Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Tentang Penggunaan Dan Bahaya Insektisida Pada Rumah Tangga Dengan Keluhan Kesehatan Di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

(1)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG PENGGUNAAN DAN BAHAYA INSEKTISIDA PADA RUMAH

TANGGA DENGAN KELUHAN KESEHATAN DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh:

OLVARIANI SITEPU NIM 061000175

       

 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG PENGGUNAAN DAN BAHAYA INSEKTISIDA PADA RUMAH

TANGGA DENGAN KELUHAN KESEHATAN DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

OLVARIANI SITEPU NIM 061000175

       

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2010

 


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG PENGGUNAAN DAN BAHAYA INSEKTISIDA PADA RUMAH

TANGGA DENGAN KELUHAN KESEHATAN DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

OLVARIANI SITEPU NIM. 061000175

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 10 Juni 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

dr. Taufik Ashar, MKM Ir. Evi Naria, M.Kes

NIP. 19780331 200312 1 001 NIP. 19680320 199303 2 001

Penguji II Penguji III

Ir. Indra Chahaya S, M.Si Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS NIP. 19681101 199303 2 005 NIP. 19650109 199403 2 002

Medan, Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,


(4)

ABSTRAK

Insektisida sangat dibutuhkan dalam mengendalikan vektor karena penyakit yang ditularkan oleh vektor banyak ditemukan bahkan dapat merenggut korban jiwa. Penggunaan insektisida yang seharusnya dapat mempermudah pengendalian penyakit, namun pada akhirnya mengakibatkan efek terhadap kesehatan. Karena insektisida memiliki potensi bahaya yang tinggi bagi anggota keluarga maka harus ada pengolahan insektisida sehingga dampak negatif dari pengguna insektisida tersebut dengan timbulnya keluhan kesehatan dapat dicegah terhadap manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan tentang penggunaan dan bahaya insektisida pada rumah tangga dengan keluhan kesehatan di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

Penelitian ini adalah survai yang bersifat analitik dengan populasi adalah seluruh ibu rumah tangga di Desa Rantau Panjang yaitu sebanyak 288 orang dan jumlah sampel sebanyak 74 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling dengan kriteria adalah ibu rumah tangga yang memakai insektisida. Data dianalisis dengan menggunakan uji X2 dan exact fisher pada α=0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik ibu rumah tangga mayoritas berumur 19-45 tahun (79,7%), mayoritas tingkat pendidikan rendah (87,8%), yang tidak bekerja (70,3%), yang mempunyai penghasilan <Rp 980.000 (70,3%), lama menggunakan insektisida >2 tahun (66,2%), ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan kurang baik (68,9%), sikap baik (55,4%), tindakan kurang baik (58,1%). Diantaranya yang pernah mengalami keluhan kesehatan 49 orang (66,3%). Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel umur (p=0,206) dan variabel pendidikan (p=0,054) dengan keluhan kesehatan. Hasil analisis yang lain menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel pekerjaan (p=0,003, variabel penghasilan (p=0,003), variabel pengetahuan (p=0,000), variabel sikap (p=0,000), variabel tindakan (p=0,000) dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang.

Ibu Rumah Tangga Desa Rantau Panjang diharapkan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker dan sarung tangan saat menyemprot insektisida dan mencuci tangan pakai sabun setelah menggunakan insektisida. Selain itu sebelum menggunakan insektisida sebaiknya membaca tata cara penggunaan (label) Insektisida.

Kata kunci : Insektisida, Ibu Rumah Tangga, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Keluhan Kesehatan.


(5)

ABSTRACT

Insecticides in vector control is needed because the disease infected by the vector can be found even claimed casualties. The use of insecticides in disease control should be easier, but in the end lead to effects on health. The insecticide has a high potential hazard for family there should be an insecticide treatment so that the negative impact of these insecticides with the emergence of user complaints on human health can be prevented.

This study aimed to describe the relationship between the characteristics, knowledge, attitudes, practice of housewives about the use and hazard potention of insecticides with health complaints in Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang on 2010.

This study was an analytic survey, population were all the housewives in Desa Rantau Panjang as many as 288 people and the total sample of 74 persons. Purposive sampling method with random sampling criteria were housewives who use insecticides. Data were analyzed using X2 test and exact fisher test at α=0,05.

The results showed that characteristics of housewives aged 19-45 years (79,7%), with a low educational level (87.8%), which does not work (70.3%), the interpretation of income <Rp 980 000 (70.3 %), duration of use of insecticides >2 years (66.2%), housewives who have a poor knowledge (68.9%), good attitude (55.4%), unfavorable practice (58.1%). Among others who had experienced health complaints 49 people (66.3%). Results of analysis showed no significant relationship between the variables of age (p=0.206) and the education variable (p=0,054) with health complaint. Analytical results of the others showed significant relationship between variable jobs (p=0.003), the income variable (p=0.003), while the variable use of insecticides (p=0,004) knowledge variable (p=0.000), attitude variable (p=0.000), the practice variable (0,000) with health complaints in Desa Rantau Panjang

Housewife at Rantau Panjang village were wished to usage PPE such as masks and hand gloves when sprayed the insecticides and washed their hand after usage the insecticides. And then before usage the insecticides were better read the procedure of use (labels) insecticides.

Key words: Insecticides, Housewife, Knowledge, Attitude, Practice, Health Complaints.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Olvariani Sitepu

Tempat/Tanggal Lahir : Muara Sipongi, 24 Oktober 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Anak Ke : 2 dari 2 bersaudara

Alamat Rumah : Desa Silantom Tonga Kecamatan Pangaribuan

Kabupaten Tapanuli Utara

Riwayat Pendidikan :1. SD Negeri No. 173200 Silantom Tonga (1994-2000) 2. SLTP N 1 Saipar Dolok Hole (2000-2003)

3. SMA Methodist II Kisaran (2003-2006)


(7)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah Bapa, karena berkat dan kasihNya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “ Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Tindakan Tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida Pada Rumah Tangga dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Ria Masniari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

2. dr. Taufik Ashar, MKM selaku Dosen Pembimbing I.

3. Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II

4. Ir. Indra Chahaya. S, M.Si sebagai Kepala Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Tim Penguji Skripsi

5. DR. Irnawati Marsaulina, MS sebagai Tim Penguji Skripsi

6. Para Dosen dan Civitas Akademik FKM USU dan Staf Dosen bagian Kesehatan

Lingkungan khususnya.


(8)

9. Alm. M.Sitepu, SPd yang telah berpulang kepangkuan Bapa di sorga. terima kasih banyak buat perjuanganmu, bimbinganmu, didikanmu. Engkau akan selalu ada di hati penulis. Penulis juga ucapkan terima kasih banyak buat ibunda tersayang R. Perangin-angin yang selalu tegar dan selalu memotivasi serta berdoa memberikan kasih sayang yang melimpah dan perhatian serta dukungan baik moral maupun materil.

10. Eva Masrita Sitepu CSP, Adik Gabrena Tarigan, Obama Tarigan, Nando Perangin-angin, Ariadi Perangin-angin, Bulang, Iting Kisaran, Iting Kineppen, Bapak Saul Tarigan, Bi Dian, Mami dan Mama serta semua anggota keluarga besar Penulis yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi..

11. Trio Manja (Elfrida SKM, Andriansyah SKM), Efrata, Yenni, Widya SKM, Dilla, Gaby, Nurhayati, Iskandar SKM, Ismil, Roy SKM, Hendra Dinata SKM, Mhd Aulia SKM, Berkat Putra SKM, Semua anggota Ikatan Mahasiswa Kesehatan Lingkungan (IMAKEL) stambuk 2006, Bang Hemrat Sitompul, Hisar Sitanggang, Sylvi SKM, Neni Simanjuntak, Asri Budi, Kak Bona yang telah banyak membantu dan memberi dukungan. Mbak Ajeng, Sofia, Umi, dan semua warga gg Juhar 8a. Kelompok kecil HOC (K’Eka, Herlina, dan Paulina).

