43
43
2.2.2 Konsep Pemeliharaan Jalan
Menurut PP No. 26 Tahun 1985 tentang jalan, Pemeliharaan Jalan adalah penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi, penunjangan dan
peningkatan. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya terhadap lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas
berkendaraan riding quality, tanpa meningkatkan kekuatan struktural dan dilakukan sepanjang tahun. Sementara itu, Pemeliharaan Berkala merupakan
pemeliharaan jalan pada waktu tertentu dan sifatnya meningkatkan kemampuan struktural. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna memperbaiki
pelayanan jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau geometriknya agar mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan.
Menurut Worldbank Worldbank,1998:2, pemeliharaan jalan dapat dibedakan menjadi 4 empat katagori yakni :
1. Pemeliharaan Rutin.
Yaitu pekerjaan yang dilakukan setiap tahun yang dibiayai dari anggaran yang tersedia recurrent budget. Aktivitas dapat dikelompokkan dalam tipe
kegiatan yang bersiklus dan tipe reaktif. Pekerjaan yang bersiklus adalah pekerjaan yang dilakukan dimana standar pemeliharaan menunjukan frekuensi
aktivitas yang semestinya secara normatif dijalankan. Pekerjaan reaktif adalah pekerjaan yang dilakukan dimana tingkat intervensi ditentukan oleh standar
pemeliharaan, biasanya ditentukan ketika pemeliharaan dibutuhkan.
44
44 2.
Pemeliharaan BerkalaPeriodik. Yaitu aktivitas yang dilakukan pada interval beberapa tahun untuk menjaga
integritas struktural jalan atau untuk menyiapkan jalan dalam menahan peningkatan beban sumbu kendaraan. Kategori di luar pekerjaan ini adalah
pekerjaan yang merubah geometri jalan, salah satunya pelebaran. Pemeliharaan periodik lebih mahal dari pekerjaan rutin dan relatif lebih lama
rentang waktunya. 3.
Pekerjaan Khusus Yaitu aktivitas yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Aktivitas tersebut
termasuk pekerjaan mendesak seperti pekerjaan perbaikan lereng, talud dan biasanya dibiayai dari dana kontingensi Harjono, 2004 : 39.
4. Pembangunan
Yaitu pekerjaan konstruksi yang diidentifikasi melalui aktivitas perencanaan dan dibiayai dengan biaya modal capital budget. Contohnya pembangunan
jalan baru dari semula tanahkerikil menjadi jalan beraspal ataupun berpermukaan beton Harjono, 2004 : 39.
Menurut Tamin 2002, merujuk kepada kondisi jalan yang ada terdapat sejumlah jenis penanganan jalan yang dapat dilakukan, antara lain: pemeliharaan
rutin, pemeliharaan berkala, peningkatan jalan, dan pembangunan jalan baru. Pemeliharaan rutin dan berkala merupakan bagian dari program penanganan untuk
memelihara jaringan jalan yang ada agar dapat berfungsi sebagaimana yang direncanakan. Peningkatan jalan perbaikan perkerasan merupakan usaha untuk
memperbaiki stuktur perkerasan dan tingkat pelayanan jalan untuk mengakomodir
45
45 arus lalu lintas yang melalui ruas jalan tersebut. Termasuk dalam kelompok ini
adalah perbaikan kondisi jalan dari rusak menjadi baik. Adapun pembangunan jalan baru new road development, termasuk di dalamnya peningkatan status
jalan kabupaten menjadi jalan propinsi, adalah suatu kegiatan investasi yang besar bagi pemerintah, sehingga perlu didahului studi kelayakan yang lengkap mengkaji
dampak dan manfaatnya. Menurut Tamin 2002, kebutuhan penanganan terhadap pemeliharaan
jalan didasarkan pada kualitas struktur permukaan jalan dan beberapa indikator lain yang berkaitan dengan lalu lintas dan peran jalan. Dengan menggunakan data
kondisi jalan akan dapat dilihat kebutuhan penanganan di setiap ruas jalan, apakah hanya pemeliharaan rutin, berkala, ataupun peningkatan jalan. Sedangkan
alternatif pembangunan jalan dalam hal ini termasuk pelebaran jalan dapat dilihat dari LHR, ataupun VC Ratio ruas jalan yang rata-rata telah melebihi batas
ideal dalam hal ini diasumsikan VC Ratio ideal di bawah 0,85. Menurut Parikesit dkk 2002, faktor yang berpengaruh terhadap
kerusakan jalan sehingga perlu pemeliharaan jalan adalah: a.
Peningkatan besar beban dan repetisi beban, b.
Lama pembebanan lalu lintas. Gambar 2.5 menunjukkan bahwa tingkat pelayanan kualitas jalan akan
menurun, akibat beban yang overloading terhadap jalan. Umur rencana jalan menjadi menurun dari yang seharusnya. Selain disebabkan oleh penyimpangan
dalam desain, konstruksi dan pemeliharaan dalam pembangunan jalan, juga
46
46 diakibatkan karena lalu lintas pada jalan tersebut lebih besar dari yang
diperkirakan.
Sumber: Watson, 1989
GAMBAR 2.5 LAJU PENURUNAN KUALITAS PELAYANAN JALAN
Selanjutnya menurut Parikesit dkk 2002, dampak yang timbul akibat beban yang overloading terhadap jalan adalah:
a. Angka Equivalent Singel Axle Load ESALE akan bertambah besar, b. Biaya Operasi Kendaraan bertambah besar,
c. Percepatan kendaraan berkurang, d. Tahanan gelinding pada kendaraan bertambah besar.
Kondisi overloading sering mengakibatkan percepatan laju penurunan pelayanan jalan selama umur rencana. Pengurangan umur pelayanan jalan tersebut
berakibat pada biaya defisit penanganan jalan dari UR ke UP artinya terjadi additional cost selama UR-UP tahun, hal ini merupakan kerugian jika ditinjau
dari sisi investasi Parikesit dkk, 2002.
• High quality contruction
• High quality materials
• Good maintenance
program
½ UR
Penurunan kinerja
pelayanan jalan dari UR
•
DFC Damage Factor Cost
•
DDLC Defisit Design Life Cost φ[Beban overload]
φ [Beban normal] •
Low quality contruction •
Low quality materials •
Substandard maintenance •
Μ
ore traffic than originally projected
1½ UR
UR = umur rencana yang ditargetkan UP = umur pelayanan yang terjadi
In de
ks P
er m
u k
aa n
47
47
2.2.3 Permasalahan Pengelolaan Pemeliharaan Jalan