Tinjauan Fungsi .1 Dekripsi Penggunaan dan Kegiatan

II.3 Tinjauan Fungsi II.3.1 Dekripsi Penggunaan dan Kegiatan Pelaku pada proyek ”Pembangunan kembali Kawasan Pasar Padang Bulan” ini dapat dikelompokkan secara umum menjadi beberapa bagian demikian juga dengan kegiatan yang terjadi juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar. Pelakunya antara lain : - Pengunjung yaitu masyarakat baik yang berasal dari daerah sekitar dalam kota. - Pedagang pasar yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pasar. - Pedagang pusat perbelanjaan yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pusat perbelanjaan. - Pengelola yaitu pihak yang bertugas mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan fasilitas kepada para pedagang baik di pasar maupun pusat perbelanjaan Kegiatannya antara lain : - Berdagang yang merupakan fungsi utama dari komplek bangunan ini. Merupakan kegiatan menjajakan barang kepada para pengunjung, baik dalam benutk kios, los, retail, maupun pameran. - Pembelian yang merupakan feedback dari kegiatan berdagang. Disini pembeli akan membayar untuk barang yang diingininya. Secara lebih lengkap akan dibahas mengenai kronologis kegiatan dan pelaku yang terdapat di komplek bangunan ini : II.3.1.1 Deskripsi kegiatan Pasar Padang Bulan Dikarenakan oleh lokasi pasar yang berada pada pusat kota, maka pasar termasuk daerah yang hidup mulai dari pagi jam 06.00 sd 18.30 WIB. Sedangkan untuk wilayah sekitarnya terdapat pedagang kaki lima yang beroperasi hingga malam hari, seperti pedagang bunga. - Pada pukul 06.00 WIB barang dagangan mulai berdatangan ke pasar padang bulan. Kebanyakan merupakan barang dagangan yang berupa sayur dan daging. - Pada pukul 06.30 WIB, pembeli mulai berdatangan. Sehingga suasana pasar mulai ramai. - Pukul 06.30-18.00 WIB merupakan waktu dimana kegiatan berdagang dilaksanakan Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Jumlah dan Jenis KiosLos Pasar Padang Bulan - Pukul 18.30 WIB pasar ditutup - Untuk para pedagang keliling yang ada di sekitar kawasan ini mulai beroperasi dari pukul 18.00-02.00 WIB II.3.1.2 Deskripsi pengguna Pasar Padang Bulan Berdasarkan hasil survey dan data yang ada, maka dapat diperoleh deskripsi pengguna struktur organisasi pengelola, pengunjung, dll dari pasar Pringgan antara lain : Pedagang dalam area pasar NO JENIS DAGANGAN KIOS BUKA KIOS TUTUP JUMLAH Lantai 1 1 Sayur sebagian PKL 23 8 23 2 Buah sebagian PKL 28 28 3 Bunga PKL 7 7 4 Ikan hidup basah 32 32 5 Ayam daging 37 37 6 Makanan kedai kopi 5 5 7 Kelapa PKL 7 7 8 K. sampah, rempah, bumbu 34 34 9 Tas sekolah 25 25 10 Ikan kering sebagian PKL 37 37 11 Mainan 18 18 12 Tukang jahit 6 2 8 13 Peralatan dapur 26 26 14 Madu 3 3 15 Emas 17 17 16 Kelontong 30 30 17 Roti kering 11 11 18 Pakaian 60 60 Jumlah pedagang 406 2 408 Universitas Sumatera Utara

II.3.2 Deskripsi Prilaku

Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan, perilaku pengguna komplek bangunan pasar dan pusat perbelanjaan ini dapat dikategorikan menjadi 2 dua yaitu : - Bersifat statis Perilaku pengguna yang lebih bersifat menetap pada satu tempat atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau sementara dengan intensitas waktu yang lebih lama seperti aktivitas pengelola pasar dan pusat perbelanjaan dan para pedagang yang biasa berjualan di kios. - Bersifat dinamis Perilaku pengguna bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam ruang lingkup bangunan, diantaranya aktivitas pengunjung dan pihak lain yang menggunakan fasilitas yang disediakan di bangunan.

II.3.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Mengenai deskripsi dari kebutuhan dan besaran ruang, maka hal ini akan didapatkan berdasarkan analisa kegiatan dan pengguna. Hal itu dikarenakan untuk menentukan ruang yang dibutuhkan perlu diketahui terlebih dahulu jenis pengguna dan ruang apa saja yang dibutuhkannya. Setelah mengetahui jenis pengguna dan kegiatannya, maka ruang-ruang yang dibutuhkannya akan disesuaikan dengan standar-standar yang sudah baku. Hal itu bisa didapatkan dari buku-buku standar yang sudah umum yaitu Time Saver, Architect Data, atau buku standar lainnya.

