Maksim Kualitas Maksim Relevansi

2.3.1.2 Maksim Kualitas

Maksim ini mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan hal yang sebenarnya. Kontribusi peserta percakapan hendaknya didasarkan pada bukti- bukti yang memadai. Dengan kata lain maksim ini berisi nasihat agar penutur memberikan kontribusi percakapan yang memiliki nilai kebenaran dan jangan katakan sesuatu yang tidak diyakini kebenarannya. Konsekuensi dari pernyataan ini adalah semua kontribusi percakapan yang tidak memiliki nilai kebenaran dianggap melanggar prinsip kerja sama maksim kualitas. Dalam penggalan percakapan berikut ini, terdapat tuturan yang melanggar maksim kualitas Levinson, 1995:110. A: Teheran is in Turkey, isn’t it, teacher? B: And London’s in Armenia, I suppose. Ujaran B ‘And London’s in Armenia, I suppose’ merupakan ujaran yang melanggar maksim kualitas. Ujaran B tidak menaati maksim kualitas karena ujarannya tidak memiliki nilai kebenaran. Dengan mengatakan bahwa London berada di Armenia, B melanggar maksim kualitas karena London tidak berada di Armenia. London merupakan ibu kota negara Inggris sehingga tidak mungkin berada di Armenia. Adanya pelanggaran maksim kualitas pada penggalan percakapan itu, mengindikasikan adanya implikatur percakapan. Implikatur percakapan yang muncul akibat pelanggaran ini adalah bahwa B ingin menunjukkan pada A, apa yang A katakan adalah sesuatu yang salah. Atau pada wacana lainnya, pelanggaran maksim kualitas ditujukan untuk mendapatkan efek lucu comic effect. + Ini sate ayam atau kambing. Universitas Sumatera Utara - Ayam berkepala kambing.

2.3.1.3 Maksim Relevansi

Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan memberikamn kontribusi yang reklevan dengan masalah pembicaraan. Dalam suatu percakapan, tuturan atau ujaran yang tidak relevan dikatakan sebagai ujaran yang melanggar maksim relevansi. Penggalan percakapan berikut ini mengandung tuturan yang melanggar maksim relevansi Levinson, 1995:111. A: I do think Mrs. Jenkins is an old windbag, don’t you? B: Huh, Lovely weather for March, isn’t it? Tuturan B ‘Huh, Lovely weather for March, isn’t it?’ dikatakan melanggar maksim relevansi karena tuturan tersebut tidak memberikan kontribusi yang relevan terhadap tuturan A. Pada saat A mengatakan bahwa Bu Jenkins adalah seorang pembual, B seharusnya memberikan respon mengiyakan jika memang B setuju dengan pernyataan A atau membantah tuturan tersebut jika memang sebaliknya. Pada kenyataannya B menjawab dengan mengatakan bahwa cuaca bulan Maret menyenangkan. Tuturan B ini jelas melanggar maksim relevansi karena tuturan tersebut tidak memberikan kontribusi yang relevan terhadap tuturan A sebelumnya. Adanya pelanggaran maksim relevansi ini memunculkan maksud lain. Maksud yang ingin disampaikan B dengan melanggar maksim relevansi ini adalah mengingatkan agar A berhati-hati karena mungkin keponakan bu Jenkins yang berdiri di belakangnya. Untuk maksim relevansi, Grice dalam Wijana, 1996:52 membuat analogi sebagai berikut. Saya mengharapkan kontribusi teman kerja saya sesuai dengan Universitas Sumatera Utara apa yang saya butuhkan pada setiap tahapan transaksi. Jika saya mencampur bahan-bahan adonan kue, saya tidak mengharapkan diberikan buku yang bagus, atau bahkan kain oven walaupun benda terakhir ini saya butuhkan pada tahap berikutnya. Dalam bahasa Jepang dapat dilihat contohnya sebagai berikut: Yusuke yang merupakan teman Jun, sedang membicarakan sepak bola. Y : Zerokussu Suupaa Kappu o mi-ni ika-nai? Nonton Xerox Super Cup, yuk. J : Dono chiimu? Tim mana yang bertanding? Y : Jubiro tai guranpasu Jubiro versus Grandpus eight J : Zen Nippon dat-tara tobitsuku-n-da kedo ne.. Kalau pertandingan nasional sih saya tertarik, tapi.. Y: A, sō ka. Oh, begitu ya Haugh, 2008:14 Dalam percakapan antara Yusuke dan Jun, terlihat bahwa pernyataan Jun “Zen Nippon dat-tara tobitsuku-n-da kedo ne..” tidak ada hubungannya dengan ajakan Yusuke sehingga dapat dikatakan Jun melanggar maksim relevansi. Yang sebenarnya diimplikasikan oleh Jun adalah bahwa ia tidak tertarik dengan ajakan Yusuke untuk menonton pertandingan sepak bola tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.3.1.4 Maksim Cara