Pengujian Keseragaman Data Uji Kecukupan Data

9. Tetapkan waktu kerja baku standard time yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar.

3.2.2 Pengujian Keseragaman Data

Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh menyebar seragam atau tidak. Selama melakukan pengukuran, operator mungkin mendapatkan data yang tidak seragam. Untuk itu digunakan alat yang dapat mendeteksinya yaitu peta kendali 5 . Data dikatakan seragam jika berada dalam batas kontrol dan data dikatakan tidak seragam jika berada diluar batas kontrol. Untuk menghitung uji keseragaman data, dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk. Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu rata-rata adalah sebagai berikut : X = n Xi  2. Menghitung standar deviasi dengan rumus sebagai berikut:  = 1 2    n X Xi 3. Menghitung BKA Batas Kontrol Atas dan BKB Batas Kontrol Bawah dengan rumus sebagai berikut: BKA = X + k  BKB = X - k  Keterangan: 5 Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja Cet. II: Bandung : ITB, 2006, h. 151 Universitas Sumatera Utara X : waktu rata-rata  : standar deviasi BKA : batas kontrol atas BKB : batas kontrol bawah k : nilai yang diperoleh untuk luasan kurva normal pada tingkat keyakinan pengamatan

3.2.3. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data berguna untuk memastikan bahwa jumlah sampel yang telah dikumpulkan telah cukup untuk mewakili populasi, sehingga dapat digunakan bagi pengolahan data selanjutnya 6 . Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: N = 2 \ 2 2                 i i i X X X n s k Keterangan: X i : waktu pengamatan setiap elemen kerja untuk tiap siklus yang diukur. k : nilai yang diperoleh untuk luasan kurva normal pada tingkat keyakinan pengamatan. s : derajat ketelitian dari data X i yang dikehendaki, yang menunjukkan maksimun penyimpangan yang bisa diterima dari nilai X i yang sebenarnya. 6 Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja Cet. I: Surabaya : Guna Widya, 2000, h. 134-135 Universitas Sumatera Utara N : jumlah siklus pengamatanpengukuran awal yang dilakukan untuk elemen kegiatan yang dipilih. N’ : jumlah siklus pengamatanpengukuran yang seharusnya dilaksanakan agar diperoleh ketelitian yang diharapkan. Jumlah pengukuran waktu dikatakan cukup apabila jumlah pengukuran minimum dibutuhkan secara teoritis lebih kecil atau sama dengan jumlah pengukuran pendahuluan yang sudah dilakukan N’ N. Jika jumlah pengukuran masih belum mencukupi maka harus dilakukan pengukuran lagi sampai jumlah pengukuran tersebut cukup. 3.2.4. Rating F actor dan Allowance Rating factor adalah perbandingan performansi seorang pekerja dengan konsep normalnya. Salah satu cara menentukan rating factor adalah dengan menggunakan cara Westinghouse 7 . Terdapat 4 faktor yang dianggap sangat menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu: 1. Keterampilan Skill Keterampilan didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai tingkat tertentu saja, yaitu tingkat kemampuan maksimal yang dapat diberikan oleh pekerja yang bersangkutan. Secara psikologis keterampilan merupakan attitude untuk pekerjaan yang bersangkutan. 2. Usaha Effort 7 Iftikar Z. Sutalaksana, dkk. opcit. h. 157-172. Universitas Sumatera Utara Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya. Usaha mempunyai korelasi yang kuat dengan keterampilan. 3. Kondisi Kerja Condition Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan tempat bekerja seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja merupakan faktor di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan mengubahnya. Oleh sebab itu, faktor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya 4. Konsistensi Consistency Konsistensi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya dari suatu kerja ke kerja yang lain tanpa mengalami banyak perubahan yang berarti. Kelonggaran allowance diberikan berkenaan dengan adanya sejumlah kebutuhan di luar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu: 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi personal Kelonggaran yang termasuk di dalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman seperlunya untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan sewaktu bekerja. 2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique Universitas Sumatera Utara Fatique merupakan hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari melakukan suatu pekerjaan. 3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tidak terhindarkan delay Hambatan-hambatan tidak terhindarkan terjadi karena berada diluar kekuasaankendali pekerja, seperti mesin macet, listrik padam, dan lain-lain.

3.2.5. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku