Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perhatian terhadap praktik corporate governance CG pada perusahaan telah meningkat dalam dasawarsa terakhir ini, terutama sejak keruntuhan perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat, seperti kasus Enron Corporation. Masalah utama dalam pelaksanaan CG timbul karena adanya pemisahan kepemilikan dari pengendalian dalam perusahaan yang modern Balafif, 2010 dalam Maharani 2012. Permasalahan ini meningkat seiring dengan perusahaan melakukan penawaran umum perdana di bursa saham yang akan memisahkan fungsi pengurus dan fungsi pemilik. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham pemilik perusahaan yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. 1 Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga akan menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham dan dapat menurunkan nilai perusahaan Jensen dan Meckling, 1976. Pemilihan auditor eksternal merupakan salah satu pengukuran yang digunakan manajer perusahaan untuk mengurangi agency problem yang muncul dalam perusahaan. Knechel et al. 2005 mengemukakan bahwa suatu proses audit dapat menyediakan keuntungan bagi perusahaan, seperti peningkatan efektivitas dan efisiensi, peningkatan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan penurunan informasi asimetri. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan fungsi monitoring melalui auditor eksternal, baik untuk mengurangi risiko terjadinya kecurangan fraud maupun dalam hal penyajian laporan keuangan. Terdapat beberapa faktor dalam perusahaan yang dipercaya dapat menentukan pemilihan auditor eksternal, diantaranya adalah karakteristik perusahaan, seperti struktur kepemilikan, kebutuhan pendanaan eksternal serta ukuran perusahaan Zureigat, 2011; Knechel et. al, 2005. Struktur kepemilikan mencerminkan pembagian distribusi kekuasaan dan pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan 2 operasional perusahaan. Suatu perusahaan dapat memiliki struktur kepemilikan yang terkonsentrasi pada satu pemegang saham, beberapa pemegang saham, atau tersebar secara relatif merata pada seluruh pemegang saham. Struktur kepemilikan dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan melalui mekanisme pengendalian dan pengawasan yang berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Struktur kepemilikan juga dapat digunakan untuk mengurangi masalah keagenan. Menurut Jensen dan Meckling 1967, agency problem dapat dikurangi melalui mekanisme pengawasan oleh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Hampir seluruh perusahaan membutuhkan pendanaan tambahan dari pihak eksternal berkaitan dengan pembiayaan dan pengembangan kegiatan operasionalnya. Untuk memenuhi kebutuhan akan pendanaan eksternal tersebut, perusahaan membutuhkan laporan keuangan yang kredibel untuk meyakinkan para investor yang akan dan telah menginvestasikan modalnya ke perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang kredibel dipercaya harus diaudit oleh auditor yang berkualitas untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan, terutama perusahaan yang memiliki transaksi yang kompleks Knechel et al., 2005. Penelitian Revier dan Schroe 2009 memberikan dukungan yang menyatakan bahwa perusahaan yang bergantung kepada pendanaan eksternal cenderung memilih auditor Big Four dalam mengaudit laporan keuangannya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada suatu jaminan 3 keandalan laporan keuangan yang diberikan oleh auditor eksternal yang berkualitas bagi para investor yang menanamkan modalnya di suatu perusahaan. Ukuran perusahaan menunjukkan ukuran besar atau kecilnya perusahaan. Semakin besar skala suatu perusahaan maka semakin komplek permasalahan yang akan dihadapi, sehingga pengawasan yang khusus akan diperlukan. Semakin besar aset, pendapatan, modal ataupun jumlah karyawan menunjukkan semakin komplek kegiatan dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian pemilik perusahaan akan semakin sulit dalam mengendalikan perusahaannya sehingga semakin besar peluang terjadinya penyimpangan baik dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja Dewi dan Ratniadi,2014. Francis dan Wilson 1988 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara ukuran klien dengan pemilihan perusahaan audit yang memiliki kualitas yang tinggi. Dalam kondisi seperti ini pengawasan yang khusus akan sangat diperlukan, salah satunya dengan menggunakan jasa dari KAP yang berkualitas. Kasus yang melibatkan auditor eksternal adalah kasus PT. KAI tahun 2005. PT KAI mengumumkan mendapat keuntungan sebesar Rp 6,90 miliar. Padahal sebenarnya mengalami kerugian sebesar Rp 63 miliar. Hal ini mengakibatkan Menteri Keuangan terhitung sejak tanggal 6 Juli 2007 membekukan izin Akuntan Publik AP Drs. Salam Mannan, pemimpin rekan pada KAP S. Mannan, Sofwan, Adnan dan Rekan selama sepuluh bulan melalui Keputusan Menkeu No. 500KM.12007. Sanksi itu 4 diberikan karena Salam Mannan melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik dalam kasus audit umum atas laporan keuangan PT Kereta Api Persero Tahun 2005 detik finance, 2007. Berdasarkan laporan menteri keuangan, selama tahun 2014 terdapat auditor dan kantor akuntan publik yang tidak mematuhi kewajiban yang telah ditentukan perundang-undangan. Sehingga akuntan publik dan kantor akuntan publik yang bersangkutan mendapatkan sanksi administratif dari kementrian keuangan. Akuntan Publik yang dikenai sanksi selama tahun 2014 disebabkan oleh beberapa pelanggaran terkait keterlambatan pelaporan