Wawancara Interview Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan Teknik Analisa Data

Pengawasan dan Pengendalian, Kepala Bidang Evaluasi dan Pelaporan, serta masyarakat yang mengurus izin perumahan dan pertokoan sebanyak empat orang.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

2.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan berkaitan langsung dengan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Wawancara Interview

Teknik pengumpulan data dengan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek penelitian untuk dijawab. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara terbuka dan mendalam sehingga akan tergali informasi yang berkaitan dengan efektivitas pelayanan pemberian IMB perumahan dan pertokoan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pematang Siantar. Peneliti dituntut untuk membuat responden lebih terbuka dan leluasa dalam memberi informasi atau data terhadap permasalahan penelitian agar muncul wacana yang detail.

b. Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung dengan mencatat gejala-

gejala yang ditemukan di lapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau.

2.4.2 Data Sekunder a. Penelitian Kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui buku-buku

ilmiah, tulisan, karangan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian. Universitas Sumatera Utara

b. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan

atau foto-foto yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

2.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari para key informan. Penganalisisan ini didasarkan pada kemampuan nalar dalam menghubungkan fakta, data, dan informasi, kemudian data yang diperoleh akan dianalisis sehingga diharapkan muncul gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan penelitian. Universitas Sumatera Utara

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3. 1 Gambaran Umum Kota Pematang Siantar A. Visi dan Misi

Adapun Visi Kota Pematang Siantar periode 2006- 2010 adalah menjadikan kota Pematang Siantar menjadi kota IDAMAN yaitu: 1. INDAH 2. DAMAI 3. MANDIRI melalui prinsip 3E yaitu: 1. EFEKTIVITAS 2. EFISIEN 3. EKONOMIS yang berarti menjadikan kota Pematang Siantar menjadi kota yang Indah, Damai, dan Mandiri melalui penerapan prinsip-prinsip Efektivitas, Efisien, dan Ekonomis. Sedangkan misi kota Pematang Siantar yaitu: 1. Menghadirkan pemerintahan kota yang profesional dan merakyat, yang memahami kebutuhan masyarakat dan dunia usaha. 2. Membangun dan mengembangkan kota Pematang Siantar sebagai pusat informasi dan pintu gerbang pariwisata. 3. Mempertahankan dan melestarikan keragaman agama dan budaya masyarakat kota Pematang Siantar. 4. Mengembalikan kehormatan kota Pematang Siantar sebagai kota pendidikan bagi daerah kota dan kabupaten sekitarnya. Universitas Sumatera Utara 5. Mengembangkan dan membangun kota Pematang Siantar sebagai kota Agropolitan. 6. Membangun dan mengembangkan kota Pematang Siantar sebagai pusat perdagangan dan distribusi regional. 7. Menghadirkan kawasan pemukiman yang aman, nyaman, dan sehat. 8. Meningkatkan keamanan dan ketertiban.

B. Letak dan Batas Wilayah

Kota Pematang Siantar terletak pada garis 3º01’09” - 2º54’40” Lintang Utara dan 99º6’23” - 99º1’10” Bujur Timur, berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Simalungun dan terletak 400 meter di atas permukaan laut yang mempunyai batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Simalungun Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Simalungun Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Simalungun Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

C. Luas Wilayah

Kota Pematang Siantar mempunyai luas wilayah 79,97 km² dengan enam kecamatan yang terdiri dari delapan desa dan tiga puluh kelurahan yaitu: a. Kecamatan Siantar Martoba, yang terdiri dari: 1. Desa Bah Kapul 2. Desa Martoba 3. Desa Tambun Nabolon. b. Kecamatan Siantar Marihat, yang terdiri dari: 1. Kelurahan Sukamaju 2. Kelurahan Perdamean Universitas Sumatera Utara 3. Desa Nagahuta 4. Desa Baringin Pansur Nauli 5. Desa Sukaraja 6. Desa Pematang Marihat 7. Desa Simarimbun. c. Kecamatan Siantar Utara, yang terdiri dari: 1. Kelurahan Bane 2. Kelurahan Sigulangulang 3. Kelurahan Kahean 4. Kelurahan Sukadame 5. Kelurahan Baru 6. Kelurahan Melayu 7. Kelurahan Martoba. d. Kecamatan Siantar Timur, yang terdiri dari: 1. Kelurahan Asuhan 2. Kelurahan Tomuan 3. Kelurahan Kebon Sayur 4. Kelurahan Pahlawan 5. Kelurahan Pardomuan 6. Kelurahan Merdeka 7. Desa Siopat Suhu. e. Kecamatan Siantar Selatan, yang terdiri dari: 1. Kelurahan Aek Nauli 2. Kelurahan Martimbang 3. Kelurahan Kristen Universitas Sumatera Utara 4. Kelurahan Toba 5. Kelurahan Karo 6. Kelurahan Simalungun. f. Kecamatan Siantar Barat, yang terdiri: 1. Kelurahan Bantan 2. Kelurahan Banjar 3. Kelurahan Proklamasi 4. Kelurahan Dwikora 5. Kelurahan Teladan 6. Kelurahan Sipinggol-pinggol 7. Kelurahan Simarito 8. Kelurahan Timbang galung Sedangkan pusat pemerintahan kecamatan dalam wilayah Kota Pematang Siantar adalah: 1. Kecamatan Siantar Martoba berkedudukan di Kelurahan Martoba; 2. Kecamatan Siantar Marihat berkedudukan di Kelurahan Marihat; 3. Kecamatan Siantar Utara berkedudukan di Kelurahan Sukadame; 4. Kecamatan Siantar Timur berkedudukan di Kelurahan Tomuan; 5. Kecamatan Siantar Selatan berkedudukan di Kelurahan Kristen; 6. Kecamatan Siantar Barat berkedudukan di Kelurahan Timbang galung. Universitas Sumatera Utara Dengan kondisi demografi pada tahun 2009 sebagai berikut: Tabel 1 : Jumlah Kecamatan di Kota Pematang Siantar No Kecamatan Luas Wilayah km² Jumlah Penduduk jiwa Kepadatan Penduduk jiwakm² 1. Siantar Martoba 40,75 50.021 1.228 2. Siantar Marihat 25,83 32.001 1.239 3. Siantar Timur 4,52 43.331 9.587 4. Siantar Selatan 2,02 21.313 10.551 5. Siantar Utara 3,65 50.368 13.799 6. Siantar Barat 3,21 47.401 14.790 Pematangsiantar 79,97 244.435 51.194 Tingkat kepadatan penduduk secara umum sebesar 3.057 jiwakm². Sedangkan jumlah penduduk secara umum sebesar 244.435 jiwakm². Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Siantar Barat sebesar 14.790 jiwakm², sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di kecamatan Siantar Martoba yaitu 1.228 jiwakm². sumber: www.pematangsiantar.go.id. Universitas Sumatera Utara

III. 2 Gambaran Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematang Siantar

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematang Siantar berdiri pada Maret 2009 yang mempunyai tugas untuk membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang pelayanan perizinan terpadu. Berdasarkan Peraturan Walikota Pematang Siantar No. 1 Tahun 2009 Tentang Urusan Pemerintah Kota Pematang Siantar, Peraturan Walikota No. 3 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kota Pematang Siantar dan Peraturan Walikota No. 4 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Pematang Siantar maka dibentuklah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematang Siantar dengan menimbang: 1. Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang perizinan, maka perlu adanya sistem pemberian izin yang cepat, efisien dan terpadu. 2. Bahwa untuk mempercepatmemperlancar dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam proses penerbitan perizinan di Kota Pematangsiantar, maka dipandang perlu menghunjuk Kepala Badan Pelayanan Perizinan Kota Pematangsiantar untuk dan atas nama Walikota Pematangsiantar. 3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatas perlu ditetapkan Keputusan Walikota tentang Penghunjukan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar untuk menandatangani naskahsertifikat bidang perizinan dan non perizinan di Kota Pematangsiantar Universitas Sumatera Utara

A. Visi dan Misi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu 1. Visi

Visi adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pematang Siantar harus dibawa. Visi BPPT Pematang Siantar yaitu: “Melayani dan Mempermudah Proses Izin Satu Pintu”. Makna pokok yang terkandung dalam visi di atas adalah memberikan kemudahan pelayanan perizinan dengan menjadikan BPTSP sebagai saluran bagi pemerintah daerah untuk memberikan semua informasi yang dibutuhkan masyarakat khususnya dalam bidang perizinan. Di sisi lain saluran yang sama juga dapat digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan keluhan dan masukan kepada pemerintah daerah. Dengan kata lain, berdirinya BPTSP Pematang Siantar berarti pemerintah daerah telah membangun saluran yang berguna bagi kedua belah pihak.