II.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Dalam perancangan pasar dan pusat perbelanjaan, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut : 1. Fleksibilitas Secara harafiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : a. Pemilihan sistem strukur b. Pembagian ruang Universitas Sumatera Utara c. Ketinggian ruang d. Tata letak stan, kios dan los 2. Kenyamanan Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pusaat perbelanjaan dan pasar dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran. a. Kenyamanan ditinjau dari segi termal b. Kenyamanan ditinjau dari segi pencahayaan 3. Sirkulasi Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi bangunan servis bangunan.

II.3.5 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis

II.3.5.1 Pasar Pabean , Surabaya Studi banding yang didapatkan ini adalah berupa tugas akhir dari mahasiswa Universitas Petra, Surabaya. Adapun data ini didapat melalui website universitas terbut, melalui cara pendownloadan. Pada kasus ini dibahas mengenai redevelopmen dari kawasan pasar pabean, Surabaya dengan pendekatan tema arsitektur prilaku. Dari studi ini, penulis berharap mendapatkan konsep-konsep tertentu yang dianggap bisa disesuaikan dengan pasar Padang Bulan yang ada di Medan. Serta sebagai bahan untuk membuka wawasan akan proses redevelopmen dari sebuah pasar tradisional. Universitas Sumatera Utara Gbr2.14 Desain Pasar Pabean Berdasarkan Universitas Sumatera Utara Gbr 2.15 Pasar Beringinharjo Dari studi yang dilakukan, diketahui bahwa bangunan ini mengambil bentuk tema perilaku kebanyakan dalam proses desainnya. Hal itu tampak dari bentukan denah memanjang untuk mengakomodasi kemudahan parkir masyarakat, bentukan bangunan yang mengambil bentukan arsitektur tropis, dan banyak hal lainnya II.3.5.2 Pasar Beringharjo, Yogyakarta Pasar beringharjo merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di Surabaya. Dalam pasar ini, diketahui jenis-jenis pembagian yang jelas dari barang dagangan yang ada. Sehingga hal ini lebih memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang diinginkan. Pasar ini juga merupakan pasar 2 lantai, sehingga memudahkan bagi penulis untuk mengambil contoh-contoh pemecahan yang mungkin dilakukan untuk lantai ke-2 di pasar tersebut. Faktor kebersihan juga merupakan salah satu hal yang membuat penulis mengambil pasar ini sebagai contoh studi banding, karena ingin dihasilkan suatu pasar tradisional yang bebas dari stereotip ”bau dan kotor”. Karena kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat pada pasar tradisional. Universitas Sumatera Utara II.3.5.3 Pasar Tradisional BSD Pasar tradisional BSD merupakan salah satu contoh pasar hasil redevelopmen pemerintah yang bisa dikatakan cukup berhasil. Pasar ini tidak memiliki bentuk yang luar biasa, namun berhasil membuat suatu bentuk sederhana, dimana masyarakat yang berbelanja merasa cukup nyaman dan efektif. Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website, pasar BSD ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu dimulai dari sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu hal pendukung yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas pasar, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai kerjasama yang baik. Pada studi banding ini, penulis mengharapkan mendapatkan suatu sistem utilitas dari pasar tradisional yang efesien yang ada pada pasar ini, sehingga dapat diterapkan dalam desain nantinya. Selain itu pengelolaan parkir dan sirkulasi kendaraan juga akan menjadi salah satu perhatian dari studi banding ini. Universitas Sumatera Utara Gbr 2.16 Suasana Pasar BSD Universitas Sumatera Utara BAB III ELABORASI TEMA III.1 Pengertian Tema Adapun tema yang diambil dalam proyek ini adalah “Arsitektur Prilaku”. Yang dimaksud dengan Arsitektur Perilaku adalah pendekatan konsep perancangan bangunan dengan menggunakan perilaku masyarakat sebagai tolak ukurnya. Sehingga nantinya unsur-unsur konsep perancangan yang dihasilkan adalah berhubungan dengan perilaku masyarakat sekitar. Untuk lebih jelasnya akan dibahas masing-masing dari kata pembentuk tema tersebut, antara lain : 1. Perilaku Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta, maka yang dimaksud dengan perilaku adalah : - Tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan tubuh tidak saja badan atau ucapan 2. Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. 