Akhir kata semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkatNya kepada kita dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak

Medan, Juni 2010


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTARK ... ii

ABSTRACT... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Pengertian Insektisida ... 5

2.2. Klasifikasi Insektisida ... 5

2.2.1.Berdasarkan Rumus Kimia ... 5

2.2.2. Berdasarkan Bentuk Fisik ... 6

2.3. Penggunaan Insektisida dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan... 7

2.3.1. Penggunaan Insektisida... 7

2.3.2. Pengaruh Insektisida Terhadap Kesehatan... 8

2.4. Cara Masuk dalam Tubuh ... 9

2.5. Gejala dan Pertolongan Pertama Keracunan... 11

2.5.1. Gejala keracunan... 11

2.5.2. Pertolongan Pertama Keracunan ... 11

2.5.3. Jenis dan Efek Samping Pemakaian Insektisida ... 11

2.5.2. Dampak Insektisida di Lingkungan ... 13

2.6. Tinjauan tentang Pengetahuan, Sikap dan Tindakan ... 13

2.6.1. Pengetahuan ... 15

2.6.2. Sikap... 16

2.6.3. Tindakan... 17

2.7. Karakteristik Ibu ... 18

2.8. Kerangka Konsep ... 19


(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1. Jenis Penelitian... 21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

3.3. Populasi dan Sampel ... 21

2.3.1. Populasi ... 21

2.3.2. Sampel... 22

3.4. Teknik Pengambilan Data ... 22

3.4.1. Data Primer ... 22

3.4.2. Data Sekunder ... 23

3.5. Aspek Pengukuran ... 23

3.6. Defenisi Operasional... 25

3.7. Analisis data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN... 27

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 27

4.2. Karakteristik Ibu Rumah Tangga ... 27

4.2.1. Umur Responden... 28

4.2.2. Pendidikan Responden ... 28

4.2.3. Pekerjaan Responden ... 29

4.2.4. Penghasilan Responden... 29

4.2.5. Lama Memakai Insektisida ... 30

4.3. Karakteristik Insektisida... 31

4.4. Tingkat Pengetahuan Responden ... 31

4.5. Sikap Responden... 35

4.6. Tindakan Responden... 37

4.7. Keluhan Kesehatan ... 39

4.8. Hubungan Karakteristik dengan Keluhan Kesehatan ... 40

4.8.1. Hubungan Umur dengan Keluhan Kesehatan ... 42

4.8.2. Hubungan Pendidikan Dengan Keluhan Kesehatan ... 42

4.8.3. Hubungan Pekerjaan dengan Keluhan Kesehatan... 43

4.8.4. Hubungan Penghasilan dengan Keluhan Kesehatan ... 44

4.8.5. Hubungan Lama Memakai dengan Keluhan Kesehatan ... 45

4.9. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Kesehatan ... 49

4.10. Hubungan Sikap dengan Keluhan Kesehatan ... 49

4.11. Hubungan Tindakan dengan Keluhan Kesehatan ... 47

BAB V PEMBAHASAN ... 49

5.1. Hubungan Karakteristik dengan Keluhan Kesehatan ... 49

5.1.1. Hubungan Umur dengan Keluhan Kesehatan ... 49

5.1.2. Hubungan Pendidikan Dengan Keluhan Kesehatan ... 49

5.1.3. Hubungan Pekerjaan dengan Keluhan Kesehatan... 49

5.1.4. Hubungan Penghasilan dengan Keluhan Kesehatan ... 50

5.1.5. Hubungan Lama Memakai dengan Keluhan Kesehatan... 51

5.2. Hubungan Tingkat Pengetahuandengan Keluhan Kesehatan ... 52


(11)

5.4. Hubungan Tindakan dengan Keluhan Kesehatan ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

6.1. Kesimpulan ... 57

6.2. Saran... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur di Desa Rantau Panjang Tahun 2010.

Tabel 4.2 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.5 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Lama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.6 Distribusi Jenis Insektisida yang digunakan Responden di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Pengetahuan tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Sikap tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Tindakan tentang Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Keluhan Kesehatan Selama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010


(13)

Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan yang Dirasakan Selama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.15 Distribusi Jenis Keluhan Kesehatan yang Dirasakan dan Bentuk Insektisida yang Digunakan

Tabel 4.16 Tabulasi Silang Umur Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.17 Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.18 Tabulasi Silang Pekerjaan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.19 Tabulasi Silang Penghasilan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.20 Tabulasi Silang Lama Menggunakan Insektisida dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.21 Tabulasi Silang Tingkat Pangetahuan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.22 Tabulasi Silang Sikap Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tabel 4.23 Tabulasi Silang Tindakan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

Lampiran 2 Master Data Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data Penelitian Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Lampiran 6 Surat Selesai Penelitian


(15)

ABSTRAK

Insektisida sangat dibutuhkan dalam mengendalikan vektor karena penyakit yang ditularkan oleh vektor banyak ditemukan bahkan dapat merenggut korban jiwa. Penggunaan insektisida yang seharusnya dapat mempermudah pengendalian penyakit, namun pada akhirnya mengakibatkan efek terhadap kesehatan. Karena insektisida memiliki potensi bahaya yang tinggi bagi anggota keluarga maka harus ada pengolahan insektisida sehingga dampak negatif dari pengguna insektisida tersebut dengan timbulnya keluhan kesehatan dapat dicegah terhadap manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan tentang penggunaan dan bahaya insektisida pada rumah tangga dengan keluhan kesehatan di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

Penelitian ini adalah survai yang bersifat analitik dengan populasi adalah seluruh ibu rumah tangga di Desa Rantau Panjang yaitu sebanyak 288 orang dan jumlah sampel sebanyak 74 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling dengan kriteria adalah ibu rumah tangga yang memakai insektisida. Data dianalisis dengan menggunakan uji X2 dan exact fisher pada α=0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik ibu rumah tangga mayoritas berumur 19-45 tahun (79,7%), mayoritas tingkat pendidikan rendah (87,8%), yang tidak bekerja (70,3%), yang mempunyai penghasilan <Rp 980.000 (70,3%), lama menggunakan insektisida >2 tahun (66,2%), ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan kurang baik (68,9%), sikap baik (55,4%), tindakan kurang baik (58,1%). Diantaranya yang pernah mengalami keluhan kesehatan 49 orang (66,3%). Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel umur (p=0,206) dan variabel pendidikan (p=0,054) dengan keluhan kesehatan. Hasil analisis yang lain menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel pekerjaan (p=0,003, variabel penghasilan (p=0,003), variabel pengetahuan (p=0,000), variabel sikap (p=0,000), variabel tindakan (p=0,000) dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang.

Ibu Rumah Tangga Desa Rantau Panjang diharapkan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker dan sarung tangan saat menyemprot insektisida dan mencuci tangan pakai sabun setelah menggunakan insektisida. Selain itu sebelum menggunakan insektisida sebaiknya membaca tata cara penggunaan (label) Insektisida.

Kata kunci : Insektisida, Ibu Rumah Tangga, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Keluhan Kesehatan.


(16)

ABSTRACT

Insecticides in vector control is needed because the disease infected by the vector can be found even claimed casualties. The use of insecticides in disease control should be easier, but in the end lead to effects on health. The insecticide has a high potential hazard for family there should be an insecticide treatment so that the negative impact of these insecticides with the emergence of user complaints on human health can be prevented.

This study aimed to describe the relationship between the characteristics, knowledge, attitudes, practice of housewives about the use and hazard potention of insecticides with health complaints in Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang on 2010.

This study was an analytic survey, population were all the housewives in Desa Rantau Panjang as many as 288 people and the total sample of 74 persons. Purposive sampling method with random sampling criteria were housewives who use insecticides. Data were analyzed using X2 test and exact fisher test at α=0,05.

The results showed that characteristics of housewives aged 19-45 years (79,7%), with a low educational level (87.8%), which does not work (70.3%), the interpretation of income <Rp 980 000 (70.3 %), duration of use of insecticides >2 years (66.2%), housewives who have a poor knowledge (68.9%), good attitude (55.4%), unfavorable practice (58.1%). Among others who had experienced health complaints 49 people (66.3%). Results of analysis showed no significant relationship between the variables of age (p=0.206) and the education variable (p=0,054) with health complaint. Analytical results of the others showed significant relationship between variable jobs (p=0.003), the income variable (p=0.003), while the variable use of insecticides (p=0,004) knowledge variable (p=0.000), attitude variable (p=0.000), the practice variable (0,000) with health complaints in Desa Rantau Panjang

Housewife at Rantau Panjang village were wished to usage PPE such as masks and hand gloves when sprayed the insecticides and washed their hand after usage the insecticides. And then before usage the insecticides were better read the procedure of use (labels) insecticides.

Key words: Insecticides, Housewife, Knowledge, Attitude, Practice, Health Complaints.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, keamanan dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang di tandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memilki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 1999).

Penyakit yang menular yang disebabkan oleh vektor hingga kini masih menjadi beban berat bagi sebagian besar negara tropis termasuk Indonesia. Penyakit-penyakit yang menular melalui vektor terutama karena gigitan nyamuk masih endemis di banyak daerah di Indonesia dan merenggut ribuan jiwa tiap tahun. Oleh karena itu, dibutuhkan alat atau bahan yang ampuh, aman dan murah (termasuk insektisida) yang dapat di pergunakan untuk mengendalikan vektor. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang konsumtif dalam penggunaan bahan kimia, maka banyak pihak yang salah kaprah tentang penggunaan insektisida.