2. Misi

Misi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pematang Siantar yaitu: 1. Penyederhanaan sistem dan prosedur perizinan usaha 2. Pemangkasan waktu dan biaya perizinan 3. Pengurangan jumlah persyaratan perizinan 4. Pengurangan waktu pemrosesan perizinan 5. Perbaikan sistem pelayanan perizinan 6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi proses penyelenggaraan perizinan

B. Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi

Kedudukan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah: 1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah. Universitas Sumatera Utara 2. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. Susunan Organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu terdiri dari: 1. Kepala Badan 2. Sekretariat 3. Bidang-bidang 4. Sub-sub bidang Kemudian untuk mendapat kejelasan mengenai tugas-tugas pokok dan fungsi masing-masing unit kerjanya, dapat penulis kemukakan sebagai berikut: Berdasarkan Peraturan Pemerintah N0. 41 Tentang Struktur Organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Pematang Siantar yang disahkan dan dituangkan oleh Peraturan Walikota No. 5 Tahun 2009 maka tugas Dan Fungsi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pematang Siantar yaitu: Pasal 102 Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang pelayanan perizinan terpadu. Pasal 103 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal di atas, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas: a. Pelaksanaan penyusunan program badan; b. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan; c. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan; d. Pelaksanaan administrasi pelayanan perizinan; e. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan. Universitas Sumatera Utara Tugas dan Fungsi Sekretariat, Bidang, dan Sub Bidang Badan Pelayanan Perizinan Pasal 104 1. Sekretariat merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan. 2. Sekretaris Badan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas membantu kepala badan di bidang pembinaan penyelenggaraa administrasi umum dan perlengkapan, pembinaan kepegawaian dan tata laksana, pembinaan administrasi keuangan. Pasal 105 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal di atas, Sekretariat mempunyai fungsi: a. Melaksanakan pengelolaan administrasi surat-menyurat, ketatausahaan, arsip, dan perlengkapan; b. Mengelola administrasi kepegawaian, keuangan, inventaris kantor; c. Melaksanakan urusan rumah tangga, kantor, pembinaan organisasi dan tata laksana; d. Perumusan anggaran operasional kantor dan anggaran pembangunan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu. Pasal 106 Pembagian tugas dan fungsi di sekretariat adalah sebagai berikut: 1. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan-bahan dan tempat rapat dinas; b. Menyiapkan rencana pemeliharaan gedung dan peralatan kantor; Universitas Sumatera Utara c. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar; d. Membantu kelancaran dan pendistribusian surat-menyurat; e. Pengadaan, perawatan dan pembelian alat-alatbarang-barang inventaris kantor. 2. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas: a. Menyusun kelengkapan dan administrasi kepegawaian; b. Membuat rencana kebutuhan pengembangan, pemindahan dan kenaikan pangkat kepegawaian; c. Membuat Daftar Urut Kepangkatan PNS di lingkungan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu; d. Menyusun rencana peningkatan SDM melalui pendidikan formal dan informal; e. Melaksanakan Disiplin dan Pembinaan Aparatur di lingkup Badan Pelayanan Perizinan Terpadu; 3. Sub Bagian Perencanaan Keuangan mempunyai tugas: a. Menyusun rencana Anggaran Operasional Badan Pelayanan Perizinan Terpadu; b. Melaksanakan pengurusan gaji pegawai; c. Mengkoordinir dan mengawasi segala pungutan dan setoran pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku; d. Mengkoordinir penyelesaian dan pertanggungjawaban administrasi keuangan; e. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap aparatur pengelolaan keuangan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu. Pasal 107 Bidang Informasi dan Pendaftaran mempunyai tugas membantu kepala badan di bidang informasi dan pendaftaran. Universitas Sumatera Utara Pasal 108 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal di atas, Bidang Informasi dan Pendaftaran mempunyai tugas: a. Melaksanakan tugas operasional sesuai pedoman dan petunjuk teknisoperasional seluruh jenis perizinan yang ditetapkan peraturan daerah dan Walikota, sesuai dengan peraturan perundang-undangan lainnya; b. Penyusunan rencana dan program kegiatan pembinaan informasi dan pendaftaran seluruh jenis perizinan; c. Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk tentang informasi dan pendaftaran. Pasal 109 Pembagian tugas dan fungsi di bidang informasi dan pendaftaran adalah sebagai berikut: a. Sub Bidang Informasi mempunyai tugas menyusun rencana dan program kegiatan pembinaan informasi. b. Sub Bidang Pendaftaran mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis pendafatran seluruh jenis. Pasal 110 Bidang Verifikasi dan Perizinan mempunyai tugas membantu kepala badan di bidang Verifikasi dan Perizinan. Pasal 111 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal di atas, bidang Verifikasi dan Perizinan mempunyai fungsi: a. Melaksanakan verifikasi dan perizinan terhadap seluruh perizinan yang telah diterbitkan; Universitas Sumatera Utara b. Melakukan perubahan atau perbaikan terhadap perizinan; c. Mendata seluruh usaha maupun badan usaha yang diharuskan mendapat izin usaha; d. Melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas yang menyangkut dengan perizinan. e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Kepala Badan. Pasal 112 Pembagian tugas dan fungsi di bidang Verifikasi dan Perizinan adalah sebagai berikut: a. Sub Bidang Verifikasi mempunyai tugas: 1. Melaksanakan Verifikasi terhadap seluruh perizinan yang telah diterbitkan; 2. Melakukan perubahan atau perbaikan terhadap perizinan; 3. Mendata seluruh usaha maupun badan usaha yang diharuskan mendapat izin. b. Sub Bidang Perizinan mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi terhadap seluruh perizinan yang telah diterbitkan. Pasal 113 Bidang Pengawasan dan Pengendalian Investasi mempunyai tugas membantu kepala badan di bidang pengawasan dan pengendalian. Pasal 114 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal diatas, bidang pengawasan dan pengendalian mempunyai fungsi: Melaksanakan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan tugas pelayanan dan perizinan yang ditetapkan Walikota berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Pasal 115 Pembagian tugas dan fungsi di bidang Pengawasan dan Pengendalian adalah sebagai berikut: a. Sub Bidang Pengawasan dan Pembinaan mempunyai tugas: 1. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan tugas pelayanan perizinan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. 2. Menyelenggarakan pembinaan dan pemberian usaha perizinan serta menetapkan klarifikasi perizinan usaha. b. Sub Bidang Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan pengendalian atas pelaksanaan tugas pelayanan perizinan yang ditetapkan Walikota berdasarkan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 116 Bidang Pelaporan dan Evaluasi mempunyai tugas membantu kepala badan di bidang pelaporan dan evaluasi. Pasal 117 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal di atas, bidang Pelaporan dan Evaluasi mempunyai fungsi: Pelaksanaan pengembangan kapasitas pelaporan dan evaluasi meliputi pembinaan personil ketatalaksanaan, sarana dan prasarana. Pasal 118 Pembagian tugas dan fungsi di bidang pelaporan dan evaluasi adalah sebagai berikut: a. Sub Bidang Pelaporan mempunyai tugas: Menyusun bahan laporan pelaksanaan tugas pelayanan perizinan yang ditetapkan oleh Walikota. Universitas Sumatera Utara b. Sub Bidang Evaluasi mempunyai tugas: 1. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data pelaksanaan tugas pelayanan perizinan; 2. Melaksanakan evaluasi atas pembinaan personil ketatalaksanaan, sarana dan prasarana. TUPOKSI TAMBAHAN Pasal 114 Bidang Pelaporan dan Evaluasi mempunyai tugas membantu Kepala Badan di Bidang Pelaporan dan Evaluasi. Pasal 115 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal di atas, Bidang Pelaporan dan Evaluasi mempunyai fungsi: Pelaksanaan Pengembangan Kapasitas Pelaporan dan Evaluasi meliputi pembinaan personil ketatalaksanaan, sarana dan prasarana. Pasal 116 Pembagian tugas dan fungsi di Bidang Pelaporan dan Evaluasi adalah sebagai berikut: c. Sub Bidang Pelaporan, mempunyai tugas: 1. Mengkoordinasikan dan menyusun bahan laporan pelaksanaan tugas pelayanan perizinan yang ditetapkan Walikota. 2. Entry data laporan pelaksanaan tugas pelayanan perizinan ke dalam data base dengan system komputerisasi. 3. Membuat rekapitulasi laporan pelaksanaan perizinan setiap bulan. Universitas Sumatera Utara d. Sub Bidang Evaluasi, mempunyai tugas: 1. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi bahan laporan pelaksanaan tugas pelayanan perizinan. 2. Mengevaluasi atas pembinaan personil ketatalaksanaan, sarana dan prasarana. 3. Mengevaluasi laporan pelaksanaan perizinan setiap bulantahun. TAMBAHAN 1. Melaksanakan Pengawasan, Pembinaan dan Pengendalian pelaksanaan perizinan di lapangan. 2. Memberi masukan dan menghimbau masyarakat untuk mengurus izin. 3. Memberi peringatan dan penindakan pada pelanggaranpenyimpangan. 4. Memberikan pengertianmasukan kepada masyarakat, dengan mengurus izin masyarakat mendapat banyak manfaaat. 5. Menanggapai dan menindaklanjuti adanya laporan masyarakat. 6. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka penyelesaian dan pengambilan tindakan adanya penyimpangan di lapangan. 7. Memberikan laporan dan evaluasi kinerja kepada Kepala Badan.

C. Struktur Organisasi

Berdasarkan PP No. 41 Tentang Struktur Organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Kota Pematang Siantar yang disahkan dan dituangkan oleh Peraturan Walikota No. 5 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Pematang Siantar, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu BPPT terdiri dari: 1. Kepala Badan 2. Sekretaris, terdiri dari: Universitas Sumatera Utara a Subbag Umum dan Perlengkapan b Subbag Kepegawaian c Subbag Perencanaan Keuangan 3. Bidang Informasi dan Pendaftaran, terdiri dari: a Subbid Informasi b Subbid Pendaftaran 4. Bidang Verifikasi dan Perizinan, terdiri dari: a Subbid Verifikasi b Subbid Perizinan 5. Bidang Pengawasan dan Pengendalian, terdiri dari: a Subbid Pengawasan dan Pembinaan b Subbid Pengendalian 6. Bidang Pelaporan dan Evaluasi, terdiri dari: a Subbid Pelaporan b Subbid Evaluasi

