Ada beberapa bukti untuk menyatakan bahwa material ini dapat menyebabkan iritasi mata dan kerusakan pada beberapa individu. Kontak mata secara
langsung bisa menghasilkan air mata, pelipatan pada kelopak mata, kontraksi atau pengucupan anak mata, kehilangan fokus, pengaburan penglihatan, dilasi
atau pembesaran anak mata.
3. Melalui Kulit
Kontak antara kulit dengan material mungkin berbahaya, efek sistemik dapat terjadi bila material terserap. Bahan ini dianggap bersifat mengiritasi terhadap
kulit. Rasa tidak nyaman dapat dihasilkan akibat pemaparan dalam waktu yang lama. Pemakaian insektisida yang baik seharusnya menggunakan sarung
tangan untuk meminimalkan paparan terhadap kulit. Efek beracun bisa terjadi sebagai akibat penyerapan oleh kulit. Bagian yang terkena mungkin
menyebabkan keluarnya keringat dan kekejangan otot.
4. Masuk melalui Hidung inhalasi
Material ini dianggap tidak menghasilkan iritasi pada pernapasan. Meskipun demikian penghirupan debu, atau uap terutama untuk periode yang cukup
lama, dapat menghasilkan gangguan saluran pernapasan. Keracunan inhibitor kolinesterase menyebabkan gejala seperti gangguan pada dada dan sesak
nafas Munaf, 1995.
2.5. Gejala dan Pertolongan Pertama Keracunan
2.5.1. Gejala Keracunan
Universitas Sumatera Utara
Keracunan ditandai dengan adanya iritasi dan kerusakan jaringan yang terkena pada keracunan lokal, dan jaringan yang dilewatinya terutama jaringan paru pada
keracunan sistemik.
1. Saluran Pencernaan
Rasa terbakar pada mulut dan tenggorokan, mual, muntah, nyeri abdomen, diare
2. Mata
Gatal, rasa terbakar, mata berair, gangguan penglihatankabur, pupil dapat menyempit atau melebar.
3. Kulit
Rasa terbakar, iritasi, keringat berlebihan, bercak pada kulit. 4.
Saluran Pernafasan Batuk, nyeri dada dan sesak, susah bernafas dan nafas berbunyi wheezing
Munaf, 1995.
2.5.2. Pertolongan Pertama keracunan
1. Apabila gejala keracunan mulai timbul dan gejala mulai dirasakan, segeralah
berhenti kontak dengan paparan insektisida dan segera pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
2. Bila insektisida tertelan dan penderita sadar : segera lakukan induksi muntah
yang dapat dilakukan dengan mengorek dinding belakang faring dengan jari atau dengan larutan garam dapur 1 sendok makan penuh dalam 1 gelas air
Universitas Sumatera Utara
hangat. Induksi muntah tidak boleh dikerjakan bila penderita tidak sadar, karena bahaya terjadi aspirasi muntah ke paru-paru.
3. Bila terdapat henti napas, segera lakukan pernafasan buatan. Bersihkan mulut
penderita dari air ludah, lendir atau makanan yang menyumbat jalan nafas. Bila Insektisida tertelan, jangan lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
4. Bila larutan insektisida mengenai kulit, pakaian yang terkena segera
tanggalkan, dan kulit dicuci dengan sabun dan air yang banyak. 5.
Bila larutan insektisida mengenai mata, segera cuci dengan banyak air selama 15 menit Lubis, 2002.
2.5.3. Jenis dan Efek Samping Pemakaian Insektisida
a. Bakar : anti nyamuk bakar menghasilkan asap yang diyakini dapat mengusir
nyamuk, namun disisi lain asap tersebut juga dapat meningkatkan kejadian ISPA, seperti batuk dan sesak pada anak.
b. Elektrik: elektrik memiliki efek yang hampir sama dengan antinyamuk bakar;
menghasilkan asap, hanya saja tidak terlihat
.
c.
Semprot:
menghasilkan partikel aerosol yang bersifat sebagai racun kontak bagi nyamuk.
d. Lotion:
Lotion antinyamuk umumnya mengandung zat aktif Diethyltoluamide DEET, yang berefek mengiritasi kulit dan berbahaya bila mengenai selaput
lendir tubuh atau permukaan kulit yang terluka.
Universitas Sumatera Utara
Prinsipnya semua insektisida memang mengandung zat kimia yang dapat menjadi racun sehingga diharapkan digunakan seminimal mungkin sesuai kebutuhan
Donatus, 2001
2.5.4. Dampak Insektisida di Lingkungan