3. Kesimpulan Maka, dapat disimpulkan bahwa Arsitektur Perilaku adalah ilmu merancang bangunan, baik mikro maupun makro yang dalam mendesain didasari oleh tanggapan atau reaksi individu yang muncul akibat adanya kegiatan yang biasa dilakukan. III.2 Perilaku Dalam Arsitektur a. Perilaku sebagai suatu pendekatan Pendekatan perilaku menekankan keterkaitan yang dialektik antara ruang dengan manusia yang memanfaatkan atau menghuni ruang tersebut. Pendekatan ini menekankan perlunya memahami perilaku manusia atau masyarakat yang berbeda dari setiap daerah dari aspek norma, kultur, dan psikologis.masyarakat Universitas Sumatera Utara b. Psikologis sosial manusia Merupakan suatu bidang ilmu kejiwaan yang membahas tentang tingkah laku manusia sebagai individu pada lingkungan sosialnya. Yang dimaksud dengan psikologi manusia adalah ilmu yang mempermasalahkan mengenai tingkah laku dan proses yang terjadi tentang tingkah laku tersebut. Maka psikologi selalu berbicara tentang kepribadian manusia. c. Konsep dalam kajian arsitektur lingkungan dan perilaku 1. Behaviour setting Mengandung unsur-unsur sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan, aktivitas atau perilaku dari sekelompok orang tersebut, secara konstan atau berkala, dan pada suatu tempat atau setting tertentu 2. Environmental perception Interpretasi tentang suatu seting oleh individu, didasarkan latar belakang budaya, nalar dan pengalaman individu tersebut 3. Perceived environment Merupakan produk atau bentuk dari persepsi lingkungan seseorang atau sekelompok orang 4. Environment cognition, image, and schemata Merupakan suatu proses memahami dan memberi arti terhadap lingkungan 5. Environmental learning Meliputi proses pemahaman yang menyeluruh tentang suatu lingkungan seseorang 6. Environmental quality Merupakan kualitas lingkungan yang memenuhi preferensi imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang 7. Territory Merupakan batas dimana organisme hidup menentukan tuntutannya, menandai serta mempertahankannya 8. Personal space and crowding Merupakan suatu batas yang tidak tampak di sekitar seseorang, dimana orang lain tidak boleh atau merasa enggan untuk memasukinya. Apabila personal space tidak dapat dipertahankan maka akan timbul crowding 9. Environmental pressure and stress Merupakan faktor fisik yang menimbulkan rasa tidak enak, kehilangan orientasi, tidak nyaman yang dapat menyebabkan stress. Universitas Sumatera Utara d. Psikologis Lingkungan Menurut Holahan, psikologi lingkungan adalah bidang psikologi yang meneliti khusus hubungan antara lingkungan fisik dan tingkah laku dan pengalaman manusia. Menurut UU no 41982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. e. Psikologi Manusia Proses psikologi dalam interaksi antar manusia dengan lingkungan dapat selalu berhubungan seperti pada pembahasan berikut : 1. Persepsi 2. Kognisi pengenalan, yang terdiri dari : a. Persepsi b. Imajinasi c. Berfikir d. Nalar e. Pengambilan keputusan 3. Motivasi alasan, yaitu kompleksitas proses fisik psikologi yang bersifat : a. Keterarahan b. Keterangsangan c. Energik f. Arsitektur Untuk Mansusia Membahas bangunan yang berguna untuk manusia dan dirancang untuk manusia individual. Untuk mewujudkannya kita harus menghargai arsitektur sebagai seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Amos Rapoport mengatakan bahwa perancangan arsitektur pada dasarnya menyangkut pengorganisasian dari beberapa hal, yaitu : 1. Ruang. 2. Waktu. 3. Arti. 4. Komunikasi. Universitas Sumatera Utara III.3 Perilaku Masyarakat Sekitar Untuk dapat menghasilkan suatu perancangan dengan ”pendekatan perilaku masyarakat” yang lebih baik, maka sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu apa saja yang menjadi kebiasaan maupun perilaku masyarakat di sekitar site. Adapun hal ini dapat diperoleh melalui hasil survey lapangan, antara lain : III.3.1 Perilaku Masyarakat sekitar Pasar Padang Bulan No. Pengguna Kelompok Kegiatan Rincian 1. Penjual • Jual-Beli • Kegiatan lain - Pedagang lebih memilih duduk di luar kios daripada di dalam kios karena lebih mudah berinteraksi dengan pengunjung. - Barang dagangan dijajakan menjorok keluar dari kios. - Pedagang pakaian akan menggantungkan pakaiannya di luar kios. - Pedagang sayur akan meletakkan barang dagangannya dalam keranjang di jalur sirkulasi pembeli. - Pedagang biasa memanggil calon pembeli yang sedang lewat. - Pada saat pembeli sedang tidak ada, pedagang yang letak kiosnya .berdekatan akan berkumpul dan mengobrol. - Sebagian pedagang makan siang pada tempat makan di area terbuka. - Beberapa pedagang, khususnya pedagang pakaian biasanya membawa tikar untuk tempat istirahat . - Sewaktu datang pada pagi hari, maka pedagang sayur seperti pedagang kelapa akan memarut kelapa terlebih dahulu yang akan menghasilkan sampah yang tidak sedikit. Biasanya sampah ini dibiarkan di samping Universitas Sumatera Utara • Membuang limbah • Loading dock kiosnya atau ada juga yang membuangnya langsung ke area sampah. - Pasar basah berada di bagian dalam pasar. - Pedagang bumbu biasanya terletak di sekitar pedagang daging dan sayur . - Pedagang ayam potong biasanya membuang air rebusan ayam ke bagian depan pasar, bukan ke saluran drainase pasar. - Pedagang ayam terkadang juga memanggang ayam sesuai dengan permintaan pembeli. - Pedagang barang basah yang memiliki air buangan biasanya pelan-pelan menuangkan saluran drainase pasar yang terbuka. - Untuk loading dock dibuat di bagian depan pedagang kelontong dan sembako. - Loading barang pada pagi hari dimulai pada pukul 4 pagi, ini biasanya hanya terjadi pada pedagang basah, karena pedagang barang kering biasanya menyimpan barangnya dalam kios.

