Toksisitas Logam pada Ikan Destruksi Basah

4. Efek terhadap sistem reproduksi Daya racun yang dimiliki oleh Kadmium juga mempengaruhi sistem reproduksi dan organ-organnya. Pada konsentrasi tertentu Cd dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa akibat terpapar oleh logam Cd dapat mengakibatkan impotensi Palar, 2004.

2.7 Toksisitas Logam pada Ikan

Ikan merupakan jenis organisme air yang dapat bergerak dengan cepat di dalam air. Ada jenis ikan yang hidup di perairan yang dangkal dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Karena dapat berenang dengan cepat, ikan memiliki kemampuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh polusi. Tetapi, pada ikan yang hidup dalam habitat yang terbatas, ikan-ikan ini akan sulit melarikan diri dari pengaruh polusi tersebut. Hal ini sering terjadi pada ikan-ikan yang hidup di perairan dangkal Darmono, 2001. Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh ikan melalui beberapa jalan, yaitu saluran pencernaan, saluran pernapasan dan penetrasi melalui kulit. Absorpsi logam melalui saluran pernapasan biasanya cukup besar, sedangkan logam yang masuk melalui kulit jumlah dan absorpsinya relatif kecil Darmono, 2001. Logam berat tersebut di dalam air kebanyakan dalam bentuk ion. Logam ini kemudian berikatan dengan protein yang terdapat pada tubuh ikan membentuk suatu persenyawaan yang disebut metalotionein yang bersifat permanen. Metalotionein ini terbentuk secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit sehingga terjadi bioakumulatif. Jika jumlahnya sudah melebihi batas yang dapat ditoleransi, maka akan timbul suatu keadaan toksik sebagai manifestasi dari keracunan logam berat tersebut Darmono, 1995. Universitas Sumatera Utara

2.8 Destruksi Basah

Suatu sampel dapat diukur kandungan logamnya apabila logam-logam dalam sampel tersebut telah dibebaskan dari bahan organiknya. Pembebasan logam dari bahan organik dilakukan dengan destruksi Greenberg, 1992. Destruksi basah merupakan suatu proses pemanasan sampel organik dengan menambahkan pengoksidasi kuat seperti asam-asam mineral atau bahan pengoksidasi lainnya, baik tunggal maupun campuran. Penambahan bahan-bahan tersebut disertai dengan pemanasan yang cukup dalam beberapa menit dapat mengoksidasi sampel secara sempurna sehingga menghasilkan ion logam dalam larutan asam dalam bentuk senyawa anorganik untuk dianalisis selanjutnya Anderson, 1987. Destruksi basah biasanya menggunakan HNO 3 , H 2 SO 4 , HClO 4, H 2 O 2 atau campuran dari bahan-bahan tersebut Haswell, 1991. Menurut Brix 1983 proses destruksi basah terhadap logam yang terikat di dalam jaringan tubuh makhluk hidup dapat dilakukan menggunakan campuran HNO 3 dan H 2 O 2 dengan perbandingan 10:3. Selanjutnya hasil destruksi ini dapat dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom.

2.9 Spektrofotometer Serapan Atom