Tinjauan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Pada Departemen Housekeeping Di Hotel Sinabung Resort Berastagi

(1)

TINJAUAN PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

PADA DEPARTEMEN

HOUSEKEEPING

DI HOTEL SINABUNG

RESORT

BERASTAGI

KERTAS KARYA

Oleh :

NURDIN PANE

NIM: 082204078

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

TINJAUAN PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

PADA DEPARTEMEN

HOUSEKEEPING

DI HOTEL SINABUNG

RESORT

BERASTAGI

KERTAS KARYA

Oleh :

NURDIN PANE

NIM: 082204078

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : TINJAUAN PENILAIAN PRESTASI

KERJA

PADA DEPARTEMEN

HOUSEKEEPING

DI HOTEL SINABUNG

RESORT

BERASTAGI

Oleh

: NURDIN PANE

NIM

: 082204078

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A

NIP 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

Ketua,

Arwina Sufika, SE., M.Si

NIP 19640821 199820 2 001

LEMBAR PERSETUJUAN


(4)

TINJAUAN PENILAIAN PRESTASI KERJAKARYAWAN

PADA DEPARTEMEN

HOUSEKEEPING

DI HOTEL

SINABUNG

RESORT

BERASTAGI

OLEH:

NURDIN PANE

082204078

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Drs. Gustanto, M.Hum Drs. Jhonson Pardosi,

M.Si

NIP 19630805 198903 1 004 NIP 19660420199203 1

003


(5)

ABSTRAK

Penilaian prestasi kerja karyawan yang kurang maksimal dalam pelaksanaannya akan mengakibatkan motivasi kerja karyawan akan berkurang dan kualitas kerja akan terus menurun. Penilaian prestasi kerja yang baik dapat menumbuhkan motivassi yang tinggi bagi karyawan. Tentunya meningkatkan kualitas kerja karyawan, sehingga operasional dapat berjalan dengan baik.

Kertas karya ini menganalisa bahwa penilaian prestasi kerja yang meliputi formulir yang digunakan belum standar yang mengakibatkan penilaian kurang maksimal. Pelaksanaannya belum dilakukan secara prosedurial, sehingga respon karyawan kurang maksimal dan pengambilan keputusan belum didasarkan dari hasil penilaian. Berdasarkan analisis penilaian prestasi kerja terhadap karyawan, ditemukan bahwa hasil kerja dan motivasi kerja karyawan kurang baik. Oleh sebab itu, perlu sekali dilakukan penilaian prestasi kerja yang bersifat objektif bagi karyawan agar meningkatkan kualitas kerja dan motivasi kerja yang baik. Kata kunci : Penilaian Prestasi Kerja


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala berkat dan perlindunganNya sehingga penulis berkesempatan mengikuti pendidikan Program

D-III, Pariwisata dibagian ilmu Keahlian Manajemen Perhotelan Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, serta berkesempatan dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah: “Tinjauan Penilaian Prestasi

Kerja Pada

Housekeeping Department

di Hotel Seinabung

Resort

Berastagi”.

Dalam proses Penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

2. Ibu Arwina Sufika, SE, M.Si, selaku ketua jurusan Program Studi D-III Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, USU Medan


(7)

3. Bapak Drs. Gustanto, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu dalam memberikan bimbingan serta petunjuk, sehingga selesainya penyusunan kertas karya ini.

4. Bapak Drs Jhonson Pardosi, M.Si, selaku Dosen Pembaca yang sangat banyak membantu dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

5. Seluruh Staff Pengajar Program Studi D-III Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, yang telah mendidik penulis selama duduk dibangku perkuliahan.

6. Bapak Syahriadi, selaku menejer personalia Hotel Sinabung Resort Berastagi.

7. Ibu Lidia Sembiring, selaku Executive Housekeeper Hotel Sinabung Resort Berastagi.

8. Seluruh Supervisor, Housekeeping Attandant, staff dan karyawan Hotel Sinabung Resort Berastagi.

9. Orang tua penulis yang sangat penulis cintai Alfared Pane dan T.Simajuntak, dan keluarga penulis yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan moral, dan materi serta doa, sehingga penulis tetap semangat sampai menyelesaikan Tugas AKhir ini.

10.Teman-teman Predi Barus, Prana Cipoo Saragi, Efni Hutauruk, Rhara Nasution, Rika Dianti, Rachman Ramadan, Syamsir Mahesa, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(8)

Keyakinan atas segala kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini baik penampilan fisik dan terutama isi, penulis dengan kerendahan hati memohon maaf dan mengharapkan kritikan yang benar dari pembaca demi kesempurnaannya.

Semoga tulisan ini menjadi bermanfaat bagi pembaca semua.

Medan, Juni 2011


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN………i

LEMBAR PENGESAHAN..………..ii

ABSTRAK………..iii

KATA PENGANTAR………iv

DAFTAR ISI………...vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

1.4 Metode Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II URAIAN TEORITIS ... 7

2.1 Housekeeping Departement ... 7

2.1.1 Pengertian Housekeeping ... 7

2.1.3 Struktur Organisasi Housekeeping ... 9

2.2 Pengertian Prestasi Kerja ... 19

2.2.1 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja ... 20

2.2.2 Standar Penilaian Prestasi Kerja ... 22

2.2.3 Pelaksanan Penilaian Prestasi Kerja ... 23


(10)

BAB III TINJAUAN UMUM HOTEL SINABUNG RESORT

BERASTAGI ... 29

3.1 Sejarah Berdirinya Hotel Sinabung Resort Berastagi ... 29

3.2 Fasilitas yang Dimiliki Hotel Sinabung Resort Berastagi ... 30

3.2.1 Coffe Shop & Restaurant ... 30

3.2.2 Lobby Lounge ... 30

3.2.3 Convention Hall ... 30

3.2.4 Souvenir Shop & Store ... 31

3.2.5 Karaoke ... 31

3.2.6 Mini Theater ... 31

3.2.7 Sauna & Massage Service ... 32

3.2.8 Sport Facility ... 32

3.3 Struktur Organisasi Housekeeping Department dalam Hotel . 32 3.4 Klasifikasi Hotel ... 35

3.4.1 Berdasarkan Lokasi ... 35

3.4.2 Berdasarkan Plan ... 36

3.4.3 Berdasarkan Type of Guest ... 36

3.4.4 Berdasarkan Length of Stay ... 36

3.4.5 Berdasarkan Size of Number ... 36

BAB IV TINJAUAN TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA HOUSEKEEPING DEPARTEMENT DI HOTEL SINABUNG RESORT BERASTAGI ... 38

4.1 Analisis Tentang Standar Penilaian Prestasi Kerja ... 39


(11)

4.1.2 Keadilan dalam Menilai ... 40

4.1.3 Dampak Penilaian ... 40

4.2 Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Hotel Sinabung Resort Berastagi yang sudah Sesuai dengan Standar………....41

4.2.1 Posedur Pengisian Formulir Sudah Sesuai Standar…....41

4.2.2 Penilaian Sudah Dilaksanakan Secara Periodik………..42

4.2.3 Penilaian Dilaksanakan Langsung Oleh Atasan………. 42

4.2.4 Penghargaan terhadap Karyawan yang Berprestasi…… 43

4.3 Sistem Meningkatkan Kualitas Kerja Karyawan……….43

4.3.1 Menyeleksi Calon Karyawan………...…44

4.3.2 Mengadakan Training untuk Karyawan………..44

4.3.3 Mengadakan Pengawasan Kerja………..45

4.3.4 Mengadakan Briefing………...45

4.3.5 Meningkatkan Kerjasama Antara Karyawan dan Pimpinan………..45

4.3.6 Karyawan Menciptakan Hubungan Baik dengan Tamu..46

BAB V PENUTUP ... …47

5.1 Kesimpulan ... …47

5.2 Saran……….48 DAFTAR PUSTAKA


(12)

ABSTRAK

Penilaian prestasi kerja karyawan yang kurang maksimal dalam pelaksanaannya akan mengakibatkan motivasi kerja karyawan akan berkurang dan kualitas kerja akan terus menurun. Penilaian prestasi kerja yang baik dapat menumbuhkan motivassi yang tinggi bagi karyawan. Tentunya meningkatkan kualitas kerja karyawan, sehingga operasional dapat berjalan dengan baik.

Kertas karya ini menganalisa bahwa penilaian prestasi kerja yang meliputi formulir yang digunakan belum standar yang mengakibatkan penilaian kurang maksimal. Pelaksanaannya belum dilakukan secara prosedurial, sehingga respon karyawan kurang maksimal dan pengambilan keputusan belum didasarkan dari hasil penilaian. Berdasarkan analisis penilaian prestasi kerja terhadap karyawan, ditemukan bahwa hasil kerja dan motivasi kerja karyawan kurang baik. Oleh sebab itu, perlu sekali dilakukan penilaian prestasi kerja yang bersifat objektif bagi karyawan agar meningkatkan kualitas kerja dan motivasi kerja yang baik. Kata kunci : Penilaian Prestasi Kerja


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Alasan Pemilihan Judul

Hotel ialah salah satu bentuk akomodasi yang sangat mendukung di bidang pariwisata yang menyediakan jasa, penginapan, makanan, dan minuman, serta jasa lainnya yang dikelolah secara komersial dan disediakan untuk umum. Pengelolaan hotel tersebut meminta adanya keahlian dan keterampilan di dalam pengelolaannya. Maka dari hal tersebut pihak hotel harus meningkatkan cara mengatasi persaingan hotel lain agar tidak mengalami kekalahan dan persaingan yang akan mengakibatkan kehancuran hotel tersebut.

Pada dasarnya di dalam hotel terdapat berbagai macam departemen yang memiliki tanggung jawab dan tugas, di mana masing-masing departemen saling berhubungan dan bekerjasama untuk meningkatkan kualitas dan kemajuan hotel. Departemen-departemen tersebut meliputi : Front Office Department, Housekeeping Department, Food & Beverage Department dan lain sebagainya. Di mana masing-masing departemen memiliki karyawan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yung berbeda-beda pula.

Penilaian prestasi kerja karyawan merupakan salah satu wahana yang sangat penting dalam tugas seorang manajer hotel. Ini merupakan masalah kritis yang memerlukan perhatian khusus dari manajemen. Hal ini menjadikan Sumber Daya Manusia yang menjadi bagian dari sistem manajemen dalam hotel perlu


(14)

dikaji kelayakannya, serta manfaatnya. Peran manusia bukan hanya sekedar suatu alat aktifitas melainkan mereka adalah aset yang tidak ternilai harganya.