D. Struktur Kepegawaian Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Nama NIP

Gol Jabatan Resman H.Saragih, S.sos 196804021990021001 Pembina TK-I IVb Kepala Badan Rusman Damanik, SE 19600315198909100 Pembina TK-I IVb Kabid Pengendalian dan Pengawasan Dra.Fatimah 196811031990102001 Pembina IV-a Sekretaris Badan Universitas Sumatera Utara Siregar Drs.Baktiar Manurung 196011041990031002 Pembina IV-a Kabid Informasi dan Pendaftaran Budiman Silalahi SIP.Msi 197401231993021001 Penata III-c Kabid Verifikasi dan Perizinan Elin Sayuti, SS 197212102000032005 Penata III-c Kabid Pelaporan dan Evaluasi Haswin Batubara 195605311982061001 Penata TK-I III- d Kasubbid Pendaftaran Jarkoni 195512181982061001 Penata TK-I III- d Kasubbid Informasi Jonni Saragih, BA 196007051986041001 Penata TK-I III- d Kasubbid Perizinan Tamba Tua Tamba 195712161981101001 Penata TK-I III- d Kasubbid Verifikasi Jan Ridwan Saragih, SH 196610281986021004 Penata III-c Kasubbid Pengawasan Sahben Siregar 196201191983011001 Penata III-c Kasubbid Pengendalian Marulak Lbn Gaol, S.sos 196605011989091001 Penata III-c Kasubbid Pelaporan Wilson Sitorus 195507191977031002 Penata TK-I III- d STAF Zarlis 1961061819890962001 Penata Muda TK-I STAF Universitas Sumatera Utara IIIb Maulud Nasution 195609101985031001 Penata Muda TK-I IIIb STAF Surya Bakti, SH 197404152006041009 Penata Muda IIIa STAF Evanita Purba 196706171993032002 Penata Muda IIIa STAF Ir.Bistok Damanik 196409232007011004 Penata Muda IIIa STAF Supriadi, Amd 197006072007011003 Pengatur IIc STAF Jaihot J. Purba 198209212008011004 Pengatur Muda IIa STAF Agus Salim Lubis 198408072008011002 Pengatur Muda IIa STAF Selamat Pardosi 197712212007011003 Pengatur Muda IIa STAF Miduk A.J Hutapea 198406162007011003 Pengatur Muda IIa STAF Bulan Sinaga 197806122009011001 Pengatur Muda IIa STAF Dedi Andriyantika 197610102007011011 Pengatur Muda IIa STAF Ronny Simangunsong 197606302006041010 Pengatur Muda IIa STAF Universitas Sumatera Utara Sangap F.Sipayung 198001242007011003 Pengatur Muda IIa STAF Rosy Simamora 198106052008012003 Pengatur Muda IIa STAF Raden Tri Toni Sitepu 197904212007011001 Pengatur Muda IIa STAF Agustinus Simangunsong 19690817200701010 Pengatur Muda IIa STAF Asdi Nainggolan 196006052006011010 Pengatur Muda IIa STAF Roma A Panggabean 198008042007012001 Pengatur Muda IIa STAF Junisah Putra 198006142008011004 Pengatur Muda IIa STAF Jon Marinus Tarigan 197703072008011004 Pengatur Muda IIa STAF Zulkifli Damanik 198202142007011002 Pengatur Muda IIa STAF Asi M Siagian 196501121986021003 Pengatur Muda IIa STAF Universitas Sumatera Utara BAB IV PENYAJIAN DATA Data yang akan penulis sajikan mengenai efektivitas pelayanan pemberian Izin Mendirikan Bangunan IMB perumahan dan pertokoan adalah data primer dan data sekunder. Kemudian akan penulis analisis dan interpretasikan secara deskriptif kualitatif. Adapun data yang akan disajikan dalam penulisan ini yaitu penyajian data hasil wawancara dari informan kunci key informan yaitu Kepala BPPT dan informan biasa yaitu Kabid Informasi dan Pendaftaran, Kabid Verifikasi dan Perizinan, Kabid Pengawasan dan Pengendalian, Kabid Evaluasi dan Pelaporan, serta masyarakat yang mengurus izin perumahan dan pertokoan sebanyak empat orang. Dan berikut hasil wawancara yang penulis sajikan dalam bentuk uraian-uraian dan penjelasan-penjelasan sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh responden yang bersangkutan.

A. Hasil Wawancara dengan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu BPPT Pematang Siantar

1. Kesederhanaan

Untuk mengetahui apakah prosedur pelayanan tidak berbelit-belit dan dapat dilaksanakan secara mudah, cepat, tepat, dan lancar maka pertama sekali penulis melakukan wawancara dengan Kepala BPPT yaitu Bapak Resman H. Saragih, S.sos dengan pertanyaan: 1. Bagaimana prosedur dalam pengurusan IMB bagi perumahan dan pertokoan? Jawab: ”prosedur dalam pengurusan IMB untuk perumahan dan pertokoan sama dengan permohonan IMB bagi jenis bangunan lainnya. Pemohon harus mengajukan permohonan kepada Bapak Walikota KDH TK II Pematang Siantar Cq.Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu BPPT. Formulir permohonan itu berupa formulir permohonan IMB dan formulir permohonan advis planning. Lalu apabila semua persyaratan telah dilengkapi oleh si pemohon maka penerbitan IMB dapat selesai dalam waktu 14 hari.” Universitas Sumatera Utara 2. Apakah dengan adanya prosedur tersebut pemberian IMB perumahan dan pertokoan menjadi lebih mudah, cepat, dan lancar? Jawab: ”ya, tentu saja. Sebelumnya pengurusan IMB berada di bawah naungan Dinas Tata Kota. Namun sejak keluarnya PP No.41 Tahun 2009 Tentang Struktur Organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Kota Pematang Siantar maka dibentuklah BPPT untuk mempermudah proses perizinan melalui satu pintu dengan menyederhanakan prosedur perizinan tersebut sehingga proses perizinan tidak berbelit- belit karena dilayani hanya melalui satu pintu dan terpusat di BPPT. Akan tetapi karena menyangkut masalah teknis maka yang berhak menerbitkan advis planning adalah bagian tata ruang Dinas Pekerjaan Umum. 3. Apakah advis planning itu, Pak? Jawab: ”berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar No.4 Tahun 2003 disitu dijelaskan mengenai Retribusi Advis Planning. Advis planning adalah saran pendapat atas perencanaan peruntukan tanah dikaitkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota RTRWK. Tujuannya adalah dalam rangka penataan kota agar Kota Pematang Siantar menjadi kota indah, rapi, teratur dan tertib. 4. Bagaimana pemberian advis planning bagi perumahan dan pertokoan? Jawab: ”untuk bangunan perumahanbangunan tempat tinggal harus mempunyai jarak bangunan dengan bangunan sekitarnya sekurang-kurangnya dua meter atau karena pertimbangan lain dapat berdempet. Kedua, setiap bangunan dapat dibangun dengan perbandingan luas lantai dasar dan luas persil adalah tidak melebihi 80 atau didasarkan pada pertimbangan kelayakan. Untuk bangunan usahapertokoan dapat dibangun dengan perbandingan luas lantai dasar dan luas persil mendekati 100 dengan ketentuan tidak bertentangan dengan peruntukan dalam RTRWK. Kedua, setiap bangunan usahapertokoan dapat dibangun satu dinding tanpa dinding masalah. 2. Kejelasan dan Kepastian Untuk mengetahui kejelasan dan kepastian pelayanan IMB yang menyangkut persyaratan pengurusan izin, rincian biayatarif pelayanan serta tata cara pelayanan, maka peneliti bertanya kepada Bapak Resman H.Saragih dengan pertanyaan: 5. Apa saja persyaratan dalam pengurusan IMB? Jawab: ”pertama-tama mengisi formulir permohonan advis planning dengan persyaratan antara lain fotocopy KTP sesuai dengan pemilikan tanah, fotocopy perolehan tanahsertifikatakta notarisakta camat, fotocopy tanda lunas PBB tahun terakhir, surat keterangan tidak ada silang sengketa dari lurah dan camat, dan gambar rencana bangunan skala 1 : 50 1 : 100 1 : 200 rangkap dua. Kemudian mengisi formulir permohonan IMB dengan melampirkan advis planning, gambar rencana bangunan skala 1 : 50 1 : 100 1 : 200 rangkap lima, dan perhitungan konstruksi bangunan untuk bangunan khusustertentu jika bangunan yang ingin dibangun melebihi empat lantai. Universitas Sumatera Utara Selain itu dalam mendirikan bangunan tersebut juga harus memperhatikan Garis Sempadan Bangunan.” 6. Mengapa diperlukan perhitungan konstruksi bangunan untuk bangunan yang melebihi empat lantai? Jawab: ”perhitungan konstruksi bangunan diperlukan untuk menjamin keselamatan penggunapemilik bangunan nantinya. Misalnya untuk bangunan hotel atau industri biasanya lebih dari empat lantai oleh sebab itu harus disertai dengan perhitungan konstruksi baik dalam rancangan bangunan nya maupun pada pelaksanaan pembangunannya terutama untuk ketahanan terhadap bahaya gempa.” 7. ”Apa yang dimaksud dengan Garis Sempadan Bangunan? Jawab: ”Garis Sempadan Bangunan GSB adalah garis sempadan yang di atasnya atau sejajar di belakangnya dapat didirikan bangunan. Jarak garis sempadan bangunan untuk setiap jalan sebagaimana dimaksud pada Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2003 Tentang Retribusi Advis Planning ditentukan sebagai berikut: a. Jalan Arteri, sepanjang 12, 5 m sd 20 m, dihitung dari As jalan; b. Jalan Kolektor, sepanjang 5,5 m sd 15 m, dihitung dari As jalan; c. Jalan Lokal, sepanjang 2,5 m sd 10 m, dihitung dari As jalan. Tujuannya adalah untuk menjaga keserasian dan keharmonisan terhadap bangunan yang telah ada di sekitar lokasi jalan atau gang dimaksud.” 8. Berapa biaya yang dikenakan dalam pengurusan IMB? Jawab: ”Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar No.5 tahun 2003 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB, retribusi IMB terdiri dari biaya formulir pendaftaran sebesar Rp.5.000,00, biaya pemeriksaan gambarkoreksi gambar yang meliputi arsitektur dan konstruksi sebesar 0,5 dari nilai bangunan, biaya pengawasan sebesar 0,2 dari nilai bangunan, biaya sempadan sebesar 0,05 dari nilai bangunan, biaya nomor plank IMB sebesar Rp.50.000,00, biaya indeks retribusi mendirikan bangunan sebesar luas bangunan x indeks x tarif bangunan.” 9. Berapa biaya yang dikenakan untuk mengurus izin perumahan dan pertokoan? Jawab: ”untuk biaya perumahan dan pertokoanjasa komersil pada dasarnya sama dengan jenis bangunan lain, tergantung dari klasifikasi bangunan dan kelas jalan.” Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB No. 5 Tahun 2003, klasifikasi bangunan gedung terdiri dari: b. Semi Permanen; c. Permanen; d. Permanen Lux. Universitas Sumatera Utara 1. Yang dimaksud dengan bangunan semi permanen adalah bangunan dengan atap sengnipahrumbia; dengan dinding separuh batapapantepas bambu; lantai cor sementanah diperkeras; atau ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan kurang antara lima sampai lima belas tahun. 2. Yang dimaksud dengan bangunan permanen biasa adalah bangunan dengan kriteria: a. Untuk bangunan rumah tempat tinggal: bangunan dengan atap cor beton bertulang, dinding batu bata, lantai satudasar semen cor beton lapis tegel atau keramik, lantai dua, tiga, dan seterusnya cor beton bertulang lapis tegel atau keramik. b. Untuk bangunan umumusaha: bangunan dengan atap cor beton bertulang, dinding batu bata, lantai satudasar semen cor beton lapis tegel atau keramik, lantai dua, tiga, dan seterusnya cor beton bertulang lapis tegel atau keramik. 3. Yang dimaksud dengan bangunan permanen lux adalah bangunan dengan kriteria: a. Untuk bangunan rumah tempat tinggaljasaumum sosial: bangunan dengan atap genteng, sirap atau fiber glass, dinding batu bata, lantai satudasar lapis granitmarmer, lantai dua dan seterusnya lapis granitmarmer. b. Untuk bangunan gudangindustri dan sejenisnya: bangunan dengan tiang konstruksi besibaja, dinding batu bata, atap sengasbes gelombangseng aluminium genteng, konstruksi baja, lantai satudasar beton cor, lantai dua dan seterusnya beton berulang. 2. Menurut Lokasinya, bangunan di wilayah Daerah diklasifikasikan sebagai berikut: a. Bangunan di tepi jalan arteri; b. Bangunan di tepi jalan kolektor; c. Bangunan di tepi jalan lokal. Universitas Sumatera Utara a. Jalan Arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Adapun jalan arteri yang terdapat di Kota Pematang Siantar adalah sebagai berikut: 1. Jalan Medan; 2. Jalan Jend. Ahmad Yani; 3. Jalan Sutomo; 4. Jalan Merdeka; 5. Jalan Jend. Sudirman; 6. Jalan Gereja; 7. Jalan Mayjend. DI. Panjaitan; 8. Jalan ke Parapat; 9. Jalan ke Seribudolok; 10. Jalan Sisingamangaraja; 11. Jalan Sangnawaluh; 12. Jalan Melanthon Siregar. b. Jalan Kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul dengan ciri-ciri perjalanan sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Adapun jalan kolektor yang terdapat di Kota Pematang Siantar adalah sebagai berikut: 1. Jalan Diponegoro; 2. Jalan Surabaya; 3. Jalan Bandung; 4. Jalan DR. Wahidin; 5. Jalan Mayjend. Sutoyo; 6. Jalan Haryono MT; 7. Jalan WR. Supratman; Universitas Sumatera Utara 8. Jalan Cipto; 9. Jalan Sabang Merauke; 10. Jalan Imam Bonjol; 11. Jalan Thamrin; 12. Jalan Yogyakarta; 13. Jalan HOS. Cokroaminoto; 14. Jalan Soa Sio; 15. Jalan Pattimura; 16. Jalan Rambung Merah; 17. Jalan Pdt. Justin Sihombing; 18. Jalan S. Parman; 19. Jalan Linggar Jati; 20. Jalan Narumonda; 21. Jalan Sibolga; 22. Jalan Farel Pasaribu; 23. Jalan S. K. I; 24. Jalan Rajawali; 25. Jalan Kapt. MH. Sitorus; 26. Jalan H. Adam Malik; 27. Jalan Silimakuta; 28. Jalan Raya; 29.Jalan Kartini; 30. Jalan Brigjen Rajamin Purba, SH; 31. Jalan Jawa; 32. Jalan Pdt. J. Wismar Saragih; Universitas Sumatera Utara 33. Jalan Ade Irma Suryani Nst; 34. Jalan Persatuan; 35. Jalan Patuan Anggi; 36. Jalan Dr. TB. Simatupang; 37. Jalan Patuan Nagari; 38. Jalan Rakutta Sembiring; 39. Jalan AMD; 40. Jalan Karangsari; 41. Jalan Tambun Timur; 42. Jalan Tambun Barat; 43. Jalan Tanjung Pinggir; 44. Jalan Sibatu-batu. c. Jalan Lokal yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Adapun jalan lokal yang terdapat di Kota Pematang Siantar adalah setiap jalan atau gang yang belum tercantum pada butir a dan b pasal ini maka digolongkan ke dalam jalan lokal. 10. Apakah tarif pembayaran telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku? Jawab: ”ya tentu saja karena dasar atau petunjuk dalam menentukan tarifbiaya pengurusan IMB tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar No.5 Tahun 2003 tentang Retribusi IMB.” 11. Apakah kepastian dan rincian biaya telah diinformasikan dengan jelas? Jawab: ”ya, biaya yang kita kenakan dalam pengurusan IMB tersebut telah kita informasikan kepada pemohon, dan rincian biaya yang dikenakan dalam pengurusan IMB juga kita perlihatkan kepada si pemohon sesuai dengan peraturan daerah tersebut.” 12. Kapan biayatarif pengurusan IMB dibayarkan oleh si pemohon? jawab: pembayaran retribusi dilakukan selambat-lambatnya 15 hari kerja setelah surat pemberitahuan diterima oleh si pemohon, atau sebelum memulai kegiatan membangun.” Universitas Sumatera Utara 13. Siapakah unit kerja yang bertanggung jawab menerima biayatarif dalam pengurusan IMB bagi perumahan dan pertokoan? Jawab: ”yang bertanggung jawab menerima biayatarif pengurusan IMB tersebut yaitu unit pengelola keuangan BPPT.” 14. Apakah setiap pungutan yang ditarik ditandai dengan tanda bukti resmi sesuai dengan jumlah yang dibayarkan? Jawab: ”ya, tentu saja setiap pungutan yang ditarik ditandai dengan tanda bukti resmi sebagai bukti dalam pengurusan IMB tersebut dan dapat digunakan oleh si pemohon untuk ditunjukkan kepada petugas sewaktu-waktu jika diperlukan.” 15. Apakah ada biaya yang ditarik dari advis planning? Jawab: ”ya, tentu saja sebagai pembayaran atas pemberian saran pendapat atas perencanaan peruntukan tanah yang hendak dibangun.” 16. Berapa biayatarif yang dikenakan dalam pengurusan advis planning? Jawab: ”tingkat pengenaan tarif berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar No. 4 Tahun 2003 Tentang Retribusi Advis Planning terdiri dari formulir permohonan Rp. 500,00, peta situasi Rp. 4.500,00, dan tarif advis planning dihitung berdasarkan rumusan Tarif Advis Planning = Luas Bangunan x Tarif Peruntukan Penggunaan Tanah.”

3. Kepastian Waktu

Untuk mengetahui apakah pemrosesan permohonan izin dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan, peneliti melakukan wawancara kepada Bapak Resman H. Saragih dengan pertanyaan: 17. Berapa hari lamanya pengurusan IMB bagi perumahan dan pertokoan? Jawab: ”apabila si pemohon telah melengkapi segala persyaratan dalam pengurusan IMB tersebut dan tidak ada silang sengketa terhadap tanah yang hendak dibangun baik dari lurah maupun camat yang bersangkutan dan advis planning telah diterbitkan maka pengurusan penerbitan IMB dapat selesai dalam waktu 14 hari. Namun karena banyaknya masyarakat yang mengurus izin mengakibatkan pekerjaan kita semakin bertambah sehingga bisa saja memakan waktu lebih dari dua minggu.” 18. Apakah kepastian waktu penyelesaian pelayanan telah diinformasikan dengan jelas? Jawab: ”ya tentu saja pada saat si pemohon ingin mengurus IMB tersebut kita telah sampaikan bahwa pengurusan IMB dapat selesai dalam waktu 14 hari jika semua persyaratan telah dilengkapi dan tidak ada kendala maupun silang sengketa dari si pemohon yang bersangkutan. Namun jika memang tidak bisa selesai dalam waktu yang telah ditentukan maka kita beritahukan juga kepada si pemohon supaya tidak terjadi kesalahpahaman.” Universitas Sumatera Utara

4. Kepastian Hukum,

Untuk mengetahui apakah persyaratan, pemrosesan, dalam pembiayaan telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan apakah dokumen perizinan tersebut telah memberikan jaminan legalitas usaha dan rasa aman bagi pemegangnya, peneliti bertanya: 19. Apakah persyaratan maupun pemrosesan dalam pembiayaan pengurusan IMB telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan? Jawab: ”ya seperti yang tadi saya katakan bahwa segala persyaratan maupun pemrosesan dalam pembiayaan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar No.5 Tahun 2003 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB.” 20. Apakah pemberian IMB disertai dengan dokumen perizinantanda bukti yang sah secara hukum? Jawab: ”ya, karena dokumensertifikat IMB sangat penting sekali karena dengan adanya dokumensertifikat tersebut tentu saja telah memberikan jaminan legalitas terhadap si pemohon dan dokumensertifikat berfungsi sebagai jaminan kepastian hukum sehingga kepemilikian seseorang terhadap bangunan itu sah di hadapan hukum.” 21. Apa sanksi yang diberikan kepada pemohon yang memanfaatkan dokumen izin untuk kegiatanusaha selain daripada peruntukannya?” Jawab: ”apabila tidak sesuai dengan peruntukannya, atau menyalahgunakan advis planning yang diberikan secara sengaja maupun tidak, pemilik bangunan dapat dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta pencabutan atau pembatalan IMB atau penyegelan dan pembongkaran bangunan.” 22. Siapa pihakunit kerja yang bertanggung jawab dalam memberikan sanksi?” Jawab: ”yang memberikan sanksi Dinas Pekerjaan Umum, Lurah, dan BPPT bekerjasama dengan bagian hukum.” 23. Bagaimana jika pengurusan IMB yang diajukan si pemohon tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kota atau tidak sesuai dengan lokasi peruntukannya? Jawab: ”apabila tidak sesuai dengan lokasi peruntukannya maka akan ditinjau kembali. Jika lokasi yang akan diperuntukkan untuk pendirian suatu bangunan benar-benar tidak sesuai dengan advis planning maka IMB tidak dapat diberikan. Misalnya si pemohon ingin mendirikan pabrik di wilayah pemukiman penduduk tentu saja tidak sesuai dengan advis planning sehingga advis planning tidak dapat diterbitkan dan tentu saja si pemohon tidak dapat mendirikan bangunan di daerah tersebut.” 24. Lalu bagaimana solusi dari permasalahan tersebut?” Jawab: ”BPPT bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum akan memberikan saran kepada si pemohon yang mengajukan izin agar mendirikan bangunan pada lokasi yang sesuai dengan peruntukan bangunan tersebut.” Universitas Sumatera Utara

5. Tanggung jawab

Untuk mengetahui siapakah petugasunit kerja pelayanan yang bertanggung jawab dalam penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan, maupun yang bertanggung jawab memberikan rekomendasi apakah izin yang dimohon dapat disetujui atau tidak maka peneliti bertanya: 25. Sejuh ini apakah ada masyarakat yang mengajukan keluhankomplain dalam mengurus IMB? Jawab: ”memang ada masyarakat yang mengeluh,misalnya tentang pengurusan IMB yang memakan waktu lebih dari 14 hari. Namun biasanya lamanya pengurusan IMB tersebut diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dari masyarakat tentang persyaratan pengurusan IMB, dan karena banyaknya masyarakat yang mengurus izin apalagi kita tidak hanya menerbitkan izin bagi perumahan dan pertokoan saja tetapi juga izin-izin lain sehingga para pemohon harus bersabar karena jika memang sesuai dengan advis planning maka izin tersebut pasti akan diterbitkan.” 26. Siapa petugasunit kerja yang bertanggung jawab jika ada pemohon IMB yang mengajukan keluhankomplain? Jawab: ”petugasunit kerja yang secara khusus bertanggung jawab itu tidak ada, si pemohon cukup datang ke instansi terkait Dinas Pekerjaan Umum ataupun BPPT.” 27. Bagaimana penyelesaian terhadap keluhankomplain tesebut?” Jawab: ”misalnya jika ada si pemohon yang mengeluh penyelesaian pengurusan IMB terlalu lama, kita cari tahu apa penyebabnya. Kita mencari solusi yang terbaik dan memberikan saran-saran maupun petunjuk kepada si pemohon. Dulu ketika pengurusan IMB masih berada dibawah naungan Dinas Tata Kota, walaupun tidak rutin dilakukan namun diadakan rapat dengan mengajak lurah beserta warganya untuk mendapatkan informasi mengenai prosedurtata cara maupun persyaratan dalam pengurusan IMB agar masyarakat menjadi paham bagaimana caranya pengurusan IMB. Namun sejak berdirinya BPPT ini belum ada kegiatan seperti itu karena keterbatasan dana dan BPPT ini pun baru berdiri. Jadi sebenarnya masyarakat kurang informasi mengenai pengurusan IMB. Dan kita akui itu sebagai kelemahan kita.”

6. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BPPT maka peneliti bertanya: 28. Apa saja peralatan kerja yang mendukung petugas dalam pelaksanaan pelayanan pengurusan IMB? Jawab: ”kita memiliki 10 unit komputer dan 5 unit laptop untuk membantu kita dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada.” Universitas Sumatera Utara 29. Apakah lokasi pelayanan telah dilengkapi sarana pendukung yang memadai? Jawab: ”ya, sebagai sarana pendukung kantor kita memiliki area parkir yang cukup luas, ruang tunggu, toilet, dan juga tempat ibadah mushalla.”

7. Kemudahan Akses

Untuk mengetahui sumber informasi yang dapat dicapai langsung oleh masyarakat, maka peneliti bertanya: 30. Sumber mediainformasi apa yang bisa dicapai masyarakat yang hendak mengurus IMB? Jawab: ”sumber informasi yang bisa digunakan oleh masyarakat dapat melalui sambungan telepon atau mendatangi kantor BPPT ke bagian informasi dan pendaftaran. Kalau website belum ada karena kantor BPPT sendiri baru terbentuk pada bulan Maret 2009, namun ada rencana kita untuk segera membuat website untuk memudahkan masyarakat yang ingin mengurus perizinan.” 31. Apakah kantor BPPT telah menetap dan tidak berpindah-pindah? Jawab: ”ya, kantor BPPT telah menetap di Jln. Melanton Siregar No. 63, karena lokasi ini cukup strategis terletak di pinggir jalan raya sehingga mudah dijangkau masyarakat. Selain itu tidak hanya kantor BPPT saja namun juga Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta kantor Camat Siantar Marihat berada pada lokasi yang sama karena arealnya yang luas dan mudah dijangkau oleh masyarakat.” Kemudian sesuai dengan salah satu tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada kendala-kendala yang dihadapi BPPT dalam memberikan pelayanan pengurusan IMB, maka peneliti bertanya: 32. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi oleh BPPT dalam memberikan pelayanan pengurusan IMB? Jawab: ”sejauh ini kendala yang dihadapi seperti yang telah saya katakan di atas yaitu bahwa adanya keterbatasan dana sehingga kita tidak bisa mengajak lurah maupun masyarakat untuk melakukan dialog atau suatu forum diskusi agar masyarakat paham bagaimana caranya mengurus IMB dan mengenai pentingnya mengurus IMB. Selain itu waktu penyelesaian IMB kadangkala tidak selesai tepat waktu karena banyaknya masyarakat yang mengurus izin, tidak hanya izin perumahan dan pertokoan saja yang harus kita proses namun juga izin-izin lain sehingga harus kita proses satu per satu Dan kendala yang ada juga berasal dari masyarakat misalnya ada persyaratan yang kurang lengkap, sehingga memakan waktu lebih lama untuk menerbitkan IMB. Oleh karena itu kita memandang perlu dilakukan pembinaan kepada masyarakat secara rutin namun hal ini belum dapat kita lakukan. Universitas Sumatera Utara B. Hasil Wawancara Dengan Masing-masing Kepala Bidang Kemudian sebagai informasi tambahan maka peneliti melakukan wawancara kepada masing-masing kepala bidang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sesuai dengan tugas dan fungsi organisasinya. Pertama sekali peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Bidang Informasi dan Pendaftaran yaitu Bapak Drs. Baktiar Manurung dengan pertanyaan: 33. Apa saja tugas operasional yang dilaksanakan bidang informasi dan pendaftaran? Jawab: ”bidang informasi dan pendaftaran bertugas untuk memberikan informasi tentang prosedur maupun persyaratan yang dibutuhkan dalam pengurusan Izin Mendirikan Bangunan IMB. Jadi bagi masyarakat yang ingin mengurus IMB, maka dapat menghubungi bagian informasi dan pendaftaran melalui telepon ataupun datang langsung ke BPPT.” 34. Apakah prosedur dan persyaratan pengurusan IMB telah diinformasikan dengan jelas? Jawab: ”ya, sebisa mungkin kita memberikan informasi secara jelas mengenai pengurusan IMB apalagi BPPT ini sendiri baru terbentuk pada bulan Maret 2009 dimana pengurusan IMB sebelumnya berada di bawah naungan Dinas Tata namun setelah keluarnya PP No.41 tentang struktur organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD maka ada perubahan prosedur sehingga masyarakat harus mendapat informasi yang jelas mengenai tata cara pengurusan IMB.”

