2.1.2 Uraian Ikan Kepala Batu
Taksonomi ikan Kepala Batu: Kingdom
: Animalia Filum
: Chordata Kelas
: Actinopterygii Ordo
: Atheriniformes Famili
: Atherinidae Genus
: Pranesus Spesies
: Pranesus duodecimalis Valenciennes, 1835
Ikan Kepala Batu atau yang biasa disebut ikan Gulamah merupakan ikan yang habitatnya di perairan pantai hingga ke laut dangkal dan sungai. Ikan ini
memiliki bentuk tubuh memanjang dan seluruh bagian tubuhnya tertutup sisik kecuali ujung kepala. Sirip punggung tidak terputus, dengan lekukan yang dalam
antara bagian sirip yang berjari-jari keras dengan bagian sirip yang berjari-jari lemah. Ikan ini menjadikan ikan-ikan kecil dan udang sebagai makanannya
Kottelat, et al., 1993.
2.2 Pencemaran Laut
Kehidupan manusia di bumi sangat bergantung pada lautan. Manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di
dalamnya. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia di muka bumi ini. Di lain pihak, lautan merupakan tempat
pembuangan benda-benda asing dan pengendapan barang sisa yang diproduksi oleh manusia. Lautan juga menerima bahan-bahan yang terbawa oleh air dari
Universitas Sumatera Utara
daerah pertanian dan limbah rumah tangga, dari atmosfer, sampah dan bahan buangan dari kapal, tumpahan minyak dari kapal tanker, pengeboran minyak lepas
pantai, dan masih banyak lagi bahan yang terbuang ke lautan Darmono, 2001. Lautan dapat melarutkan dan menyebarkan bahan-bahan tersebut sehingga
konsentrasinya menjadi menurun, terutama di daerah laut dalam. Kehidupan laut dalam juga terbukti lebih sedikit terpengaruh daripada laut dangkal. Daerah
pantai, terutama daerah muara sungai, sering mengalami pencemaran berat, yang disebabkan karena proses pencemaran yang berjalan terus-menerus secara
perlahan sehingga terjadi akumulasi Darmono, 2001.
2.3 Klasifikasi Laut Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, laut dibagi menjadi 4 zona, yaitu: zona lithoral, zona neritis, zona bathial, dan zona abisal.
a. Zona Lithoral Zona Lithoral adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Pada saat air
laut pasang wilayah ini tergenang air dan pada saat air laut surut wilayah ini berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut wilayah
pasang-surut. b. Zona Neritis
Zona Neritis wilayah laut dangkal yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 50 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari
sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
Universitas Sumatera Utara
c. Zona Bathial Zona Bathial wilayah laut dalam adalah wilayah laut yang memiliki
kedalaman antara 50 m hingga 1800 m. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat
di wilayah Neritis. d. Zona Abisal
Zone Abisal wilayah laut sangat dalam yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman di atas 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada
tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas.
2.4 Logam