Pembentukan Pengurus dan Akte Yayasan Manba’ul Hikmah

keluarga serta ahli warisnya. Tanah tersebut terletak disebelah selatan Kampung Renged, jelasnya tanah tersebut dilokasi yang digunakan sekarang ini. 19 Pada waktu itu juga atas kesepakatan pengurus bersama masyarakat bahwa madrasah yang terletak ditanah Ki Adung dipindahkan ke tanah wakaf H. Fuil yang pembangunannya langsung dipimpin dan dipegang oleh KH. Kalyubi. Pembangunan madrasah Tsanawiyah ini sebanyak delapan lokal dengan ukuran 7x64 meter. Adapun bahan bangunan seperti batu bata dibuat oleh masyarakat Renged sendiri, yang diawasi langsung oleh H. Pasmen. Sedangkan bahan bangunan lain seperti kayu disumbang oleh H. Hasbullah. Pembangunan tersebut dilaksanakan sampai selesai yang sebagian dananya disokong oleh H. Abdul Goni. 20 Setelah bangunan madrasah selesai, maka atas saran KH. Muhamad Amin madrasah Tsanawiyah agar secepatnya dibuka. Hal ini tentunya sudah dikor dinasikan dahulu oleh KH. Kalyubi Nawawi dengan gurunya yang bernama KH. Muhammad Amin di koper. Bahkan KH. Muhammad Amin bersedia membantu sepenuhnya terhadap pembukaan Madrasah Tsanawiyah yang dibuka pada tahun 1971 yang diberi nama madrasah Tsanawiyah Manba’ul Hikmah. 21