Sumber Daya Manusia merupakan bagian terpenting dalam hotel, karena berhasil tidaknya tujuan hotel sangat ditentukan oleh karyawannya. Oleh karena itu, penanganan masalah kerja karyawan ditangani oleh suatu departemen yaitu Departemen Sumber Daya Manusia atau sering disebut Departement Personalia .

Permasalahan yang dihadapi oleh Manajemen Sumber Daya Manusia dalam sebuah organisasi hotel tidak terlepas dari penempatan karyawan pada posisi yang tepat, harus ditentukan secara jelas dan terarah yang nantinya akan memberikan produktifitas serta akan menentukan aktifitas organisasi hotel. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan sangat membantu hotel untuk mendapatkan karyawan yang professional, kreatif dan inovatif serta memiliki motivasi kerja yang tinggi. Adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat membantu hotel untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Hotel Sinabung adalah salah satu hotel yang berada di Berastagi kabupaten Karo dan merupakan resort hotel yang menjadi pilihan bagi banyak kalangan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Hotel Sinabung Resort Berastagi merupakan hotel yang selalu menilai karyawannya dan mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas. Penilaian Prestasi Kerja Karyawan di hotel Sinabung khususnya di departemen tata graha sangatlah penting, dimana selain manajemen hotel berhasil mencapai keinginan para tamu, penilaian ini juga sangat berguna untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Hotel Sinabung pada bagian tata graha ada terdapat beberapa masalah, yaitu :


(15)

Standar formulir penilaian yang kurang tepat, pelaksanaan dan pemanfaatannya yang kurang baik.

Berdasarkan gejala yang diuraikan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk menganalisa tentang penilaian prestasi kerja dan menyusun ke dalam suatu kertas karya yang berjudul : “Tinjauan Penilaian Prestasi Kerja pada

Departemen

Housekeeping

di Hotel Sinabung Resort Berastagi”.

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan judul kertas karya tersebut di atas, maka penulis membuat batasan masalah yang akan dibahas ke dalam ruang lingkup yang lebih sempit yaitu bagaimana penilaian prestasi kerja karyawan pada departemen Housekeeping di Hotel Sinabung Resort Berastagi.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui penilaian prestasi kerja karyawan pada departemen housekeeping di hotel Sinabung Resort Berastagi.

2. Manfaat Penulisan

Penyusunan tulisan kertas karya ini memiliki beberapa manfaat yang penting bagi penulis dan pembaca,di mana manfaat yang dimaksud adalah :


(16)

1. Tugas Akhir ini merupakan syarat Akademisi dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pariwisata bagian Keahlian Manajemen Perhotelan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatrera Utara.

2. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang telah dipelajari di dalam kampus dengan kenyataan yang ada di industri pariwisata. Jadi penulis tidak hanya mengetahui teorinya saja melainkan ikut terjun dalam operasionalnya. 3. Melatih penulis dalam menganalisa suatu masalah yang terdapat di hotel,

sehingga dapat menerapkan secara ilmiah ilmu yang dipelajari selama perkuliahan.

4. Menambah wawasan penulis dalam industri pariwisata khususnya bagian perhotelan.

5. Dapat memberikan kritik dan saran kepada Pihak Hotel Sinabung Resort Berastagi dalam hal peningkatan penilaian prestasi kerja karyawan untuk menjadi lebih baik,dll.

1.4 Metode Penelitian

1.

Penelitian Kepustakaan (Library Reseach)

Metode penilitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder (pelengkap) yang berasal dari kumpulan buku-buku sebagai referensi yang berkaitan dengan judul yang diajukan penulis.


(17)

2.

Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode ini merupakan pengumpulan data primer dan dilakukan secara langsung ke objek yang akan diteliti dengan melaksanakan pengamatan di tempat PKL (Job Training) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

1.5

Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penyusunan kertas karya ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

BAB I

: Pendahuluan.

Bab ini menjelaskan tentang alasan pemilihan judul, pem-

batasan masalah, tujuan penulis, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II

: Uraian Teoritis.

Menguraikan tentang landasan teoritis yang bertujuan untuk mendukung data-data yang ada dalam penulisan kertas karya ini.

BAB III

: Tinjauan Umum Hotel Sinabung

Resort

Berastagi.

Pada bagian ini akan dibicarakan mengenai penjelasan umum tentang hotel Sinabung Resort Berastagi yang terdiri dari sejarah berdirinya, struktur organisasi, fasilitas yang dimiliki serta klasifikasi hotel tersebut.


(18)

BAB IV

: Tinjauan Penilaian Prestasi Kerja pada Departemen

Housekeeping

di Hotel Sinabung

Resort

Berastagi

Menjelaskan tentang bagaimana proses penilaian prestasi kerja karyawan pada bagian housekeeping di hotel tersebut,serta proses pelaksanaan penilaian dan apa yang menjadi dampak dari

penilaian tersebut terhadap kesinambungan operasional hotel.

BAB V

: Penutup,

Pada bagian ini penulis akan membicarakan kesimpulan disertai saran-saran.


(19)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1

Housekeeping Department

2.1.1 Pengertian

Housekeeping

Housekeeping berasal kata dari kata “house” yang artinya rumah, wisma, hotel dan kata “keep” yang artinya menjaga, merawat, atau memelihara. Arti Housekeeping adalah: bagian atau departemen yang mengatur atau menata peralatan, menjaga kebersihan, memperbaiki kerusakan, dan memberi dekorasi dengan tujuan agar hotel tampak rapi, bersih, indah, menarik, dan menyenangkan penghuninya.

Pengertian lain mengenai housekeeping atau tata graha ialah salah satu bagian yang ada di dalam hotel yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, kerapian, kebersihan, kelengkapan, dan kesehatan seluruh kamar, termasuk area-area umum lain agar seluruh tamu maupun karyawan dapat merasa nyaman dan aman dalam hotel.

Housekeeping department bagi sebagian besar hotel merupakan sumber pendapatan hotel yang paling besar. Tamu yang menginap tentu mengeluarkan uang lebih banyak untuk sewa kamar disbanding untuk membayar makanan dan minuman serta pengeluaran lain. Namun demikian, sekarang ada beberapa hotel yang mempunyai sumber pendapatan terbesar dari hasil penjualan makanan dan minuman atau fasilitas lain disbanding sewa kamar. Hal ini disebabkan karena


(20)

persaingan hotel yang makin banyak sehingga para pemilik hotel tidak hanya mengandalkan penjualan kamar melainkan produk lain yang dapat memikat hati para tamu. Sebagai sumber pendapatan, Housekeeping harus ditangani oleh pekerja-pekerja yang profesional dan terampil, Kappa (1990: 21) mengatakan:

Most Housekeeping Departements are responsible for cleaning the following areas :

1. Guest rooms 2. Corridors

3. Public areas, such as the lobby and public restrooms 4. Pool and patio areas

5. Managements offices 6. Storage areas

7. Leinen and sewing rooms 8. Laundry rooms

9. Back of the house areas, such as employee locker rooms.

Untuk menjangkau seluruh area tugas tersebut Housekeeping Departement dibagi menjadi beberapa seksi, seperti floor section, houseman section, linen and uniform section and laundry section. Hal ini dapat menerangkan bahwa ruang lingkup housekeeping sangat luas.Berikut ini beberapa ruang lingkup yang merupakan bagian dari housekeeping, Rumekso (2002:7);Sulastiyono (1994:11), yaitu :

1. Seksi Kamar (Room section)

2. Seksi Uniform (Linen and Uniform section) 3. Seksi Kebersihan (Housman section)

4. Seksi Karangan Bunga (Flower Shop section)

5. Seksi Operasi Housekeeping (Housekeeping office section) 6. Seksi Pertamanan (Garden section).


(21)

Sementara (Agusnawar, 2002:2) mengatakan:

Untuk beberapa hotel, yang termasuk dalam ruang lingkup housekeeping adalah :

1. Meeting rooms 2. Dinning Rooms 3. Banquet rooms

4. Convention exhibit halls 5. Hotel operated shops 6. Game rooms

7. Exercise rooms

Artinya setiap seksi mempunyai area tugas dan wewenang sendiri serta tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Walaupun demikian satu dengan yang lain harus bekerja sama, saling mengisi, saling mendukung, untuk mencapai kesejahteraan bersama.

2.1.2 Struktur Organisasi

Housekeeping

Adanya ruang lingkup housekeeping yang sangat besar dan luas mengakibatkan penanganan housekeeping itu sendiri harus terinci dan terorganisasi demi kelancaran operasionalnya. Agar lebih jelas tentang seksi-seksi yang ada dalamn Housekeeping Departement, berikut ini adalah susunan dan tugas yang terdapat dalam organisasi Housekeeping :

2.1.2.1

Executive Housekeeper

Executive Housekeeper merupakan bagian tertinggi yang terdapat dalam bagan organiosasi di mana tugas pokok Executive Housekeeping adalah


(22)

penanggung jawab semua operasional tata graha pada hotel dimana bertanggung jawab penuh mengordinir antara bagian tata graha sepenuhnya dengan dengan departemen lain,khususnya bagian kantor depan hotel, mengawasi, mengawasi para karyawan, perencanaan kerja, perlengkapan kerja, serta mengontrol operasional sehari-hari di tata graha sehingga dapat berjalan lancer, Agusnawar (2000:29) mengatakan:

Tugas dan tanggung jawab seorang housekeeper adalah:

1. Merencanakan program kerja dan anggaran Departemen Tata Graha. 2. Menghubungi Front Office untuk mendapatkan informasi mengenai

Today’s Expected Arrival List, Guest in The House List, VIP List, dan Expected Departure List, sebelum memulai tugasnya dan kemudian meneruskannya kepada setiap Room Supervisor.

3. Memberi perhatian khusus kepada tamu-tamu VIP

4. Mengkoordinasi bidang kerja seluruh karyawan dalam lingkungan housekeeping.

5. Mengerjakan pemeliharaan dan pencatatan terhadap barang-barang milik hotel yang hilang atau rusak.

6. Mengadakan pengawasan agar rencana kerja yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

7. Menampung, menelaah, dan bertindak sebaik-baiknya terhadap semua complaint dari tamu.

8. Mengadakan pelatihan dan memberikan petunjuk penggunaan metode kerja yang benar serta menciptakan suasana kerja yang harmonis di Housekeeping Departement.

