Ibu: Oh ya? Tadi ibu juga dengar cerita dari Pak Bowo guru musikmu. Katanya kamu cepat sekali mengerti. Ibu senang sekali.
Pemberitahuan yang disampaikan anak terhadap ibunya pada contoh di atas ditanggapi dengan sangat baik bahkan disertai dengan
pujian dari ibunya sehingga menyenangkan hati anak.
d. Maksim Kesederhanaan
Di dalam maksim kesederhanaan, peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya
sendiri. Orang akan dikatakan sombong dan congkak hati jika di dalam kegiatan bertutur selalu memuji dan mengunggulkan dirinya sendiri.
Pelaksanaan maksim kesederhanaan atau maksim kesederhanaan dapat dilihat pada contoh tuturan berikut ini.
Mita: Wah, kamu pintar sekali pelajaran Matematika. Setiap ulangan selalu dapat nilai 100. Saya dapat nilai 70 saja
susah sekali. Doni: Ah, tidak juga. Saya tidak sepintar itu, kok.
Dalam contoh di atas Doni tidak menjawab dengan: “Oh, tentu saja. Memang itu kelebihan saya.” Doni mengurangi pujian terhadap dirinya
sendiri dengan mengatakan: ”Ah, tidak juga.”
Universitas Sumatera Utara
e. Maksim Pemufakatan
Di dalam maksim ini, diharapkan para peserta tutur dapat saling membina kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur. Apabila
terdapat pemufakatan antara diri penutur dan mitra tutur dalam kegiatan bertutur, masing-masing dari mereka dapat dikatakan bersikap santun.
Pelaksanaan maksim pemufakatanKecocokan dapat dilihat pada contoh tuturan berikut ini.
Tamu : Wah, ruangannya panas ya.
Tuan Rumah : Iya ya. Sebentar saya nyalakan AC. Pada contoh di atas, tampak adanya kecocokan persepsi antara
tamu dan tuan rumah bahwa ruangan tersebut panas. Tuan rumah mengiyakan pernyataan tamu bahwa ruangan panas dan kemudian
menyalakan AC agar ruangan menjadi lebih sejuk.
f. Maksim Kesimpatian
Maksim ini diungkapkan dengan tuturan asertif dan ekspresif. Di dalam maksim kesimpatian, diharapkan agar para peserta tutur dapat
memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak lainnya. Jika lawan tutur mendapatkan kesuksesan atau kebahagiaan,
penutur wajib memberikan ucapan selamat. Bila lawan tutur mendapat kesusahan, atau musibah penutur layak berduka, atau mengutarakan bela
sungkawa sebagai penutur kesimpatian. Sikap antipati terhadap salah satu peserta tutur akan dianggap tindakan tidak santun. Pelaksanaan maksim
kesimpatian dapat dilihat pada contoh tuturan berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Eka: Hana, aku lulus tes wawancara di PT. Tiga Berlian. Hana: Wah, selamat ya.
Ucapan selamat yang diucapkan Hana sebagai respon pernyataan Eka memenuhi maksim kesimpatian karena berada pada kebahagiaan
lawan bicaranya dengan cara mengucapkan selamat.
2.4 Deskripsi Singkat Film Kimi ni Todoke