Racun serangga (insektisida) dalam rumah tangga terdapat dalam beberapa sediaan yaitu berbentuk semprotan (cairan/aerosol), lotion, elektrik, kepingan dan lingkaran (biasanya dibakar). Racun pembasmi nyamuk memiliki resiko merusak kesehatan dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara: termakan atau


(18)

terminum bersama makanan atau minuman yang tercemar, dihirup dalam bentuk gas dan uap, termasuk yang langsung menuju paru-paru lalu masuk ke dalam aliran darah dan ada juga yang terserap melalui kulit dengan atau tanpa terlebih dahulu menyebabkan luka pada kulit (Raini, 2007).

Menurut Depkes RI (2008) ada tiga bahan aktif di dalam obat antinyamuk yaitu jenis dichlorvos, propoxur, pyrethroid, serta bahan kombinasi dari ketiganya.Propoxur atau racun pembasmi hama di Indonesia racun-racun tersebut dijual secara bebas kepada masyarakat luas yang awam akan pengertian bahaya bahan kimia dan pemerintah seperti menutup mata terhadap hal ini. Propoxur termasuk racun kelas menengah. Jika terhirup maupun terserap tubuh manusia dapat mengaburkan penglihatan, keringat berlebih, pusing, sakit kepala, dan badan lemah. Propoxur juga dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada saraf transmisi, dan berpengaruh buruk pada hati dan reproduksi.

Rantau Panjang merupakan daerah yang dekat dengan laut, dan di kelilingi oleh rawa-rawa, sehingga sangat potensial sebagai tempat berkembang biak nyamuk. Menurut data profil kesehatan Deli Serdang tahun 2008, annual malaria indeks di Kabupaten deli Serdang adalah13,24%.

Penggunaan insektisida yang seharusnya dapat mempermudah pengendalian penyakit malaria, namun pada akhirnya mengakibatkan efek terhadap kesehatan. Hal ini yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian tentang bahaya insektisida pada keluarga dengan judul penelitian yaitu “ Hubungan antara Karakteristik, Pengetahuan, sikap, tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya


(19)

insektisida dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.”

1.2. Perumusan Masalah

Pengaruh insektisida terhadap kesehatan begitu komplek dari satu sisi menguntungkan, tetapi disisi yang lain ternyata merugikan dan bahkan dapat merenggut korban jiwa. Permasalahan yang dapat diajukan yaitu hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya insektisida dengan keluhan kesehatan di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya Insektisida dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik ibu rumah tangga (umur, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan).

2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya insektisida.

3. Untuk mengetahui sikap ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya insektisida.


(20)

5. Untuk mengetahui keluhan kesehatan yang dirasakan masyarakat di Desa Rantau Panjang akibat pemakaian insektisida.

6. Untuk mengetahui hubungan karakterisitik ibu rumah tangga (umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan) dengan keluhan kesehatan

7. Untuk mengetahui lama memakai insektisida dengan keluhan kesehatan

8. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan keluhan kesehatan

9. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu rumah tangga dengan keluhan kesehatan 10. Untuk mengetahui hubungan tindakan ibu rumah tangga dengan keluhan

kesehatan

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang tentang pemaparan insektisida pada anggota keluarga dan diharapkan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan perhatian dan penyuluhan kepada anggota keluarga terkhusus ibu rumah tangga.

2. Bagi peneliti merupakan suatu kegiatan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan ke masyarakat mengenai bahaya insektisida.

3. Sebagai informasi kepada ibu rumah tangga tentang pemaparan insektisida pada tubuh anggota keluarganya, dengan harapan ibu rumah tangga dapat meminimalisir penggunaan insektisida yang bersifat kimia dan lebih memanfaatkan pembasmi vektor biologis serta menggunakan APD saat menggunakan insektisida.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Insektisida

Menurut Soemirat (2003), insektisida berasal dari bahasa latin insectum yang mempunyai arti potongan, keratan, atau segmen tubuh, seperti segmen yang ada pada tubuh serangga. Insektisida pada umumnya dapat menimbulkan efek terhadap sistem syaraf. Secara umum pengertian insektisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai vector yang secara langsung ataupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia (Munaf, 1995).

2.2. Klasifikasi Insektisida

2.2.1. Insektisida dapat diklasifikasikan berdasarkan rumus kimia :

1. Organoklorin, golongan ini terdiri atas ikatan karbon, klorin, dan hidrogen, Insektisida ini sedikit digunakan di negara berkembang karena secara kimia bahwa insektisida organoklor adalah senyawa yang tidak reaktif, memiliki sifat yang tahan atau persisten, baik dalam tubuh maupun dalam lingkungan memiliki kelarutan sangat tinggi dalam lemak dan memiliki kemampuan terdegradasi yang lambat. Contoh dari kelompok ini adalah DDT dan lindan. 2. Organofosfat, golongan ini terdiri dari ikatan karbon dan fosfatida

organofosfat sering disebut insektisida antikolinesterase karena mempunyai efek yang sama dalam sistem syaraf (perifer dan pusat).


(22)

3. Karbamat, keterangan sama dengan organofosfat, tapi keduanya mempunyai ikatan dan struktur kimia yang berbeda.

4. Piretroid

a. Piretroid Alam

Piretrum adalah insektisida alami, yang merupakan ekstrak dari bunga

Chrysantemum, Phyretrum cinerariaefollium (Dalmantian insect flower). Insektisida ini sudah lama dikenal dan sangat efektif.

b. PiretroidSintetik

Sintetis ester dapat dibagi menjadi dua sub golongan yang didasarkan pada struktur dan gejala keracunan. Yang pertama adalah tipe Alletrin, Tetrometrin, dan Phenotrin dimana efek yang dihasilkan meyerupai efek DDT. Tipe yang kedua adalah semua ester mengandung sianida, seperti

Fenvolerat, Deltametrin, dan Cifenometrin (Soemirat, 2003).

2.2.2. Berdasarkan bentuk fisiknya (Wudianto, 2001) Bentuk fisik insektisida dapat di bagi sebagai berikut: a. Bentuk padat

1. Dust (debu), 2. Bail,

3. Seed dressing.

b. Bentuk cair

1. Solution: larutan 2. Suspention: suspensi 3. Emultion: emulsi


(23)

4. Vapors: uap

c. Bentuk gas (Wudianto, 2001).

2.3. Penggunaan Insektisida dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan 2.3.1. Penggunaan Insektisida

Cara penggunaan insektisida yang tepat merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan pengendalian vektor. Walaupun jenis obatnya baik, namun karena penggunaannya tidak betul, maka menyebabkan sia-sianya penggunaan insektisida.

Hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan insektisida adalah ketepatan penggunaan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan sia-sianya penggunaan insektisida dan merusak lingkungan. Sedangkan dosis yang terlalu rendah akan menyebabkan vektor sasaran tidak mati sehingga mendorong timbulnya resistensi (Ware, 1982).

Menurut Munaf (1995) untuk menggunakan insektisida ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Sebelum menggunakannya bacalah label yang ada dikemasan. Jaga label jangan sampai rusak karena didalamnya terdapat informasi mengenai cara menggunakannya, penyimpanan, bahayanya dan pertolongan pertama jika terjadi keracunan serta informasi lainnya.

2. Insektisida hendaklah disimpan dengan aman (di tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak seperti dilemari yang terkunci atau tempat yang agak tinggi) sebelum dan setelah digunakan.


(24)

3. Jangan menyimpan dekat dengan bahan-bahan makanan dan minuman. Kontaminasi bahan kimia sering terjadi karena kelalaian, seperti meletakkan insektisida dengan bahan makanan dan juga langsung mengkonsumsi makanan tanpa cuci tangan terlebih dahulu setelah kontak dengan insektisida. Insektisida yang terdapat dalam bahan makanan dengan kadar yang berlebih akan bersifat toksik bagi manusia.

4. Simpan dalam wadah aslinya dan jangan di pindahkan ke dalam wadah lain terutama ke dalam wadah bekas makanan/minuman. Pastikan kemasan insektisida tertutup rapat dan disimpan tegak berdiri. Periksa secara berkala apakah ada retak, bocor, dan noda.

5. Gunakan insektisida dalam bentuk semprotan kurang lebih 1 jam sebelum tidur. Sebelum menggunakannya pastikan anak-anak tidak berada disekitar ruangan yang akan disemprot dan semua alat mainan disimpan ke tempat lain. 6. Pastikan obat nyamuk bakar digunakan dengan aman dan jauhkan dari bahan

yang mudah terbakar.

7. Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker.

8. Jangan semprotkan insektisida ke atas kasur atau tidur diatas kasur yang sudah disemprot.

9. Buanglah kemasan insektisida yang sudah tidak dipakai secara aman.

2.3.2. Pengaruh Insektisida Terhadap Kesehatan

Seorang yang terpapar insektisida dapat memperlihatkan lebih dari satu gejala penyakit. Beberapa gejala timbul langsung setelah seseorang terpapar, sementara


(25)

gejala lainnya tidak terlihat sampai beberapa jam, beberapa hari, bahkan sampai 2 tahun atau lebih (Soemirat, 2003).