B. Hasil Wawancara Dengan Masing-masing Kepala Bidang

Sebagai informan tambahan peneliti juga melakukan wawancara dengan masing- masing kabid BPPT, sesuai dengan beberapa tugas pokok organisasinya. Pertama-tama peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Verifikasi dan Perizinan yaitu Bapak Budiman Silalahi, SIP.Msi dengan pertanyaan: 35. Bagaimana proses sertifikasi terhadap pemberian IMB yang akan diterbitkan? Jawab: ”si pemohon harus melengkapi persyaratan yang dibutuhkan untuk mengurus IMB. Dan apabila semua persyaratan telah dilengkapi barulah kita proses sesuai dengan prosedur yang ada.” 36. Apa fungsi verifikasi terhadap pemberian IMB? Jawab: ”dengan adanya verifikasi maka dapat memberikan pengarahanpetunjuk tentang persyaratan dalam pengurusan IMB sehingga masyarakat menjadi lebih memahami tata cara pengurusan IMB.” Universitas Sumatera Utara 37. Apa tindakan yang dilakukan terhadap bangunan yang belum mendapat izin? Jawab: ”kita memberikan teguran baik secara lisan maupun tulisan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB No.5 Tahun 2003. Namun sejauh ini kita akui memang belum berjalan efektif karena banyaknya bangunan belum mendapat izin yang tidak bisa kita jangkau seluruhnya terutama di daerah-daerah yang agak terpencil.” 38. Siapa pihak-pihak yang terkait dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas yang menyangkut dengan perizinan IMB? Jawab: ”pihak-pihak yang terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum, BPPT, camat dan lurah setempat dimana masyarakat yang bersangkutan ingin mengurus IMB.” Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian yaitu Bapak Rusman Damanik, SE dengan pertanyaan: 39. Bagaimana proses pengawasan terhadap bangunan yang telah mendapat izin? Jawab: ”begitu selesai proses izin, bidang pengawasan dan pengendalian memberikan IMB kepada si pemohon yang bersangkutan untuk melaksanakan dan melanjutkan bangunan yang hendak diperuntukkan. Dan selama pengerjaan bangunan tersebut berlangsung maka kita secara rutin turun ke lapangan untuk meninjau dan memeriksa bangunan tersebut apakah telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya.” 40. Bagaimana proses pembinaan dan pemberian usaha perizinan? Jawab: ”kita memberikan izin yang telah disepakati instansi BPPT dan Dinas Pekerjaan Umum untuk melaksanakan bangunan yang hendak dikerjakan sesuai dengan advis planning yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum.” 41. Bagaimana proses pengendalian terhadap IMB yang telah diterbitkan? Jawab: ”begitu selesai proses IMB yang dikeluarkan oleh BPPT dan menyerahkannya kepada si pemohon, maka kita akan memeriksa kembali tentang kebenaran proses izin yang dikeluarkan BPPT memang betul-betul dilaksanakan sesuai dengan gambar advis planning yang diperuntukkan.” Dan terakhir peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Pelaporan dan Evaluasi yaitu Ibu Elin Sayuti, SS dengan pertanyaan: 42. Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan dalam memberikan pelayanan pengurusan IMB? Jawab: ”kita mengkaji dan mengevaluasi setiap izin yang dikeluarkan oleh BPPT dengan per triwulan atau 3 bulan sekali. Dengan mengkaji dan mengevaluasi setiap izin yang dikeluarkan oleh BPPT maka dapat diketahui berapa banyak masyarakat yang datang untuk mengurus izin dan berapa lama penyelesaian proses izin tersebut dapat dikeluarkan. Sehingga jika ada kekurangan-kekurangan ataupun kendala maka kita mencari tahu apa yang mengakibatkan terjadinya kendala-kendala tersebut sehingga dapat diperbaiki untuk waktu yang akan datang.” Universitas Sumatera Utara 43. Bagaimana cara mengumpulkan, mengolah, dan mengevaluasi data pelaksanaan tugas pelayanan IMB? Jawab: ”kita mengumpulkan data-data perizinan yang dikeluarkan sesuai dengan proses IMB dan mengkaji kembali izin-izin yang belum diproses untuk mengevaluasi apa-apa saja kendalanya. Dengan mengetahui kendalanya, maka kita dapat mencari solusi untuk menyelesaikannya sehingga IMB dapat diterbitkan.” 44. Apa fungsi dari dilakukannya proses evaluasi terhadap pembinaan personil ketatalaksanaan,sarana, dan prasarana? Jawab: ”apabila salah satu persyaratan dalam pengurusan IMB tidak lengkap atau tidak dipenuhi misalnya fotocopy akta notaris yang dikeluarkan Badan Pertanahan tidak lengkap, maka dengan sendirinya proses untuk menerbitkan IMB tidak dapat diproses ataupun dikeluarkan. Oleh sebab itu kita memberikan petunjuk dan arahan kepada si pemohon IMB agar dapat melengkapi persyaratan yang dibutuhkan. Itulah sebabnya diperlukan proses evaluasi terhadap pembinaan personil ketatalaksanaan, maupun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BPPT.”

