Kajian Pustaka

b. Perkembangan Emosi

Daniel Goleman sebagaimana dikutip oleh M. Ali dan M. Asrori memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap luap. 64 Perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya, misalnya agresif, rasa takut yang berlebihan, sikap apatis, dan tingkah laku

menyakiti diri, seperti melukai diri sendiri. 65

Perubahan emosional bagi anak dengan kebutuhan khusus (termasuk autisme) prosesnya cenderung lebih sulit karena minat mereka terhadap lawan 63

M. Ali dan M. Asrori, Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta Didik (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2004) hlm. 20 64 Ibid. hlm. 62 65 Ibid. hlm 69

Biasanya mereka justru menarik diri sama sekali dari pergaulan karena tidak mampu menterjemahkan begitu banyak pesan tersirat dan aturan sosial yang

membingungkan. 66

c. Perkembangan Hubungan Sosial

Hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Individu dengan autisme biasanya menjadi lebih mudah bersosialisasi pada saat mereka bertambah dewasa. Pada umumnya mereka lebih bisa berkomunikasi meskipun

kemajuannya pelan dan terbatas. 67

Seksualitas merupakan topik yang sering dibicarakan pada saat anak menginjak usia remaja. Gillberg seperti dikutip Bugi Rustamadji dan Sri Sudaryati, menyebutkan tiga masalah utama yang secara kebetulan dibicarakan dalam diskusi diskusi tentang seksualitas pada remaja autisme, yaitu :

a. Mereka cenderung masturbasi di depan umum.

b. Mereka menunjukkan perilaku seksual yang tidak pantas terhadap orang lain.

66 Pernyataan Schwier & Hingsburger seperti dikutip oleh Dyah Puspita /seksualitas.shtml. 22/07/2010/12.43 67 Simon Baron-Cohen & Patrick Bolton, Autism : The Fact (New York : Oxford University Press,

1998) hlm. 79

Selain itu banyak anak autis memperlihatkan perilaku seksual yang tidak lazim, hal ini dapat memicu terjadinya reaksi atau tanggapan yang salah dari masyarakat sehingga masalah itu sendiri menjadi terlalaikan. Dalam kenyataannya, problem seksual yang tidak terpecahkan dapat

mengakibatkan menurunnya kualitas hidup. 68

6. Media Komunikasi

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut Riswandi, karakteristik media komunikasi juga turut mempengaruhi keefektifan komunikasi. 69 Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, pesan yang disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Media komunikasi diklasifikasikan ke dalam media tulisan atau cetakan, visual, aural, dan audio visual.

Ada beragam cara yang digunakan seseorang untuk menyampaikan ide atau gagasan-gagasannya kepada orang lain. Teknik-teknik komunikasi dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu teknik verbal -seperti yang banyak dilakukan oleh sebagian besar orang- dan teknik visual.

68 Bugi Rustamadji dan Sri Sudaryati. Op.Cit. hlm. 59 69 Riswandi, Ilmu Komunikasi (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009) hlm.129 68 Bugi Rustamadji dan Sri Sudaryati. Op.Cit. hlm. 59 69 Riswandi, Ilmu Komunikasi (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009) hlm.129

Sebagai media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi, bahasa memerankan banyak fungsi komunikatif. Dalam komunikasi, bahasa merupakan alat untuk menerangkan dan mengungkapkan isi pesan yang dikomunikasikan. Tanpa penguasaan bahasa, komunikasi tidak akan lancar sehingga tujuan tidak akan tercapai. Dalam bahasa yang perlu diperhatikan antara lain pemilihan kata, makna denotatif atau konotatif, serta intonasi. Intonasi ialah gaya dan irama pengucapan sebuah perkataan atau kalimat dengan tekanan pada suatu suku kata ata suatu kata.

Pada komunikasi visual, penyampaian ide dan gagasan dilakukan dengan menggunakan lambang lambang visual, seperti gambar, lukisan, foto, dan lain sebagainya.