9. Bertanggung jawab atas semua biaya untuk keperluan operasional housekeeping, menemui pembelian alat-alat dan obat-obat pembersih, lena guest supllies, guest amenties, dan lain-lain.

10.Membuat evaluasi kerja bawahan setiap bulan/pertahun.

11.Membina hubungan kerja yang harmonis dengan kepala departemen atau bagian lain.

Sementara Kappa (1990:36) mengatakan: “…all the housekeeping operasional must be done by planning, organizing/coordinating/staffing, directing/controlling, and evaluating”. Artinya bahwa seorang executive housekeeper harus mampu menjalankan tugasnya mulai dari perencanaan kerja, pengorganisasian atau pengaturan karyawan, mengontrol serta memberikan


(23)

penilaian bagi kelancaran hotel. Pendapat di atas membuktikan bahwa menjadi seorang executive housekeeper sangat dituntut untuk mengetahui bagaimana seluk-beluk hotel, karena tanpa memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dimaksud di atas otomatis operasional hotel tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.

2.1.2.2

Assistant Executive Housekeeper

Tugas pokok seorang Assistant Executive Housekeeper adalah menjalankan tugas dan tanggung jawab Executive Housekeeper apabila yang bersangkutan berhalangan atau tidak dapat menjalankan tugasnya. Seorang Assistant Executive Housekeeper harus mampu melaksanakan semua tanggung jawab yang diberikan oleh atasannya (Executive Housekeeper), (Agusnawar 2000:30) mengatakan:

Rincian tugas seorang Assistant Executive Housekeeper adalah

1. Membantu Executive Housekeeper membuat program pelatihan, petunjuk pelaksanaan tugas, dan merencanakan pelaksanaan program pelatihan karyawan.

2. Mengontrol hasil kerja bawahan, yang meliputi disiplin, hasil kerja, dan mutu pekerjaan.

3. Memonitor dan mengontrol situasi kamar yang ada hubungannya dengan check-in, check-out, room change, dan kamar yang harus diperbaiki (out of order)

4. Menghadiri pertemuan (meeting) antarpimpinan bagian bila Executive Housekeeper berhalangan hadir.

5. Mengotrol pemakaian alat-alat dan bahan pembersih serta perlengkapan tamu.

6. Menyelesaikan masalah yang timbul di Housekeeping Department. 7. Mengajukan permohonan pembelian alat-alat dan bahan pembersih,

lena dan gusest supllies kepada Executive Housekeeper. 8. Memimpin dan membuat jadwal kerja Supervisor. 9. Mengkoordinasi kerja supervisor beserta bawahannya. 10.Mengadakan brefing dengan para penyelia.


(24)

11.Ikut membina hubungan kerjasama dengan para kepala bagian tau departemen lain. Bertanggung jawab kepada Executive Housekeeper

2.1.2.3

Chief Floor

Chief Floor mempunyai kedudukan di bawah Assistant Executive Housekeeper dan merupakan Floor Section. Dengan kata lain bahwa Chief Floor adalah merupakan kepala seksi yang bertanggung jawab penuh terhadap operasional Floor Section ataupun Room Section yang dipegangnya, (Sulastiyono, 1994:11) mengatakan:

Sebagai kepala seksi, Chief Floor bertugas:

1. Mewakili Assistant Executive Housekeeper (apabila berhalangan datang), untuk menyampaikan instruksi dari atasan kepada para Floor Supervisor yang terkait dengan operasional floor section, khususnya dalam penangan kamar tamu.

2. Mengikuti brefing atau pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh manajemen.

3. Membuat Time Work Schedule bagi para Floor Supervisor maupun Room boy/Room attendant.

4. Membuat rencana kerja untuk para Floor Supervisor maupun Room boy/Room attendant tentang general cleaning, special cleaning, maupun daily cleaning terhadap kamar tamu, khususnya saat tingkat hunian kamar rendah.

5. Memberikan pelatihan (in house training) kepada Room boy/ Room attendant, baik tentang cara penggunaan mesin pembersih, maupun yang berkaitan dengan cara kerja para Room boy agar dapat bekerja secara efektif san efisien.

6. Memberikan pengarahan kepada para Floor Supervisor maupun Room boy untuk menghadapi dan menyelesaikan keluhan tamu di kamar (floor area)

7. Mengajukan permohonan kepada atasan untuk penambahan tenaga Room boy bila memang dierlukan.

8. Memberikan penilaian terhadap para bawahan, baik Floor Supervisor maupun Room boy.

9. Mengusulkan kepada manajemen, melalui Executive Housekeeper, agar para bawahan mendapatkan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi, serta reprimand atau punishment bagi yang melakukan pelanggaran yang merugikan perusahaan.

10.Membuat laporan bulanan tentang penggunaan guest supplies dan cleaning supplies kepada Assistant Executive Housekeeper agar dapat


(25)

dipakai sebagai masukan dalam pembuatan anggaran belanja Floor section.

11.Melaporkan kesediaan guest supplies dan cleaning supplies yang sudah menipis sehingga dapat dibuatka purchase request (permintaan pembeliaan barang) oleh Office Clerk/Housekeeping Secretary.

12.Menerima laporan dari para Floor supervisor mengenai kerusakan atau kehilangan barang-barang milik hotel yang ada di dalam kamar, serta menindak-lanjutinya.

13.Menerima laporan dari para Floor supervisor bila ada kehilangan barang milik tamu di dalam kamar, maupun penemuan barang-barang milik tamu yang tertinggal di dalam kamar serta menindak-lanjutinya. 14.Melaporkan kepada Assistant Executive Housekeeper apabila keluhan

dari para tamu yang tidak bisa diatasi.

15.Menjalin kerja sama dengan seluruh seksi di Housekeeping Department maupun dengan seksi-seksi departemen lain.

Menjadi seorang kepala bagian, Chief Floor dituntut untuk menjadi seorang pekerja yang lihai karena tugas dan tanggung jawabnya yang begitu luas, dimana seorang kepala bagian ini harus bisa mengontrol beberapa bagian kerja yang luas yang tentunya berada dalam ruang lingkup yang luas pula.

2.1.2.4

Housekeeping Secretary, Office Clerk, Order Taker

Di beberapa hotel, Housekeeping Office merupakan salah satu seksi tersendiri di dalam Housekeeping Department, Housekeeping Office merupakan pusat dari seluruh kegiatan tata graha. Housekeeping Office adalah kantor dari Executive Housekeeper, Assistant Executive Housekeeper, Chief Floor/Chief Housman, maupun Housekeeping Secretary dan juga merupakan pusat kegiatan administrasi di Housekeeping Department, (Darsono, 1995:70) mengatakan:

Kegiatan di dalam Housekeeping Department administrasi meliputi dua kegiatan administrasi di mana administrasi intern meliputi:

1. Membuat Work Schedule untuk Floor Supervisor, Office clerk, maupun Room Boy/Attendant

2. Membuat laporan harian, mingguan, maupun bulanan atas penggunaan berbagai obat pembersih oleh Room Boy serta Houseman.


(26)

3. Menerima, mencatat, menyimpan, dan merawat barang-barang temuan milik tamu di area hotel.

4. Melayani permohonan izin untuk meninggalkan tugas, izin cuti, maupun extra day off housekeeping crew.

5. Melayani pertukaran kerja Room boy maupun Houseman. 6. Membuat pengumuman untuk Housekeeping crew

7. Mencatat dan melaporkan kepada Executive Housekeeper bila ada barang-barang milik hotel yang ada di dalam kamar yang kemudian dibawa tamu saat CO atau dirusakkan tamu.

8. Melaporkan kepada Executive Housekeeper bila ada complaint tamu yang tidak dapat diatasi oleh Floor Supervisor atau Chief Floor. 9. Membuat jadwal in house training bagi housekeeping crew.

10. Mengarsipkan surat keluar, surat masuk, time work schedule, maupun surat-surat izin seluruh karyawan Housekeeping.

11. Mengakses data tamu maupun Room Status ke dalam komputer. Housekeeping Office yang dipimpin oleh Housekeeping Secretary membawahi Office Clerk bertugas sebagai Order Taker.

Kegiatan administrasi yang bersifat ekstern adalah sebagai berikut:

1. Membuat Work Order kepada Engineering Department untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada di dalam kamar tamu maupun areal lain untuk keperluan operasional Housekeeping Department.

2. Membuat Purchase Requisition kepada Purchase Department untuk pengadaan atau pembelian barang-barang kebutuhan Housekeeping Department.

3. Membuat Store Room Requisition untuk pengambilan barang-barang keperluan Housekeeping Department.

4. Membuat Housekeeping Report yang dikirimkan kepada FO department, F&B Department Accounting Department, maupun departemen lain yang memerlukannya.

5. Membuat Inter Office Communication yang ditujukan kepada semua departemen yang ada dalam hotel, yang terkait dengan operasional Housekeeping Department.

6. Menerima Banquet Event Order (BEO), atau Function Bulletin dari Banquet Manager, F&B Manager, atau dari Marketing Manager untuk ditindak-lanjuti.

7. Menerima Guest List, Expected Arrival List, Expected Departure List, VIP Notice, Treatment Requisition, House Count Information serta Discrepancy Report dari FO Department, dan menindak-lanjuti.

8. Membuat laporan lembur karyawan Housekeeping Deparment, agar mendapatkan haknya.

9. Membuat Get Pass (surat izin membawa barang-barang keluar hotel) kepada Security.

10.Membuat Lost and Damage Report kepada Purchasing Department atau Accounting Department atas barang-barang milik hotel yang hilang,


(27)

dibeli tamu, ataupun rusak, sebagai laporan penyusutan barang dan sebagai bahan untuk pengadaan barang atau pembelian barang lagi. Adapun tugas-tugas Order Taker adalah sebagai berikut :

1. Menerima telepon dari seksi lain maupun departemen lain serta menindak-lanjutinya.

2. Menerima order atau permintaan tamu dari dalam kamar dan menyampaikannya ke Room boy atau petugas lain yang terkait untuk menindak-lanjutinya.