Tanda-tanda keracunan insektisida adalah sebagai berikut : a. Bagian kepala : sakit kepala, masalah penglihatan, b. Bagian hidung : ingusan, mengeluarkan liur, c. Bagian dada : sulit bernapas, batuk,

d. Bagian kaki : kejang otot atau sakit, kedutan, e. Bagian perut : sakit, diare, mual, dan muntah,

f. Bagian kulit : gatal, ruam, bengkak, memerah, melepuh, terbakar. Sementara, dampak akibat paparan insektisida jangka panjang adalah penyakit kanker, gangguan fungsi sistem reproduksi, fungsi hati rusak, fungsi otak menurun.

Sakit kepala, masalah penglihatan, kejang otot, kedutan, kulit gatal, kulit ruam, kulit bengkak, kulit memerah, kulit melepuh, kulit terbakar merupakan dampak dari golongan organoklorin, sedangkan ingusan, mengeluarkan liur, sulit bernafas, batuk, diare, mual, dan muntah merupakan dampak dari golongan organoposfat.

2.4. Cara Masuk ke dalam Tubuh

1. Masuk melalui Mulut (oral)

Efek beracun dapat diakibatkan oleh ketidaksengajaan menelan material ini, eksperimen proses pencernaan dapat menghasilkan mual, muntah, kehilangan selera makan, kram abdominal, dan diare.


(26)

Ada beberapa bukti untuk menyatakan bahwa material ini dapat menyebabkan iritasi mata dan kerusakan pada beberapa individu. Kontak mata secara langsung bisa menghasilkan air mata, pelipatan pada kelopak mata, kontraksi atau pengucupan anak mata, kehilangan fokus, pengaburan penglihatan, dilasi atau pembesaran anak mata.

3. Melalui Kulit

Kontak antara kulit dengan material mungkin berbahaya, efek sistemik dapat terjadi bila material terserap. Bahan ini dianggap bersifat mengiritasi terhadap kulit. Rasa tidak nyaman dapat dihasilkan akibat pemaparan dalam waktu yang lama. Pemakaian insektisida yang baik seharusnya menggunakan sarung tangan untuk meminimalkan paparan terhadap kulit. Efek beracun bisa terjadi sebagai akibat penyerapan oleh kulit. Bagian yang terkena mungkin menyebabkan keluarnya keringat dan kekejangan otot.

4. Masuk melalui Hidung (inhalasi)

Material ini dianggap tidak menghasilkan iritasi pada pernapasan. Meskipun demikian penghirupan debu, atau uap terutama untuk periode yang cukup lama, dapat menghasilkan gangguan saluran pernapasan. Keracunan inhibitor kolinesterase menyebabkan gejala seperti gangguan pada dada dan sesak nafas (Munaf, 1995).

2.5. Gejala dan Pertolongan Pertama Keracunan 2.5.1. Gejala Keracunan


(27)

Keracunan ditandai dengan adanya iritasi dan kerusakan jaringan yang terkena pada keracunan lokal, dan jaringan yang dilewatinya terutama jaringan paru pada keracunan sistemik.

1. Saluran Pencernaan

Rasa terbakar pada mulut dan tenggorokan, mual, muntah, nyeri abdomen, diare

2. Mata

Gatal, rasa terbakar, mata berair, gangguan penglihatan/kabur, pupil dapat menyempit atau melebar.

3. Kulit

Rasa terbakar, iritasi, keringat berlebihan, bercak pada kulit. 4. Saluran Pernafasan

Batuk, nyeri dada dan sesak, susah bernafas dan nafas berbunyi /wheezing (Munaf, 1995).

2.5.2. Pertolongan Pertama keracunan

1. Apabila gejala keracunan mulai timbul dan gejala mulai dirasakan, segeralah berhenti kontak dengan paparan insektisida dan segera pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

2. Bila insektisida tertelan dan penderita sadar : segera lakukan induksi muntah yang dapat dilakukan dengan mengorek dinding belakang faring dengan jari atau dengan larutan garam dapur 1 sendok makan penuh dalam 1 gelas air


(28)

hangat. Induksi muntah tidak boleh dikerjakan bila penderita tidak sadar, karena bahaya terjadi aspirasi muntah ke paru-paru.

3. Bila terdapat henti napas, segera lakukan pernafasan buatan. Bersihkan mulut penderita dari air ludah, lendir atau makanan yang menyumbat jalan nafas. Bila Insektisida tertelan, jangan lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

4. Bila larutan insektisida mengenai kulit, pakaian yang terkena segera tanggalkan, dan kulit dicuci dengan sabun dan air yang banyak.

5. Bila larutan insektisida mengenai mata, segera cuci dengan banyak air selama 15 menit (Lubis, 2002).

2.5.3. Jenis dan Efek Samping Pemakaian Insektisida

a. Bakar : anti nyamuk bakar menghasilkan asap yang diyakini dapat mengusir nyamuk, namun disisi lain asap tersebut juga dapat meningkatkan kejadian ISPA, seperti batuk dan sesak pada anak.

b. Elektrik: elektrik memiliki efek yang hampir sama dengan antinyamuk bakar; menghasilkan asap, hanya saja tidak terlihat.

c. Semprot: menghasilkan partikel aerosol yang bersifat sebagai racun kontak bagi nyamuk.

d. Lotion: Lotion antinyamuk umumnya mengandung zat aktif Diethyltoluamide (DEET), yang berefek mengiritasi kulit dan berbahaya bila mengenai selaput lendir tubuh atau permukaan kulit yang terluka.


(29)

Prinsipnya semua insektisida memang mengandung zat kimia yang dapat menjadi racun sehingga diharapkan digunakan seminimal mungkin sesuai kebutuhan

(Donatus, 2001)

2.5.4. Dampak Insektisida di Lingkungan

Lingkungan paling banyak yang mengalami dampak insektisida adalah udara. Hal ini karena jenis insektisida yang digunakan seperti bakar, semprot, dan elektrik menghasilkan zat kimia yang disumbangkan ke udara, sehingga mutu dari udara itu menjadi turun. (Soemirat, 2003)

2.6. Tinjauan Tentang Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Perilaku manusia sangatlah kompleks dan memilki ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan dalam buku Notoatmodjo membagi perilaku itu dalam tiga domain (ranah/kawasan). Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri komponen kognitif, afektif, psikomotor. Dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain tersebut yaitu:

a. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).

b. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude)


(30)

Terbentuk suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada domain kognitif, dalam arti si subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada objek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek yang diketahui itu.

Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action), sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, di dalam kenyataannya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan dan sikap.

Menurut Ki Hajar Dewantoro tokoh pendidikan nasional kita dalam buku Notoatmodjo (2003) ketiga kawasan perilaku ini disebut cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi). Ketiga kemampuan tersebut harus dikembangkan sama-sama secara seimbang, sehingga terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya (harmonis).

Dalam bidang kesehatan, menurutmodel Lawrence W. Green (1980) dalam buku Nothoatmodjo (1993) terdapat dua faktor pokok yang berpengaruh, yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor non perilaku (non behaviour causes), sedangkan perilaku itu sendiri, khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni:

a. Faktor-faktor predisposing, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai-nilai dari seseorang.


(31)

b. Faktor-faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik (tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas kesehatan)

c. Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku dari petugas kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap dan tindakan dari orang tersebut

2.6.1. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) apa yang telah diketahui dalam kamus bahasa Indonesia di sebutkan bahwa pengetahuan atau tahu adalah mengerti sesudah melihat atau sesudah menyaksikan, mengalami, atau setelah diajari.

Menurut Notoatmodjo (1993) pengetahuan merupakan dominan yang paling penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) dan pengetahuan dapat diukur dengan wawancara, perilaku yang didasari dengan pengetahuan dan kesadaran akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan yang didalamnya mencakup 6 (enam) tingkatan (Nothoatmodjo, 1993).

1. Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang ytelah dipelajari sebelumnya

2. Memahami (Comprehention) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui


(32)

3. Aplikasi (Aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk mempergunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis (Analysis) diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek terhadap komponen-komponennya

5. Sintesis (Syntesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru

6. Evaluasi (Evaluation) hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatau materi atau objek

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara yang menyatakan tentang isi materi yang diukur dari objek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan tersebut di atas (Notoatmodjo, 1993).

2.6.2. Sikap

Menurut Notoatmodjo (1993) sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan lebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Menurut Newcomb yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993) bahwa sikap merupakan kesiapan seseorang untuk bertindak sebagai objek di lingkungan tertentu


(33)

sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Menurut Alport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok:

1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek,

2. Kehidupan emosional untuk evaluasi terhadap objek,

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek, secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.

2.6.3. Tindakan

Menurut Notoatmodjo (1993) tindakan adalah gerakan/perbuatan dari tubuh setelah mendapatkan rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkugan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.

Secara logis sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan, namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor pendukung dari berbagai


(34)

pihak. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap dan tindakan juga terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

1. Persepsi (perception) diartian mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil

2. Respon terpimpin (guide response) diartikan sebagai suatu urutan yang bena sesuai dengan contoh

3. Mekanisme (mechanism) diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara optimis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan

4. Adaptasi (adaptation) suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi keberadaan tindakan tersebut

Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung yakni mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmodjo, 1993).

2.7. Karakteristik Ibu


(35)

Seorang wanita akan mengakhiri remajanya pada umur 19 tahun. Ini artinya dia akan menginjak dewasa dan secara biologi adalah masa yang produktif. Masa produktif seorang wanita adalah sampai 45 tahun (Zulkifli, 1992).

b. Pendidikan

Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah di peroleh ditandai dengan adanya ijazah. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang dilalui (Notoadmojo, 1993).

Pendidikan adalah pendidikan yang diperoleh oleh seseorang pada periode waktu tertentu pada suatu instansi yang resmi disahkan oleh pemerintah untuk menyerenggarakan pendidikan tertentu yang ditandai dengan adanya ijazah setelah selesai pendidikan (Deliarno, 1995).

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian responden (Ibu rumah tangga).

d. Penghasilan

Penghasilan adalah besarnya pendapatan yang diperoleh dalam keluarga. Penghasilan dapat berarti juga jumlah uang yang didapat oleh seseorang dari hasil kerjanya setiap bulan (Notoadmojo, 1993).

Penghasilan dapat juga berarti pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota masyarakat selama satu periode tertentu dalam suatu negara tertentu tidak peduli


(36)

apakah itu memberikan kontribusi kerja atau tidak. Tingkat penghasilan adalah penghasilan perorangan/rumah tangga setelah dikurangkan pajak penghasilan dan merupakan penghasilan yang siap untuk dibelanjakan guna keperluan konsumsi yang diakui responden (Deliarno, 1995). Upah Minimim Kabupaten (UMK) Deli Serdang Tahun 2009 adalah Rp 980.000,- (UMK Deli Serdang, 2009).

2.8. Kerangka Konsep

Karakteristik

‐ Umur

‐ Pendidikan

‐ Pekerjaan

‐ Penghasilan

‐ Lama Memakai Insektisida

Keluhan Kesehatan Pengetahuan,

Sikap,dan Tindakan Ibu Rumah Tangga tentang penggunaan dan bahaya


(37)

2.9. Hipotesis Data

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut:

2. Ha: ada hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan tentang penggunaan dan bahaya insektisida pada rumah tangga dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

3. Ho: Tidak ada hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan tentang penggunaan dan bahaya insektisida pada rumah tangga dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah survai yang bersifat Analitik yaitu penelitian untuk melihat hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap dan tindakan tentang penggunaan dan bahaya insektisida pada rumah tangga dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi dilakukan di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Dimana Desa Rantau Panjang merupakan desa yang dekat dengan laut, dan dikelilingi oleh rawa-rawa, sehingga sangat potensial menjadi tempat berkembangbiak nyamuk, hal ini yang membuat masyarakat tidak dapat menghindari pemakaian insektisida. Selain itu, angka malaria indeks di Kabupaten Deli Serdang adalah sebesar 13,24 % (Profil Kesehatan Deli Serdang 2008).

3.2.2. Waktu Penelitian


(39)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Semua Ibu Rumah Tangga di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang adalah sebanyak 288 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara Purposive Sampling, populasi yang berjumlah 288 orang untuk desa Rantau Panjang, diambil secara acak agar setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus (Soekidjo, 2005).

) ( 1 N d2

N n

Keterangan :

N = Besar populasi n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

) 1 , 0 ( 288 1 288 2   n ) 01 , 0 ( 288 1 288   n

n = 74,22 n = 74 orang


(40)

Dengan menggunakan rumus tersebut maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 74 orang .

3.4. Teknik Pengambilan data 3.4.1. Data Primer

Data primer dilakukan dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data kependudukan yang di peroleh dari Kantor Kepala Desa dan Puskesmas Kecamatan Pantai Labu.

3.5. Aspek Pengukuran 1. Umur

Alat Pengumpul data : wawancara/pengamatan (kuesioner terlampir) Kategori :1. 19-45 tahun

2.> 45 tahun 2. Pendidikan

Alat pengumpulan data : wawancara/pengamatan (kuesioner terlampir) Kategori : 1. Rendah, jika tidak sekolah/tidak tamat

SD/tamat SLTP

2. Tinggi, jika tamat SLTA, tamat Akademi dan Perguruan Tinggi


(41)

3. Pekerjaan

Alat pengumpulan data : wawancara/pengamatan (kuesioner terlampir) Kategori 1. Bekerja : seperti wiraswasta, petani,

buruh

2.Tidak Bekerja: tidak memiliki pekerjaan 4. Penghasilan

Alat pengumpulan data : wawancara/pengamatan (kuesioner terlampir) Kategori : 1. Rendah : < Rp 980.000,-per bulan

2. Tinggi : > Rp 980.000,-per bulan 5. Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden. Kuesioner dibacakan kepada responden tanpa menunjukkan jawaban. Jawaban responden disesuaikan dengan jawaban kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Perhitungan skor berdasarkan jumlah jawaban responden yang sama dengan jawaban kuesioner. Adapun perhitungan skor pengetahuan adalah sebagai berikut :

1. Skor 0 : jika tidak ada jawaban yang benar atau tidak tahu. 2. Skor 1 : jika hanya 1 jawaban yang benar.

3. Skor 2 : jika sebanyak 2-3 pilihan dijawab benar oleh responden. 4. Skor 3 : jika dari seluruh pilihan dijawab benar oleh responden.

Untuk penilaian tingkat pengetahuan responden maka digunakan 10 pertanyaan kuesioner dengan total nilai maksimal 30. Berdasarkan skala Likert


(42)

a. Tingkat pengetahuan baik jika nilai skor responden ≥ 65% dengan rentang (20-30)

b. Tingkat pengetahuan kurang baik jika nilai skor responden < 65% dengan rentang (1-19)

6. Sikap

Perhitungan skor berdasarkan jumlah jawaban responden yang sama dengan jawaban kuesioner. Adapun perhitungan skor sikap adalah sebagai berikut :

1. Skor 0 : jika jawaban responden tidak sesuai dengan jawaban kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya

2. Skor 2 : jika responden menjawab setuju pada pertanyaan nomor 1,5,6,7,8,

dan tidak setuju untuk pertanyaan nomor 2,3,4,9,10.

Berdasarkan total nilai diperoleh dari 10 pertanyaan, maka total nilai maksimal adalah 20. Berdasarkan skala Likert (Notoatmodjo, 2003) sikap responden dikategorikan sebagai berikut :

a. Sikap baik jika nilai skor responden ≥ 65% dengan rentang (13-20) b. Sikap kurang baik jika nilai skor responden < 65% dengan rentang (1-12) 7. Tindakan

Berdasarkan total nilai diperoleh dari 10 pertanyaan, maka total nilai maksimal adalah 20. Berdasarkan skala Likert (Notoatmodjo, 2003) tindakan responden dikategorikan sebagai berikut :


(43)

b. Tindakan kurang baik jika nilai skor responden < 65% dengan rentang (1-6)

3.6. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan kesamaan pengertian dalam penelitian ini, maka konsep penelitian dijabarkan ke dalam defenisi operasional sebagai berikut :

1. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang dicapai oleh responden. 2. Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari responden untuk menghasilkan uang. 3. Penghasilan adalah banyaknya uang yang dihasilkan responden setiap bulan 4. Pengetahuan adalah tingkat ketahuan ibu rumah tangga mengenai insektisida

dan pengaruhnya terhadap kesehatan

5. Sikap adalah tingkat kepatuhan ibu rumah tangga terhadap alat pelindung diri dan tempat penyimpanan insektisida yang aman.

6. Tindakan adalah perbuatan ibu rumah tangga dalam menangani insektisida, alat pelindung diri yang digunakan, tempat penyimpanan insektisida, tempat berobat bila keracunan insektisida.

7. APD adalah alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pengguna insektisida, terdiri dari penutup mulut, sarung tangan.

8. Penataan pestisida adalah penempatan dan peletakan insektisida misalnya insektisida dipisahkan dengan alat-alat rumah tangga, dan jauh dari jangkauan anak-anak.


(44)

3.7. Analisis Data

Pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang. Data yang telah disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan Uji Chi Square dan Exact Fisher pada α=0,05 dengan mendeskripsikan masing-masing variabel yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisa untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap tindakan ibu rumah tangga dengan keluhan kesehatan dengan tingkat kepercayaan 95 %.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Rantau Panjang merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Adapun batas-batas wilayah Desa Rantau Panjang adalah:

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bagan Serdang

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kelambir

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Tuan

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pematang Diar

Luas wilayah 450 Ha dan 15 Ha diantaranya digenangi rawa-rawa. Jumlah penduduk di Desa Rantau Panjang secara keseluruhan sebanyak 1378 jiwa yang tersebar di 4 dusun. Dari seluruh `penduduk, jumlah penduduk laki-laki adalah sebanyak 649 jiwa dan perempuan sebanyak 729 jiwa.

