nilai perusahaan, hal ini disebabkan oleh adanya kontrol yang mereka miliki. Struktur kepemilikan di perusahaan dapat
dibedakan menjadi kepemilikan orang luar outsider ownership dan kepemilikan orang dalam insider ownership atau
kepemilikan manajerial manageria ownership.
a. Kepemilikan Saham Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer
tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham oleh
pihak manajemen perusahaan. Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannya sebagai
manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka
semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai
perusahaan.
Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan perusahaan direktur dan komisaris Pujiati dan Winadar,2009. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial
dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah
dirinya sendiri. Sehingga masalah keagenan akan berkurang jika
20
manajer adalah sekaligus pemilik dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan jika
manajemen memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri Jensen dan Meckling, 1976.
b. Kepemilikan Saham Institusional
Pemegang saham institusional biasanya berbentuk entitas seperti perbankan, asuransi, dana pensiun, reksa dana, dan institusi
lain. Investor institusional umumnya merupakan pemegang saham yang cukup besar karena memiliki pendanaan yang besar. Tingkat
kepemilikan institusional yang tinggi menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar untuk menghalangi perilaku
opportunistic manajer. Menurut Mursalim 2007, kepemilikan institusional dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengurangi
masalah keagenan dengan meningkatkan proses monitoring. Pemegang saham institusional juga memiliki opportunity,
resources, dan expertise untuk menganalisis kinerja dan tindakan manajemen. Investor institusional sebagai pemilik sangat
berkepentingan untuk membangun reputasi perusahaan.
Menurut Pujiati dan Winadar 2009, kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki
oleh institusi atau lembaga yang didirikan di Indonesia seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan
institusi lain. Pemegang saham institusional yang memiliki
21
kepemilikan saham besar memiliki intensif untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan serta dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Sehingga dengan adanya kepemilikan saham yang besar oleh investor institusional akan mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen serta dalam pengambilan keputusan perusahaan. Menurut Zureigat
2011, proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor institusional dengan jumlah besar membuat investor tersebut dapat
secara langsung mempengaruhi keputusan manajerial. Kenaikan persentase dari kepemilikan institusional akan cenderung
menurunkan tingkat kecurangan. Zureigat juga berpendapat bahwa kepemilikan institusional akan meningkatkan permintaan atas jasa
audit dengan kualitas tinggi yang dilakukan oleh auditor berkualitas.
4. Kebutuhan Pendanaan Eksternal