3. Menerima telepon dari luar dan menyampaikannya kepada yang dituju.

4. Menerima dan mencatat pesan-pesan dari tamu untuk disampaikan kepada Executive Housekeeper maupun staff yang lain.

5. Mencatat guest complaint yang disampaikan lewat maupun guest complaint slip untuk disampaikan kepada Executive Housekeeper agar ditindak-lanjuti.

Menjadi sebuah pusat dari Housekeeping Department tentunya sebuah pekerjaan yang rumit di mana dalam kantor tersebut melakukan tanggung jawab yang berbeda-beda tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menjalankan operasional tata graha.

2.1.2.5

Floor Supervisor, Room Supervisor, Floor Captain

Room Supervisor adalah pengawas proses pekerjaan yang dilaksanakan Room boy, yaitu melaksanakan pembersihan, merapikan dan melengkapi kebutuhan tamu di kamar, seperti sabun mandi, handuk, dan keperluan-keperluan lain, Rutherfort (1990: 128) mengatakan: “…supervisor are team leaders, having several Room attendants and a section housekeeping aide reporting to them. They are assigned to specific divisions of the Room section of a property and are responsible for the quality of work performed in the several Rooms sections to which their Room attendants are assigne”. Artinya bahwa supervisor adalah kelompok atau tim yang bertugas sebagai pemimpin bagi Room boy/attendant.


(28)

Tugas pokok Rooms Supervisor/Floor Supervisor adalah mengawasi dan mengontrol pekerjaan ppara Room boy sehingga dapat berjalan sebagaimana ditentukan dalam petunjuk pelaksanaan tugas atau Standard Operating Procedure yang berlaku di Housekeeping Department, khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pembersihan kamar tamu, Sulastiyono, (1999:124) mengatakan:

Tanggung jawab seorang Room Supervisor adalah:

1. Mengadakan briefing dengan para Room boy mengenai hal-hal yang menyangkut keadaan tamu, misalnya mengenai tamu VIP, ON, tentang prioritas make up room dan pembagian tugas Room boy.

2. Menerima tugas dari Assistant Executive Housekeeper atau Chief Floor

3. Membagikan pass key atau room keys dan peralatan kepada masing-masing Room boy.

4. Membagikan cleaning material kepada Room boy sesuai dengan jumlah Room Occupancy.

5. Membuat Room Report sebagai sumber pembuatan Housekeeping Report.

6. Melporkan kehilangan atau kerusakan dalam kamar tamu ke Housekeeping Office agar segera dibuatkan Work Order oleh Office Clerk kepada Engineering Department untuk diperbaiki. 7. Mengecek dan meneliti hasil kerja para Room boy di dalam

pembersihan kamar tamu.

8. Mengecek dan meneliti hasil pekerjaan Engineering Department. 9. Membuat laporan atas pekerjaan yang dilakukannya pada hari itu

dan menulisnya di dalam log book.

10. Menerima kunci kamar atau pass key dari Room boy dan memeriksa Room boy trolley cart di setiap pergantian shift.

11. Mengawasi pekerjaan tugas-tugas bawahan, sambil membimbing, mengarahkan, melatih, dan memotivasi.

12. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait (seluruh seksi yang ada di Housekeeping Department), maupun seksi departemen lain.

13. Membantu bawahan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang terjadi.

14. Menerima dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan. 15. Selalu tampil rapi, bersikap ramah, sopan dan selalu siap


(29)

Seorang supervisor memiliki fungsi dan peran untuk melaksanakan unsur-unsur atau fungsi-fungsi manajemen, seperti fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Di dalam menggerakkan bawahan seorang supervisor harus dapat menjadi pemimpin yang menguasai prinsip-prinsip kepemimpinan dan harus dapat bekerjasama dengan para bawahan, mampu berkomunikasi serta memahami aspek-aspek hubungan manusia, Sulastiyono, (1994: 21) mengatakan:

Pada pokoknya, fungsi dan peranan seorang supervisor adalah:

1. Menggunakan dan mengarahkan Sumber Daya Manusia melalui komandonya. Hal ini berarti memberikan motivasi kerja kepada para bawahan agar bekerja dengan senang dan semangat, menyenangi pekerjaannya, dan menunjukkan sikap baik dan positif. Hal tersebut akan memberikan dorongan, kesempatan untuk belajar dan berkembang serta bangga akan pekerjaannya.

2. Menggunakan, mengolah segala sumber daya yang tersedia. Seperti tenaga manusia, material, peralatan, dana, dan metode.

3. Menerapkan secara mantap peraturan dan kebijaksanaan peraturan perusahaan.

4. Melaksanakan hubungan kerja dengan seluruh karyawan, mulai dari atasan, teman sejawat, bawahan, serta tamu. Seorang supervisor yang baik akan selalu berusaha untuk mengembangkan semangat kerjasama yang efektif.

5. Melaksanakan penilaian kerja terhadap bawahan secara objektif. Para bawahan hendaknya diberi tahu seberapa baik prestasi mereka dalam melaksanakan pekerjaannya, dan dalam usaha meningkatkan efektifitas organisasi perusahaan, maka para penyelia harus melaksanakan penilaian prestasi kerja bawahannya.

6. Memberikan instruksi mengenai metode, prosedur, serta perilaku dalam menyelesaikan tugas pekerjaan

7. Memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan bawahan.

2.1.2.6

Room Boy, Room Attendant

Room boy adalah petugas yang mempersiapkan tempat tidur pada waktu pembersihan kamar. Harus diingat bahwa pada waktu tamu masuk kamar, pandangan pertamanya akan ditunjukkan pada kerapian tempat tidur. Mereka akan


(30)

mendapatkan kesan yang pertama secara keseluruhan hanya dengan melihat kerapian tempat tidur. Oleh sebab itu, tempat tidur harus dipersiapkan serapi mungkin sebelum tamu masuk ke kamarnya.

Room boy (pramugraha) merupakan petugas Floor Section yang menjaga kebersihan, kerapian, keindahan, kenyamanan, dan kelengkapan kamar-kamar tamu. Pelaksanaan kebersihan kamar tamu itu juga harus ditunjang dengan penampilan petugas kamar itu sendiri, dimana room boy harus berpenampilan baik dan rapi, meliputi tingkah laku, kejujuran, sopan santun pada tamu, atasan maupun teman sejawat, Darsono (1995:53);Rumekso, (2002: 7).

Jasa pelayanan bidang tata graha berkaitan dengan penyediaan kamar-kamar untuk para tamu yang tidak hanya mengkehendaki kebersihan saja, melainkan juga kenyamanan dan rasa aman, sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan kebutuhan-kebutuhan social serta tujuan yang dikehendaki, Rumekso (2002:9) mengatakan:

Tugas-tugas daripada Room Boy/Attendant adalah : 1. Datang ke hotel tepat pada waktunya.

2. Memasuki hotel melalui pintu masuk karyawan. 3. Mengenakan pakaian seragam.

4. Mencatat kedatangan pada time card stamping machine. 5. Hadir di area kerja 15 menit sebelumnya.

6. Memeriksa keadaan semua kamar pada permulaan shift dan menulis situasi kamar sesuai dengan stastus kamar kamar di dalam Work Plan. 7. Memeriksa kelengkapan kereta kerja, meliputi guest supplies, linen

dupplies, dan cleaning material.

8. Melaksanakan pembersihan kamar tamu, meliputi penataan tempat tidur, melengkapi perlengkapan tamu, dan membersihkan kamar mandi.

9. Membuat laporan kamar yang sudah dibersihkan.

10.Melaporkan kerusakan dan kehilangan barang kepada penyelia kamar dan kepada Front Office Chasier. Apabila kerusakan dan kehilangan terjadi akibat kesalahan tamu, biaya ganti rugi dikenakan kepada tamu.


(31)

11.Mengembalikan linen dan towel, baik yang kotor maupun yang bersih ke room boy station sesuai dengan jumlah yang diberikan kepadanya,. 12.Mengatur dan membersihkan kembali trolley cart.

13.Apabiala tamu yang check-out, Roomboy harus segera meneliti perlengkapan kamar, sehingga ada-tidaknya barang-barang milik hotel yang terbawa oleh tamu, atau barang-barang tamu yang ketinggalan di hotel segera diketahui.

14.Melaporkan kepada penyelia kamar apabila ada tamu yang pindah kamar atau sakit.

15.Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan. 16.Melakukan kerjasama dengan seksi dan departemen lain, seperti:

a. F O Chasier, pada saat tamu CO. b. Bell boy, saat tamu CI atau CO.

c. Waiter/Waitress Room Service, ketika akan memasukkan fruit basket, untuk kamar-kamar yang akan dihuni oleh tamu VIP, memasang dinner set di Suite Room., mengambil alat-alat makan/minum yang habis dipakai oleh tamu di dalam kamar. d. Security, untuk keamanan di seluruh floor area di mana Room boy

bertugas, apalagi bila ada tamu yang perlu mendapatkan perhatian khusus (seperti tamu VIP, tamu yang tidak membawa barang, dan tamu yang mencurigakan)

Menjadi seorang Room Boy/Attendant adalah sebuah pekerjaan yang tentunya merupakan suatu tanggung jawab besar karena bisa dikatakan, bersih tidaknya kamar hotel, adalah merupakan hasil kerja seorang Room boy, yang tentunya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan manajemen hotel.

2.2 Pengertian Prestasi Kerja

Pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut “performance”. Pada prinsipnya, ada istilah lain yang lebih menggambarkan kepada “prestasi” dalam bahasa Inggris yaitu “achievement“. Tetapi karena kata tersebut berasal dari kata “ to achieve” yang berarti “mencapai “, maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan menjadi “pencapaian“ atau “apa yang dicapai “, Bernardin dan Russel (1993:378) mengatakan: “…performance is


(32)

defined as the record of outcome produced on a specified job function or activity during a specified time period (Prestasi kerja didefenisikan sebagai catatan dari hasil-hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama tempo waktu tertentu)”.

Bisa dipahami defenisi diatas menerangkan bahwa prestasi kerja lebih menekankan pada hasil atau yang diperoleh dari sebuah pekerjaan sebagai kontribusi pada perusahaan. Prestasi kerja atau kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang bisa dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi, dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.2.1 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja

Pada uraian di atas telah dijelaskan mengenai prestasi kerja, namun bagaimanakah defenisi “penilaian”? Penilaian prestsi kerja dalam bahasa Inggris disebut sebagai performance yang merupakan suatu proses organisasi menilai performa individu dan merupakan sebuah evaluasi formal dan sistematis tentang seberapa baik seseorang melakukan tugasnya dan memenuhi perannya yang sesuai dalam organisasi.

