Latar Belakang Masalah Perkembangan dan upaya pondok pesantren Manba'ul Hikmah Kresek dalam meningkatkan mutu penyelenggara pendidikan tahun 1969-1996

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah perkembangan pesantren di Indonesia terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman di negara-negara yang mayoritas Islam, khususnya di Indonesia sendiri. Di mana pesantren ini oleh para ulama Indonesia selalu menjadi kajian-kajian yang menarik dalam menghasilkan generasi-generasi yang Islami, yang mampu menghadapi perubahan sosial. 1 Perkembangan pesantren ini sudah tentu memerlukan proses pengkajian atas berbagai hal yang bersangkutan dengan keilmuan Islam itu sendiri maupun msalah keilmuan lain yang berhubungan dengannnya. Demikian pula halnya dengan kemajuan pesantren yang harus mendapatkan perhatian khusus dari para pendirinya. Pengembangannya selalu disesuaikan dengan situasi kondisi masyarakat Indonesia yang semakin hari semakin maju, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik yang memerlukan ketentuan dan ketetapan hukum agar tidak saling berbenturan antara satu dengan yang lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. 2 Di Indonesia, belakangan ini penelitian sejarah pesantren mulai dirasakan penting, khususnya perkembangan dan peranannya bagi masyarakat di sekitarnya. Paling tidak, karena perubahan pertumbuhan dan perkembangan pesantren 1 Mohamad Said dan Junimar Affan, Mendidik dari Zaman ke Zaman, Bandung, Jemmars, 1987, hlm. 7. 2 Latthiful Khuluq, Fajar Kebagunan Ulama, Biografi KH. Hasyim Asy’iari, Yogyakarta, LKiS, 2000, hlm. 6 1 menunjukan pada suatu dinamika pemikiran keagamaan itu sendiri dan menggambarkan pola agama dengan perkembangan sosial budaya masyarakat. Dimana hal tersebut merupakan persoalan yang tidak pernah usai dimanapun dan kapanpun, terutama masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam yang sedang mengalami modernisasi. Evolusi historikal dari perkembangan pesantren secara sungguh-sungguh telah menyediakan lapangan ijtihad bagi para pemikir Islam di Indonesia. Sebab, lembaga pesantren ini sebenarnya sudah ada sejak masa kekuasaan Hindu-Budha, sehingga Islam tinggal meneruskan dan mengislamkan lembaga pendidikan yang sudah ada. Tentunya ini tidak berarti mengecilkan peranan Islam dalam mempelopori pendidikan di Indinesia. 3 Kebanyakan pesantren sebagai komunitas belajar keagamaan bukan hanya mempertahankan sistem sorogan 4 dan sistem bandongan 5 juga melengkapinya dan menerapkan sistem klasikalsekolah. Dua sistem ini menjadi tradisi pesantren di Indonesia, khususnya masyarakat pedesaan dalam kehidupan keagamaan merupakan suatu bagian terpadu dari kenyataan atau keberadaan sehari-hari dan tidak dianggap sektor yang terpisah. Di mana dalam hal ini Pondok Pesantren terdiri atas lima elemen penting yakni : 1 kiyai 2 santri 3 kitab klasikkuning 4 asrama 5 masjid. 6 3 Bisri Affandi, Syaikh Ahmad Syurkati 1874-1943 Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 1999, hlm. 20 4 Sorogan yaitu seorang santri mendatangi seorang kiyai yang akan membacakan beberapa baris kitab-kitab yaitu berbahasa Arab dan menterjemahkannya kedalam bahsa Jawa atau Sunda. 5 Bandongan yaitu para santri mendengarkan, kyai membaca, menterjemahkan, menerangkan dan seringkali mengulas kitab-kita klasik yang lain yang tertulis dalam bahasa Arab. 6 Nurcholis Madjid, Builik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta, LP3ES, 1994, hlm.5 Lembaga pendidikan Islam Manba’ul Hikmah merupakan Pondok Pesantren yang mengambil sikap yang agak berbeda dari kebanyakan pesantren, di mana lembaga ini mengadopsi pendidikan Islam modern yakni sistem bandongan dan sistem klasikal. Usaha ini untuk memperluas pemahaman Islam yang tidak terbatas hanya kepada tafsir, fiqih dan hadits saja, tetapi meliputi ilmu- ilmu keduniaan dan mengintegrasikannya sebagai suatu kesatun yang komprehensif. Lembaga pendidikan Islam yang moden ini termasuk Pondok Pesantren tertua yang berada di Kresek Tangerang yakni berdiri sejak tahun 1969, melalui musyawarah untuk memberi kesempatan kepada putra putri khususnya dari kecamatan Kresek. 7 Pelopor pendiri Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah adalah seorang kiyai yang berasal dari kecamatan Kresek itu sendiri yakni KH. Kalyubi Nawawi yang dibantu oleh kakak kandungnya sendiri yakni KH. Mahmud. KH. Kalyubi Nawawi sebagai tokoh pendiri yang juga sekaligus pembaharu itu telah memandang bahwa ijtihad sangat dibutuhkan dan harus terbuka luas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan kehidupan masyarakat. Dengan menyatakan kembali kepada al-Qur’an dan Hadits, berarti menjadikan kedua sumber tersebut sebagai dasar hukum sekaligus sebagai sumber ilmu pengetahuan. Juga Intensitas pada pengembangan pemikiran akal-pikiran sangat besar dengan menampilkan metodologi pengembangan pemikiran pendidikan yang tidak lagi dogmatis, tetapi 7 Zamaksyari Dofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, LP3ES, 1994, hlm.5 lebih bersifat terbuka melalui diskusi untuk merangsang perkembangan wawasan dan kekuatan akal pikiran peserta didik. 8 Perkembangan dan peranan Pondok Pesantren Manba’ul Hikamah mulai dari berdirinya sampai saat ini membuat tertarik penulis untuk menjadikan sebagai bahan skripsi, karena Pondok Pesantren ini telah melanjutkan perjuangan Banten untuk mengisi kemerdekaan dengan damai yang berorientasi pada keseimbangan hidup melalui pendidikan kader generasi yang patriotis yang mempunyai implikasi terhadap perkembangan nasional dan tujuan pendidikan nasional dewasa ini, agar manusia memiliki rasa cinta terhadap tanah air dan taat pada ajaran agama. 9 Skripsi ini penulis beri judul “Upaya Pondok Pesantern Manba’ul Hikmah Kresek Dalam Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Tahun 1969-1996”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah