Gambaran Umum Perusahaan Pabrik Kelapa Sawit PT A.T Langkat adalah salah satu perusahaan Telinga Kanan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan Pabrik Kelapa Sawit PT A.T Langkat adalah salah satu perusahaan

penanaman modal dalam negri memproduksi minyak mentah kelapa atau Crude Palm Oil CPO dengan menggunakan bahan baku Tandan Buah Sawit TBS dimulai sejak tahun 2003 berada di Tanjung Putri Kabupaten Langkat. Dalam kegiatan proses produksi, perusahaan menggunakan mesin otomatis dan manual. Perusahaan selain menghasilkan CPO, juga inti sawit dan cangkang yang mana sebagian cangkangnya dibakar untuk energi di Boiler dan sebagian dijual. Secara umum proses produksi CPO di PT A.T terdiri dari beberapa bagian: penimbangan Tandan Buah segar TBS kemudian dibawa ke loading ramp selanjutnya dipindahkan ke lori melalui Transfer Troly dimasukkan kedalam mesin Sterilizer perebusan. Setelah mengalami proses di Sterilizer, dengan menggunakan Hoist Crane selanjutya dimasukkan kedalam Threshing yang menghasilkan brondolan. Selanjutnya dengan alat Digester dibawa ke alat Screw Press yang menghasilkan Crude Oil, Fiber dan Nut. Kemudian Crude Oil diolah melalui beberapa proses yaitu Oil Vibro Screen dialirkan kedalam Crude Oil Tank lalu dialirkan lagi ke CST vertical yang menghasilkan Oil dan Sludge, dimana Oil akan dialirkan ke Clean Tank yang selanjutnya dengan melalui beberapa proses lagi akan Universitas Sumatera Utara menjadi CPO. Kapasitas mesin produksi CPO rata-rata 50 tonjam. Tahapan proses Crude Palm Oil terdapat pada flowchart lampiran 1.

4.2. Analisa Univariat

Analisa univariat untuk untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Hasil analisa unvariat variabel dependen dan variabel independen dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

4.2.1. Bagian Proses

Tabel 4.2 Distribusi Bagian – Bagian Proses di Pabrik Kelapa Sawit PT. A.T. Bagian Frekuensi Presentase Press 11 22,0 Boiler 7 14,0 Maintenance 9 18,0 Sterilizer 6 12,0 Turbin 3 6,0 Klarifikasi 6 12,0 Kernel 8 16,0 Jumlah 50 100,0 Berdasarkan data yang dikumpulkan pada penelitian ini mengenai bagian- bagian proses NAB pabrik sawit tersebut, maka menurut tabel 4.2. paling banyak pekerja terdapat di bagian press dengan frekuensi sebesar 22. Dan yang paling sedikit pekerja terdapat dibagian Turbin sebanyak 6.

4.2.2. Umur

Dari hasil penelitian ini maka umur yang terdapat di pabrik sawit tersebut berdasarkan data dapat dilihat pada tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Distribusi Umur Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT A.T. Umur Frekuensi Persentase 25- 27 17 34 28-30 14 28 31-33 12 24 34-36 7 14 Jumlah 50 100 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok umur yang paling banyak adalah kelompok 25- 27 sebesar 34. Sedangkan kelompok umur yang paling sedikit di kelompok umur 34- 36 yaitu sebesar 14. Hal ini menyatakan bahwa umur sampel di Pabrik Kelapa Sawit PT.A.T. masih tergolong produktif.

4.2.3. Masa kerja Distribusi sampel pekerja pabrik kelapa sawit di PT.A.T. berdasarkan masa

kerja menurut tabel 4.4 Tabel 4.4 Distribusi Masa Kerja Pekerja Pabrik Kelapa Sawit di PT.A.T Masa kerja tahun Frekuensi Persentase 6 39 78 7 11 22 Jumlah 50 100 Tabel 4.4. menunjukkan bahwa masa kerja yang paling banyak yaitu 6 tahun sebesar 39, sedangkan yang paling sedikit masa kerja 7 tahun sebanyak 22. Hal ini menyatakan bahwa masa kerja sampel sudah tergolong cukup lama. Universitas Sumatera Utara

4.2.4. KebijakanPeraturan Penggunaan APP

Hasil dari kuesioner yang diberikan hanya pada kelompok perlakuan maka didapatkan pada tebel 4.5. yaitu: Tabel 4.5. Distribusi Responden tentang KebijakanPeraturan penggunaan APP Variabel N Persentase Patuh 20 80 Tidak Patuh 5 20 Jumlah 25 100 Menurut tabel diatas maka yang paling banyak jumlah sampel yang patuh terhadap kebijakanperaturan penggunaan APP sebanyak 20 orang 80 dan paling sedikit pada sampel yang tidak patuh terhadap kebijakanperaturan penggunaan APP yaitu 5 orang 20. Jadi besar proporsi kebijakan yaitu 80.

4.2.5. Pelatihan Penggunaan APP

Hasil penelitian di PKS tersebut didapatkan jumlah pekerja pada kelompok perlakuan tentang pelatihn penggunaan APP dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.6. Distribusi Responden tentang Pelatihan Penggunaan APP Variabel N Persentase Baik 22 88 Tidak Baik 3 12 Jumlah 25 100 Dari tabel diatas maka yang paling banyak jumlah sampel yang baik terhadap pelatihan penggunaan APP sebanyak 22 orang 88, sedangkan yang paling sedikit jumlah sampel yang tidak baik sebanyak 3 orang 12. Jadi besar proporsi pelatihan yaitu 88. Universitas Sumatera Utara

4.2.6. Pengawasan Penggunaan APP

Dari hasil penelitian tentang pengawasan penggunaan APP pada kelompok perlakuan saja didapatkan hasil seperti tabel dibawah ini : Tabel 4.7. Distribusi Responden tentang Pengawasan Penggunaan APP Variabel N Persentase Patuh 20 80 Tidak Patuh 5 20 Jumlah 25 100 Maka diperoleh bahwa paling banyak jumlah sampel yang patuh terhadap pengawasan penggunaan APP sebanyak 20 orang 80, sedangkan paling sedikit pada yang tidak patuh terhadap pengawasan pnggunaan APP sebanyak 5 orang 20. Jadi besar proporsi pengawasan yaitu 80.

4.2.7. Gangguan Pendengaran

Hasil pemeriksaan fungsi pendengaran telinga kanan pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT.A.T. sebelum intervensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel- tabel dibawah ini :

A. Kelompok Perlakuan

a. Telinga Kanan

Tabel 4.8. Distribusi Gangguan Pendengaran Telinga Kanan Sebelum Gangguan Pendengaran Frekuensi Persentase Normal 9 36 Mild 15 60 Moderate 1 4 Jumlah 25 100 Universitas Sumatera Utara Dimana sesuai tabel diatas maka gangguan pendengaran telinga kanan sebelum intervensi paling banyak pada derajat mild yaitu sebesar 60, sedangkan paling sedikit di derajat moderate sebesar 4. Tabel 4.9. Distribusi Gangguan Pendengaran Telinga Kanan Sesudah Gangguan Pendengaran Frekuensi Presentase Normal 19 76 Mild 5 20 Moderate 1 4 Jumlah 25 100 Dimana sesuai tabel diatas maka gangguan pendengaran telinga kanan sesudah diintervensi paling banyak pada derajat normal yaitu sebesar 76 , sedangkan paling sedikit di derajat moderate sebesar 4.

b. Telinga Kiri