4.2. Karakteristik Ibu Rumah Tangga

Karakteristik ibu rumah tangga yang menjadi sampel penelitian di Desa Rantau Panjang dapat dijelaskan berdasarkan:


(46)

4.2.1. Umur Responden

Rentang umur responden dalam penelitian ini mulai dari yang termuda 19 tahun dan tertua lebih dari 45 tahun

Tabel 4.1. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur di Desa Rantau Panjang Tahun 2010.

No Umur (tahun) Jumlah %

1 >45 15 20,3

2 19-45 59 79,7

Jumlah 74 100

Sesuai dengan Tabel 4.1 maka diperoleh distribusi ibu rumah tangga terbanyak yaitu pada umur 19-45 tahun 79,7 %.

4.2.2. Pendidikan Responden

Pendidikan ibu rumah tangga sangat bervariasi mulai dari tidak tamat SD sampai dengan tamat SMA.

Tabel 4.2. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah %

1

Rendah(Tidak tamat SD,

Tamat SD, Tamat SLTP ) 65 87,8

2

Tinggi(Tamat SLTA, Tamat Akademik, Tamat

Perguruan Tinggi)

9 12,2


(47)

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang berpendidikan rendah yaitu sebanyak 65 orang (87,8%).

4.2.3. Pekerjaan Responden

Distribusi Pekerjaan Responden di Desa Rantau panjang dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

No Pekerjaan Jumlah %

1 Tidak Bekerja 52 70,3

2 Bekerja 22 29,7

Jumlah 74 100

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden terbanyak tidak bekerja yaitu sebanyak 52 orang (70,3%).

4.2.4. Penghasilan Responden

Sesuai dengan UMK Deli Serdang tahun 2009, maka tingkat penghasilan dibagi menjadi dua yakni kurang dari Rp 980.000 dan lebih dari Rp 980.000.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

No Tingkat Penghasilan Jumlah %

1 Rendah(< Rp. 980.000) 52 70,3


(48)

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang berpenghasilan rendah yaitu sebanyak 52 orang (70,3%).

4.2.5. Lama Menggunakan Insektisida

Rentang penggunaan insektisida yaitu kurang dari atau sama dengan 2 tahun dan lebih dari 2 tahun.

Tabel 4.5. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Lama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

No

Lama Menggunakan

Insektisida Jumlah %

1 >2 tahun 49 66,2

2 ≤2 tahun 25 33,8

Jumlah 74 100

Sesuai dengan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa lamanya penggunaan insektisida oleh responden terbanyak yaitu > 2 tahun sebanyak 49 orang (66,2%).


(49)

4.3. Karakteristik Insektisida

Distribusi karakteristik insektisida dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6. Distribusi Jenis Insektisida yang digunakan Responden di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

No Formulasi Insektisida

Jenis Insektisida/Nama

Dagang Bahan Aktif Jumlah

Baygon Transflutrin 0,03% 36

Vape Metoflurin 0,06% 3

1 Bakar

Mayatok D-Alletrin 0,30% 47

Soffel Diethyltoluamide

13% 1

2 Lotion

Autan DEET 118,75 gr/l 2

Sipemetrin 0,01% Imiprotrin 0,05% 3 Semprot

Baygon

Transflutrin 0,06%

2 Plaretrin 13 gr/l

4 Elektrik Hit

D-Alletrin 0,01 gr/l 1

Sesuai dengan tabel diatas, dapat dilihat bahwa formulasi insektisida yang paling banyak digunakan adalah dalam bentuk bakar yang terdiri dari baygon, Vape, Mayatok sebanyak 69, lotion yang terdiri dari soffel dan Autan sebanyak 3, baygon dalam bentuk semprot sebanyak 4 sedangkan hit dalam bentuk elektrik sebanyak 1.

Sumber data yang diperoleh dari data primer(baygon, vape, mayatok, soffel, autan, baygon semprot, hit), dan data sekunder yaitu bahan aktif yang dikandung.


(50)

4.4. Tingkat Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan responden di Desa Rantau Panjang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Pengetahuan tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010 

No Indikator dan Jawaban Aspek Pengukuran Jumlah (orang) 1 Pengertian insektisida

Semua bahan baik kimiawi maupun nonkimiawi yang

digunakan untuk mencegah serangga 14

Semua bahan baik kimiawi maupun nonkimiawi yang

digunakan untuk menolak serangga -

Semua bahan baik kimiawi maupun nonkimiawi yang

digunakan untuk mengendalikan serangga -

Semua bahan baik kimiawi maupun nonkimiawi yang

digunakan untuk membunuh serangga 74

Tidak Tahu -

2 Cara Penggunaan insektisida

Semprot 23

Lotion 5

Elektik 2

Bakar 74

Tidak tahu -

3 Fungsi label pada kemasan insektisida

Sebagai informasi cara penggunaan 11

Informasi cara penyimpanan -

Informasi bahaya 11

Informasi pertolongan pertama jika terjadi keracunan -

Tidak tahu 52

4 Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan insektisida

Memperhatikan label yang terdapat pada kemasan -

Menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan

masker -

Menjauhkan obat nyamuk bakar dari bahan yang mudah


(51)

Menggunakan insektisida dalam bentuk semprotan kurang

lebih 1 jam sebelum tidur -

Tidak tahu 4

   

No Indikator dan Jawaban Aspek Pengukuran Jumlah (orang) 5 Tempat penyimpanan insektisida

Di dalam lemari yang dapat dikunci 65

Di gudang khusus penyimpanan insektisida 5

Di dalam wadah atau pembungkus asli yang tertutup rapat

dan tidak bocor 8

Jauh dari jangkauan anak-anak dan tempat makanan 21

Tidak tahu 2

6 Cara Insektisida masuk ke dalam tubuh

Melalui mulut -

Melalui mata -

Melalui kulit 5

Melalui pernafasan 66

Tidak Tahu 8

7 Gejala keracunan insektisida

Pusing-pusing 23

Mual -

Muntah -

Sukar bernafas/sesak nafas 54

Tidak Tahu 13

8 Penyakit akibat insektisida

Dapat menyebabkan gangguan pernafasan 66

Dapat menyebabkan gangguan pencernaan -

Dapat menyebabkan penyakit kanker -

Dapat mengiritasi kulit 7

Tidak tahu 9

9 Hal yang harus dilakukan jika terjadi keracunan insektisida

Berhenti kontak dengan insektisida 23

Bila insektisida tertelan segera dilakukan induksi muntah -

Bila larutan mengenai kulit sebaiknya kulit segera cuci


(52)

Bila larutan insektisida mengenai mata, segera dicuci

dengan banyak air selama 15 menit -

Tidak Tahu 35

10 Berobat kemana saja jika terjadi keracunan insektisida

Pergi berobat ke dokter -

Pergi berobat ke bidan 25

Pergi berobat ke puskesmas 60

Pergi berobat ke sarana kesehatan -

Tidak Tahu 8

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang pengertian insektisida, 74 responden menjawab insektisida adalah semua bahan baik kimiawi maupun nonkimiawi yang digunakan untuk membunuh serangga.Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang cara penggunaan insektisida, sebanyak 74 responden yang menjawab bakar dan 23 semprot. Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang fungsi label pada kemasan insektisida, sebanyak 52 responden menjawab tidak tahu. Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang tempat penyimpanan insektisida, sebanyak 70 responden menjawab menjauhkan insektisida dari bahan yang mudah terbakar/meledak. Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang cara masuk insektisida ke dalam tubuh, sebanyak 65 responden menjawab di dalam lemari yang dapat dikunci. Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang gejala keracunan insektisida, sebanyak 54 responden menjawab sukar bernafas/sesak nafas. Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang akibat keracunan insektisida, sebanyak 66 responden menjawab insektisida menyebabkan gangguan pernafasan. Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang hal yang harus dilakukan jika terjadi keracunan insektisida, responden yang menjawab tidak tahu sebanyak 35 orang. Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang tempat mendapatkan pelayanan kesehatan jika


(53)

terjadi keracunan insektisida, sebanyak 60 responden pergi berobat ke puskesmas dan bidan.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada indikator pengetahuan, maka variabel pengetahuan dapat dikategorikan baik dan kurang baik. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

No Tingkat Pengetahuan Jumlah %

1 Kurang Baik 51 68,9

2 Baik 23 31,1

Jumlah 74 100

Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden terbanyak memiliki tingkat pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 51 orang (68,9%).

