Inventarisasi dan Perlengkapan Perkembangan dan upaya pondok pesantren Manba'ul Hikmah Kresek dalam meningkatkan mutu penyelenggara pendidikan tahun 1969-1996

MAN I Tangerang, Madrasah Aliyah Manba’ul Hikmah tidak pernah absen dari suatu kegiatan dan berpartisifasi dengan berbagai pihak. Terutama dengan pemerintahan setempat, disini terjalin rasa tanggung jawab moral bangsa. Misalnya pembentukan organisasi kepramukaan, PMR dan PKS. 5 Pada perkembangan berikutnya yaitu tahun 1992, Madrasah Aliyah Manba’ul Hikmah Renged ditingkatkan statusnya dari terdaptar menjadi diakui dengan SK. Kanwil Depag Jawa Barat No.: 104E-IVpp.03.2i1992. 6

B. Inventarisasi dan Perlengkapan

Dalam upaya peningkatan dan kemajuan Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah Renged, para pengurus Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan baik dalam sarana dan prasarana agar siswa yang ada di Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah menjadi giat dan tekun untuk menuntut ilmu disana. Baik dalam perluasan tanah untuk sarana gedung dan prasarana baik berupa mobiler dan mekanik serta kendaraan. Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan satu persatu agar menjadi jelas dan terinci, diantaranya: 1. Perluasan sarana tanah Sampai tahun 1996 Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah telah memiliki tanah dengan luas seluruhnya 17.850 m 2 yang berasal dari dana sumbangan pembangunan siswa, pemberian masyarakat dan wakaf, yang keseluruhannya di komplek Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah Renged Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang. Adapun tanah yang berasal dari pembelian Manba’ul 5 Wawancara dengan KH. Ubaidillah di Kresek, 15 Pebruari 2009. 6 Tim Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah, Op.Cit., hlm. 22 Hikmah sendiri ada yang belum disertifikatkan dan ada pula yang sudah disertifikatkan, kesemua itu milik yayasan Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah. Adapun yang sudah disertifikatkan adalah sebagai berikut: a. Tanah dengan sertifikat No. 10390 wakaf dari H. Fuil seluas 2.600 m 2 . b. Tanah dengan sertifikat No. 0331990 wakaf masyarakat diatasnamakan KH. Mahmud Nawawi seluas 700 m 2 c. Tanah dengan sertifikat No. 04390 wakaf dari H. Ahmad Syatibi seluas 700 m 2 d. Tanah dengan sertifikat No. 06390 wakaf dari H. Yasin Tajuddin seluas 1.600 m 2 . e. Tanah dengan sertifikat No. 05390 wakaf dari H. Sambas Atmaja seluas 1.231 m 2 . 7 Sedangkan tanah wakaf dan tanah pemmbelian sendiri yang belum keluar sertifikatnya adalah sebagai berikut: a. Tanah wakaf dari H. Ridwan Renged Sebrang b. Tanah wakaf dari Hj. Nasiyah c. Tanah wakaf dai H. Munabihat dan H. Saaduddin Bojong Kresek d. Tanah wakaf dari Maswan Renged seluas1.500 m 2 untuk Masjid Manba’ul Hikmah e. Tanah beli sendiri dari H. Santibi Jadi tanah yang dibeli sendiri dan tanah wakaf yang belum keluar sertifikatnya, luas seluruhnya: 11.619 m 2 . 8 7 Lihat Ubaidillah, Proyek Proposal Program Pengembangan Yayasan Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah, Kresek, 1989, hlm 5. Diperkuat juga wawancara dengan KH. Ubaidillah di Kresek, 18 Pebruari 2009. 2. Pengembangan sarana bangunan Dari sejak didirikannya Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah Renged tahun 1969, secara bertahap berusaha membangun sarana-saran lain disamping bangunan yang sudah ada baik melalui bantuan simpatisan maupun melalui swadaya Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah. Adapun bangunan tersebut diiantaranya: a. Gedung belajar atau bangunan yang semula leter ”U” kemudian direhab, sebagian dijadikan dua lokal besar, sebagian lagi menjadi empat lokal, tetapi yang dua lokal itu digusur untuk pelebaran masjid. Sedangkan yan empat lokal masih ada sampai sekarang yang menghabiskan biaya Rp. 8.500.000,- hasil swadaya masyarakat. b. Gedung belajar atau bangunan yang dekat jalan raya sebelah barat yang terdiri dari empat lokal, yang emula pembangunannya disponsori oleh Bupati Muhdi dari Tangerang, biaya rehabnya menghabiskan dana Rp. 12.250.000,-. c. Gedung belajar atau bagunan yang dekat jalan raya sebelah timur yang terdiri dari tiga lokal, yang dahulunya dibangun oleh bapak H. Ahmad Syatibi, yang mendapat renovasi, menghabiskan dana Rp. 9.500.000,-. d. Gedung perkantoran Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah yang dibangun dengan permanen yang menghabiskan dana Rp. 28.000.000,- semuanya swadaya masyarakat. 