C. Hasil Wawancara Dengan Masyarakat

Kemudian sebagai informan tambahan peneliti juga melakukan wawancara kepada masyarakat yang telah mengurus izin perumahan dan pertokoan sebanyak empat orang dengan keterangan sebagai berikut: Nama Lokasi Bangunan Kelas Bangunan Jenis Bangunan Kelas Jalan Hulman Sitorus Jl. Setia Negara Permanen biasa Permanen, atap cor, satu lantai, satu unit Kolektor Domina Sigiro Jl. Lapangan Bola Bawah Permanen tidak mewah Permanen, atap seng, satu lantai, satu unit Lokal Hj. Afrida Jl. Cipto Permanen Permanen, Kolektor Universitas Sumatera Utara Hayati Rambe biasa atap cor, tiga lantai, satu unit Suryani Jl. H. Ulakma Sinaga Permanen biasa Permanen, atap cor, empat lantai, satu unit Kolektor 1. Apakah anda telah memahami bagaimana prosedur pengurusan IMB? Jawab: Pak Hulman: “ya, ketika hendak mengurus IMB saya cukup memahami bagaimana prosedurnya karena pihak BPPT sendiri telah menjelaskan kepada saya tata cara dalam pengurusan IMB apalagi tidak hanya sekali ini saja saya mengurus izin, sebelumnya saya juga pernah mengurus izin untuk mendirikan bangunan.” Ibu Domina: “sebelum saya datang ke BPPT saya memang tidak tahu bagaimana prosedur dalam mengurus IMB. Setelah saya datang kesana dan mendengar penjelasan dari petugas yang bersangkutan baru saya paham.” Ibu Afrida: “mula-mula saya tidak paham bagaimana cara mengurus IMB apalagi BPPT sendiri baru berdiri katanya. Jadi ketika saya ingin mengurus izin maka barulah petugas bersangkutan menjelaskan bagaimana prosedur dalam mengurus IMB.” Ibu Suryani: “mulanya saya memang tidak mengerti bagaimana prosedur dalam mengurus IMB sebelum diberitahukan oleh petugas setempat. Setelah diberitahukan barulah saya mengerti. Sebelumnya saya tidak tahu sama sekali.” 2. Apakah prosedur pengurusan IMB berbelit-belit atau tidak? Jawab: Pak Hulman: “saya rasa tidak berbelit-belit karena hanya dilayani melalui satu pintu. Di bawah naungan BPPT saya rasa prosedur dalam IMB cukup mudah dan tidak dipersulit.” Ibu Domina: “saya rasa tidak begitu berbelit-belit karena saya tidak perlu pergi kesana kemari untuk menemui pejabat yang berwenang. Saya hanya perlu melengkapi persyaratan yang dibutuhkan lalu BPPT yang akan memprosesnya.” Ibu Afrida: “mulanya saya pikir pengurusan IMB ini akan berbelit-belit seperti ketika kita mendatangi kantor-kantor lain untuk mengurus sesuatu, tetapi ternyata tidak karena saya juga baru tahu kalau pengurusan IMB tidak lagi berada di bawah naungan Dinas Tata Kota. Dan waktu saya mengurus IMB tidak sesulit yang saya bayangkan.” Universitas Sumatera Utara Ibu Suryani: “prosedur pengurusan IMB saya pikir tidak begitu berbelit-belit karena ketika saya sudah melengkapi persyaratan yang dibutuhkan, saya tinggal menyerahkannya kepada BPPT dan BPPT yang akan memprosesnya, dan saya cukp menunggu izin tersebut diterbitkan.” 3. Apakah persyaratan dalam mengurus IMB telah diberitahukan dengan jelas? Jawab: Pak Hulman: “ya, ketika hendak mengurus IMB syarat-syarat yang dibutuhkan memang telah diberitahukan dengan jelas karena ketika mengisi formulir permohonan IMB disitu dicantumkan segala persyaratannya.” Ibu Domina: “ memang kemarin semua persyaratan telah diberitahukan namun kemarin ada sedikit kendala yaitu pada waktu saya mengajukan formulir permohonan IMB ada syarat yang belum saya lengkapi, yaitu surat keterangan tidak ada silang sengketa dari lurah jadi saya harus melengkapi syarat tersebut agar bisa mengurus IMB.” Ibu Afrida: “segala persyaratan yang harus dilengkapi memang telah diinformasikan oleh petugas karena mereka mengatakan bahwa proses urus-mengurus IMB dapat berjalan dengan lancar apabila semua persyaratan telah dipenuhi.” Ibu Suryani: “ya, memang telah diberitahukan oleh petugas dan sudah tercantum di formulir permohonan IMB dan juga formulir permohonan advis planning.” 3. Apakah persyaratan dalam pengurusan IMB terasa memberatkan? Jawab: Pak Hulman: “menurut saya persyaratan dalam mengurus IMB standar, tidak begitu memberatkan karena seperti yang saya ketahui memang seperti itulah prosedurnya. Jadi saya hanya mengikuti prosedur tersebut.” Ibu Domina: “kalau dibilang memberatkan tidak juga, karena memang seperti itulah prosedurnya. Jadi saya ikuti saja apa yang telah ditetapkan supaya IMB yang saya urus dapat terbit.” Ibu Afrida: “mulanya saya berpikir persyaratan dalam mengurus IMB cukup banyak, tetapi memang seperti itu prosedurnya sehingga saya pun tidak terlalu mengeluh karena saya sadar persyaratan tersebut harus dipenuhi agar saya dapat memiliki sertifikat IMB tersebut.” Ibu Suryani: “persyaratan yang dibutuhkan dalam mengurus IMB tidak terlalu memberatkan saya karena pihak BPPT mengatakan bahwa segala persyaratan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan yang paling penting IMB yang saya urus bisa segera terbit.” 4. Apakah biaya yang dikenakan dalam pengurusan IMB terasa memberatkan? Jawab: Pak Hulman: “kalau dibilang memberatkan sebenarnya tidak juga, biayanya berkisar lima ratus ribu lebih. Dan rincian biaya yang dikenakan untuk mengurus izin juga Universitas Sumatera Utara diperlihatkan kepada saya, dan pihak BPPT sendiri mengatakan bahwa biaya pengurusan IMB sesuai dengan peraturan yang berlaku jadi saya hanya mengikuti prosedur.” Ibu Domina: “saya rasa tidak terlalu memberatkan, karena biayanya berkisar antara dua ratus ribu, dan rincian biaya nya juga diperlihatkan kepada saya.” Ibu Afrida: “retribusi yang dikenakan lumayan banyak. Kemarin rincian biaya nya memang diperlihatkan kepada saya, tetapi saya tidak begitu mengerti biaya-biaya apa saja itu karena pihak BPPT yang saya rasa paling paham. Jadi saya hanya mengikuti aturan yang ada saja.” Ibu Suryani: “memang retribusi yang saya bayarkan tidak murah, berkisar tiga juta lebih namun saya sudah melihat rincian biayanya jadi saya pun tidak merasa keberatan karena pihak BPPT sudah mengatakan bahwa retribusi tersebut telah sesuai dengan peraturan yang ada.” 5. Apakah setiap biaya yang ditarik ditandai dengan tanda bukti resmi sesuai dengan jumlah yang dibayarkan? Jawab: Pak Hulman: ”ya, tentu saja karena tanda bukti itu sangat penting sebagai bukti pembayaran atas retribusi IMB.” Ibu Domina: ”ya, setiap biaya yang ditarik memang ditandai dengan tanda bukti resmi.” Ibu Afrida: ”ya, biaya yang dibayarkan untuk retribusi IMB memang ditandai dengan tanda bukti resmi.” Ibu Suryani: ”ya, memang setiap biaya yang ditarik diberikan tanda bukti resmi pembayarannya.” 6. Apakah lama penyelesaian pengurusan IMB telah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan? Jawab: Pak Hulman: ”pihak BPPT mengatakan bahwa jika semua persyaratan telah dipenuhi maka penerbitan IMB dapat selesai dalam waktu empat belas hari, tetapi kemarin ketika saya mengurus IMB memakan waktu tiga minggu.” Ibu Domina: ”tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan karena kemarin IMB yang saya urus memakan waktu selama tiga minggu dan pihak BPPT mengatakan bahwa adanya kendala penyelesaian IMB tersebut karena banyaknya masyarakat yang mengurus izin.” Ibu Afrida: ”saya lupa kapan tepatnya IMB tersebut terbit namun hampir tiga minggu kalau tidak salah. Memang kemarin BPPT berkata bahwa IMB dapat selesai dalam waktu dua minggu namun mereka mengatakan bahwa sering juga memakan waktu lebih lama karena terkadang ada kendala yang dihadapi mereka apalagi jika berkaitan dengan masyarakat lain yang mengurus IMB.” Universitas Sumatera Utara Ibu Suryani: ”selesainya IMB yang saya urus kemarin memakan waktu lebih dari dua minggu, hampir tiga minggu. Dan ketika saya tanyakan hal tersebut mereka mengatakan bahwa berdasarkan peraturan yang ada memang bisa selesai dalam waktu empat belas hari namun pada praktek di lapangan seringkali memakan waktu yang lebih lama karena banyaknya masyarakat yang mengurus izin yang juga harus dilayani.” 7. Apakah ketika mengurus IMB tersebut ada kendala yang anda hadapi misalnya tidak sesuai dengan advis planning atau bangunan yang akan didirikan tidak sesuai dengan lokasi peruntukannya? Jawab: Pak Hulman: ”selama saya mengurus IMB tidak ada kendala yang berarti dan bangunan yang hendak saya dirikan pun sesuai dengan lokasi peruntukannya jadi tidak ada masalah.” Ibu Domina: ”selama mengurus IMB untungnya tidak ada kendala, semuanya lancar, dan bangunan yang saya dirikan pun tidak ada bermasalah dengan advis planningnya.” Ibu Afrida: ”kalau kendala sebenarnya tidak ada, dan saya juga mendirikan bangunan untuk jasa komersil di wilayah yang masyarakatnya mayoritas memiliki usaha komersil jadi tidak ada masalah.” Ibu Suryani: ”selama mengurus IMB memang tidak ada kendala, dan bangunan yang saya dirikan juga tidak bermasalah dengan lokasi peruntukannya.” 8. Apakah IMB yang telah diterbitkan disertai dengan dokumensertifikat yang sah secara hukum? Jawab: Pak Hulman: ”ya, tentu saja IMB yang diterbitkan itu disertai dengan sertifikat yang sah secara hukum dan memang harus seperti itu sebagai bukti hukum terhadap bangunan tersebut.” Ibu Domina: ”ya, tentu disertai dengan sertifikat apalagi sertifikat itu sangat penting sebagai bukti hukum secara sah.” Ibu Afrida: ”ya, memang dilengkapi dengan sertifikat sehingga dengan demikian memberikan kelegaan kepada saya karena ada jaminan hukumnya.” Ibu Suryani: ”ya, bangunan yang didirikan tersebut memang dilengkapi dengan sertifikat hukum sehingga dapat saya gunakan sesuai dengan fungsinya.” 9. Apakah pemberian dokumensertifikat IMB tersebut telah memberikan jaminan hukumrasa aman? Jawab: Pak Hulman: ”ya, tentu saja sertifikat IMB tersebut telah memberikan rasa aman kepada saya karena ada kekuatan hukumnya jadi tidak akan ada pihak yang dapat mengganggu gugat bangunan tersebut.” Ibu Domina: ”ya, dengan adanya sertifikat IMB saya merasa lega karena itu berlaku seumur hidup.” Universitas Sumatera Utara Ibu Afrida: ”ya, karena dengan adanya sertifikat tersebut sebagai tanda bukti kepemilikan yang sah terhadap bangunan tersebut.” Ibu Suryani: ”ya, tentu saja telah memberikan rasa aman dan juga kelegaan karena ada bukti hukum nya.” 10. Apakah setiap petugasunit kerja yang ada telah memberikan pelayanan yang baik dan responsif? Jawab: Pak Hulman: ”menurut saya para petugas yang ada cukup responsif, mereka memberikan pelayanan dengan cukup baik, mereka ramah dan juga komunikatif.” Ibu Domina: ”menurut saya mereka memang cukup responsif, ketika saya datang untuk mengurus izin mereka menanggapinya dengan baik, menanyakan apa keperluan saya dan memberitahukan segala sesuatunya dengan detail.” Ibu Afrida: ”para petugas yang ada di BPPT cukup responsif, mereka langsung menanggapi permohonan saya, tidak bersikap cuek.” Ibu Suryani: ”menurut saya petugas yang ada cukup ramah, dan mau menjelaskan secara detail mengenai prosedur pengurusan IMB.” 11. Apakah selama pengurusan IMB anda memiliki keluhankomplain? Jawab: Pak Hulman: ”keluhan tidak ada, untungnya semua bisa berjalan lancar tidak ada kendala.” Ibu Domina: ”keluhan yang saya sampaikan yaitu proses penyelesaian IMB yang memakan waktu lebih dari waktu yang telah ditentukan, namun setelah diberikan penjelasan oleh petugas dan IMB tersebut telah terbit maka saya pun merasa lega.” Ibu Afrida: ”saya menanyakan mengapa proses terbitnya IMB memakan waktu lebih dari dua minggu kemudian BPPT menjelaskan bahwa banyaknya masyarakat yang mengurus izin mengakibatkan IMB tidak bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.” Ibu Suryani: ”ketika mengurus IMB semuanya berjalan lancar karena saya telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan hanya saja proses terbitnya IMB yang memakan waktu lebih lama namun itu tidak begitu bermasalah bagi saya karena yang paling penting sertifikat IMB dapat diterbitkan.” 12. Apa mediasumber informasi yang anda peroleh dalam pengurusan IMB? Jawab: Pak Hulman: ”sumber informasi yang bisa digunakan telepon, atau datang langsung ke kantor BPPT untuk menemui petugas yang bersangkutan.” Ibu Domina: ”sumber informasi yang saya peroleh dengan cara datang langsung ke kantor BPPT, dan bisa juga melalui telepon.” Universitas Sumatera Utara Ibu Afrida: ”saya tahu jika sekarang mengurus IMB berada di bawah naungan BPPT dari saudara saya, dan kemudian baru lah saya datang ke sana, dan di sana lah saya mendapat penjelasan mengenai prosedur untuk mengurus IMB.” Ibu Suryani: ”sebelumnya saya tidak tahu bagaimana mengurus IMB karena beralih fungsinya pengurusan IMB dari Dinas Tata Kota ke kantor BPPT jadi sumber informasi yang saya peroleh yaitu dengan cara datang langsung ke kantor BPPT tersebut, atau melalui telepon.” 13. Menurut anda, apakah anda telah memperoleh kemudahan akses dalam pengurusan IMB? Jawab: Pak Hulman: ”menurut saya cukup diberikan kemudahan, karena kantor BPPT tersebut letaknya cukup strategis sehingga mudah dijangkau.” Ibu Domina: ”selama ini sumber informasi yang dapat diakses adalah telepon, namun kantor BPPT cukup mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan raya.” Ibu Afrida: ”akses yang dapat digunakan sebatas pada sambungan telepon atau datang langsung ke kantor BPPT, namun lokasi kantor ini memang mudah dijangkau.” Ibu Suryani: ”lokasi kantor BPPT cukup strategis karena dapat dilalui oleh kendaraan umum dan juga sepeda motor.” Universitas Sumatera Utara BAB V ANALISA DATA Dalam bab V ini akan dipaparkan tentang penganalisaan data-data hasil penelitian, dan kemudian data-data tersebut akan dianalisis menurut indikator masing- masing. Dari hasil analisa data-data ini, akan diperoleh kesimpulan dari penelitian ini untuk mengetahui pelayanan IMB perumahan dan pertokoan sudah efektif atau tidak.

1. Kesederhanaan

Kesederhanaan menyangkut prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit, dilaksanakan secara mudah, cepat, lancar, mudah dipahami dan dilaksanakan. Dari data yang didapat oleh peneliti dari lapangan, pelayanan pengurusan IMB tidak lagi berbelit- belit karena semenjak diberlakukannya PP No. 41 Tahun 2009 Tentang Struktur Organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD maka dibentuklah badan pelayanan terpadu satu pintu yaitu BPPT untuk mempermudahmemperlancar pelayanan kepada masyarakat dalam proses penerbitan izin khususnya IMB melalui satu pintu. Sebelumnya pengurusan IMB berada di bawah naungan Dinas Tata Kota. Namun sejak terbentuknya BPPT pada bulan Maret 2009 maka pengurusan IMB berada di bawah naungan BPPT sebagai badan pelayanan perizinan satu pintu sehingga segala proses IMB terpusat hanya pada satu pintu. Masyarakat yang mengurus izin mengatakan bahwa pada awalnya mereka tidak mengerti bagaimana prosedur dalam mengurus IMB namun setelah dijelaskan oleh petugas yang bersangkutan barulah mereka mengerti karena mengurus IMB tidak serumit yang mereka bayangkan, namun mereka cukup menyerahkan persyaratan yang Universitas Sumatera Utara dibutuhkan dan kemudian BPPT yang akan memrosesnya. Jadi, tujuan dari didirikannya BPPT ini sudah sesuai dengan prinsip kesederhanaan, yaitu dengan memangkas birokrasi pelayanan sehingga proses pelayanan tidak lagi berbelit-belit, dilaksanakan dengan mudah dan lancar.