B. Pembentukan Pengurus dan Akte Yayasan Manba’ul Hikmah

Sebelum Madrasah Tsanawiyah resmi dibuka tahun 1971, sebelumnya diadakan rapat musyawarah untuk pembentukan kepengurusan madrasah tsanawiyah pada tanggal 3 Maret tahun 1969. Musyawarah itu dihadiri oleh KH. 19 Wawancara dengan KH. Kalyubi Nawawi di Kresek 18 Desember 2008 20 Tim LPI Manba’ul Hikmah, op.cit., hlm. 13 21 Wawancara dengan H. Ubaidillah di Kresek, 15 Pebruari 2009 Muhammad Amin pimpinan Pondok Pesantren Koper, KH. Sarbini pimpinan Pondok Pesantren Pasir Kresek, KH. Safiudin, KH. Abdul Halim, KH. Aliya Rafiudin, mereka ini sebagai ketua komisariat Al-Khaeriyah Citangkil wilayah IV. KH. Manshur pimpinan Al-Khaeriyah Kandang Gede, H. Abdul Goni selaku tokoh masyarakat dan seorang dermawan dari Kampung Kandang Gede, KH. Nurjen Pandawa sebagai dermawan, KH. Rasihun pimpinan Pondok Pesantren Pandawa, KH. Mahmud, KH. Kalyubi Nawawi pimpinan Pondok Pesantren Renged, para asatidz baik dari Kandang Gede ataupun dari Renged sendiri juga dihadiri oleh tokoh masyarakat. 22 Di dalam rapat yang dipimpin oleh Drs. H. Ahmad Syatibi, menghasilkan beberapa keputusan yang dapat disetujui oleh semua yang hadir, keputusan itu antara lain: 1 Memberikan nama Madrasah Tsanawiyah yaitu Manba’ul Hikmah 23 yang sebelumnya benama madrasah Al-Khaeriyah Renged. 2 Terbentuknya pengurus Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah. 3 Mengangkat Kepala Madrasah Tsanawiyah dan tata usahanya. 4 Mengangkat penasehat Madrasah Tsanawiyah. 5 Mengangkat guru-guru Tsanawiyah Manba’ul Hikmah. 24 Adapun pengurus lembaga pendidikan Islam Manba’ul Hikmah Renged sebagai berikut; a. Direktur LPI Manba’ul Hikmah : Drs. H. Ahmad Syatibi 22 Tim LPI Manba’ul Hikmah, op.cit., hlm 13 23 Pemberian nama madrasah dengan nama Manba’ul Hikmah yang diambil dari ayat Al- Hikmah artinya ilmu nafiun, mudah-mudahan ilmu yang didapat dari Pondok Pesantren Manba’ul Hikamh ini berguan bagi masyarakat, nusa bangsa dan agama. Wawancara dengan KH. Kalyubi Nawawi di Kresek, 18 Desember 2008 24 Ibid., hlm 14 b. Wakil direktur LPI Manba’ul Hikmah : KH. Kalyubi Nawawi c. Pengasuh Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah : KH. Mahmud N. Sebagai kepala Madrasah Tsanawiyah Manba’ul Hikmah Renged ialah: a. Kepala Madrasah Tsanawiyah: KH. Rasihun Fil’ilmi b. Tata usaha Madrasah Tsanawiyah : Zaenuddin Cideng c. Sebagai penasehat lembaga pendidikan Islam Manba’ul Hikmah adalah KH. Muhammad Amin. 25 Sedangkan tenaga-tenaga pengajar yang diangkat dalam rapat tersebut adalah sebagai berikut: a. Guru-guru agama 1. KH. Muhammad Amin 2. KH. Sarbini 3. KH. Abdul Halim 4. KH. Syafi’uddin 5. KH. Mahmud Nawawi 6. KH. Mu’ti Asnawi 7. KH. Kalyubi Nawawi 8. KH. rasihun Fil’ilmi 9. KH. Syarif Cempaka 10. KH. Ahmad Syarif Cipaeh 11. KH. Aliya Rafiuddin b. Guru-guru umum 25 Ibid., hlm. 15 1. H. Abdul Salam 2. Zaenuddin FMS 3. Rahmatullah 4. H.M. Na’im 5. Otang Supriyatna 6. Saleh 7. M. Rais 8. Hules 9. Sariman Jamhari, SH 10. H. Sambas Atmaja. 26 Dalam menjalankan Madrasah Tsanawiyah, pimpinan Pondok Pesantren mengadakan musyawarah bersama pada dewan guru dan tokoh masyarakat, agar Manba’ul Hikmah dijadikan Yayasan agar memudahkan segala urusannya. 27 Maka pada tahun 1980 Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah dengan resmi dijadikan yayasan dengan Akte Notaris nomor : 5029-8-1980. Maksud dan tujuan diakte notariskan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mempunyai kekuatan hukum yang dapat memberikan kejelasan bagi operasinal Manba’ul Hikmah. 26 Ibid., hlm 16 27 Pembukaan Madrasah Tsanawiyah dibuka pada bulan April, para siswa angkatan pertama untuh sampai 40 orang siswa sampai kelas III. Nama-nama siswa tersebut adalah sebagai berikut: Baihaqi, Akrama, Sahlan, Syahroni, Astafura arif, Nahwiyah, Alawi Fasmen, Bahrudin Badrun, Rismi, Nasir, Hamidi, Jaya, Sarim, Sa’id, Yusra, Diro, Gozali, Manshur, Laelah, Atirah, Udrah, Masfufah, Suni, Sukinah, Suhaemi, Muayanah, Khadijah, Siti, Unayah, Aisyah, Suyuti, Buang, Ma’luf, Sanwani, Surdi, Sadli, Suhendar, Mukaya, A. Khaerani, Lukman, Abdul Khalim, Salmin, Sarnen Lihat. Tim LPI Manba’ul Hikmah, op.cit., hlm. 16. 2. Sebagai suatu sarana untuk pembinaan pendidikan dan pengajaran bagi para siswa yang ada di lingkungan Manba’ul Hikmah Renged. 3. Merealisasikan aspirasi masyarakat agar lembaga tersebut dapat memberikan pendidikan dan pengajaran kepada sebagian masyarakat yang kurang mampu untuk menuntut ilmu ditempat yang jauh. 4. Menampung, menyalurkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan agama Islam, khususnya daerah daerah Kresek dan umumnya di daerah Banten yang terhitung pesat kemajuannya, diberbagai sektor termasuk dibidang pendidikan agama dan Pondok Pesantren. 5. Mencetak insan yang agamis, yang dipersiapkan untuk tenaga pengajar dan untuk mempermudah melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi serta untuk menjadi pejabat pada instansi pemerintah didalam dan diluar ruang lingkup Departemen Agama, ABRI dan Swasta. 6. Melahirkan insan-insan yang Islami yang bukan saja ahli dibidang agama,, tetapi juga ahli dibidang ilmu pengetahuan umum yang ada. 28

C. Perkembangan Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah