Politik Bangsamoro yang Rentan Pecah
Politik Bangsamoro yang Rentan Pecah
Struktur sosial baru dalam gerakan Muslim Mindanao sejak awalnya sangat rentan pecah. Salamat Hashim, misalnya, berhasil membawa pindah sebagian besar pengikut MNLF ke MILF di tahun 1980-an, organisasi yang didirikannya setelah keluar dari MNLF, terutama bagi mereka yang tidak terangkum ke dalam program integrasi Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) dan Kepolisian sebagai konsekuensi dari pelaksanaan perjanjian PA 1976 di masa Marcos. Di lain pihak Marcos memperkenalkan pembagian region baru
Dinamika Minoritas Muslim Mencari Jalan Damai
tersebut yang mengacaukan klaim wilayah MNLF di dalam PA. Berdasarkan pada pembagian region yang baru itu pulalah Marcos melaksanakan plebisit pada tahun 1978 yang diklaim sebagai implementasi hasil PA, meskipun ditentang baik oleh MNLF maupun Salamat Hasyim yang ketika itu telah berpisah dengan MNLF, karena dianggap tidak sesuai dengan perjanjian PA. Karenanya, baik MNLF pimpinan Nur Misuari maupun kelompok Salamat Hasyim memboikot plebisit tersebut. Sedangkan Marcos tampaknya memanfaatkan kepemimpinan sejumlah datu yang bisa diajak berkolaborasi untuk pelaksanaan tersebut tanpa keterlibatan MNLF dan
kelompok Salamat Hasyim. 53 Tidak heran, sejak saat itu, keterbelahan Muslim di Mindanao secara politik ke dalam tiga kelompok MNLF, MILF, dan datu yang berkolaborasi dengan pemerintah pusat menjadi kian nyata.
Di sisi lain, sebagai akibat dari kolaborasi sebagian datu dan perpecahan dengan Salamat, maka Nur Misuari
dengan MNLF-nya seperti terjepit di antara pemerintahan Marcos dan datu di satu sisi dan MILF di sisi yang lain. Situasi ini membuat Misuari kembali kepada solidaritas awal yang dianggap masih setia mendukungnya, yaitu solidaritas primordial di mana dia berasal, yakni etnis Tausug yang merupakan mayoritas di Sulu, Basilan, dan sebagian
Zamboanga. 54 Dengan demikian dari sisi entitas etnis, maka sejak saat itu, Bangsamoro atau Muslim Moro telah terbelah antara etnis Tausug yang merupakan basis MNLF pimpinan Misuari dan etnis Maguindanao yang merupakan mayoritas di pula Mindanao, yang tidak lain merupakan basis dari MILF pimpinan Salamat Hasyim. Salamat Hasyim berasal dari suku Magindanao dan berbasis di Cotabato yang merupakan
53 Abinales, Making Mindanao , 178-189. 54 Fainur G. Estino Jairi, Misuari’s Ideology, 45-75.
Munculnya Gerakan Alternatif Untuk Perdamaian
basis pendukung MILF. Keterbelahan dua pemimpin dengan ikatan basis sosialnya masing-masing yang berbeda atas dasar kesukuan ini mengingatkan pada struktur sosial tradisional semula yang feodal. Proses itu merupakan babak baru dari proses re-elitisasi baik terhadap MNLF maupun MILF yang masing-masing mengacu pada dan menghidupkan kembali warisan Kesultanan Sulu dan Maguindanao di masa lalu.
Sementara itu, Presiden Corazon Aquino yang terpilih menggantikan Ferdinand Marcos melalui People Power 1986 segera mengumumkan keinginannya untuk kembali membuka pembicaraan dengan MNLF. Di sisi lain sejak 1983, Salamat Hasyim telah mengumumkan berdirinya MILF dan berhasil memboyong sebagian besar pengikut MNLF terutama dari suku Maguindanao ke dalam MILF dan mendirikan pasukan bersenjata tersendiri Bangsamoro Islamic Armed Force (BIAF) namun Aquino tampaknya mengabaikan eksistensi MILF. Terbentuknya ARMM di bawah Presiden Aquino yang merupakan hasil perjanjian FPA antara GRP (Government of Republic of the Philippines)-MNLF justru kian menguatkan intervensi pemerintah pusat yang berkolaborasi dengan sebagian datu yang telah kembali menancapkan kekuasaannya atas dukungan pemerintah pusat sejak presiden Marcos hingga batalnya negosiasi MOA-AD di masa Presiden Arroyo.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa berbagai pembicaraan dan negosiasi antara GRP dan perwakilan Bangsamoro atau Muslim Mindanao yang tidak mengikutkan setidaknya tiga atau empat pihak, yaitu MILF, MNLF, datu, termasuk di dalamnya ARMM, secara setara sesungguhnya bisa dikatakan bersifat parsial atau bahkan cenderung me-mecah belah.
Menapaki Rute Lain: Gerakan Civil Society dan Dialog
Dinamika Minoritas Muslim Mencari Jalan Damai