4.5. Sikap Responden

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh gambaran tentang sikap responden di Desa Rantau Panjang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Sikap tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

Jawaban

Setuju Tidak Setuju

No Indikator Sikap

n % n %

1 Menggunakan insektisida buatan


(54)

alami

2 Baca label sebelum menggunakan

insektisida 65 87,84 9 12,16

3 Memakai APD (Alat Pelindung Diri)

saat menyemprot insektisida 68 91,89 6 8,11

4 Dengan pemakaian APD yang baik maka gangguan kesehatan/keracunan insektisida dapat dihindari

68 91,89 6 8,11

5 menggunakan insektisida dalam

bentuk semprotan kurang dari 1 jam

sebelum tidur. 43 58,1 31 41,89

Jawaban

Setuju Tidak Setuju

No Indikator Sikap

n % n %

6 Sekali-kali menggunakan bekas

wadah insektisida untuk tempat makanan atau minuman sekalipun untuk hewan pemeliharaan

1 1,36 73 98,64

7 Menyimpan insektisida dekat dengan bahan-bahan makanan dan

minuman. 3 4,05 71 95,95

8 Tidak mencuci tangan sesudah

menggunakan insektisida 7 9,46 67 90,54

9 Bila terjadi keracunan langsung

pergi ke pelayanan kesehatan 70 94,6 4 5,4

10 Apakah saudara setuju tentang

penyediaan P3K di rumah? 74 100 0 0

 

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, diketahui bahwa mayoritas responden (59,46%) menyatakan setuju menggunakan insektisida buatan lebih aman dari pada insektisida alami. Didapat pula bahwa mayoritas responden (87,84%) setuju harus membaca label sebelum menggunakan insektisida.Responden yang menyatakan setuju jika menggunakan insektisida harus menggunakan alat pelindung diri sebanyak 91,89%. Mayoritas responden (91,89%) menyatakan setuju dengan pemakaian APD yang baik maka gangguan kesehatan/keracunan


(55)

insektisida dapat dihindari. Responden yang menyatakan setuju menggunakan isnektisida dalam bentuk semprot kurang dari 1 jam sebelum tidur sebanyak 58,1%. Mayoritas responden tidak setuju jika sekali-kali menggunakan bekas wadah insektisida untuk tempat makanan dan minuman sekalipun untuk hewan pemeliharaan. Didapat pula mayoritas responden (95,95%) tidak setuju menyimpan insektisida dekat dengan bahan-bahan makanan dan minuman. Mayoritas responden (94,6%) setuju bila terjadi keracunan langsung pergi ke pelayanan kesehatan. Semua responden (100%) menyatakan setuju tentang penyediaan P3K di rumah.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada indikator sikap, maka variabel sikap dapat dikategorikan baik dan kurang baik. Hasil analisis dapat dilihatpada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

No Sikap Jumlah %

1 Kurang Baik 33 44,6

2 Baik 41 55,4

Jumlah 74 100

Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang memiliki sikap baik yaitu sebanyak 41 orang (55,4%).

4.6. Tindakan Responden

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh gambaran tentang tindakan responden di Desa Rantau Panjang adalah sebagai berikut


(56)

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Tindakan tentang Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

Jawaban

Ya Tidak 

No Indikator Tindakan

n % n  %

1 Membaca label sebelum menggunakan

insektisida 13 17,57 61  82.43

2 Mengikuti aturan pakai yang terdapat

pada label insektisida 13 17,57   61  82,43

3 Menggunakan insektisida alami 0 0  74  100 

4 Menggunakan APD pada saat

menangani insektisida 3 4.05  71  95.95 

Jawaban

Ya Tidak 

No Indikator Tindakan

n % n  %

5 Mencuci tangan setelah menggunakan

insektisida 71 95.95  3  4.05 

6 Apakah saudara menyimpan pestisida di

tempat khusus 63 85.14  11  14.86 

7 Menjauhkan insektisida dari jangkauan

anak-anak 74 100  0  0 

8 Menjauhkan wadah insektisida dari

tempat makanan atau minuman 73 98.65  1  1.35 

9 Menjauhkan insektisida dari

bahan-bahan yang mudah terbakar 73 98.65  `1  1.35 

10

Mempunyai obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di rumah

39 52.7  35  47.3 

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa, mayoritas responden yang tidak membaca label sebelum menggunakan insektisida sebanyak 82,43%. Didapat pula responden tidak mengikuti aturan pakai 82,43%. Semua responden (100%) tidak menggunakan insektisida alami. Responden yang tidak menggunakan APD saat


(57)

menggunakan insektisida sebanyak 95,95%. Mayoritas responden (95,95%) memcuci tangan setelah menggunakan insektisida. Responden yang menyimpan insektisida di tempat khusus sebanyak 85,14%. Didapat pula semua responden (100%) menjauhkan insektisida dari jangkauan anak-anak. Responden yang menjauhkan wadah insektisida dari tempat makanan atau minuman sebanyak 98,65%. Mayoritas responden menjauhkan insektisida (98,65%) dari bahan-bahan yang mudah terbakar. Hanya 52,7% responden yang mempunyai obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakan (P3K) di rumah.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada indikator tindakan, maka variabel tindakan dapat dikategorikan baik dan kurang baik. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

No Tindakan Jumlah %

1 Kurang Baik 43 58,1

2 Baik 31 41,9

Jumlah 74 100

Dari Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang memiliki tindakan kurang baik sebanyak 43 orang (58,1%).

4.7. Keluhan Kesehatan


(58)

Penggunaan insektisida yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak negatif salah satunya keluhan kesehatan.

Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Keluhan Kesehatan Selama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

No Keluhan Kesehatan Jumlah %

1 Ada 49 66,3

2 Tidak 25 33,7

Jumlah 74 100

Dari tabel 4.13 dapat dilihat yang mengalami keluhan kesehatan sebanyak 49 orang (66,3%).

2. Jenis Keluhan Yang Dirasakan Selama Menggunakan Insektisida

Dampak negatif penggunaan insektisida dapat menimbulkan berbagai jenis keluhan kesehatan, sehingga perlu pencegahan secara dini.

Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan yang Dirasakan Selama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Jumlah No Jenis Keluhan Kesehatan yang dirasakan

Ya % Tidak %

1 Sakit Kepala 33 44,6 41 55,4

2 Ingusan 4 5,4 70 94,6

3 Sulit Bernafas 36 48,6 38 51,4

4 Batuk 39 52,7 35 47,3


(59)

Tabel 4.14 dapat dilihat jenis keluhan kesehatan yang dirasakan responden selama menggunakan insektisida dari 49 responden adalah sakit kepala 44,6%, Ingusan 5,4%, Sulit Bernafas 48,6%, Batuk 52,7% dan Mual 2,7%.

3. Jenis Keluhan Kesehatan dan Bentuk Insektisida yang digunakan

Jenis keluhan kesehatan dan bentuk insektisida yang digunakan dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15 Tabel Jenis Keluhan Kesehatan yang Dirasakan dan Bentuk Insektisida yang Digunakan

No Jenis Keluhan Kesehatan

yang dirasakan Mayatok 

Baygon 

Bakar 

Baygon 

semprot  vape  Soffel  Hit 

1 Sakit Kepala 21  14  1  1   ‐  ‐  

2 Ingusan 1  1  ‐    ‐   ‐  ‐  

3 Sulit Bernafas 27  19   ‐  1   ‐  1 

4 Batuk 27  21   ‐  1   ‐  1 

5 Mual 5  4   ‐   ‐  1   ‐ 

Tabel 4.15 diketahui bahwa yang mengalami sakit kepala karena menggunakan mayatok sebesar 21, baygon bakar 14, baygon semprot 1, vape 1, yang ingusan karena menggunakan mayatok 1, baygon bakar 1, yang mengalami sulit bernafas karena menggunakan mayatok 27, baygon bakar 19, vape 1, hit 1, yang mengalami batuk karena menggunakan mayatok 27, baygon bakar 21, vape 1, hit


(60)

1, yang mengalami mual karena menggunakan mayatok 5, baygon bakar 4, soffel 1.

4.8. Hubungan Karakteristik Responden dengan Keluhan Kesehatan

Analisis dengan menggunakan uji chi square antara variabel independen (umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan lama memakai insektisida oleh ibu rumah tangga) dengan variabel dependen (keluhan kesehatan).

4.8.1. Hubungan Umur Responden dengan Keluhan Kesehatan

Analisis dengan menggunakan uji chi square antara variabel independen (umur ibu rumah tangga) dengan variabel dependen (keluhan kesehatan). Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.16. Tabulasi Silang Umur Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Keluhan Kesehatan No Umur

Ada Keluhan

%

Tidak Ada

Keluhan %

1 >45 12 16,22 3 4,05

2 19-45 37 50,08 22 29,65

Jumlah 49 66,3 25 33,7

P=0.206

Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa reponden umur 19-45 yang mengalami keluhan kesehatan sebanyak 37 orang (50,08%).


