Perancangan Turbin Tingkat PengaturanTingkat 1

3.5. Perancangan Turbin Tingkat PengaturanTingkat 1

Dengan membuat tingkat pengaturan terdiri dari dua baris sudu dua tingkat kecepatan dan dengan mengambil penurunan kalor sebesar 70 kkalkg, atau sebesar 293,083 kJkg , dengan mengambil harga uc 1 opt sebesar 0,246, maka kecepatan mutlak uap keluar nozel: C 1 = 91,5 h = 91,5 70 =765,544 mdet C 1 t = ϕ 1 c = 95 , 544 , 765 = 805,836 mdet, dan kecepatan keliling sudu: u = uc 1 x C 1 = 0,246 x 765,544 mdet = 188,324 mdet, diameter rata - rata sudu: d 1 = n u 60 × π × = 5700 324 , 188 60 × × π = 0,631 m atau 631 mm Tingkat tekanan ini dibuat dengan derajat reaksi, derajat reaksi yang dimanfaatkan pada sudu-sudu gerak dan sudu pengarah: • untuk sudu gerak baris pertama ……….2 • untuk sudu pengarah …………………..5 • untuk sudu gerak baris kedua ………….3 Kecepatan teoritis uap keluar dari tingkat pertama : C 1 t = 91,5 h 1 × ρ − = 91,5 70 1 , 1 × − C 1 t = 726,529 mdet Kecepatan mutlak uap keluar nozel : C 1 = x C 1 t = 0,95 x 726,529 = 689,946 mdet diambil 0,95 karena celah aksial nozel - sudu gerak cukup kecil C 1 u = x cos 1 = 689,946 x cos 20 C = 648,337 mdet. Dengan mengambil sudut masuk uap 1 sebesar 20 lit.1, hal.141 diperoleh kecepatan relatif uap terhadap sudu w 1 : w 1 = 1 1 2 2 1 cos C u 2 u C α ⋅ ⋅ ⋅ − + = 007 , 517 20 cos 946 , 689 324 , 188 2 324 , 188 946 , 689 2 2 = × × × − + mdet Sudut kecepatan relatif : sin 1 = 1 1 1 20 sin 007 , 517 946 , 689 sin = × α w C ; 1 =27,15 Gambar 3.8 Segitiga Kecepatan untuk Turbin Impuls dengan Dua Tingkat Kecepatan Kecepatan relatif teoritis uap pada sisi keluar sudu gerak I : w 2 t = 91,5 936 , 526 70 02 , 8378 007 , 517 5 , 91 8378 2 2 1 = × + = ⋅ + h w ρ mdet Kecepatan relatif uap pada sisi keluar sudu gerak I dengan memperhitungkan kerugian : w 2 = x w 2 t =0,86 x 526,936 = 453,165 mdet dimana diambil 0,86 gambar 2.12. Dengan mengambil sudut relatif keluar uap 2 lebih kecil 3 dari sudut kecepatan relatif masuk uap: 2 =27,15 -3 = 24,15 , diperoleh kecepatan mutlak uap keluar sudu gerak I : C 2 = 2 2 2 2 2 cos 2 β ⋅ ⋅ ⋅ − + w u u w = 684 , 291 15 , 24 cos 165 , 453 324 , 188 2 324 , 188 165 , 453 2 2 = × × × − + mdet dengan sudut keluar: sin 2 = 15 , 24 sin 684 , 291 165 , 453 sin 2 2 2 = × β C w ; 2 = 39,47 C 2 u = C 2 x cos 2 = 291, 684 x cos 39,47 = 225,168 mdet Kerugian kalor pada nozel : h n = 7 , 25 2001 946 , 689 259 , 726 2001 2 2 2 1 2 1 = − = − C C t kJkg Kerugian kalor pada sudu gerak I: h b = 13 , 36 2001 165 , 453 936 , 526 2001 2 2 2 2 2 2 = − = − w w t kJkg Kecepatan mutlak uap masuk sudu gerak II: C 1 = 91,5 gb 70 05 , 8378 684 , 291 88 , 5 , 91 8378 2 2 2 × × × = × + h c gb ρ =297,544 mdet Dimana : gb adalah derajat reaksi pada sudu pengarah dan gb adalah koefisien kecepatan pada sudu pengarah yang besarnya diasumsikan sepantasnya. det 276 , 239 47 , 36 cos 544 , 297 cos 1 1 1 m C u C = × = × = α Kecepatan teoritis uap pada sisi masuk sudu gerak II : w 1 = 1 1 2 2 1 cos C u 2 u C α ⋅ ⋅ ⋅ − + = 054 , 184 47 , 36 cos 544 , 297 324 , 188 2 324 , 188 544 , 297 2 2 = × × × − + mdet sudut masuk untuk sudu gerak kedua 1 diambil 36,47 Sudut kecepatan relatif uap masuk ke sudu gerak II : sin 1 = 47 , 36 sin 054 , 184 544 , 297 sin 1 1 1 = × α w C ; 1 = 74 Kecepatan relatif teoritis uap keluar sudu gerak II: w 2 t = 91,5 791 , 226 70 03 , 8378 054 , 184 5 , 91 8378 2 2 1 = × + = ⋅ + h w ρ mdet w ’2 = .w 2 t’ =0,90 x 226,791 = 204,112 mdet Kecepatan mutlak uap dengan memperhitungkan kerugian: C 2 = 2 2 2 2 2 