Muchinsky (1993: 217) mengatakan: “…a systematic review of an individual employee’s performance on the job which is used to evaluate the effectiveness of his or her work“. (Suatu peninjauan yang sistemnatis terhadap prestasi kerja individu karywan dalam pekerjaan yang digunakan untuk mengevaluasi efektifitas kerja), Blanchard dan Spener (1982: 100) mengatakan:


(33)

Penilaian prestasi kerja merupakan proses organisasi yang mengevaluasi prestasi kerja karyawan terhadap pekerjaannya. Esensinya, supervisor dan karyawan secara formal melakukan evaluasi secara terus menerus. Kebanyakan mereka mengacu pada prestasi kerja sebelumnya dan mengevaluasi untuk mengetahuai apa yang akan dilakukan selanjutnya. Ketika prestsi kerja tidak memenuhi syarat, maka manejer atau supervisor harus mengambil tindakan,demikian juga apabila prestasi kerjanya bagus, maka perilakunya perlu dipertahankan.

Belows, (1961:370) mengatakan: “…suatu penilaian periodik atas nilai seorang individu karyawan bagi organisasinya, dilakukan oleh atasannya atau seorang yang berada dalam posisi untuk mengamati atau menilai prestasi kerjanya.”. Beach, (1970:257), mengatakan: “…sebuah penilaian sistematis atas individu karyawan mengenai prestasinya dalam pekerjaannya dan potensinya untuk pengembangan”. Sedangkan Bernandin dan Russel (1992: 379) mengatakan: “…suatu cara mengukur kontribusi individu (karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja.”, dan Cascio (1992: 267) mengatakan: “…sebuah gambaran atau deskripsi sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dengan pekerjaan dari seseorang atau kelompok…”.

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja merupakan cara sistematis untuk mengevaluasi prestasi, kontribusi, potensi, dan nilai dari seorang karyawan oleh orang-orang yang diberi wewenang perusahaan sebagai landasan pengembangan dan sebagainya.

2.2.2 Standar Penilaian Prestasi Kerja

Setiap hotel mempunyai standar dalam pelaksanaan kerja untuk patokan dalam pelaksanaan kerja. Perusahaan maupun organisasi menggunakan penilaian prestasi kerja bagi para karyawan atau individu mempunyai maksud tertentu bagi


(34)

perkembangan karyawannya Secara administratif, perusahaan atau organisasi dapat menjadikan penilaian prestasi kerja sebagai acuan atau standar di dalam membuat keputusan yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan karyawan, termasuk untuk promosi pada jenjang karir yang lebih tinggi, pemberhentian, dan penghargaan atau penggajian. Sedangkan untuk pengembangannya adalah cara untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan kerja, termasuk pemberian evaluasi pada perilaku karyawan dan menindak-lanjuti dengan pengadaan training. Arti standar dijelaskan oleh W.J.S Poeraudramita (1976: 960), mengatakan: “… Sesuatu yang dipakai sebagai contoh atau dasar yang sebagai ukuran, takaran, dan timbangan, sesuatu yang tetap nilainya, sehingga dapat dipasai sebagai suatu ukuran “.

Oleh karena itu untuk membantu para personalia melakukan penilaian prestasi kerja, maka formulir sangat dibutuhkan untuk membantu proses penilaian prestsi kerja karyawan. Formulir adalah merupakan surat isisan atau belangko yang harus diisi. Rao, (2002: 210) mengatakan: “…Standard formulir penilaian prestsi kerja sangatlah penting untuk mendukung bagian departemen personalia dalam menilai prestasi kerja karyawan pada hotel”.Menurut pendapat Fllipo (1993: 251) yang mangatakan: “…dalam formulir serangkaian pertanyaan disajikan sehubungan karyawan yang menjadi subyek dan perilakunya. Penilai memeriksa untuk menunjukkan apakah jawaban terhadap sesuatu pertanyaan tentang karyawan tersebut jawabannya “ya” atau “ tidak , nilai dari setiap pertanyaan dapat diberikan bobot”. Sementara Handoko (2000: 139) mengatakan:

“…evaluasi prestasi kerja memerlukan performance standars ‘standar-standar pelaksanaan kerja’, dengan mana prestasi kerja diukur. Agar


(35)

efektif, standar hendaknya berhubungan dengan hsil-hasil yang diinginkan pada setiap pekerjaan, lebih lanjut evaluasi juga memerlukan performance measure ‘ ukuran yang dapat diandalkan’. Dimensi lain, ukuran-ukuran prestasi kerja adalah bersifat objektif atau subjektif. Ukuran kerja Objektif adalah ukuran yang dapat dibuktikan atau diuji oleh orang lain. Sedangkan ukuran subjektif adalah ukuran yang tidak dapat dibuktikan atau diuji oleh orang lain.

Defenisi-defenisi di atas menyatakan bahwa sebuah standar dapat dianggap sebagai pengukur yang ditetapkan, di mana standar itu merupakan sesuatu yang harus diusahakan, atau sebuah sistem yang harus memiliki pertimbangan dalam menjalankannya serta alat untuk membandingkan antara satu hal dengan hal yang lain.

2.2.3 Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja

Dalam pencapaian hasil manajemen yang diinginkan, diperlukan langkah yang sangat baik untuk melaksankan penilaian prestasi kerja. Pelaksanaan ini bertujuan untuk mempermudah para penilai (atasan) dalam menilai para kaywanannya. Model penilaian prestasi kerja yang mencakup tiga aspek, antara lain : identification, measurement, dan management mengenai prestsi kerja karyawan di dalam organisasi.

2.2.3.1

Identification

Pada tahapan identifikasi, dapat disebut sebagai langkah pertama penilaian prestasi kerja karena mengidentifikasi karakteristik (trait) yang ada pada diri seseorang (karyawan yang akan dinilai). Suatu sikap terhadap penilaian prestasi kerja pada saat melakukan aktivitas pekerjaan di organisasi atau perusahaan.


(36)

Sistem penilaian akan terfokus pada prestasi kerja yang mempengaruhi keberhasilan organisasi. Dimensi ini langkah awal yang penting di dalam proses penilaian. Apabila dimensi yang signifikan itu gagal, moril karyawan yang diinginkan untuk mendapatkan tipe karyawan yang bekerja dengan baik pada dimensi tersebut tidak akanditerima dan dihargai. Apabila sudah tidak relevan, dan dimensi tersebut tidak dihiraukan, maka karyawan merasa bahwa proses penilaian tidak memiliki arti secara keseluruhan, (Flippo, 1995:253),

2.2.3.2

Measurement

Pengukuran (measurement) merupakan bagian tengah dari sistem penilaian, guna membentuk managerial judgment prestasi kerja karyawan yang mamilah hasil baik-buruknya. Pengukuran prestasi kerja yang baik harus konsisten melalui organiasasi. Sehingga seluruh manajer di dalamnya diharuskan menjaga standar tingkat perbandingannya. Pengukuran prestasi kerja karyawan melibatkan sejumlah ketetapan untuk merefleksikan perilaku karyawan pada pengenalan beberapa karakteristik maupun dimensi. Secara tehnis, sejumlah ketetapan itu seperti halnya predikat exellent (sempurna)., good (baik), average (cukup), dan poor (kurang) dapat digunakan dengan pemberian nomor dari 1 hingga 4 untuk tingkatan prestasi kerja karyawan. Dari segi alat pengukuran, Gomez dan Meizia (2001: 227), mengatakan: “…format penilaian yang diklasifikasikan pada 2 cara : (1) the type of judgment that is required relative or absolute), dan (2) the focus of the measure (trait, behaviour, or outcome)”.


(37)

Relative judgment merupakan format penilaian yang menganjurkan supervisor untuk membandingkan prestasi kerja sesame karyawan yang satu dengan yang lain pada jenis pekerjaan yang sama. Sedangkan absolute judgment menyangkut format penilaian yang menganjurkan supervisor untuk membuat penilaian mengenai prestasi kerja karyawan berdasarkan standar.

Sistem pengukuran prestasi kerja dapat diklasifikasikan dengan bentuk data yang terfokus pada : trait (karakteristik) data, behaviour (perilaku) data, dan outcome (hasil) data. Trait Apprasial instruments (penilaian sifat atau karakter) menjadi tugas supervisor untuk membuat penilaian-penilaian mengenai karakter-karakter pekerja yang cenderung konsisten dan berlangsung lama.

Sistem kedua dari pengukuran prestasi kerja adalah behavioural appraisal instrument (penilaian perilaku) terfokus pada aspek penilaian perilaku karyawan.

Penilaian yang berorientasi pada hasil kerja karyawan adalah hasil kerja karyawan itu sendiri.. Bentuk penilaian ini menurut mengharuskan secara khusus dalam bentuk hasil yang dapat diukur, disepakati sebelumnya oleh atasan dan bawahan, (Bittel, 1996: 222)

2.2.3.3

Management

Penilaian prestasi kerja karyawan memberikan alat penting bagi manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standar-standar kerja serta memotivasi karyawan di masa berikutnya. Hal ini dapat dipahami sebagai suatu tahapan yang dirancang untuk memperbaiki keinerja


(38)

perusahaan secara keseluruhan melalui perbaikan prestasi kerja karyawan oleh manajer.

Pelaksanaan penilaian karyawan dipengaruhi oleh aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan itu. Adapun unsur-unsur yang biasa harus dinilai dalam pelaksanaan penilaian adalah : keseteiaan (kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar perusahaan), prestasi kerja (hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan untuk karyawan tersebut berdaasarkan uraian pekerjaan.), keujujuran. (penilai dan yang dinilai harus memiliki kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian baik bagi diri sendiri maupun orang lain), kedisplinan (mengerjakan pekerjaan sesuai dengan intruksi yang diberikan kepadanya), kreatifitas (kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreatifitas untuk menyelesaikan pekerjaannya).