2. Kejelasan dan kepastian

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa bagi masyarakat yang ingin mengurus IMB harus mengisi formulir permohonan IMB dan juga formulir permohonan advis planning dengan melengkapi persyaratan yang dibutuhkan. Advis planning adalah hal yang sangat penting untuk menerbitkan IMB karena apabila advis planning telah diterbitkan maka sertifikat IMB dapat dikeluarkan. Advis planning adalah perencanaan peruntukan tanah dikaitkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota RTRWK. Artinya, bangunan yang hendak didirikan harus sesuai dengan lokasi peruntukannya. Advis planning tidak akan diberikan apabila areal tanah yang akan dibangun terletak di wilayah yang peruntukan tanahnya tidak sesuai dengan RTRWK. Dan karena menyangkut masalah teknis, maka yang berhak mengeluarkan advis planning adalah bagian Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum. Dan hasil penelitian yang didapat oleh peneliti dari masyarakat menyebutkan bahwa selama mereka mengurus izin, tidak ada masalah dengan advis planning karena bangunan yang mereka dirikan telah sesuai dengan lokasi peruntukannya. Selain itu untuk mendirikan suatu bangunan harus memperhatikan Garis Sempadan Bangunan GSB. Artinya bangunan yang hendak dibangun tidak boleh melampauimelewati garis sempadan yang telah ditetapkan petugas yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelayakan, keserasian, dan keharmonisan terhadap bangunan yang telah ada di sekitar lokasi jalan atau gang yang dimaksud. Universitas Sumatera Utara Selain itu biayatarif yang dikenakan dalam pengurusan IMB sesuai dengan Peraturan Daerah No.4 Tentang Retribusi Advis Planning dan Peraturan Daerah No.5 Tentang Retribusi IMB. Biayaretribusi yang dikenakan dalam pengurusan IMB juga tergantung dari klasifikasi bangunan dan lokasi bangunan dimana klasifikasi bangunan terdiri dari tiga jenis yaitu bangunan semi permanen, permanen, dan permanen lux, dan lokasi bangunan terdiri dari jalan kolektor, jalan arteri, dan jalan lokal. Seperti yang dikatakan oleh Kepala Badan BPPT yaitu Bapak Resman Saragih, S.sos bahwa setiap rincian biaya atas pengurusan IMB diberitahukan kepada si pemohon dan disertai dengan tanda bukti yang sah. Senada dengan yang dikatakan oleh masyarakat yang mengurus izin bahwa setiap rincian biaya pengurusan IMB memang diperlihatkan kepada mereka sehingga bersifat transparan. Masyarakat yang mengurus izin juga mengatakan bahwa waktu penyelesaian terbitnya IMB juga diberitahukan oleh petugas setempat. Demikian juga persyaratan untuk mengurus IMB telah diinformasikan dengan jelas. Jadi dapat dikatakan bahwa pelayanan IMB telah menerapkan unsur kejelasan dan kepastian, dimana setiap persyaratan, rincian biaya maupun waktu penyelesaian pengurusan IMB yang dibutuhkan telah diinformasikan dengan jelas kepada masyarakat.

3. Kepastian Waktu

Dari hasil wawancara dengan Bapak Resman H. Saragih diketahui bahwa pengurusan IMB yang hendak diterbitkan dapat selesai dalam waktu 14 hari jika semua persyaratan telah dilengkapi. Akan tetapi pada kenyataannya berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang mengurus izin proses penerbitan IMB memakan waktu lebih dari empat belas hari. Mereka mengatakan bahwa penerbitan IMB memakan waktu tiga minggu bahkan hampir sebulan lamanya. Universitas Sumatera Utara Menurut Bapak Resman H. Saragih memang kenyataan di lapangan proses penerbitan IMB memakan waktu lebih lama dari waktu yang telah ditetapkan karena banyaknya masyarakat yang mengurus izin sehingga mereka harus melayani masyarakat yang mengurus izin satu per satu. Selain itu BPPT dapat menerbitkan IMB apabila advis planning telah dikeluarkan oleh bagian tata ruang Dinas Pekerjaan Umum. Jika belum dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum maka IMB belum bisa diterbitkan. Dan menurut beliau, Dinas Pekerjaan Umum juga memiliki tanggung jawab yang besar berkaitan dengan advis planning karena berhubungan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota RTRWK sehingga pengerjaannya harus betul-betul mempertimbangkan segala aspek. Jadi bila dilihat dari segi waktu, pelayanan IMB belum dapat dikatakan efektif karena masyarakat yang telah mengurus izin mengatakan bahwa penyelesaian IMB memakan waktu lebih dari dua minggu.

4. Kepastian Hukum

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemberian IMB juga disertai dengan sertifikat dan tanda bukti yang sah sebagai jaminan hukum. Hal ini sangat penting karena dengan diberikannya sertifikat IMB tersebut berlaku seumur hidup dan sebagai bukti yang sah terhadap kepemilikan bangunan yang didirikan si pemohon. Masyarakat yang mengurus IMB juga mengakui dengan terbitnya sertifikat IMB tersebut maka telah memberikan jaminan rasa aman kepada mereka sehingga tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun karena ada legalitas hukumnya. Selain itu Bapak Resman H. Saragih juga mengatakan apabila si pemohon memanfaatkan sertifikatdokumen tersebut selain daripada peruntukannya maka BPPT dan Dinas Pekerjaan Umum akan meninjau ulang bangunan tersebut dan jika terbukti Universitas Sumatera Utara menyalahi aturan-aturan yang ada maka bangunan tersebut dapat disegel ataupun dibongkar oleh petugas yang berwenang. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang mengurus izin mengatakan bahwa mereka telah menggunakan sertifikat IMB sesuai dengan peruntukannya, jadi tidak menyalahi aturan. Jadi dapat dikatakan bahwa dengan adanya sertifikat IMB tersebut telah memberikan kepastian hukum kepada masyarakat yang mengurus izin.

5. Tanggung jawab

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pihak BPPT dan juga Dinas Pekerjaan Umum bertanggungjawab terhadap keluhankomplain yang diajukan masyarakat yang ingin mengurus IMB dan pihak BPPT maupun Dinas Pekerjaan Umum bersama-sama mencari solusi maupun petunjuk terhadap masyarakat yang mengajukan komplain termasuk juga dalam memberikan rekomendasi apakah izin yang dimohon dapat disetujui atau tidak. Dan menurut Bapak Resman H.Saragih setiap unit kerjapetugas yang ada telah memberikan penilaian yang objektif sesuai dengan tugas pokok organisasi yang dituangkan dalam Peraturan Walikota Pematang Siantar No.5 Tahun 2009. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang mengurus izin, selama mereka mengurus izin tidak ada kendala yang berarti. Hanya saja mereka mengeluhkan proses penyelesaian IMB yang memakan waktu lebih dari dua minggu namun mereka mengatakan bahwa pihak BPPT telah menginformasikan kepada mereka bahwa IMB tidak dapat diterbitkan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Sehingga tidak terjadi miss communication antara masyarakat yang mengurus izin dengan BPPT. Jadi dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa apabila ada masyarakat yang menyampaikan keluhan ataupun komplain maka BPPT bekerjasama dengan Dinas Universitas Sumatera Utara Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap keluhan masyarakat dan dicari solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.

6. Kelengkapan sarana dan prasarana

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa BPPT sendiri telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai. Sebagai sarana untuk mendukung tugas- tugas mereka, BPPT memiliki 15 unit komputer dan 5 unit laptop. Dan Bapak Resman Saragih juga mengatakan bahwa sarana yang tersedia tersebut sudah cukup membantu mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat karena sebagian pegawainya juga ada yang turun ke lapangan. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan peneliti kantor ini memang cukup luas, cukup bersih, memiliki tempat ibadah mushalla, dan juga area parkir yang luas sehingga dapat menampung kendaraan pegawai dan masyarakat yang ingin mengurus izin.

7. Kemudahan akses

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa untuk saat ini sumber informasi yang dapat dicapai masyarakat baru sebatas melalui sambungan telepon, dan belum adanya website sehingga masyarakat hanya bisa menggunakan media informasi berupa telepon saja atau datang langsung ke kantor BPPT. Selain itu Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan kantor Camat Siantar Marihat berada di lokasi yang sama dengan BPPT sehingga masyarakat yang datang tidak hanya untuk mengurus izin tetapi ada juga memiliki kepentingan yang bersangkutan dengan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil dan juga kantor Camat Siantar Marihat. Senada dengan apa yang dikatakan masyarakat bahwa kantor BPPT tersebut memang lokasinya Universitas Sumatera Utara cukup strategis dan mudah dijangkau baik dengan kendaraan umum maupun dengan sepeda motor karena terletak di pinggir jalan raya. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang mengurus izin mengatakan bahwa aparat yang bersangkutan telah memberikan pelayanan yang cukup responsif, dimana pada saat mereka ingin mengurus izin, permohonan mereka ditanggapi dengan cukup baik. Aparat yang bersangkutan berusaha membangun komunikasi yang baik kepada masyarakat yang mengurus izin, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan secara mendetail dan terbuka. Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan para informan biasa yaitu Kabid Informasi dan Pendaftaran, Kabid Verifikasi dan Perizinan, Kabid Pengawasan dan Pengendalian, dan Kabid Evaluasi dan Pelaporan dapat ditarik kesimpulan bahwa masing-masing bidang dari BPPT memiliki tugas pokok organisasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.41 Tentang Struktur Organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di Kota Pematang Siantar yang disahkan dan dituangkan oleh Peraturan Walikota No. 5 Tahun 2009, sehingga masing-masing bidang harus dapat memahami dan melaksanakan setiap tugas pokok organisasinya secara bertanggungjawab sehingga kerja birokrasi menjadi lebih efektif dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat sehingga masyarakat menjadi puas dengan pelayanan yang didapatkan, khususnya dalam pelayanan pemberian Izin Mendirikan Bangunan IMB. Universitas Sumatera Utara BAB VI PENUTUP

VI.1. Kesimpulan