PPL, tidak memenuhi jumlah SKP yang ditentukan, pelanggaran terhadap standar profesi akuntan publik maupun ketentuan administratif lainnya. Sanksi Administratif yang diberikan kepada akuntan publik selama tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Jenis Sanksi dan Jenis Pelanggaran Akuntan Publik Tahun 2014 No. Jenis Sanksi Jenis Pelanggaran Jumlah AP yang dikenakan sanksi 1 Rekomendasi Penyampaian laporan PPL SKP tidak terpenuhi 41 37 2 Peringatan SPAP Tidak mengikuti PPL 9 18 3 Pembekuan SPAP 1 4 Denda Keterlambatan laporan PPL 28 Total Sanksi yang diberikan 134 Sumber : pppk.kemenkeu.go.id 5 Berdasarkan tabel tersebut, terdapat akuntan publik yang dikenai sanksi pembekuan pada tahun 2014 yaitu: Tabel 1.2 Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin pada Tahun 2014 No. Akuntan Publik No. sanksi Tgl Sanksi Masa Beku 1 Drs. Dharma Surja Latief, MM 603KM.12014 9 sep 2014 3 bulan Sumber : pppk.kemenkeu.go.id Berdasarkan sanksi yang diberikan oleh pemerintah kepada auditor dapat menimbulkan skandal yang menyebabkan turunnya reputasi kantor akuntan publik, hal ini beriringan dengan kualitas audit yang diberikan oleh kantor akuntan publik tersebut. Banyaknya kantor akuntan publik yang terdapat di Indonesia memungkinkan mereka menyediakan kualitas audit yang beragam. Menurut De Angelo 1981 yang membedakan antara jasa audit yang dihasilkan oleh suatu kantor akuntan publik KAP satu dengan yang lain adalah kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP tersebut. KAP dengan kualitas audit yang lebih tinggi dapat mendeteksi kebocoran atau ketidakakuratan yang terdapat dalam suatu laporan keuangan dan melaporkannya. Terdapat berbagai dimensi untuk menilai kualitas audit, diantaranya ukuran KAP, spesialisasi KAP, biaya audit serta kapabilitas teknologi yang digunakan KAP tersebut untuk melaksanakan jasa auditnya. 6 Perbedaan kualitas inilah yang kemudian menimbulkan adanya diferensiasi KAP yang kemudian dikenal dengan istilah KAP Big Eight dan Non Big Eight. Namun serangkaian penggabungan akibat skandal akuntansi yang terjadi sekitas awal tahun 2000 membuat KAP Big Eight menciut menjadi Big Four dan Non Big Four. KAP yang termasuk dalam kategori Big Four inilah yang telah dipercaya publik memiliki reputasi yang baik dalam menyajikan kualitas audit yang tinggi. Kualitas audit yang tinngi akan dapat memberikan informasi yang lebih akurat sehingga mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemegang saham. Penelitian mengenai pemilihan auditor eksternal berkualitas telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah Zureigat 2011 melakukan penelitian hubungan struktur kepemilikan dengan pemilihan auditor pada badan usaha sektor keuangan go public. Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa kepemilikan saham institusional berengaruh positif signifikan terhadap kecendrungan penggunaan auditor berkualitas. Angreini dan Ghofar 2014 melakukan penelitian yang sama dengan Zureigat 2011, hasil penelitiannya menunjukan bahwa kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal. Hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra 2014 yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal. 7 Selanjutnya penelitian mengenai pemilihan auditor eksternal dilakukan oleh Knechel et.,al 2005, yang melakukan penelitian hubungan kebutuhan pendanaan eksternal dan leverage terhadap pemilihan auditor eksternal. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal dan kebutuhan pendanaan eksternal tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal. Penelitian lainya dilakukan oleh Trisnawati dan Ancella 2013 menemukan bahwa variabel kebutuhan pendanaan eksternal dan leverage tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal yang berkualitas. Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Revier Schroe 2009 yang menemukan bahwa kebutuhan pendanaan eksternal berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal. Penelitian yang sedang dilakukan saat ini merujuk dari penelitian yang dilakukan sebelumnya dan mengadopsi variabel dari penelitian- penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Trisnawati dan Ancella 2013 dan Putra 2014. Berdasarkan referensi variabel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh struktur kepemilikan, kebutuhan pendanaan eksternal, leverage dan ukuran perusahaan terhadap pemilihan auditor eksternal” pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2012-2014. 8

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2012

1 8 137

Pengaruh struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities dan ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi : Studi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

3 44 121

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

PENGARUH STRUKTUR ASET, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PENDANAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014)

0 6 119

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN TIPE KEPEMILIKAN PERUSAHAAN TERHADAP PEMILIHAN AUDITOR EKSTERNAL PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2014).

0 3 28

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 34

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 9

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, ENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 14

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Reputasi Auditor terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 5 17

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58