2.2.4 Manfaat Penilaian Prestasi Kerja

Perusahaan maupun organisasi menggunakan penilaian prestasi kerja bagi para karyawan atau individu mempunyai maksud sebagai langkah administratif dan pengembangan. Secara administratif, perusahaan atau organisasi dapat menjadikan penilaian prestasi kerja sebagai acuan atau standar di dalam membuat keputusan yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan karyawan, termasuk untukpromosi pada jenjang karir yang lebih tinggi, pemberhentian, dan penghargaan atau penggajian. Sedangkan untuk pengembangannya adalah cara untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan kerja, termasuk pemberian


(39)

evaluasi pada perilaku karyawan dan menindak-lanjuti dengan mengadakan training.

Cherrington (1995: 276). Menambahkan tujuan lainnya antara lain untuk mengidentifikasi kebutuhan training untuk kepentingan karyawan agar tingkat kemampuan dan keahliannya pada suatu pekerjaan dapat ditingkatkan pada level yang lebih tinggi. Kemudian diintegrasikan pada perencanaan sumber daya manusia yang dihubungkan pada fungsi-fungsi SDM.

Penilaian karyawan secara luas digunakan untuk mengidentifikasi karyawan yang akan dipromosikan. Manfaat adalah guna atau faedah. Departemen personalia maupun para karyawan memerlukan umpan-balik atas upaya-upaya mereka melakukan praktek. Para manejer departemen-departemen lainnya sering tidak memahami pentingnya manfaat penilaian prestasi kerja, Handoko (2002: 96) mengatakan:

Kegunaan penilaian prestasi kerja dapat dirincikan sebagai berikut:

Perbaikan prestasi kerja, yaitu : umpan balik pelaksanaan kerja

memungkinkan karyawan, manajer, dan departemen personalia membetulkan kegiatan-kegiatan mereka unutk memperbaiki prestasi.

Penyesuaian-penyesuaian kompensasi, yaitu : penilaian prestsi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dalam bentuk kompensasi lainnya.

Keputusan-keputusan penempatan, yaitu : promosi dan transfer biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu, atau antisipasinya promosi biasanya bentuk penghargaan prestasi kerja masa lalu.

Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan, yaitu :

prestasi-prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan demikian juga prestasi yang baik mungkin mencerminkan prestasi yang harus dikembangkan.

Perencanaan dan pengembangan karir, yaitu : umpan balik prestasi

mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur karir yang diteliti.

Penyimpangan-penyimpangan proses staffing, yaitu :prestasi yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan proses staffing departemen personalia.


(40)

Ketidak akuratan informasi, yaitu : prestasi yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi jabatan rencana.

Kesalahan disain pekerjaan, yaitu : prestasi yang jelek mungkin

menunjukkan kesalahan dalam desain pekerjaan.

Kesempatan kerja yang adil, yaitu : penilaian prestasi yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.

Tantangan-tantangan eksternal, yaitu : kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di linkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, financial, atau masalah-masalah lainnya.


(41)

BAB III

TINJAUAN UMUM HOTEL

SINABUNG RESORT BERASTAGI

3.1 Sejarah Berdirinya hotel Sinabung Resort Berastagi

Berastagi merupakan salah satu daerah yang dikenal dengan budaya adat Batak Karo yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Daerah ini juga salah satu penghasil hasil bumi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang sangat terkenal di Sumatera Utara bahkan di Indonesia. Berastagi juga memiliki banyak objek wisata dan peninggalan sejarah, dan salah satu daerah tujuan wisata yang diketahui oleh masyarakat Sumatera Utara pada khususnyan dan Indonesia pada umumnya, salah satunya adalah Bukit Gundaling.

Oleh karena itu, Berastagi merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan local maupun manca Negara. Sector pariwisata terus berkembang dengan pesat dan dengan faktor tersebut berkembang pulalah akomodasi penginapan terutama hotel bagi para wisatawan.

Melihat hal tersebut, maka tahun 1990, timbullah ide Bapak Yansen Sutanto untuk mendirikan sebuah hotel di Berastagi. Pada 1992,Hotel Sinabung Resort Berastagi mulai beroperasi dengan 74 kamar. Namun kiamar-kamar tersebut dirasakan masih kurang mencukupi, maka pada 1993, dibangun lagi 30 cottage, sehingaa jumlah kamar saat ini memiliki 104 kamar. Hal ini bertujuan untuk mengimbangi meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Berastagi yang menggunakan jasa akomodasi hotel. Hotel Sinabung resort Berastagi adalah hotel internasional yang berklasifikasi bintang empat.


(42)

3.2 Fasilitas yang Dimiliki Hotel Sinabung Resort Berastagi

Selain fasilitas kamar, Hotel Sinabung Resort Berastagi juga memiliki fasilitas lain yang dapat mempermudah tamu untuk melakukan berbagai macam kegiatan antara lain :

3.2.1

Coffee Shop & Restaurant

Merupakan fasilitas hotel yang menyediakan makanan dan minuman bagi tamu di hotel dan menyajikan berbagai macam menu seperti Indonesian, Western, dan Chinese yang buka 24 jam, serta lokasinya bersamaan dengan room service, coffee shop, dan restoran ini dapat menampung sekitar 200 orang. Style restoran juga dapat diubah-ubah sesuai dengan permintaan tamu.

3.2.2

Lobby Lounge

Merupakan salah satu fasilitas hotel yang menyediakan makanan dan minuman ringan bagi tamu dan lokasinya menghadap ke arah taman dan kolan renang, yang dibuka mulai pukul 07.00 WIB.

3.2.3

Convention Hall

Hotel Sinabung Resort Berastagi memiliki fasilitas meeting / conferensi yang terdiri dari lima ruang rapat yang disebut convention hall, kelima ruang tersebut adala sebagai berikut :

1. Anggrek room, yang mempunyai kapasitas sekitar 200 orang, dengan susunan theater style.


(43)

2. Bougenvile room, mempunyai kapasitas sekitar 200 orang, dengan susunan theater style.

3. Cempaka room, mempunyai kapasitas sekitar 80 orang, dengan susunan theater style.

4. Dahlia room, mempunyai kapasitas sekitar 40-50 orang, dengan susunan theater style.

5. Ester room, mempunyai kapasitas sekitar 20 orang, dengan susunan theater style.

3.2.4

Souvenir Shop & Store.

Merupakan salah satu fasilitas hotel yang menyediakan /menjual berbagai souvenir dan kebutuhan-kebutuhan tamu yang menginap di dalam hotel, dibuka mulai (07.00-22.00) WIB

3.2.5

Karoke

Merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh Hotel SInabung Resort Berastagi bagi para tamu yang ingin ber-karoke dibuka mulai pukul (20.00-24.00) WIB.

3.2.6

Mini theater

Disediakan bagi tamu hotel yang ingin menikmati tontonan film-film pilihan yang dibuka mulai (20.00-24.00) WIB.


(44)

3.2.7

Sauna & massage Service

Merupakan salah satu fasilitas yang disediakan Hotel Sinabung Resort Berastagi bagi tamu yang ingin menikmati layanan pijat dan sauna.

3.2.8

Sport facility

Merupakan fasilitas sarana olahraga bagi tamu hotel yang disediakan meliputi lapangan tennis, kolam berenang, squash, jogging track, paint ball gamez, golf, driving range dan fasilitas olahraga lainnya. Dan masih banyak fasilitas lain yang dikelolah oleh Hotel Sinabung Resort Berastagi seperti, safety box, IDD telephone, TV gamez, Children play ground, Mini zoo, Limounseine service, Parking area yang mampu menampung 100 unit mobil.

3.3 Sturktur Organisasi

Housekeeping Department

dalam Hotel

Struktur organisasi yang merupakan gambaran aktifitas kerja yang disusun untuk menjelaskan tingkatan dan tanggung jawab untuk setiap bagian dalam suatu perusahaan . Struktur organisasi sangatlah penting untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan. Struktur organisasi akan sangat memudahkan para pekerja lebih memahami kerja atau wewenang masing-masing karyawan. Oleh karena itu, dengan adanya struktur organisasi dapat mebuat operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Menurut KBBI (2001) mengatakan : “…struktur oranisasi adalah : cara sesuatu disusun atau dibangun, susunan, bangunan…”. Sedangkan Kappa, (1990:29) mengatakan : “…An Organization


(45)

chart provide a clear picture of the line outhority and channels of communication within department in hotel… “.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa sebuah struktur organisasi disediakan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang rentang kekuasaan dan seluruh komunikasi di departemen yang ada di hotel. Kegunaan dari bagan-bagan organisasi adalah:

1. Mengidentifikasi tingkat-tingkat organisasi (manajer puncak, menengah, dan bawah)

2. Memberi nama unit tiap-tiap tingkatan, misalnya : devisi, bidang, atau seksi. 3. Menetapkan suatu nama bagi suatu kedudukan/posisi.

Dengan adanya struktur organisasi yang menggambarkan bagan-bagan organisasi, maka kegiatan organisasi akan berjalan dengan lancar dan akan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetakan. Untuk lebih jelas di bawah ini akan disajikan struktur organisasi housekeeping di Hotel Sinabung Resort Berastagi berikut ini:


(46)

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Housekeeping Department pada Hotel Sinabung Resort Berastagi

Sumber: Housekeeping Department Hotel Sinabung resort Berastagi, 2010.

Untuk mengetahui jumlah karyawan yang bertugas di Departemen housekeeping pada Hotel Sinabung Berastagi dapat dilihat pada table 2.1 berikut ini

Houskeeping Manager

Housekeeping Supervisor


(47)

Tabel 2.1

Jumlah Karyawan di Housekeeping Deparment pada Hotel Sinabung Resort Berastagi

No Jabatan Jumlah

1 Executive Housekeeping 1 orang 2 Housekeeping Supervisor 5 orang

3 Rom boy/maid 18 orang

4 Laundry attendant 7 orang

5 Houseman 2 orang

Jumlah 33 orang

Sumber: Housekeeping Department Hotel Sinabung resort Berastagi, 2010.

3.4 Klasifikasi Hotel

Hotel Sinabung resort Berastagi adalah hotel bertaraf internasional berbintang empat. Bila ditinjau dari lokasi, jumlah, jenis dan ukuran, Hotel Sinabung Resort Berastagi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

3.4.1

Berdasarkan lokasi

Hotel ini dapat diklasifikasikan sebagai resort hotel, karena berada di daerah alam ( mountain area )


(48)

3.4.2

Berdasarkan

plan

Apabila ditinjau dari segi plan, maka Hotel Sinabung Resort Berastagi dapat diklasifikasikan sebagai continental plan, hal ini disebabkan karena harga kamar sudah termasuk sarapan pagi.