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif ( Yogyakarta : PT LKiS Aksara, 2007) hlm. 2

71 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001) hlm. 11 71 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001) hlm. 11

Tabel 1.1

Efek Visualisasi dan Kemampuan Mengingat Setelah Lewat Waktu

Metode Instruksional

Kemampuan mengingat

setelah 3 jam

Kemampuan mengingat setelah 3 hari

Verbal saja

10% Visual saja

20% Paduan verbal dan visual

Contoh lain dari komunikasi visual adalah pengalaman langsung. Dalam komunikasi pendidikan, pengalaman langsung biasanya digunakan untuk mengajarkan kemampuan-kemampuan praktis pada sasaran didik. Pengalaman langsung akan lebih membantu daripada sekedar penjelasan-penjelasan teoritis

yang bersifat abstrak. Edgar Dale 72 menggambarkan model pengalaman ini sebagai berikut :

72 Pawit M. Yusuf. Op.Cit. hlm. 69

Kerucut Pengalaman Edgar Dale

7. Hambatan Komunikasi

Tujuan komunikasi terkadang tidak tercapai karena ada hambatan yang menghalanginya. Hambatan tersebut bisa berasal dari komponen komunikasi seperti, komunikator (sumber), komunikan (sasaran didik), dan penggunaan media yang tidak tepat.

a. Hambatan pada sumber

Seorang komunikator adalah pemimpin dalam pengelolaan informasi yang sedang disampaikannya kepada orang lain. Beberapa kemungkinan kesalahan yang bisa terjadi pada pihak sumber sehingga keefektifan

Simbol

verbal Simbol

visual Gambar diam

dan rekaman radio Gambar gambar film

Peragaan/pameran/televisi Karyawisata Keikutsertaan dalam drama Pengalaman yang direncanakan

Pengalaman langsung

abstrak

konkret

keahlian, kondisi mental, sikap, dan penampilan fisik. 73

b. Hambatan pada saluran

Hambatan pada saluran terjadi karena adanya ketidakberesan pada saluran komunikasi atau pada suasana di sekitar berlangsungnya proses komunikasi. Media yang digunakan harus memperhatikan kesesuaian dengan kegiatan

instruksional yang sedang dijalankan. 74

c. Hambatan pada komunikan

Sasaran adalah manusia dengan segala keunikannya, baik secara fisiologi maupun secara psikologi. Aspek fisiologi berkaitan dengan masalah masalah fisik dengan segala kebutuhan biologisnya seperti kondisi indera,

lapar, istirahat, dan haus. Sedangkan aspek psikologi berkaitan dengan : 75

a. Kemampuan dan kapasitas kecerdasan sasaran

Kemampuan berarti kesanggupan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sementara kecerdasan berarti kecepatan berpikir dan memahami sesuatu.

73 Pawit M. Yusuf. Op.Cit. hlm. 51 74 Pawit M. Yusuf. Op.Cit. hlm. 53

75 Pawit M. Yusuf. Op.Cit. hlm. 55-60

Minat adalah kesenangan atau perhatian terus menerus terhadap sesuatu objek karena adanya pengharapan akan memperoleh kemanfaatan daripadanya. Sedangkan bakat adalah potensi yang dimiliki seseorang dalam suatu bidang.

c. Motivasi dan perhatian

Motivasi berarti kondisi psikologis dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan suatu tindakan. Perhatian adalah pemusatan diri dalam mengindera sesuatu dengan mengesampingkan hal

hal lainnya.

d. Sensasi dan persepsi

Ketika indera kita menangkap suatu objek atau benda, peristiwa tersebut dinamakan sensasi (penginderaan). Sementara persepsi adalah proses penerimaan informasi dari lingkungan sekitar.

e. Ingatan, retensi, dan lupa

Ingatan adalah suatu sistem yang menyebabkan orang dapat menerima, menyimpan, mengolah, dan mengeluarkan kembali informasi yang telah diterimanya. Sedangkan apa apa yang tertinggal atau tersisa dan kemudian dapat diingat kembali setelah seseorang melakukan sesuatu Ingatan adalah suatu sistem yang menyebabkan orang dapat menerima, menyimpan, mengolah, dan mengeluarkan kembali informasi yang telah diterimanya. Sedangkan apa apa yang tertinggal atau tersisa dan kemudian dapat diingat kembali setelah seseorang melakukan sesuatu

f. Kemampuan mentransfer dan berpikir kognitif

Dalam proses belajar secara otomatis kita mentransfer informasi yang satu ke dalam informasi lain, kemudian mengembangkannya ke dalam struktur kognitif yang dipunyai. Transfer dalam belajar dapat ditingkatkan dengan pengulangan, pembiasaan, pemaknaan informasi, dan runtut dalam penyampaian pesan.