cos 2 β ⋅ ⋅ ⋅ − + w u u w = 965 , 118 35 cos 112 , 204 324 , 188 2 324 , 188 112 , 204 2 2 = × × × − + mdet sudut 2 dipilih 35 lit.1,hal.141 Sudut keluar uap sudu gerak II: sin 2 = 35 sin 965 , 118 112 , 204 sin 2 2 2 = × β C w 2 =100,23 C 2 u = C 2 x cos 2 = 118,965 x cos 100,23 = -21,128 mdet Kerugian kalor pada sudu pengarah: h gb = 90 , 12 2001 544 , 297 119 , 338 2001 2 2 2 1 2 1 = − = − C C t kJkg Kerugian kalor pada sudu gerak baris II: h b = 90 , 4 2001 112 , 204 791 , 26 2001 2 2 2 2 2 2 = − = − w w t kJkg Kerugian akibat kecepatan keluar uap dari sudu gerak baris II: h e = 07 , 7 2001 965 , 118 2001 2 2 2 = = C kJkg Efisiensi pada keliling cakram dihitung melalui persamaan: ad C u C u C u 2 2 2 1 u − Σ ⋅ ⋅ = η u = 2 544 , 765 ] 128 , 21 168 , 225 276 , 239 337 , 648 [ 324 , 188 2 − + + × × =0,7016 Untuk memeriksa ketepatan perhitungan kerugian kerugian kalor yang diperoleh diatas hasilnya dibandingkan dengan hasil hasil yang diperoleh untuk nilai uc 1 yang optimum: e b gb b n u h h h h h h h + + + + − = η 7042 , 083 , 293 07 , 7 90 , 4 90 , 12 13 , 36 70 , 25 083 , 293 = + + + + − = , kesalahan perhitungan 378 , 100 7042 , 7016 , 7042 , = × − . Kerugian-kerugian akibat gesekan dan pengadukan dihitung dari persamaan : G N h gea gea = N gea dihitung dari persamaan Forner berikut: 10 4 3 . . 10 − ⋅ = ρ β l d n N a ge kW dimana: β = koefisien untuk cakram baris kedua sebesar 2,06 d = diameter cakram yang diukur pada diameter rata-rata sudu = n U π 60 = 5700 188,324 60 π = 0,631 m n = putaran turbin = 5700 rpm l 1 = tinggi sudu sebesar = 16 mm = 1,6 cm ρ= bobot spesifik didalam dimana cakram tersebut berputar harganya sebanding dengan 1 ν ν = 0,2030 m 3 kg ; ρ = 4,926 kgm 3 Maka diperoleh : 10 4 3 . . 10 4,926 6 , 1 0,631 5700 06 , 2 − × = a ge N = . .a ge N 47,675 kW Sehingga kerugian-kerugian akibat gesekan dan pengadukan adalah : G N h gea gea = 37 , 3 145 , 14 675 , 47 = = gea h kJkg Gambar 3.9 Diagram I-s untuk tingkat pengaturan Tekanan uap sesudah nozel tingkat pengaturan diperoleh dari diagram i-s dengan mengukurkan besarnya harga kerugian akibat kecepatan dari garis vertikal dari titik h 01 yang berpotongan dengan tekanan P 2 , sehingga diperoleh P 1 I sebesar 22 bar, seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.9. Uap dari perapat labirin ujung depan dibuang ke ruang sorong uap tingkat ekstraksi dengan tekanan P 2 = 4 bar, sedangkan tekanan sesudah nozel tingkat pengaturan sebesar P 1 I = 22 bar, tekanan kritis diperoleh dari: p kr = 606 , 2 5 , 1 50 22 85 , 5 , 1 85 , 1 = + × = + × z P I bar dengan z adalah jumlah ruang perapat labirin, diambil 50 buah. Karena tekanan sesudah perapat labirin P 2 lebih besar dari tekanan kritis p kr , maka besarnya kebocoran ditentukan dengan rumus: 1 1 2 2 1 100 υ ⋅ ⋅ − ⋅ × × = I eks I s kebocoran P z P P g f G 0940 , 2030 , 22 50 4 22 81 , 9 10 20734 , 100 2 2 3 = × × − × × × × = − kgdet dengan f s = x d x s = x 0,22 x 0,3 x 10 -3 = 0, 20734 x 10 -3 m 2 d = diameter poros direncanakan sebesar 220 mm s = celah antara poros dengan packing labirin 0,3 mm = volume spesifik uap sesudah nozel 0,2030 m 3 kg z = jumlah labirin, 50 buah. Kalor total uap sebelum nozel tingkat kedua: i = i - h - ∑h kerugian = i - h i = 3396,96 – [293,083 –25,70+36,13+12,90+4,90+7,07+3,37] = 3193,95 kJkg Dengan mengukurkan harga tersebut pada diagram i-s diperoleh kondisi uap sebelum nozel tingkat kedua yaitu sebesar 15 bar dan temperatur 370,56 C.

3.6. Penurunan Kalor dari Tingkat Pengaturan sampai Tingkat Ekstraksi