Pembangunan Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

35

2.2. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi terus-menerus yang bersifat dinamis. Adapun yang dilakukan, hakikatnya dari sifat dan proses pembangunan itu mencerminkan adanya terobosan yag baru, jadi bukan merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja. Pembangunan ekonomi berkaitan pula dengan pendapatan perkapita riil, di sini ada dua aspek penting yang saling berkaitan yaitu pendapatan total atau yang lebih banyak dikenal dengan pendapatan nasional dan jumlah penduduk. Pendapatan perkapita berarti pendapatan total dibagi dengan jumlah penduduk. Pembangunan ekonomi dipandang sebagai proses multidimensional yang ekonomi. Oleh sebab itu, sasaran pembangunan yang minimal dan pasti ada menurut Todaro dalam Suryana 2000 adalah : 1. Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian atau pemerataan bahan pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup, seperti perumahan, kesehatan dan lingkungan. 2. Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi pendapatan dan penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian yang lebih besar terhadap nilai – nilai budaya manusiawi, yang semata – mata bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, akan tetapi untuk meningkatkan kesadaran akan harga diri baik individu maupun nasional. 3. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu dan nasional dengan cara membebaskan mereka dari Universitas Sumatera Utara 36 sikap buak dan ketergantungan, tidak hanya hubungan dengan orang lain dan negara lain, tetapi dari sumber – sumber kebodohan dan penderitaan. Suryana 2000 menyebutkan ada empat model pembangunan, yaitu model pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penghapusan kemiskinal dan model pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan atas model pembangunan tersebut, semua itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup, peningkatan barang – barang dan jasa, penciptaan lapangan kerja baru dengan upah yang layak, dengan harapan tercapainya tingkat hidup minimal untuk semua rumah tangga yang kemudian sampai atas maksimal. Orientasi pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih menekankan pada pertumbuhan growth turut memperparah ketimpangan antara desa dan kota. Ekonomi perdesaan tidak memperoleh nilai tambah value added yang proposional akibat dari wilayah perkotaan hanya sekedar menjadi pipa pemasaran dari arus komoditas primer dari pedesaan, sehingga sering terjadi kebocoran wilayah yang merugikan pertumbuhan ekonomi daerah itu sendiri Tarigan ,2005. Dalam konteks pembangunan spasial, terjadi urban bias yang cenderung mendahulukan pertumbuhan ekonomi melalui kutub – kutub pertumbuhan yang diharapkan dapat menimbulkan efek penetesan trickle down effect ke wilayah hinterland-nya. Ternyata net-effect-nya menimbullkan pengurasan besar massivebackwash effect. Dengan perkataan lain, dalam konteks ekonomi telah Universitas Sumatera Utara 37 terjadi transfer sumberdaya dari wilayah perdesaan ke kawasan perkotaan secara besar – besaran. Walaupun kawasan perkotaan juga berperan penting dalam mensuplai barang – barang dan pelayanan untuk pertumbuhan dan produktifitas pertanian

2.2.1 Konsep Pembangunan Ekonomi

Pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini di definisikan suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang Sukirno 1996. Berdasarkan atas definisi ini dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi berarti adanya suatu proses pembangunan yang terjadi terus menerus yang bersifat menambah dan memperbaiki segala sesuatu menjadi lebih baik lagi. Adanya proses pembangunan itu diharapkan adanya kenaikan pendapatan rill masyarakat berlangsung untuk jangka panjang.

2.2.2 Konsep Wilayah dan Pengembangan Wilayah

Dalam undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, wilayah adalah ruang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Menurut Rustiadi,et al. 2006 wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geoggrafis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen – komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batas wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis .komponen-komponen wilayah mencakup komponen Universitas Sumatera Utara 38 biosik alam, sumberdaya buatan infrastruktur, manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan. Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis tertentu. Pendekatan yang di terapkan dalam pengembangan wilayah di Indonesia sangat beragam karena di pengaruhi pleh perkembangan teori dan model pengembangan wilayah serta tatanan sosial-ekonomi, system pemerintahan dan administrasi pembangunan. Pendekatan yang mengutamakan pertumbuhan tanpa memperhatikan lingkungan, bahkan akan menghambat pertumbuhan itu sendiri Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2003. Pengembangan wilayah dengan memperhatikan potensi pertumbuhan akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui penyebaran penduduk lebih rasional,meningkatkan kesempatan kerja dan produktifitas Mercado,2002. Menurut Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis, Ditjen Penataan Ruang, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 2002 prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan wilayah adalah : 1. Sebagai growth center Pengembangan wilayah tidak hanya bersifat internal wilayah, namun harus diperhatikan sebaran atau pengaruh spred effect 2. pertumbuhan yang dapat ditimbulkan bagi wilayah disekitarnya, bahkan secara nasional Universitas Sumatera Utara 39 3. Pengembangan wilayah memerlukan upaya kerjasama pengembangan antar daerah dan menjadi persyaratan utama bagi keberhasilan pengembangan wilayah. 4. Pola pengembangan wilayah bersifat integral yang merupakan integrasi dari daerah-daerah yang tercakup dalam wilayah melalui pendekatan kesetaraan. 5. Dalam pengembangan wilayah,mekanisme pasar harus juga menjadi prasyarat bagi perencanaan pengembangan kawasan. Pembangunan regional adalah bagian yang integral dalam pembangunan nasional.karena itu diharapkan bahwa hasil pembangunan akan dapat terdistribusi dan teralokasi ketingkat regional. Untuk mencapai keseimbangan regional terutama dalam perkembangan ekonominya maka diperlukan beberapa kebijaksanaan dan program pembangunan daerah yang mengacu kebijaksanaan regionalisasi atau perwilayahan. Salah satu model pengembangan wilayah yang erat kaitannya dengan aspek tata ruang adalah konsep pusat- pusat pertumbuhan. Konsep pusat-pusat pertumbuhan menekan kan pada fakta bahwa pembangunan tidak terjadi dimana – mana secara serentak, tetapi di tempat-tempat tertentu yang disebut sebagai pusat pertumbuhan dan pada akhirnya akan menyebar melalui berbagai saluran dan mempunyai akibat akhir yang berlainan pada perekonomian secara keseluruhan.

2.2.3 Aspek Ekonomi

Dalam masyarakat dampak yang terjadi pada suatu proyek pembangunan manusia sifatnya kompleks dn tidak sama untuk semua tempat. Dampak positif Universitas Sumatera Utara 40 untuk suatu tempat dapat menjadi negatif untuk tempat lain. Selain itu juga dikenal apa yang disebut dampak langsung atau dampak tidak langsung, sebagai contoh misalnya akibat banyaknya pembangunan, dapat meningkatkan pendapatan dan menimbulkan peningkatan gizi, dan kesehatan, meningkatkan daya beli sehingga meningkatkan pula permintaan akan barang, pendidikan dan jasa lainnya. Akibat ini semua akan menimbulkan dampak pada hubungan antar manusia, seperti perpindahan mata pencahrian, pemindahan tempat, pemukiman, mobilitas dan sebagainya yang akhirnya pada satu pihak berdampak positif dan dilain pihak berdampak negatif. 2.3. Pendapatan 2.3.1 Pengertian Pendapatan