2. Pembeli

Belanja - Biasanya pembeli yang menuju ke bagian pasar barang basah akan terlebih dahulu melihat-lihat barang pedagang kering karena berada di bagian depan. - Kebanyakan pembeli hanya akan melihat bagian tengah dan samping pasar. Sedangkan bagian sudut pasar jarang dikunjungi pembeli, sehingga jumlah kios yang buka pada bagian itu juga sedikit. - Pembeli biasa melakukan kegiatan tawar- menawar, yang rata-rata menghabiskan waktu Universitas Sumatera Utara • Kegiatan lain kurang lebih 1 menit. - Setelah berbelanja daging biasanya pembeli menuju ke tempat penjualan bumbu. - Pembeli biasanya paling lama berada di daerah penjualan daging, karena menunggu daging dipotong dan dibersihkan. - Pembeli biasanya adalah ibu-ibu, dan sebagian besar selalu menggunakan keranjang sewaktu bebelanja. - Selain berbelanja, pembeli juga terkadang makan pagi di sekitar pajak - Pengunjung yang membawa kendaraan berusaha untuk memarkirkan kendaraannya sedekat mungkin dengan tempat ia berbelanja - Jalan Pasar Padang Bulan yang sebenarnya jalan 1 arah, dijadikan menjadi jalan 2 arah - Munculnya pedagang kaki lima khususnya penjual sayuran dan buah karena kecenderungan pembeli yang ingin bersifat peraktis, khususnya dalam membeli sayur atau daging untuk sedekat dan seefektif mungkin berbelanja, sehingga kios yang paling menjorok ke bagian luar akan lebih laku. - Penggunaan WC KM sebagian besar oleh pedagang, pengunjung jarang memakainya.

3. Pengelola

• Kerja • Parkir - Sebelum masuk dan bekerja, sebagian besar pengelola akan sarapan di sekitar pasar. - Pekerjaan dimulai dari pukul 09.00-16.00 WIB. - Pengelola biasa sarapan dan makan siang di dekat lokasi pasar. - Pengelola biasa memarkir kendaraan di depan kantornya. - Untuk memarkir kendaraan, pengelola yang menggunakan sepeda motor, memasukkan Universitas Sumatera Utara - kendaraanya ke dalam pasar.

