2. Ensefalopati: Pb menyebabkan kerusakan sel endotel dan kapiler darah otak
sehingga dapat menimbulkan sakit kepala, mudah lupa, dan lain-lain. 3.
Aminociduria: terjadinya kelebihan asam amino dalam urin disebabkan ikut sertanya senyawa Pb yang terlarut dalam darah ke sistem urinaria ginjal
sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal. 4.
Gastroenteritis: keadaan ini disebabkan reaksi rangsangan garam Pb pada mukosa saluran pencernaan, sehingga menyebabkan pembengkakan, gerak
kontraksi rumen dan usus terhenti, peristaltik menurun sehingga terjadi konstipasi dan kadang-kadang diare Darmono, 1995.
2.6 Kadmium
Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila
dipanaskan. Kadmium Cd umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor Cd klorida atau belerang Cd Sulfit. Kadmium bisa membentuk Cd
2+
yang bersifat tidak stabil. Cd memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4, titik leleh 321
o
C, titik didih 767
o
C dan memiliki masa jenis 8,65 gcm
3
Widowati, 2008.
2.6.1 Kegunaan Kadmium
Seperti halnya Pb, logam ini banyak digunakan sebagai bahan pigmen untuk industri percetakan maupun industri cat, biasanya yang paling sering
digunakan dalam industri cat yaitu dalam bentuk sulfida yang memberi warna kuning. Kadmium juga digunakan dalam pembuatan baterai atau aki karena
memiliki potensial voltase yang stabil. Selain itu logam ini juga digunakan sebagai bahan untuk melapisi logam lain dan pipa karena sifatnya yang tahan
terhadap korosi serta digunakan dalam pembuatan pupuk TSP Darmono, 1995.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Toksisitas Kadmium
Penelitian menunjukkan bahwa logam Cd merupakan logam yang tingkat toksisitasnya tertinggi kedua setelah logam Hg. Adapun efek yang dapat timbul
akibat keracunan logam ini yaitu: 1. Efek terhadap tulang
Serangan yang paling hebat dari keracunan yang disebabkan oleh logam Cd adalah kerapuhan pada tulang. Penyakit ini dinamakan “itai-itai” itai-itai
disease yang berarti “aduh-aduh”. Penyakit ini mendatangkan rasa sakit pada persendian tulang belakang dan tulang kaki.
2. Efek terhadap ginjal Logam Cd dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu
menimbulkan kerusakan pada sistem yang bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat dideteksi dari tingkat atau jumlah kandungan
protein yang terdapat di dalam urine. Penyakit ini disebut proteinuria. Proteinuria ditemukan pada orang-orang yang telah terpapar Cd dalam selang waktu yang
lama, yaitu dalam jangka waktu 20-30 tahun. 3. Efek Cd terhadap paru-paru
Keracunan yang disebabkan oleh terhirupnya debu yang mengandung Cd dapat mengakibatkan kerusakan terhadap paru-paru. Terhirupnya Cd dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan paru-paru pulmonary emphysema. Peristiwa pembengkakan paru-paru ini disebabkan oleh
penghambatan kerja enzim alfa-antipirin oleh logam Cd.
Universitas Sumatera Utara
4. Efek terhadap sistem reproduksi Daya racun yang dimiliki oleh Kadmium juga mempengaruhi sistem
reproduksi dan organ-organnya. Pada konsentrasi tertentu Cd dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa akibat terpapar
oleh logam Cd dapat mengakibatkan impotensi Palar, 2004.
2.7 Toksisitas Logam pada Ikan