3.4.3 Berdasarkan

type of guest

.

Kebanyakan tamu yang menginap di Hotel Sinabung Resort Berastagi adalah wisatawan asing, maka hotel ini dapat diklasifikasikan ke dalam tourist hotel.

3.4.4

Berdasarkan

Length of Stay

Dilihat dari lamanya tamu menginap dengan rata-rata sekitar 2 sampai tiga malam, maka maka Hotel Sinabung Resort Berastagi dapat diklasifikasikan sebagai semi recident hotel.

3.4.5

Berdasakan

size of number

.

Hotel Sinabung Resort Berastagi memiliki 104 kamar, maka hotel ini dapat diklasifikasikan menjadi above average hotel. Perincian jenis, jumlah dan harga kamar pada Hotel Sinabung Resort Berastagi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :


(49)

Tabel 2.2

Jenis, jumlah, dan Harga Kamar Pada Hotel Sinabung Resort Berastagi

No Jenis kamar Jumlah Harga

1 Hotel

a. standart b. deluxe c. junior suite d. president suite

36 35 1 1

Rp 550.000; Rp 650.000; Rp 900.000; Rp 1.900.000; 2 Cottage

a. deluxe b. superior c. suite

12 16 1

Rp 800.000; Rp 900.000; Rp 1.900.000;

Jumlah 102

Sumber: FO Department Hotel Sinabung Resort Berastagi, 2010.

Catatan : di dalam president suite room (hotel) dan di duite room (cottage) tedapat masing-masing 2 kamar.


(50)

BAB IV

TINJAUAN PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

PADA

HOUSEKEEPING DEPARTMENT

DI HOTEL

SINABUNG

RESORT

BERASTAGI

Pengawasan Housekeeping Department memiliki fungsi dan peranan yang penting dalam operasionalnya setiap hari, salah satunya adalah dalam hal meningkatkan kinerja para petugas/karyawan di Hotel Sinabung Resort Berastagi. Penilaian prestasi kerja dilakukanh terhadap seluruh karyawannya agar memiliki kinerja yang maksimal dalam beraktifitas dan professional dalam mengatasi permasalahan dalam ruang lingkup tata graha, sehingga operasional berjalan lancar.

4.1 Analisis Tentang Standar Penilaian Prestasi Kerja

Standar formulir yang tidak baik dapat mempengaruhi penilaian yang dilakukan terhadap prestasi kerja karyawan. Sebuah standar dapat dianggap sebagai pengukur yang ditetapkan, sesuatu yang harus diusahakan dan sebagai suatu alat untuk membandingkan antara suatu hal dengan hal yang lain. Formulir merupakan surat isian yang harus diisi. Standar formulir penilaian prestasi kerja sangatlah membantu para penilai menilai prestasi para karyawan

Pada bab ini, penulis akan menganalisis permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan pada Departemen Tata Graha di Hotel Sinabung Resort Berastagi.


(51)

Sangatlah penting untuk membuat suatu standar formulir yang bersifat objektif. Hal ini akan memberikan hasil yang baik bagi setiap penialaian yang akan dilakukan. Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, pada penulis menganalisa masalah-masalah yang terjadi, dan berdasarkan data dan hasil olahan wawancara dan pertanyaan yang telah ditanyakan penulis kepada karyawan hotel yang bersangkutan.

Adapun yang dilakukan dalam penilaian prestasi kerja dalam Hotel Sinabung Resort Berastagi adalah dengan memperhatikan langkah-langkah penting seperti berikut ini :

4.1.1

Formulir Penilaian,

Di dalam penilaian prestasi kerja sangatlah dibutuhkan formulir penilaian, di mana formulir ini bertujuan sebagai standar bagaimana cara mengevaluasi kinerja karyawan yang ada. Standar penilaian merupakan ukuran-ukuran yang digunakan untuk penilaian prestasi kerja karyawan sangat mendukung untuk keberhasilan pencapaian hasil dari penialaian tersebut.

Di samping itu juga perlu diperhatikan bagaimana cara penilaian yang baik bagi karyawan agar tidak terjadi kesalahan seperti penilaian yang tidak objektif, apakah karyawan respon terhadap diadakannya penilaian dan seberapa penting penilaian itu bagi operasional hotel.


(52)

4.1.2

Keadilan dalam Menilai.

Hal ini sangatlah penting dalam melaksanakan penilaian terutama bagi penilai yang biasanya adalah atasan dari karyaan itu sendiri. Keadilan yang dimaksud adalah bagaimana sikap para penilai dalam melaksanakan tugasnya. Penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur akan berdampak postif bagi operasional hotel dan sebaliknya akan berdampak negativf bagi efeisiensi dan efektifitas manajemen hotel itu sendiri apabila penilaian tidak berjalan sesuai prosedur.

Hasil dari penilaian juga sangat dipengaruhi oleh siapa yang menjadi penilai prestasi kerja. Di Hotel Sinabung Resort Berastagi sendiri, penilaian dilaksanakan oleh atasan dari karyawan yang ada. Oleh karena itu snagatlah bagus jika penilaian dilaksanakan oleh atasan sendiri karena merekalah yang dapat memberikan evaluasi yang baik dari hasil pengamatan kerja karyawan setiap harinya.

4.1.3

Dampak Penilaian

Penilaian prestasi kerja merupakan suatu hal yang sangat penting yang dilakukan oleh manajemen hotel. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya karyawan hotel. Penilaian prestasi kerja memiliki manfaat yang sangat luas bagi karyawan, atasan, personalia, terutama bagi hotel itu sendiri.

Hasil penilaian prestasi kerja memiliki manfaat bagi karyawan yaitu untuk perbaikan prestasi kerja, bagi atasan : sebagai promosi, penempatan, pemberian reward atu penghargaan, kenaikan gaji, pelatihan pemutusan hubungan kerja.


(53)

4.2

Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Hotel Sinabung

Resort

Berastagi yang Sudah Sesuai dengan Standar

Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa saat ini Hotel Sinabung Resort Berastagi sudah didukung dengan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk memberikan kepuasan kepada tamu. Oleh sebab itu, dari hasil pengamatan yang penulis lakukan tampak standarisasi dan pelaksanaan penilaian prestasi kerja sudah ada yang memenuhi standar sesuai petunjuk pelaksanaan yang berlaku.Standar yang dimaksud akan diterangkan sebagai berikut.

4.2.1

Prosedur Pengisian Formulir Sudah Sesuai Standar

Dari analisa penulis bahwa hampir seluruh pengisian formulir penilaian prestasi kerja sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ada. Para karyawan sudah mengerti akan arti penilaian prestasi yang dilaksanakan. Hal ini akan mempermudah proses penilaian karyawan yang dinilai dan memberikan hasil yang baik dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan.

Para karaywan dan atasan juga sudah mengerti akan pentingnya penilaian prestasi dilaksanakan walaupun masih ada yang melaksanakannya belum baik. Pengisian formulir yang benar akan dapat memberikan data yang akurat bagi penilai/atasan.


(54)

4.2.2

Penilaian Sudah Dilaksanakan Secara Periodik.

Pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan pada Departemen Tata Graha di Hotel Sinabung Resort Berastagi adalah periodik yang dilaksanakan satu kali dalam satu tahun, dan dalam penilaian prestasi kerja diberikan bobot nilai. Adapun pemberian bobot dalam setiap unsur yang dinilai dalam bentuk huruf yaitu : A (sangat baik), B (baik), C (cukup), dan D (kurang). Pada umumnya ada beberapa unsur yang harus dinilai yaitu: kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran, kedisplinan, dan kreatifitas.

Penilaian prestasi kerja yang sudah dilaksankan periodik sangat bagus dalam pelaksanaan penilaian. Artinya para karyawan yang akan dinilai sudah mengetahui pelaksanaan penilaian sehingga mereka akan dapat selalu mempersiapkan diri. Hal ini akan mempermudah proses pelaksanaan yang akan dilakukan.

4.2.3

Penilaian Dilaksanakan Langsung Oleh Atasan.

Penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses normal untuk peninjauan ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang yang dilaksanakan secara periodik. Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dikerjakan selama periodik tertentu. Penilaian harus dilakukan secara ‘fair’ adil kepada seluruh bawahan atau karyawan pada departemen tata graha.

Penilaian prestasi kerja karyawan housekeeping department di Hotel Sinabung dilaksanakan langsung oleh atasan sendiri sehingga dapat dilakukan secara fleksibel atau tidak terlalu menegangkan bagi yang ternilai. Hasil penilaian


(55)

prestasi kerja yang dilakukan oleh atasan sendiri akan sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh karyawan di lapangan, karena atasan merekalah yang mengetahui kerja karyawan

4.2.4

Penghargaan pada Karyawan yang Berprestasi

Manajemen yang baik adalah manajemen yang mengerti dan mengetahui bagaimana cara memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik. Pihak manajemen Hotel Sinabung Resort Berastagi memberikan penghargaan yang berupa pernyataan tertulis kepada karyawan yang berprestasi. Hal ini akan memberikan pengaruh positf bagi karyawan karena surat pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk menaiki suatu posisi tertentu pada hotel.

Adanya penilaian prestasi kerja memberikan motivasi bagi karyawan, hal ini akan mempengaruhi hasil kerja karyawan akan menjadi lebih maksimal dan memiliki loyalitas kerja yang tinggi. Bertumbuhnya motivasi kerja karyawan akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan, dan tujuan dari penilaian itupun akan dapat tercapai dengan baik dan kualitas Sumber Daya Manusia karyawn akan terus meningkat

4.3

Sistem Meningkatkan Kualitas Kerja Karyawan

Seiring dengan perkembangan yang terjadi di indusri perhotelan, selalu dicari upaya untuk meningkatkan kualitas kerja dalam pelayanannya. Demikian pula halnya dengan Hotel Sinabung Resort Berastagi. Hotel ini terus berupaya


(56)

memberikan pelayanan yang terbaik bagi para tamu-tamunya dengan berbagai cara.

Beberapa hal yang dilakukan oleh Hotel Sinabung Resort Berastagi untuk meningkatkan kualitas kerja pada Housekeeping Department yaitu:

4.3.1

Menyeleksi Calon Karyawan.