4. Angkutan

Umum • Menaik- turunkan penumpang • Kegiatan lain - Karena kebanyakan pengunjung menunggu pada bagian depan pasar, sehingga banyak angkot yang berhenti dan menunggu pada jalan tersebut yang sering menimbulkan kemacetan. - Angkot biasa menurunkan penumpang di depan area pasar. - becak dayung dan mesin biasanya mengelompok pada keempat sudut pasar untuk menunggu pembeli. - Becak dayung, mesin serta sepeda motor biasanya menjadikan jalan Pasar Padang Bulan menjadi jalan 2 arah. III.4 Keterkaitan Tema dengan Judul Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan di atas, maka diketahui bahwa perancangan dengan menggunakan tema perilaku merupakan perancangan yang memperhatikan perilaku masyarakat sekitarnya sebagai acuan dalam mendesain, sehingga bangunan tidak hanya berdiri sebagai bangunan, akan tetapi mampu memfasilitasi semua kebiasaan masyarakat yang tercipta akibat adanya kegiatan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis, yang ingin merancang bangunan pasar dengan menekankan perilaku masyarakat sebagai alat penyaluran perancangannya. Pemilihan tema arsitektur perilaku sesuai dengan masyarakat sekitar dianggap sangat cocok untuk bangunan pasar dan pusat perbelanjaan hal itu dikarenakan kedua tipologi bangunan itu sangat erat kaitannya dengan peranan masyarakat sekitar. Dikarenakan kebanyakan kegiatan yang terjadi di lingkungan tersebut sangat dipengaruhi oleh perilaku tersebut. Alasan di ataslah yang menyebabkan penulis berkesimpulan bahwa judul proyek ”Pembangunan Kembali Kawasan Pasar Padang Bulan” ini akan berjalan selaras dengan Tabel 3.1 Perilaku Masyarakat Sekitar Universitas Sumatera Utara penerapan tema Arsitektur Perilaku dengan pendekatan dengan masyarakat sekitar. Sehingga bisa dikatakan bahwa hal di atas memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. III.5 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Tema Sejenis III.5.1 Els Colors Kindergarten Arsitek : RCR Arqutecs Memamerkan sebuah kesederhanaan di dalam komposisi yang dicapai lewat penempatan berdampingan bagian-bagian yang dibedakan dengan warna. Kelas, area umum, dan cafe disebar melewati dua persegi empat, dengan level yang sama, yang dihubungkan dengan sebuah gang yang berada di tengahnya, dan juga memberikan akses ke ruang terbuka di dalam bangunan. Baja digunakan untuk elemen struktur vertikal, beton, untuk elemen horizontal, dan kaca-kaca berwarna merah, jingga dan kuning yang transparan digunakan untuk dinding, yang membantu menciptakan sebuah lingkungan yang menyenangkan, dimana imajinasi anak-anak dapat tumbuh dengan lebih ekspresif dan liar. Pada bangunan ini, hal yang dapat dipelajari adalah penggunaan warna dan bentuk yang sesuai dengan perilaku anak-anak, sehingga bangunan akan lebih terkoneksi dengan penggunanya Universitas Sumatera Utara Gbr 3.2 Toyama Children

III. 5.2 Toyama Children Center

Digunakan oleh anak-anak 5-12 tahun dengan fasilitas seperti hall bermain, relaxation area, workshop hall, galeri mainan, dll. Bentuk massa bangunan berupa penggabungan dua lingkaran dengan penampilan bangunan yang rekreatif, imajinatif dan ceria. Pencahayaan menggunakan cahaya alami dan skylight dan menggunakan sistem penghawaan alami. Interior bangunan didominasi oleh bentuk segienam dan lingkaran, sehingga ruangan tidak menjadi kaku dan monoton. Berdasarkan hasil pengamatan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa toyama children center ini banyak mengambil penerapan tema bangunan baik dalam denah maupun bentuk bangunan itu sendiri. Gbr 3.1 Els Colors Kindergarten Universitas Sumatera Utara Gbr 3.3 Glenaire Center III.5.3 Glenaire Retirement Center Berada di Cary, carolina utara. Terdiri dari unit hunian dam cluster 1 lantai dan apartemen berlantai banyak, healthcare center, dan fasilitas pendukung lainnya. Yang menjadi fokus adalah adanya connecting bridges selasar yang menghubungkan unit-unit dengan fasilitas hunian.. kompleks ini juga dirancang dengan suasana yang nyaman dan segar dengan menanam pepohonan yang cukup banyak di sekitar site. Pada bangunan ini, dapat disimpulkan mengambil perilaku dari orangtua yang lebih menyenangi kondisi tenang. Hal itu tampak dari penggunaan warna hijau, serta penggunaan pepohonan yang cukup banyak untuk menimbulkan kesan asri. Universitas Sumatera Utara Panti asuhan Site Jalan Jamin Ginting Pemukiman Penduduk Gbr 4.1 data site BAB IV ANALISA IV.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Site