebutuhan vital harus ada ditempat produksi makanan minuman. Dimana air diperlukan dalam semua proses pengolahan makanan minuman. 26 Sarana penyediaan air harus dapat menyediakan air bersih yang cukup sesuai dengan kebutuhan produksi pada khususnya dan kebutuhan perusahaan pada umumnya. Sebagaimana yang tercantum dalam PerMenKes RI Nomor: 416MENKESPERIX1990 kuaalitas air harus memenuhi syarat-syarat kesehatan yaitu tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak keruh, serta memenuhi syarat bakteriologis dimana air tersebut tidak mengandung mikroorganisme yang pathogen serta bebas dari bahan kimia yang mengganggu dan membahayakan kesehatan.

2.6.2 Fasilitas Cuci Tangan

Adanya fasilitas cuci tangan dimaksud untuk meningkatkan kebersihan perorangan. Maka dalam penyediaan fasilitas ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Fasilitas cuci tangan ditempatkan di tempat-tempat yang diperlukan, misalnya ditempat pintu masukke ruang pengolahan. 2. Dilengkapi dengan air mengalir, sabun, detergen, handuk atau alat lain untuk mengeringkan tangan. 3. Disediakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan jumlah karyawan.

2.6.3 Penampungan dan Pembuangan Sampah

Sebaiknya pembuangan sampah dilakukan jauh dari tempat pengolahan minuman sedangkan tempat penampungan sampah sementara storage harus ditutup, tidak bocor, mudah dibersihkan dan sampah harus dibuang sekurang-kurangnya setiap hari. 27

2.6.4 Pembuangan Air Limbah

Saluran pembuangan air limbah yang berasal dari tempat pengolahan makanan dialirkan ketempat saluran induk atau pembuangan air limbah sehingga tidak tergenang dan tempat perindukan serangga Marina, 2000.

2.7 Salmonella sp. pada Susu

Berdasarkan SNI 7388:2009 tentang batas maksimum cemaran mikroba dalam bahan makanan hasil hewan dan tentang syarat mutu susu segar bahwa susu segar harus memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dimana angka bakteri Salmonella sp. dalam susu segar adalah negatif 25 ml atau tidak terdapat Salmonella sp. Apabila terdapat Salmonella sp. pada susu segar maka susu tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan walaupun jumlahnya belum dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Maka agar kandungan Salmonella sp. dalam susu negatif, perlu adanya penanganan dan perlakuan terhadap susu mulai proses pemerahan sampai dengan susu siap untuk dikonsumsi agar tidak terkontaminasi Salmonella sp dan bakteri patogen lainnya. SNI 7388:2009. Meningkatnya angka kesakitan dari bakteri salmonella sebagian disebabkan karena ketidakakuratan dari jasa laboratorium yang tersedia, kurangnya metode laboratorium, laporan yang kurang baik dan kurangnya perhatian yang lebih pada bahaya dalam makanan Bailliere, 1984. 28

2.8 Kerangka Konsep