8 Ibid., hlm 29 e. Gedung belajar atau bangun dua tingkat, yang terdiri dari empat lokal ysng digunakan untuk Madrasah Aliyah yang pembangunan menghabiskan dana sekitar Rp. 49.000.000,- hasil swadaya masyarakat. f. Gedung belajar atau bagunan dua tingkat, yang terdiri dari enam lokal yang digunakan untuk Madrasah Ibtidaiyah, yang pembangunannya atas sumbangan dermawan yaitu H. Halimi dari Bojong Kresek Tangerang, yang menghabiskan dana Rp. 50.000.000,- yang dulunya bangunan lima lokal, sebagaimana digunakan Asrama Putri ASPI. g. Gedung asrama putri dua tingkat, yang terdiri dari 12 lokal, menghabiskan biaya Rp. 85.000.000,- hasil swadaya masyarakat yang bangunannya terletak ditanah wakaf H. Munabihat dan H. Saaduddin sebelah utama Masjid Manba’ul Hikmah. 9 h. Gedung belajar dua tingkat untuk praktik komputer yang terdiri dari delapan lokal yang digunakan untuk ruangan komputer. MA dan MTs, yang menghabiskan dana sekitar Rp. 75.000.000,- hasil dari swadaya masyarakat, yang sebelumnya digunakan madrasah darurat, kemudian direhab total menjadi dua tingkat. Pembangunannya dimulai tahun 1994 dan selesai tahun 1995. 10 Dalam masalah pembangunan Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah mempunya jangka pendek dan jangka panjang sesuai dengan ART Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah. Dari bangunan gedung yang dibangun dan telah ada sampai tahun 1996 terdiri atas: 9 Tim Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah, Op.Cit., hlm. 30. 10 Wawancara dengan KH. Kalyubi Nawawi di Kresek, 18 Desember 2008 Tabel 1 NO Nama Ruang Jumlah 1 Ruang belajar 28 lokal 2 Ruang kepala MA 1 lokal 3 Ruang kepala MTs 1 lokal 4 Ruang Kepala MI 1 lokal 5 Ruang perpustakaan 1 lokal 6 Ruang komputer 1 lokal 7 Ruang OSIS 1 lokal 8 Ruangan WC dan kolam 1 lokal 9 Ruang sekretariat 1 lokal 10 Ruang Wakamad 1 lokal 11 Masjid 12x16 m 2 1 lokal 12 Ruang dewan guru 1 lokal 11 3. Mobiler dan mekanik Dalam upaya memenuhi kebutuhan perlenkapan kantor baik berupa meubeleir maupun alat-alat mekanis, Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah selalu menambah dan melengkapinya. Sebagaimana halnya dengan bangunan fisik, keadaan inventarispun baik yang berupa alat-alat meubeleir maupun alat-alat mekanik, banyak berasal dari pengadaanpembelian tahun 1985.-1996. Upaya tersebut ditempuh berbagai cara antara lain: 11 Tim Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah, Op.Cit., hlm. 30 a. Pembelian melalui dana rutin dari pendaftaran b. Pembelian melalui dana rutin dari saldo c. Pembelian melalui dana rutin dari saldo OSIS d. Pembelian melalui dana rutin dari saldo Cawu dan semester e. Pembelian melalui dana rutin dari saldu EBTANEBTANAS f. Pembelian melalui bantuan dari PEMDA DT. II Tangerang. 12 4. Kendaraan Sejak didirikannya tahun 1969, Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah belum pernah memilkibelum pernah mendapat fasilitas kendaraan dinas roda empat mobil. Baru pada tahun 1991 memiliki sebuah mobil colt mini Suzuki Carry berwarna biru dengan nomor polisi B.7081 BC, yang sampai tahun 1996 kondisinya masih baik dan dipergunakan untuk kepentingan dinas. Dengan adanya fasilitas sebuah mobil terasa sekali membantu kelancaran dalam operasinal dan tugas-tugas yang dibebankan kepada Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah Renged. Sampai tahun 1996 ini belum mendapatkan tambahan kendaran kembali, hal ini mengingat saran dan prasarana di Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah harus terpenuhi sehingga tidak kemandegan dalam menjalankan yayasan ini. 13

C. Pengembangan Kegiatan Belajar Mengajar