Maksim Kuantitas Prinsip Kerja sama

kontribusi percakapan penutur sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada saat berbicara dengan mengikuti tujuan percakapan yang penutur ikuti. Atau secara ringkas, dapat dikatakan bahwa ada semacam prinsip kerjasama yang harus dilakukan pembicara dan lawan bicara agar proses komunikasi itu berjalan secara lancar. Grice mengemukakan bahwa dalam melaksanakan prinsip kerja sama, ada empat maksim percakapan conversational maxim yang harus dipatuhi. Yakni maksim kuantitas maxim of quantity, maksim kualitas maxim of quality, maksim elevansi maxim of relevance, dan maksim cara maxim of manner. Maksim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, 2003:704 diartikan, “Pernyataan ringkas yang mengandung ajaran atau kebenaran unum tentang sifat manusia, ...”. Maksim merupakan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual; kaidah- kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi- interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya.

2.3.1.1 Maksim Kuantitas

Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta pertuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya. Penutur akan memilih kalimat: Tetangga saya hamil, dibandingkan Tetangga saya yang perempuan hamil. Pada tuturan kedua, penggunaan yang perempuan sifatnya berlebih-lebihan. Kalimat pertama, lebih ringkas dan tidak menyimpangkan nilai kebenaran truth value. Semua orang tentu sudah tahu bahwa hanya wanitalah yang mungkin hamil. Universitas Sumatera Utara Contoh lain dari tuturan yang melanggar maksim kuantitas adalah dalam penggalan percakapan berikut ini Levinson, 1995:97. X: Can you tell me the time? Y: No, I don’t know the exact time of the presence moment, but I can provide some information from which you may be able to deduce the approximate time, namely the milkman has come. Tuturan Y dikatakan melanggar maksim kuantitas karena kontribusinya dalam percakapan berlebihan. Dengan mengatakan ‘No, I don’t know the exact time of the presence moment, but I can provide some information from which you may be able to deduce the approximate time, namely the milkman has come’, kontribusi yang diberikan Y sangatlah berlebihan. Ketika X menanyakan waktu, Y cukup menjawab dengan mengatakan pukul berapa saat itu atau katakan ‘tidak tahu’ jika memang dia tidak tahu pasti. Jawaban X yang mengatakan bahwa dia tidak tahu secara pasti pukul berapa sekarang, tetapi dia bisa memberi petunjuk bagi X untuk bisa memperkirakan pukul berapa sekarang, misalnya dengan mengatakan bahwa tukang susu baru saja datang, sangatlah berlebihan. Hal ini melanggar prinsip kerja sama maksim kuantitas. Adanya pelanggaran maksim kuantitas ini memunculkan maksud tertentu. Maksud tertentu yang timbul akibat pelanggaran maksim kerja sama dalam suatu percakapan dinamakan implikatur percakapan. Implikatur percakapan yang mungkin dikandung Y pada penggalan percakapan adalah bahwa Y ingin merahasiakan sesuatu dari pihak lain sehingga Y tidak mengatakan secara langsung pukul berapa pada waktu itu. Bagaimana maksim kuantitas ini sesungguhnya, Grice dalam Wijana, 1996:52 membuat analogi. Jika Penutur membantu saya memperbaiki mobil, Universitas Sumatera Utara saya mengharapkan kontribusi Penutur tidak lebih atau tidak kurang dari apa yang saya butuhkan. Misalnya, jika pada tahap tertentu saya membutuhkan empat obeng, saya mengharapkan Penutur mengambilkan saya empat obeng bukannya dua atau enam. Dalam bahasa Jepang dapat dicontohkan sebagai berikut: A: Ja, senshū no nōto mise-te-morai-tai-n-de, kyō kari-te-kaet-temo ii-desu ka? Jadi bolehkah saya melihat catatan minggu lalu dan meminjamnya hari ini? B: Senshū no nōto, a↓ hito ni kari- kashi-te-ru kara Catatan minggu lalu ya. Ah, soalnya sudah saya pinjamkan ke orang lain A: A, sō na-n-desu ka. Oh, begitu ya. Xie dalam Haugh, 2008: 12 Kontribusi B “ Senshū no nōto, a↓ hito ni kari- kashi-te-ru kara” merupakan hal yang berlebihan karena A hanya bertanya apakah ia boleh meminjam catatan minggu lalu, sehingga sebenarnya B cukup menjawab boleh atau tidak. Namun yang dilakukan B adalah menyertakan alasan mengapa ia tidak bisa meminjamkan catatan tersebut, padahal A tidak bertanya. Dengan memberikan kontribusi berlebihan dalam percakapan, B bermaksud untuk tidak menyinggung A ketika B menolak permintaan A sehingga B menyebutkan alasan tanpa diminta. Universitas Sumatera Utara

2.3.1.2 Maksim Kualitas