Dalam hal ini, bagian yang paling berperan adalah Human Resources Development, selaku bagian dari usaha hotel yang bertugas dalam proses penyerapan tenaga kerja. Banyak hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar diperoleh orang yang tepat pada bidang yang tepat pula. Tidak jarang dijumpai masalah tentang tidak mampunya seorang karyawan untuk menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dikarenakan tidak sesuai dengan bidang atau latar pendidikannya.

4.3.2

Mengadakan

Training

untuk Karyawan

Pihak manajemen harus sering mengadakan training di masing-masing departemen. Pelatihan ini diperuntukkan bagi karyawan yang berprestasi baik. Biasanya disebabkan karyawan mendapatkan penghargaan karyawan teladan karena kecakapan karyawan tersebut atas suatu masalah. Kebijakan yang dilakukan karyawan inilah dapat dilihat dari hasil penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh pihak manajemen.


(57)

4.3.3

Mengadakan Pengawasan Kerja Karyawan

Pimpinan melakukan pengawasan terhadap semua karyawan dengan memeriksa semua laporan kerja maupun meninjau langsung hasil kerja karyawan. Pimpinan sering mengawasi langsung gerak room boy/maid, dan apabila terdapat kesalahan, maka akan diberi teguran dengan cara yang baik.

4.3.4

Mengadakan

briefing

Setiap kali terjadi pergantian shift (malam-pagi-sore) selalu diadakan briefing yang dipimpin oleh supervisor yang bertugas pada saat itu. Hal-hal yang dibicarakan dalam briefing adalah seputar pelaksanaan pelayanan seperti proses pelayanan, penanganan complain, dan memberikan semangat motivasi bagi karyawan oleh supervisor.

4.3.5

Meningkatkan Kerjasama antara Karyawan dan

Pimpinan.

Kerjasama sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan, sebab upaya-upaya yang direncakan utnuk mengatasi masalah mutu pelayanan tidak akan berhasil apabila tidak ada kerjasama antar masing-masing karyawan. Demikian juga halnya atara pimpinan dan karyawan harus saling kerjasama kerena meskipun pimpinan membuat suatu rencana kerja yang sangat bagus namun tidak didukung dengan niat karyawan untuk menjalankannya, maka semua akan sia-sia. Keakraban antara kedua belah pihak harus dijalin dan dipelihara sebaik mungkin.


(58)

4.3.6

Karyawan Menciptakan Hubungan Baik dengan Tamu.

Hubungan baik dapat tercipta apabila dalam proses pelayanan, Room boy/maid berhasil membuat tamu terkesan dengan pelayanan yang mereka laksanakan. Menjalin keakraban dengan tamu merupakan salah satu upaya untuk menimbulkan rasa percaya diri tamu terhadap perusahaan.

Tamu yang complain terhadap pelayanan di Housekeeping tidak memastikan bahwa dia tidak akan kembali lagi ke hotel tersebut. Setiap masalah yang muncul harus segera ditanggapi dan dicari upaya untuk menanggulangi agar tidak terjadi lagi. Apabila seorang tamu complain pada beberapa saat yang lalu dan pada saat kembali lagi ke kamar, kesalahan yang sama tidak akan terjadi lagi, maka tamu akan merasa senang karena menganggap pihak housekeeping menanggapi complain tersebut secara baik.

Upaya-upaya tersebut tentu belum cukup untuk meningkatkan kualitas pelayanan di hotel, sehingga baik pihak manajemen maupun karyawan selalu dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.


(59)

BAB V

PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu bahwa pelaksanaan Penilaian Prestasi kerja di Departemen Tata Graha pada Hotel Sinabung Resort Berastagi melaksanakan sudah hampir sesuai standar yang ada, pengisian formulir penilaian oleh karyawan sudah dilaksanakan dengan baik.

Pelaksanaan Penilaian Prestasi kerja di Departemen Tata Graha pada Hotel Sinabung Resort Berastagi yang sudah dilakukan sudah dilaksanakan secara periodik dan langsung dinilai oleh atasan, dan karyawan yang memiliki prestasi kerja yang baik berhak mendapatkan penghargaan berupa penghargaan tertulis yang bisa memudahkan karyawan dalam memperoleh jabatan penting di hotel

Adanya pelaksanaan penilaian prestasi kerja ini akan memudahkan pihak manajemen hotel Sinabung Resort Berastagi dalam meningkatkan kinerja karyawan. Hotel Sinabung selalu berupaya memberikan pelayanan bagi tamu dengan memperhatikan kualitas kerja karyawan. Pihak manajemen hotel melakukan pembenahan kinerja dengan menyeleksi karyawan, melaksanakan training, pengawasan kerja, mengadakan briefing, menjalin hubungan sesama pekerja, atasan, terutama kepada tamu, dan kreatifitas lainnya demi kelancaran dan kesinambungan operasional hotel.


(60)

5.2

Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang penulis uraikan, penulis juga perlu memberikan saran untuk bahan pertimbangan dan perbaikan pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan pada bagian tata graha di Hotel Sinabung Resort Berastagi, yaitu:

1 Diharapkan Personalia Manajer , Executive housekeeping, membuat standar Formulir yang lebih baik. Hal ini akan sangat mendukung keberhasilan penilaian prestasi kerja bagi karyawan, dan akan menghasilkan penilaian yang maksimal.

2 Pelaksanaan penilaian belum dilakukan secara objektif sehingga karyawan kurang puas terhadap hasil penilaian. Penilaian yang tidak objektif akan menimbulkan kurangnya rasa tidak percaya karyawan terhadap hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai. Hal ini dapat menyebabkan ketidaktepatan sasaran penilaian itu sendiri sehingga hasil yang dicapai tidak tepat dan kurang maksimal.

3 Hasil Penilaian Prestasi kerja belum dimanfaatkan secara optimal dalam pengambilan keputusan seperti pemberian intensif, promosi jabatan, pemberian pelatihan dan pengembangan. Sehingga mengakibatkan motivasi kerja karyawan menjadi berkurang. Diharapkan penilaian sesuai dengan prosedur yang ada dan hasil penilaian dimanfaatkan dengan optimal, sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga hasil kerja karyawan semakin berkualitas.Diharapkan kepada pihak manajemen hotel agar jangan hanya memberikan penghargaan tertulis saja kepada karyawan yang


(61)

berprestasi, melainkan memberikan tambahan upah kerja. Hal seperti ini akan memiliki dampak ketidakpuasan bagi karyawan yang berprestasi sehingga keinginan karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja dan menimbulkan semangat kerja berkurang

Semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi Hotel Sinabung Resort Berastagi maupun bagi mahasiswa yang ingin menjadikan sebagai bahan referensi penulis berikutnya.


(62)

DARTAR PUSTAKA

Agustulus, Moh. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Umum.

Fllipo, Edwin B. 1993. Manajemen Personalia. Jakarta: PT. Erlangga.

Hasibuan, Sondang P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Handiki, Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Philp, Moon. 1994. Penilaian Karyawan. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi.

Perwani, Yayuk Sri. 1993. Teori dan Petunjuk Praktek Housekeeping untuk Akademi

Perhotelan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Sulastiyono, Agus. 1999. Penyelenggaraan Hotel, Seri Manajemen Usaha Jasa Sarana Pariwisata. Jakarta: PT. Karya Inpres.


(63)

Gambar

Hotel Sinabung Resort Berastagi (Tampak Depan)

Gambar


(64)

Gambar

View dari Hotel pada Malam Hari

Gambar Kamar Hotel


(65)

Gambar

Restoran di Hotel Sinabung

Gambar Kamar Hotel


(1)

5.2

Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang penulis uraikan, penulis juga perlu memberikan saran untuk bahan pertimbangan dan perbaikan pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan pada bagian tata graha di Hotel Sinabung Resort

Berastagi, yaitu:

1 Diharapkan Personalia Manajer , Executive housekeeping, membuat standar Formulir yang lebih baik. Hal ini akan sangat mendukung keberhasilan penilaian prestasi kerja bagi karyawan, dan akan menghasilkan penilaian yang maksimal.

2 Pelaksanaan penilaian belum dilakukan secara objektif sehingga karyawan kurang puas terhadap hasil penilaian. Penilaian yang tidak objektif akan menimbulkan kurangnya rasa tidak percaya karyawan terhadap hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai. Hal ini dapat menyebabkan ketidaktepatan sasaran penilaian itu sendiri sehingga hasil yang dicapai tidak tepat dan kurang maksimal.

3 Hasil Penilaian Prestasi kerja belum dimanfaatkan secara optimal dalam pengambilan keputusan seperti pemberian intensif, promosi jabatan, pemberian pelatihan dan pengembangan. Sehingga mengakibatkan motivasi kerja karyawan menjadi berkurang. Diharapkan penilaian sesuai dengan prosedur yang ada dan hasil penilaian dimanfaatkan dengan optimal, sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga hasil kerja karyawan semakin berkualitas.Diharapkan kepada pihak manajemen hotel agar jangan hanya memberikan penghargaan tertulis saja kepada karyawan yang


(2)

berprestasi, melainkan memberikan tambahan upah kerja. Hal seperti ini akan memiliki dampak ketidakpuasan bagi karyawan yang berprestasi sehingga keinginan karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja dan menimbulkan semangat kerja berkurang

Semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi Hotel Sinabung Resort Berastagi maupun bagi mahasiswa yang ingin menjadikan sebagai bahan referensi penulis berikutnya.


(3)

DARTAR PUSTAKA

Agustulus, Moh. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Umum.

Fllipo, Edwin B. 1993. Manajemen Personalia. Jakarta: PT. Erlangga.

Hasibuan, Sondang P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Handiki, Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Philp, Moon. 1994. Penilaian Karyawan. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi.

Perwani, Yayuk Sri. 1993. Teori dan Petunjuk Praktek Housekeeping untuk Akademi

Perhotelan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Sulastiyono, Agus. 1999. Penyelenggaraan Hotel, Seri Manajemen Usaha Jasa Sarana Pariwisata. Jakarta: PT. Karya Inpres.


(4)

Gambar

Hotel Sinabung Resort Berastagi (Tampak Depan)

Gambar


(5)

Gambar

View dari Hotel pada Malam Hari

Gambar Kamar Hotel


(6)

Gambar

Restoran di Hotel Sinabung

Gambar Kamar Hotel