(61)

Dari uji chi-square yang dilakukan diperoleh p>0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan keluhan kesehatan responden.

4.8.2. Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Keluhan Kesehatan

Analisis dengan menggunakan uji exact fisher antara variabel independen (pendidikan ibu rumah tangga) dengan variabel dependen (keluhan kesehatan). Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.17. Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tindakan No Tingkat Pendidikan

Kurang Baik

% Baik %

1

Rendah(Tidak tamat SD,

tamat SD, Tamat SLTP ) 41 55,5 24 32,5

2

Tinggi(Tamat SLTA, tamat Akademik, tamat Perguruan Tinggi)

2 4,05 7 9,5

Jumlah 43 59,55 25 40,45

P=0,054

Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai tingkat pendidikan rendah dan tindakan kurang baik sebanyak 41 orang (55,5%).

Dari uji exact fisher yang dilakukan diperoleh p<0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan keluhan kesehatan.


(62)

4.8.3. Hubungan Pekerjaan Responden dengan Tindakan

Analisis dengan menggunakan uji chi square antara variabel independen (pekerjaan oleh ibu rumah tangga) dengan variabel dependen (keluhan kesehatan). Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.18. Tabulasi Silang Pekerjaan Responden dengan Tindakan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tindakan No Pekerjaan

Kurang Baik % Baik %

1 Tidak Bekerja 35 47,3 17 23

4 Bekerja 8 10,8 14 18,9

Jumlah 49 58,1 25 41,9

P=0,003

Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa responden yang tidak bekerja dan mempunyai tindakan kurang baik sebanyak 35 orang (47,3%).

Dari uji chi-square yang dilakukan diperoleh p<0,05 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan keluhan kesehatan.

4.8.4. Hubungan Penghasilan Responden dengan Tindakan

Analisis dengan menggunakan uji chi-square antara variabel independen (penghasilan ibu rumah tangga) dengan variabel dependen (keluhan kesehatan). Hasil analisi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.19. Tabulasi Silang Penghasilan Responden dengan Tindakan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010


(63)

Tindakan No Penghasilan

Kurang Baik % Baik %

1 Rendah(<Rp 980.000) 36 48,6 16 21,6

2 Tinggi(>Rp. 980.000) 7 9,5 15 20,3

Jumlah 43 58,1 25 41,9

P=0,003

Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai penghasilan rendah dan mempunyai tindakan kurang baik sebanyak 36 orang (48,6%).

Dari uji chi-square yang dilakukan diperoleh p<0,05 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan tindakan responden

4.8.5. Hubungan Lama Memakai Insektisida Responden dengan Keluhan Kesehatan

Analisis dengan menggunakan uji chi square antara variabel independen (lama memakai insektisida oleh ibu rumah tangga) dengan variabel dependen (keluhan kesehatan). Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.20. Tabulasi Silang Lama Menggunakan Insektisida dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Keluhan Kesehatan No Lama Menggunakan

Insektisida Ada Keluhan % Tidak Ada Keluhan %

1 >2 tahun 38 51,4 11 14,9

2 ≤2 tahun 11 14,9 14 18,8

Jumlah 49 66,3 25 33,7

P=0,004

Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa responden yang menggunakan insektisida >2 tahun yang mengalami keluhan kesehatan sebanyak 38 orang (51,4%), sedangkan


(64)

responden yang menggunakan insektisida ≤2 tahun yang mengalami keluhan kesehatan 11 orang (14,9%).

Dari uji chi-square yang dilakukan diperoleh p<0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama menggunakan insektisida dengan keluhan kesehatan responden.

4.9. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Kesehatan

Analisis dengan menggunakan uji chi square antara variabel independen (tingkat pengetahuan) dengan variabel dependen (keluhan kesehatan). Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.21. Tabulasi Silang Tingkat Pangetahuan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010

Tindakan No

Tingkat Pengetahuan Kurang Baik % Baik %

1 Kurang Baik 35 47,3 16 21,6

2 Baik 8 10,8 15 20,3

Jumlah 43 58,1 25 41,9

P=0,000

Dari tabel 4.21 dapat diketahui bahwa responden pada tingkat pengetahuan kurang baik dan mempunyai tindakan kurang baiks ebanyak 35 orang (47,3%)

Dari uji chi-square yang dilakukan diperoleh p<0,05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan menggunakan insektisida dengan keluhan kesehatan.


(1)

pendidikan responden * keluhan kesehatan Crosstabulation

46 19 65

43.0 22.0 65.0

70.8% 29.2% 100.0%

3 6 9

6.0 3.0 9.0

33.3% 66.7% 100.0%

49 25 74

49.0 25.0 74.0

66.2% 33.8% 100.0% Count

Expected Count % within pendidikan responden

Count

Expected Count % within pendidikan responden

Count

Expected Count % within pendidikan responden

Rendah

Tinggi pendidikan

responden

Total

Ada Tidak ada keluhan kesehatan

Total

Chi-Square Tests

4.953b 1 .026

3.420 1 .064

4.656 1 .031

.054 .035

4.886 1 .027

74 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.04.

b.

Risk Estimate

4.842 1.096 21.386

2.123 .832 5.419

.438 .241 .797

74 Odds Ratio for

pendidikan responden (Rendah / Tinggi) For cohort keluhan kesehatan = Ada For cohort keluhan kesehatan = Tidak ada N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence Interval


(2)

Pekerjaan * Keluhan Kesehatan

Case Processing Summary

74 100.0% 0 .0% 74 100.0%

pekerjaan responden * keluhan kesehatan

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

pekerjaan responden * keluhan kesehatan Crosstabulation Count

40 12 52

9 13 22

49 25 74

Tidak bekerja Bekerja pekerjaan responden

Total

Ada Tidak ada keluhan kesehatan

Total

Chi-Square Tests

8.963b 1 .003

7.426 1 .006

8.711 1 .003

.006 .004

8.842 1 .003

74 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.43.

b.

Penghasilan * Keluhan Kesehatan

Case Processing Summary

74 100.0% 0 .0% 74 100.0%

penghasilan responden * keluhan kesehatan

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total


(3)

penghasilan responden * keluhan kesehatan Crosstabulation Count

40 12 52

9 13 22

49 25 74

Rendah Tinggi penghasilan

responden Total

Ada Tidak ada keluhan kesehatan

Total

Chi-Square Tests

8.963b 1 .003

7.426 1 .006

8.711 1 .003

.006 .004

8.842 1 .003

74 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.43.

b.

Lama Memakai Insektisida * Keluhan Kesehatan

Case Processing Summary

74 100.0% 0 .0% 74 100.0%

lama memakai insektisida * keluhan kesehatan

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

lama memakai insektisida * keluhan kesehatan Crosstabulation Count

38 11 49

11 14 25

49 25 74

Lama Singkat lama memakai

insektisida Total

Ada Tidak ada keluhan kesehatan


(4)

Chi-Square Tests

8.330b 1 .004

6.898 1 .009

8.175 1 .004

.008 .005

8.217 1 .004

74 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.45.

b.

Pengetahuan * Keluhan Kesehatan

Case Processing Summary

74 100.0% 0 .0% 74 100.0%

Pengetahuan kategorik * keluhan kesehatan

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Chi-Square Tests

14.740b 1 .000

12.772 1 .000

14.458 1 .000

.000 .000

14.541 1 .000

74 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.77.


(5)

Sikap * Keluhan Kesehatan

Case Processing Summary

74 100.0% 0 .0% 74 100.0%

sikap kategorik * keluhan kesehatan

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

sikap kategorik * keluhan kesehatan Crosstabulation

33 0 33

21.9 11.1 33.0

100.0% .0% 100.0%

16 25 41

27.1 13.9 41.0

39.0% 61.0% 100.0%

49 25 74

49.0 25.0 74.0

66.2% 33.8% 100.0% Count

Expected Count % within sikap kategorik Count

Expected Count % within sikap kategorik Count

Expected Count % within sikap kategorik Kurang baik

Baik sikap kategorik

Total

Ada Tidak ada keluhan kesehatan

Total

Chi-Square Tests

30.388b 1 .000

27.724 1 .000

39.813 1 .000

.000 .000

29.978 1 .000

74 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.15.

b.

Risk Estimate

2.563 1.748 3.757

74 For cohort keluhan

kesehatan = Ada N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence Interval


(6)

Tindakan * Keluhan Kesehatan

Case Processing Summary

74 100.0% 0 .0% 74 100.0%

tindakan kategorik * keluhan kesehatan

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

tindakan kategorik * keluhan kesehatan Crosstabulation Count

39 4 43

10 21 31

49 25 74

Kurang baik Baik tindakan kategorik Total

Ada Tidak ada keluhan kesehatan

Total

Chi-Square Tests

27.500b 1 .000

24.950 1 .000

29.059 1 .000

.000 .000

27.129 1 .000

74 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.47.