Pelayanan Penyimpanan Apotek Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan

B. Prosedur Pembelian

Prosedur pembelian di apotek Kimia Farma 255 dilakukan sebagai berikut: 1. Bagian pengadaan barang di apotek Kimia Farma 255 membuat defekta untuk kebutuhan stok obat dalam buku pesanan. 2. Bagian pembelian merekapitulasi defekta dan membuatnya dalam bentuk Bon Pemesanan Barang Apotek BPBA dan dikirim kepada bagian pengadaan di BM Palang Merah. 3. Bagian pengadaan di BM Palang Merah mengirim Surat Pemesanan atau SP kepada Pedagang Besar Farmasi PBF 4. PBF mengirim barang dan faktur kepada masing-masing apotek Kimia Farma

C. Prosedur Penerimaan Barang

Penerimaan barang dilakukan penanggung jawab menurut prosedur berikut: 1. Penanggung jawab menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat Pengantar BarangFaktur. 2. Penanggung jawab memeriksa kualitas barang sesuai surat pesanan, dilakukan pemeriksaan secara fisik seperti jumlah, ukuran, jenis, registrasi, label, tanggal daluarsa dan bentuk barang, apakah sesuai atau tidak. 3. Penanggung jawab membubuhkan tanda tangan, stempel apotek Kimia Farma pada faktur asli 4. Mencatat barang masuk pada kartu stok barang masing-masing.

1.2.5.2 Pelayanan

Pelayanan penjualan di apotek Kimia Farma meliputi pelayanan resep tunai, resep kredit, pelayanan obat bebas, kosmetika, dan alat-alat kesehatan. Pelayanan Resep Pelayanan terhadap resep dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Penerimaan Resep Pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan resep: nama, alamat, nomor SIP dan tanda tanganparaf dokter, penulisan R, nama pasien, umur dan alamat, pemberian No R, penetapan harga, dan pemeriksaan ketersediaan obat. Amdiska Sihite : Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 2. Perjanjian dan Pembayaran Pengambilan obat semua atau sebahagian, adatidaknya penggantian obat atas persetujuan dokter, pembayaran tunai atau kredit, pembuatan kuitansi dan salinan resep. 3. Peracikan Penyiapan etiketpenandaan obat dan kemasan, peracikan obat, penyajian hasil akhir peracikan 4. Pemeriksaan Akhir Kesesuaian hasil peracikan dengan resep, kesesuaian salinan resep dengan resep asli, kebenaran kuitansi. 5. Penyerahan Obat dan Pemberian Info Penyerahan obat harus disertai dengan penjelasan informasi tentang: nama obat, bentuk dan jenis sediaan, dosis, jumlah dan aturan pakai, cara penyimpanan, efek samping yang mungkin timbul. 6. Layanan Purna Jual Komunikasi dan informasi setiap waktu dan penggantian obat bila diperlukan atas permintaan dokter. Pelayanan Penjualan Bebas Pelayanan penjualan bebas dilakukan sebagai berikut: 1. Petugas di ruang penjualan menerima permintaan barang dari pasien dan menginformasikan harga. 2. Jika pasien yang datang dengan keluhan menderita penyakit maka Apoteker Pengelola Apotek atau Asisten Apoteker membantu memilih obat yang sesuai dengan penyakit yang dikeluhkan dengan disertai informasi tentang obat yang digunakan. 3. Bila harga sesuai maka barang diserahkan dan pasien membayarnya.

1.2.5.3 Penyimpanan

Penyimpanan dapat dilakukan di etalase dan ruang racikan. Cara penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan bentuk sediaan yang disusun menurut abjad dengan sistem FIFO First In First Out atau FEFO First Expired First Out. Amdiska Sihite : Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Untuk golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus yang terpisah dari obat-obat lain dan terkunci, vaksin dan suppositoria disimpan dalam lemari pendingin. Penyimpanan bahan baku dipisahkan dari obat-obat lain dalam wadah tertutup rapat dan diberi etiket atau label yang jelas. Bahan baku obat dalam dipisahkan dengan bahan baku obat luar. Amdiska Sihite : Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB II PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN

2.1 Pentingnya Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestic nasional maupun di pasar internasional global. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, misalnya dengan memberikan produk yang mutunya lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan produk lebih cepat, dan pelayanan yang lebih baik dari pesaingnya. Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu suatu produk. Mutu menurut Montgomery 1985: “Quality is the extent to white products meet the requirements of people who use them”. Jadi suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Dia membedakan mutu produk menjadi dua yaitu mutu desain kecocokan quality of design and quality of comformance. Pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk barang dan jasa. Pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pimpinan bisnis yaitu: 1. Mengetahui dengan bagaimana jalannya atau bekerjanya atau proses bisnis. 2. Mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan pelanggan, terutama untuk hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan. 3. Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan. 2.2 Menentukan Kebutuhan Pelanggan 2.2.1 Pentingnya Mengenali Dimensi atau Karakteristik Produk Kita biasanya menguraikan suatu produk berupa barang atau jasa dengan menggunakan pernyataan beberapa dimensi atau karakteristiknya. Kita bias mengartikan kebutuhan pelanggan customer requirement sebagai karakteristikatribut barang atau jasa yang mewakili dimensi yang oleh pelanggan dipergunakan sebagai dasar pendapat mereka mengenai jenis barang atau jasa. Amdiska Sihite : Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008